PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA)

(1)

INFLUENCE OF FINANCIAL PERFORMANCE ON FIRM VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE AS MODERATING VARIABLE (Empirical Study at Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock

Exchange)

Oleh

RATRI WERDI ERDIANTY 20120410371

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

INFLUENCE OF FINANCIAL PERFORMANCE ON FIRM VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE AS MODERATING VARIABLE (Empirical Study at Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock

Exchange)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Progam Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :

RATRI WERDI ERDIANTY 20120410371

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

INFLUENCE OF FINANCIAL PERFORMANCE ON FIRM VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE AS MODERATING VARIABLE (Empirical Study at Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock

Exchange)

Diajukan Oleh

RATRI WERDI ERDIANTY 20120410371

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Pembimbing

M. Imam Bintoro, SE., M.Si., FIN. Tanggal: 09 Mei 2016 19711217200024143072


(4)

iii

INFLUENCE OF FINANCIAL PERFORMANCE ON FIRM VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND GOOD CORPORATE GOVERNANCE AS MODERATING VARIABLE

Diajukan oleh

RATRI WERDI ERDIANTY 20120410371

Skripsi ini Telah dipertahankan dan disahkan di depan Dewan Penguji Progam Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal 27 Mei 2016

Yang Terdiri dari

Dr. Arni Surwanti, M.Si Ketua Tim Penguji

Lela Hindasah, SE., M. Si. M. Imam Bintoro, SE., M.Si., FIN. Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dewan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr. Nano Prawoto, SE., MSi NIK 19660604199202 143 016


(5)

iv Nama : Ratri Werdi Erdianty Nomor mahasiswa : 20120410371

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).” Tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 09 Mei 2016


(6)

v

Sesungguhnya

sesudah

kesulitan

itu

ada

kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari

suatu urusan) kerjakan dengan sesungguhnya

(urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah

hendaknya kamu berharap” (Al

-Insyirah: 6-8)

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib

suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang

mengubah apa yang ada pada diri mereka”

(QS Ar

Ra’du : 11)

Everything will be okay in the end. If it’s not okay,


(7)

vi

Bismillahirahmanirohim...

Kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya serta kelancaran sehingga skripsi ini bisa saya susun sampai selesai

Dan skripsi ini akan saya persembahkan kepada:

1. Kepada kedua orang tuaku ayah Yudhi Artadi (Alm) dan mama Erlinawaty yang selalu menjadi penyemangat, yang tidak pernah putus mendoakan saya hingga bisa menyelesaikan pendidikan dan selalu ada disetiap saat. 2. Keluarga tercinta yaitu yangti, yangkung, om, tante, pakde,

bude,dan sepupu-sepupu tercinta yang selalu menyemangati dan mendukung saya sampai saat ini.

3. Buat Anggara Arfan yang selalu memberikan supportnya dan rela meminjamkan laptopnya untuk saya mengerjakan skripsi ini

4. Untuk dosen pembimbing bapak Imam Bintoro yang mau memberikan waktu dan membagi ilmu untuk menyusun skripsi ini.

5. Para pejuang skripsi yang tidak pernah lelah, selalu saling menyemangati dan menghibur dan selalu sabar menjalani bersama-sama dibawah bimbingan pak Imam. Kalian The best lah Indah, Tata, Allan, Fathah.


(8)

vii

7. Teman-Teman Manajemen J 2012, terimakasih atas ilmu dan pengalaman yang sudah kalian kasih selama kuliah ini. 8. Khusus untuk Tim Hore Allan, Indah, Tata, Eih, Uli, Fian,

Wawan, Farid, Fathah, Femi, Memei, Syabu, Badru, Biko terimakasih untuk semua hiburan dan pengalaman yang kalian berikan selama merantau ini, sukses for us.

9. Teman-teman KKN 96 terimaksih untuk pelajaran hidup dan kekeluargaan kalian.

10. Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada dosen- dosen UMY yang telah memberikan ilmu yang sangat berguuna.


