Distribusi Produktivitas Kerja Analisis Univariat
18
Tabel 19. Distribusi Produktivitas Kerja menurut Asupan Protein
Kategori Asupan Protein
Produktivitas Kerja Jumlah
Rendah Tinggi
n n
n
Kurang 10
34,5 19
65,5 29
100 Baik
2 18,2
9 81,8
11 100
Lebih 3
60 2
40 5
100
Tabel 19 menunjukkan bahwa responden dengan asupan protein baik sebanyak 81,8 cenderung memiliki produktivitas tinggi, sedangkan responden
dengan asupan protein lebih sebanyak 60 cenderung memiliki produktivitas rendah. Asupan protein responden yang kurang karena umumnya responden
hanya mengkonsumsi lauk yang berasal protein nabati saja seperti tahu dan tempe dan 55 responden dalam sekali makan jarang mengkonsumsi makanan sumber
protein hewani. Hasil analisis hubungan antara asupan protein dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Hasil Uji Hubungan antara Asupan Protein dengan Produktivitas Kerja
Variabel Min
Max Median
p
Asupan Protein 46,42
140 70,10
0,988 Produktivitas Kerja
30,00 40,00
35,00
Tabel 20 menunjukkan bahwa nilai median asupan protein dan produktivitas kerja adalah 70,10 dan 35,00 kg. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan
uji
Rank Spearman
diperoleh nilai p=0,988 hal ini menunjukkan bahwa p0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara asupan protein dengan produktivitas kerja
pada tenaga kerja wanita di PT. Hanil Indonesia Nepen Teras Boyolali. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aziiza 2008 dan Kartika 2015 yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara asupan protein dengan produktivitas kerja.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti saat melakukan penelitian, tidak adanya hubungan asupan protein dengan poduktivitaskerja
karena pemilihan makanan yang kurang beragam dimana sebesar 30 respondenmengkonsumsinasi dengan porsi besar, namun tidak diimbangi dengan
konsumsi lauk pauk dan jumlah dari jenis makanan khususnya lauk hewani sebesar 40 belum mencukupi kebutuhan gizi. Selain itu beberapa responden
19
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi jenis lauk-pauk yang sama dari makan pagi hingga makan malam, sehingga kurang variasinya bahan makanan sumber protein
hewani dan nabati. Tenaga kerja yang mengkonsumsi makanan yang cukup, baik kualitas dan
kuantitas makanan akan memperoleh energi yang cukup sehingga memungkinkan bekerja dengan produktif Moehji, 2009. Protein berfungsi sebagai bahan bakar
apabila keperluan energi tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Fungsi utama protein bagi tubuh adalah untuk membentuk jaringan baru,
mempertahankan jaringan yang telah ada, mengganti jaringan dan sel tubuh yang rusak serta berperan dalam imunitas tubuh Winarno, 1997. Hal ini dinyatakan
bahwa sumber utama energi bukanlah dari protein, oleh karena itu pekerja yang telah mencukupi asupan energinya akan tetap produktif dalam bekerja walaupun
asupan protein masih tergolong kurang.