Kerangka Penelitian Kebun Binatang

1.2.3 Kerangka Penelitian

Ruang terbuka hijau menurut Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang adalah area memanjang atau jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka sebagai tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah ataupun sengaja ditanam. Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan yang tipikal, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus migrasi desa ke kota dan urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota makin berat. Jumlah penduduk perkotaan yang tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota. Perubahan lahan yang terjadi di Kecamatan Tegalrejo dan Kecamatan Wirobrajan Kota Yogyakarta terlihat dengan semakin meningkatnya lahan terbangun serta pertumbuhan penduduk, sehingga mengurangi proporsi ruang terbuka hijau. Adanya pertambahan penduduk dan meningkatnya kebutuhan ruang dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh aktivitas fisik, sosial, ekonomi maka akan memberikan implikasi terhadap kawasan perkotaan tersebut. Pesatnya pembangunan gedung yang berlangsung di Kota Yogyakarta beberapa tahun terakhir membuat keberadaan Ruang Terbuka Hijau RTH publik semakin dibutuhkan, baik dari segi ekologis maupun sosialnya. Analisis perubahan penggunaan lahan ruang terbuka hijau perlu dipertimbangkan sebab semakin berkurangnya lahan ruang terbuka dengan adanya alihfungsi lahan dan aktivitas ekonomi masyarakat, sehingga menyebabkan pembangunan yang dapat mengurangi ketersediaan lahan ruang terbuka hijau. Gambar 1.2. Kerangka Pemikiran Citra Quickbird Citra Penggunaan Lahan Ruang Terbuka Hijau Tahun 2007-2013 Citra quickbird merupakan Analisis Perubahan lahan dan Pola Perubahan Lahan Ruang Terbuka Hijau Tahun 2007-2017 Citra quickbird merupakan salah satu Peta Perubahan Lahan Ruang Terbuka Hijau Tahun 2007-2017 dan Matriks Pola Perubahan Lahan Ruang Terbuka Hijau

1.3 Metode Penelitian