(9)

viii

perusahaan dengan corporate social responsibility dan good corporate responsibility sebagai variabel pemoderasi. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh jumlah 21 perusahaan dengan data observasi sebanyak 130 perusahaan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kinerja keuangan (yang diproksikan dengan ROA) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, kinerja keuangan yang dimoderasi corporate social responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan kinerja keuangan yang dimoderasi oleh good corporate responsibility (yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci : kinerja keuangan, return on asset (ROA), corporate social responsibility (CSR), kepemilikan manajerial, dan nilai perusahaan


(10)

ix

firm value with corporate social responsibility and good corporate responsibility as moderating variable. The object on his research is manufacturing companies was listed in Indonesian Stock Exchange in 2010-2014. This research used purposive sampling, and getting 21 companies with 130 observed data. The data analysis was conducted by using multiple regresion analysis.

The results after analysis is financial performance (with ROA proxy) has not influence to firm value, financial performance with corporate social responsibility as moderating variable has positive influence to firm value. Meanwhile financial performance with good corporate responsibility (with management ownership proxy) as moderating variable has not influence to firm value.

Key words : financial performance, return on asset (ROA), corporate social responsibility (CSR), management ownership, and firm value


(11)

x

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga akhirnya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu dan tanpa ada halangan yang berarti. Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi inspirasi sekaligus tauladan bagi kita umatnya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi yang berjudul

“PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL

PEMODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” ini bisa terselesaikan tepat waktu berkat dorongan dan bantuan yang tulus ikhlas dari berbagai pihak.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyusun skripsi

2. Bapak Dr Nano Prawoto, SE,MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammdiyah Yogyakarta

3. Ibu Retno Widowati PA, MSi, PhD selaku Kepala Prodi Manajemen 4. Ibu Lela Hindasah,SE.,MSi selaku Kepala Lab Manajemen


(12)

xi

memberikan bantuan ilmunya, semoga apa yang telah diberikan mampu mendorong kemajuan dan kesuksesan penulis

7. Seluruh karyawan UMY yang telah memberikan bantuan dan pelayanan akademik bagi penulis mulai dari awal kuliah hingga akhir kuliah

8. Perpustakaan UMY, tempat penulis mendapatkan reverensi dan inspirasi 9. Pojok BEI UMY yang telah menyediakan data-datanya untuk penyusunan

skripsi

Penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran untuk membangun kesempurnaan skripsi ini sangat diharapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pribadi khususnya serta para pembaca dan pihak lain.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta,


(13)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ...viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. . Latar Belakang ... 1

B. . Rumusan Masalah ... 7

C. . Tujuan ... 8

D. . Manfaat ... 8


(14)

xiii

2. Kinerja Keuangan ... 11

3. Corporate Social Responsibility ... 15

4. Stakeholder Theory ... 17

5. Signaling Theory ... 19

6. Agency Theory ... 19

7. Good Corporate Governance ... 21

B. Peneliti Terdahulu ... 24

C. Hipotesis ... 25

D. . Model Penelitian ... 30

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 31

A. . Objek Penelitian ... 31

B. Teknik Pengumpulan Data ... 31

C. Jenis Data ... 32

D. . Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Definisi Operasional Variabel ... 32

F. Alat Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40


(15)

xiv

E. . Pembahasan ... 58

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 63

A. Simpulan ... 63

B. Saran ... 64

C. Keterbatas Penelitian ... 65 DAFTAR PUSTAKA


(16)

xv

Tabel 4.2 Analisis Statistik Deskritif ... 42

Tabel 4.3 Uji Normalitas ... 44

Tabel 4.4 Uji Multikolonearitas ... 45

Tabel 4.5 Uji Heteroskedastsitasi ... 46

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ... 47

Table 4.7 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 49

Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 53

Tabel 4.9 Hasil Uji F ... 54


(17)

(18)

(19)

(20)

perusahaan dengan corporate social responsibility dan good corporate responsibility sebagai variabel pemoderasi. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh jumlah 21 perusahaan dengan data observasi sebanyak 130 perusahaan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kinerja keuangan (yang diproksikan dengan ROA) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, kinerja keuangan yang dimoderasi corporate social responsibility (CSR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan kinerja keuangan yang dimoderasi oleh good corporate responsibility (yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci : kinerja keuangan, return on asset (ROA), corporate social responsibility (CSR), kepemilikan manajerial, dan nilai perusahaan


(21)

firm value with corporate social responsibility and good corporate responsibility as moderating variable. The object on his research is manufacturing companies was listed in Indonesian Stock Exchange in 2010-2014. This research used purposive sampling, and getting 21 companies with 130 observed data. The data analysis was conducted by using multiple regresion analysis.

The results after analysis is financial performance (with ROA proxy) has not influence to firm value, financial performance with corporate social responsibility as moderating variable has positive influence to firm value. Meanwhile financial performance with good corporate responsibility (with management ownership proxy) as moderating variable has not influence to firm value.

Key words : financial performance, return on asset (ROA), corporate social responsibility (CSR), management ownership, and firm value


(22)

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga akhirnya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu dan tanpa ada halangan yang berarti. Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi inspirasi sekaligus tauladan bagi kita umatnya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi yang berjudul

“PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL

PEMODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” ini bisa terselesaikan tepat waktu berkat dorongan dan bantuan yang tulus ikhlas dari berbagai pihak.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyusun skripsi

2. Bapak Dr Nano Prawoto, SE,MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammdiyah Yogyakarta

3. Ibu Retno Widowati PA, MSi, PhD selaku Kepala Prodi Manajemen 4. Ibu Lela Hindasah,SE.,MSi selaku Kepala Lab Manajemen


(23)

memberikan bantuan ilmunya, semoga apa yang telah diberikan mampu mendorong kemajuan dan kesuksesan penulis

7. Seluruh karyawan UMY yang telah memberikan bantuan dan pelayanan akademik bagi penulis mulai dari awal kuliah hingga akhir kuliah

8. Perpustakaan UMY, tempat penulis mendapatkan reverensi dan inspirasi 9. Pojok BEI UMY yang telah menyediakan data-datanya untuk penyusunan

skripsi

Penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran untuk membangun kesempurnaan skripsi ini sangat diharapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pribadi khususnya serta para pembaca dan pihak lain.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta,


(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa globalisasi ini, perkembangan dunia bisnis berkembang dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perkembangan pengetahuan dan perkembangan informasi yang sangat pesat. Perkembangan saat ini juga diiringi dengan ketatnya persaingan bisnis. Dari persaingan ini harus diimbangi dengan pemikiran yang kritis dan pemanfaatan sumber daya yang baik. Dengan demikian perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain baik dalam negeri maupun luar negeri.

Perusahaan yang dapat dinilai baik adalah perusahaan yang dapat menyajikan laporan keuangan dengan baik. Dalam laporan keuangan tersebut dapat tercemin bagaimana kondisi perusahaan saat ini. Maka dari itu pengelolaan laporan keuangan harus diperhatikan karena masalah keuangan sangatlah penting bagi keberlangsungan kehidupan perusahaan. Dengan laporan keuangan perusahaan tersebut, investor dapat memperoleh data mengenai Earning Per Share (EPS), Price Earning ratio (PER), Return On Equity (ROE), Financial Leverage (FL), Debt To Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA). Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan pemegang


(25)

saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Brigham & Housten, 2001 dalam Almilia dan Silvi, 2006).

Berdasarkan penjabaran tersersebut, maka perusahaan harus memperkuat faktor internal agar dapat tetap berkembang dan bertahan. Salah satu faktor internalnya adalah perusahaan dapat melakukan pembenahan dalam manajemen untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi kerja atau melaksanakan ekspansi usaha dalam rangka mengoptimalkan pangsa pasar yang berpotensi serta memperoleh nilai perusahaan yang tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut.

Nilai perusahaan adalah hal penting dalam perusahaan karena berkaitan dengan kesejahteraan para pemegang saham. Nilai perusahaan sangat penting karena tujuan yang ingin dicapai manajemen keuangan adalah memaksimisasi nilai perusahaan, jika perusahaan berjalan dengan baik, maka nilai perusahaan akan meningkat atau dapat dikatakan memaksimisasi harga saham (Weston & Copeland, 1991).

Salah satu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan adalah hasil banyak keputusan yang dibuat secara terus-menerus oleh pihak manajemen perusahaan untuk men-capai suatu tujuan tertentu secara efektif dan efisien (Anwar et al., 2010). Banyak hal yang menjadi tolak ukur kinerja suatu perusahaan, contohnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba merupakan


(26)

elemen dalam menciptakan nilai perusahaan karena penilaian prestasi perusahaan dlilihat dari kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba. Hubungan signifikan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan akan terlihat jika melihat tujuan utama setiap perusahaan yaitu untuk memperoleh laba yang maksimal dimana dengan adanya peningkatan laba menunjukkan bahwa kinerja keuangan sebuah perusahaan mengalami peningkatan (Chandra, 2010).

Return On Asset (ROA) sebagai pengukur kinerja keuangan. ROA adalah rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto (Riyanto, 2001). ROA sebagai alat ukur yang digunakan pada kinerja keuangan. Pengaruh nilai perusahaan yang biasanya dipengaruhi oleh kinerja keuangan bisa terlihat pada salah satu rasionya yaitu profitabilitas.

Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan dalam hal ini return on asset (ROA) terhadap nilai perusahaan sudah banyak dilakukan dan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Menurut Hermawati (2012), kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal itu membuktikan bahwa ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Yuniasih dan Wirakusumah, (2007) bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sementara itu menurut Carningsih (2012), menemukan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap Nilai perusahaan.


(27)

Terjadinya ketidak konsistenan yang terdapat pada penelitian tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan ini diduga dipengaruhi oleh adanya faktor lain. Faktor lain yang di duga ikut mempengaruhi adalah corporate social responsibility (CSR) dan good corporate governance (GCG). Oleh karena itu dalam penelitian ini memasukkan corporate social responsibility (CSR) dan good corporate governance (GCG) sebagai variabel moderasi yang diduga ikut memperkuat atau memperlemah pengaruh tersebut.

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu informasi yang harus tercantum di dalam laporan tahunan perusahaan seperti yang diatur dalam UU RI No. 40 Tahun 2007 tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan yang mewajibkan perseroan yang kegiatan usahanya di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Seperti kita ketahui bahwa Corporate Social Responsibility merupakan suatu pertanggung jawaban yang diberikan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan para stakeholder baik internal maupun eksternal.

Anwar et al. (2010) mengatakan bahwa pengungkapan CSR dalam laporan tahunan (annual report) memperkuat citra perusahaan dan menjadi sebagai salah satu pertimbangan yang diperhatikan investor maupun calon investor memilih tempat investasi karena menganggap bahwa perusahaan tersebut memberikan citra (image) kepada masyarakat bahwa perusahaan


(28)

tidak lagi hanya mengejar laba semata tetapi sudah memperhatikan lingkungan dan masyarakat.

Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan semakin menyadari pentingnya menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Penelitian Basamalah dan Jermias (2005) menunjukkan bahwa salah satu alasan manajemen melakukan pelaporan sosial adalah untuk alasan strategis. Meskipun belum bersifat mandatory, tetapi dapat dikatakan bahwa hampir semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sudah mengungkapkan informasi mengenai CSR dalam laporan tahunannya.

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bagian dari strategi bisnisnya, untuk menunjang keberlangsungan perusahaan dimasa mendatang. Menurut Yuniasih dan Wirakusuma (2007), akuntabilitas dapat dipenuhi dan asimetri informasi dapat dikurangi jika perusahaan melaporkan dan mengungkapkan kegiatan CSRnya ke para stakeholders. Dengan pelaporan dan pengungkapan CSR, para stakeholders akan dapat mengevaluasi bagaimana pelaksanaan CSR dan memberikan penghargaan/sanksi terhadap perusahaan sesuai hasil evaluasinya. Maka dari itu CSR dianggap bisa memperkuat atau malah memperlemah pengaruh kinerja keuangan dengan nilai perusahaan, karena CSR ada kaitannya dengan para investor.

Tidak hanya Corporate Social Responsibility saja yang saat ini menjadi pembicaraan para investor. Namun ada juga Good Corporate


(29)

Governance. Good corporate governance dapat didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang (www.wikipedia.com). Good corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur bagaimana organisasi dioperasikan dan dikontrol dengan baik. Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance tersebut pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan.

Tumirin (2007), menyatakan adanya penerapan GCG akan mempengaruhi tercapainya nilai perusahaan. Perusahaan tentunya harus memastikan kepada para penanam modal bahwa dana yang mereka tanamkan untuk kegiatan pembiayaan, investasi, dan pertumbuhan perusahaan digunakan secara tepat dan seefisien mungkin serta memastikan bahwa manajemen bertindak terbaik untuk kepentingan perusahaan. Menurut Rahadianti (2011), alasan utama implementasi corporategovernance merupakan suatu bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan dan implementasi corporate governance berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Masalah corporate governace muncul karena terjadinya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Pemisahan ini didasarkan pada agency theory yang dalam hal ini manajemen cenderung akan meningkatkan keuntungan pribadinya daripada tujuan


(30)

perusahaan. Selain memiliki kinerja keuangan yang baik perusahaan juga diharapkan memiliki tata kelola yang baik.

Good Corporate Governance juga merupakan variabel moderator yang di proksikan dengan kepemilikan manajerial (PKM. Prosentase kepemilikan merupakan variabel GCG untuk mengontrol kinerja keuangan perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan (Rahayu, 2010).

Judul yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance” sebagai Variabel Pemoderasi. Alasan dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat konsistensi penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Jenis penelitian ini adalah replikasi, karena penelitian ini berdasarkan pada penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2007) dengan judul “Pengaruh kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance”.Pembaruan pada penelitian ini adalah periode yang lebih diperbaharui dari penelitian sebelumnya yaitu tahun 2010-2014. Dan menggunakan perusahaan manufaktur sebagai obyek penelitian.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan ? 2. Apakah Corporate Social Responsibility dapat memoderasi hubungan


(31)

3. Apakah Good Corporate Governance dapat memoderasi hubungan antara pengaruh kinerja keungan terhadap nilai perusahaan ?

C. Tujuan

1. Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. 2. Untuk menganalisis pengaruh Corporate Social Responsibility dalam

memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. 3. Untuk menganalisis pengaruh Good Corporate Governance dalam

memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. D. Manfaat

1. Dalam bidang teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen keuangan khususnya mengenai kinerja keuangan, CSR, GCG, nilai perusahaan. 2. Dalam bidang Praktis

a. Bagi perusahaan, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dan dapat mengetahui informasi yang diperoleh dari hasil pengujian kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan yang dimoderasi oleh CSR dan GCG.

b. Bagi investor, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam melakukan investasi. Dengan melihat laporan CSR dan GCG sehingga tidak hanya berpatokan pada kinerja keuangan saja.


(32)

E.Batasan Masalah

Penelitian ini memiiki beberapa batasan,diantaranya: 1. Perusahaan manufaktur pada priode 2010-2014 2. Penelitian ini memeiliki 4 variabel yang terdiri dari :

a. Variabel independent : kinerja keuangan b. Variabel dependent : nilai perusahaan c. Variabel moderasi : corporate social


(33)

10 A. Landasan Teori

1. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang dikaitkan dengan harga saham (Sujoko & Soebiantoro, 2007). Harga saham yang tinggi mengindikasikan nilai perusahaan yang tinggi. Hal ini menunjukkan pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga prospek perusahaan di masa depan (Hardiyanti, 2012). Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh kemakmuran pemegang saham (Brigham & Gapenski, 1996). Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aset.

Teori yang dikemukakan oleh Modiglani dan Miller menyatakan nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earning power semakin efesien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit


(34)

margin yang diperoleh perusahaan. Dalam mengetahui seberapa besar nilai perusahaan, para investor dapat melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi. Rasio keuangan dapat mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan.

Nilai perusahaan pada penelitian ini dapat diartikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran bagi pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat.Semakin tinggi harga saham maka makin tinggi pula kemakmuran para pemegang saham. Nilai pasar perusahaan ini sendiri dapat diukur dengan menggunakan Tobin’s Q.

2. Kinerja Keuangan

Kinerja merupakan gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam kegiatan operasionalnya baik menyangkut aspek kuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana, aspek teknologi, maupun aspek sumber daya manusianya (Jumingan, 2006:239).

Pengertian kinerja keuangan adalah suatu analisis yang digunakan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan tujuannya dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik & benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya


(35)

keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.Hal ini sangat penting agar sumber daya yang digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan (Irhan Fahmi, 2011).

Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Efektivitas apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efisiensi diartikan sebagai ratio (perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal.

Ada kalanya kinerja keuangan mengalami penuruan. Untuk memperbaiki hal tersebut, salah satu caranya adalah mengukur kinerja keuangan dengan menganalisa laporan keuangan menggunakan rasio-rasio keuangan.

Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah alat analisis keuangan perusahaan yang digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Analisis rasio ini bisa juga digunakan untuk membimbing investor dan


(36)

kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan terkait pencapaian perusahaan dan prospek perusahaan itu sendiri dimasa yang akan datang.

Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar dari penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data & kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang perusahaan pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan.

Analisis Rasio Keuangan sendiri dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan ruang lingkupnya ( Ang, 1997):

a. Rasio Likuiditas

Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari: Current Ratio, Quick Ratio, dan Net Working Capital.

b. Rasio Solvabilitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio ini terdiri dari: Debt Ratio, Debt To Equity Ratio, Long Term Dept To Equity Ratio, Long Term Dept To Capitalization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow to Net Income, dan Cash Return On Sale.


(37)

c. Rasio Aktivitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya. Rasio ini terdiri dari: Total Assets Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory Turnover, Average Collection Period, dan Day’s Sales in Inventory. d. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini terdiri dari: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity, dan Operating Ratio. e. Rasio Pasar

Rasio ini menunjukkan informasi penting dari perusahaan dan diungkapkan dalam bentuk saham. Rasio ini terdiri dari: Dividend Yield, Dividend Per Share, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Earning Per Share, Book Value Per Share, dan Price To Book Value.

Penjelasan kelima rasio tersebut, yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja perusahaan adalah Return On Asset (ROA). ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan


(38)

untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang terpenting diantara rasio profitabilitas yang ada (Ang, 1997). Return On Asset (ROA) rasio yang membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak,dan jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari semua investasi yang telah ditanamkan sebelum dikurang bunga dan pajak. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efisien pula modal dan atau dana yang ditanam.

3. Corporate Social Responsibility

Menurut The World Business Council for Sustainable Development (Rika & Ishlahuddin, 2008), CSR atau tanggungjawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan. ACCA dalam Retno (2006) mengungkapkan bahwa pertanggung-jawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting.

Pelaksanaan dan pengungkapan Corporate Social Responsibility, perusahaan memiliki beberapa alasan dan motivasi. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bagian dari strategi


(39)

bisnisnya, untuk menunjang keberlangsungan perusahaan dimasa mendatang. Menurut Yuniasih dan Wirakusuma (2007), akuntabilitas dapat dipenuhi dan asimetri informasi dapat dikurangi jika perusahaan melaporkan dan mengungkapkan kegiatan CSRnya ke para stakeholders. Menurut Freedman (2002) dalam Mee (2012), alasan perusahaan melakukan pengungkapan sosial salah satu diantaranya adalah pertimbangan ekonomi (economic nationality), maksudnya pengungkapan sosial dan lingkungan diharapkan dapat memberikan keuntungan bisnis karena perusahaan melakukan “hal yang benar”.

Gray et al. (1995b) dalam Muhamad Rizal Hasibuan (2001: 16-17) menyebutkan tiga studi yaitu:

“Pertama, Dicision-usefulness studies; penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti menemukan bukti bahwa informasi sosial dibutuhkan oleh users seperti; para analis, banker, dan pihak lain yang terlibat. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa informasi aktivitas sosial perusahaan adalah pada posisi “Moderately important”.

Kedua, Economic theory study; studi dalam corporate responsibility reporting ini mendasari pada economic agency theory dan accounting positive theory yang menganalogikan manajemen adalah agen dari suatu prinsipal. Prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain, namun pengertian users tersebut


(40)

telah berkembang menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan. Sebagai agen, manajemen akan berupaya mengoprasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik (stakeholder).

Ketiga, Social and political theory studies. Bidang ini menggunakan teori stakeholder, theory legitimasi organizes dan theory economy public. Teori stakeholder mengasumsikan bahwa perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaanya. Semakin kuat posisi stakeholder semakin besar pula kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan para stakeholdernya”.

Pengungkapan CSR berpengaruh pada nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan paradigma enlightened self-interest yang menyatakan bahwa stabilitas dan kemakmuran ekonomi jangka panjang hanya dapat dicapai jika perusahaan melakukan tanggung jawab sosial kepada masyarakat (Hartanti, 2006 dalam Ni Wayan Rustiarini, 2010). 4. Stakeholder Theory

Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder. Hal ini menunjukkan perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdersnya, dimana


(41)

salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan CSR sebagai strategi bisnisnya.

Teori stakeholder menyatakan bahwa semua stakeholder mempunyai hak untuk memperoleh informasi mengenai aktivitas perusahaan selama priode tertentu yang mampu mempengaruhi pengambilan kepeutusan. Menurut Rawi dan Muchlish (2010) stakeholder merupakan orang atau kelompok orang yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan, kebijakan, maupun operasi perusahaan.

Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Batasan stakeholder mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya memperhatikan stakeholder, karena mereka adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung mapun tidak langsung atas aktivitas serta kebijakan yang diambil dan dilakukan perusahaan. Jika perusahaan tidak memperhatikan stakeholder bukan tidak mungkin akan menuai protes dan dapat mengeliminasi legitimasi stakeholder (Adam C. H, 2002 dalam Nor Hadi, 2011: 94-95).

CSR mampu memberikan informasi tambahan mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan yang telah dilakukan perusahaan yang nantinya juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan. CSR mengharuskan perusahaan untuk bertanggung jawab kepada stakeholder


(42)

dan melaporkan pertanggungjawaban yang telah dilakukan oleh perusahaan.

5. Signaling Theory

Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar sedangkan informasi di dalam perusahaan merupakan sinyal bagi pelaku pasar untuk melakukan investasi dan mempengaruhi prospek perusahaan di masa depan. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.

Menurut Drever et al. (2007) dalam Indrawan (2007) signaling theory menekankan bahwa perusahaan pelapor dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaporannya. Sinyal tersebut diharapkan mampu diterima secara positif oleh pasar sehingga nantinya akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan implementasinya terhadap nilai perusahaan.

6. Agency Theory

Teori keagengan (agency theory) memunculkan argumentasi terhadap adanya konflik antara pemilik yaitu pemegang saham dengan para


(43)

manajer. Konflik tersebut muncul akibat perbedaan kepentingan di antara kedua belah pihak.

Menurut Darmawati et al., (2005), inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan (principal/investor) dan pengendalian (agent/manajer). Setyapurnama & Norpratiwi (2004) menyatakan hubungan keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat pihak-pihak yang bersangkutan mempunyai tujuan yang berbeda. Alijoyo & Zaini (2004) beranggapan bahwa pemisahan fungsi eksekutif dan fungsi pengawasan pada teori keagenan menciptakan “checks and balances”, sehingga terjadi independensi yang sehat bagi para manajer untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang maksimum dan return yang memadai bagi para pemegang saham.

Agency Theory mendapat respon lebih luas karena dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang ada. Berbagai pemikiran mengenai Corporate Governance berkembang dengan bertumpu pada Agency Theory yang mana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikam untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kebutuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku (Solihin, 2009).


(44)

7. Good Corporate Governance

a. Pengertian Good Corporate Governance

Menurut Keasy, Corporate Governance merupakan sebuah proses, struktur, budaya, dan system untuk menciptakan kondisi operasional yang sukses bagi suatu organisasi (Sunarto dalam Utami 2011)

Good Corporate Governance (GCG) adalah konsep yang sudah saatnya diimplementasikan dalam perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, karena melalui konsep yang menyangkut struktur perseroan, yang terdiri dari unsur-unsur RUPS, direksi dan komisaris dapat terjalin hubungan dan mekanisme kerja, pembagian tugas, kewenangan dan tanggung jawab yang harmonis, baik secara intern maupun ekstern dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan demi kepentingan shareholders dan stakeholders.

GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan. Penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha.


(45)

Dalam Undang-Undang No 40 Tahun 2007 oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia tentang Perseroan Terbatas dan prinsip tata kelola perseroan yang baik (Good Corporate Governance) dalam menjalankan perusahaan, dan dalam Keputus-an Menteri BUMN Tahun 2002 tentKeputus-ang prinsip-prinsip Good Corporate Governance harus mencer-minkan pada hal-hal sebagai berikut:

1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melak-sanakan proses pengambilan keputusan dan keter-bukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenahi perusahaan.

2. Kemandirian, yaitu suatu keadaan yang mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peratur-an perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

3. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ sehingga penge-lolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

4. Pertanggung jawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan


(46)

per-undang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

5. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetara-an di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk mewujudkan terciptanya Good Corpo-rate Governance, prinsip-prinsip tersebut harus dapat dicapai oleh perusahaan dengan adanya kerja sama yang baik dari berbagai pihak, baik di dalam maupun luar perusahaan sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku untuk dapat memberikan manfaat kepada kondisi keuangan perusahaan.

c. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Christiawan & Tarigan, 2007). Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham mungkin bertentangan. Konflik antara pihak manajemen dan pemegang saham tersebut akan berkurang jika ada kepemilikan manajemen didalamnya. Kepemilikan manajerial bisa diukur dari persentase saham yang dimiliki manajemen. Kepemilikan


(47)

manajerial cukup kuat dalam melaksakan Good Corporate Governance, karena berperan penting dalam penerapan Good Corporate Governance dengan prinsip-prinsip yang sudah ada. Menurut Jensen & Meckling (1976), dengan adanya kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan maka dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara manajemen dan para pemegang saham lainnya sehingga permasalahan antara agen dan prinsipal diharapkan akan hilang.

B. Peneliti Terdahulu

Penelitian dengan mengangkat kinerja keuangan dan nilai perusahaan sudah banyak dilakukan. Penelitian Imron, Hidayat, Aisyah (2013) menyatakan bahwa kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahan. Pada penelitian Pertiwi dan Pratama (2012) menyatakan bahwa ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan food and baverage. Yuniasih dan Wirakusuma (2007) yang menunjukkan bahwa Return On Asset terbukti berpengaruh positif secara statis pada nilai perusahaan manufaktur.

Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Linawati (2015) memberikan kesimpulan yang sama bahwa interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan Return On Asset dan Return On Equity (Kinerja Keuangan) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, hanya


(48)

interaksi antara ROA dan CSR saja yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian lain juga dilakukan untuk melihat adanya interaksi antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan yang dimoderasi oleh CSR. Wijaya dan Linawati (2015) menyatakan bahwa interaksi ROA dan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Anggitasri dan Mutmainah (2010) menyatakan bahwa variabel CSR dapat memoderasi hubungan ROA dengan Tobins Q. Yuniasih dan Wirakusuma (2007) juga menyatakan bahwa CSRI dinilai mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan Tobins Q. Susianti dan Yasa (2013) menyatakan bahwa pengungkapan CSR mampu memperkuat hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.

Penenelitian lainnya yang dilakukan adalah melihat adanya interaksi dari GCG. Pengujian pengaruh kepemilikan manajerial tidak dapat memoderasi hubungan ROA dengan Tobins Q (Anggitasri dan Mutmainah, 2012). Good Corporate Governance tidak mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan food and beverage (Pertiwi dan Pratama, 2012). Kepemilikan manjerial dinilai tidak mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan Tobins Q (Yuniasih dan Wirakusuma, 2007).

C. Hipotesis

Dalam melakukan overview para investor pasti akan melihat rasio keuangan untuk dijadikannya mengambil keputusan. Rasio keuangan dapat


(49)

mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Dalam signaling theory telah dijelakan bahwa perusahaan didorong untuk mempublikasikan laporan keuangan terhadap pihak eksternal.

Teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan.

Penelitian Galih (2013) menyakan bahwah kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan diketahui bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Selain itu penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2007) menyatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini dibuktikan dengan melihat hasil penelitian yang menujukkan bahwa Return On Asset terbukti berpengaruh positif secara statis pada nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode tahun 2005-2006. Kineja keuangan sangat erat kaitannya dengan nilai perusahaan.

Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H1 : kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan


(50)

Selain mempertimbangkan informasi keuangan, investor juga memperhatikan informasi non keuangan. Adanya kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bukti bahwa perusahaan peduli terhadap lingkungan dan sosial. Selain itu kegiatan CSR juga dapat memperbaiki citra di masyarakat, sehingga dapat meningkatkan penjualan. Menurut Putri (2011), pengungkapan CSR sangatlah penting bagi keberadaan perusahaan, seperti dukungan dari masyarakat, dan loyalitas pelanggan terhadap produk perusahaan. CSR juga merupakan bagian dari strategi bisnis, untuk menunjang keberlangsungan perusahaan dimasa mendatang. Selain kinerja keungan investor juga melihat CSR dalam laporan keuangan yang diharapkan sebagai nilai plus yang akan menambah kepercayaan investor.

Menurut Yuniasih dan Wirakusumah (2007), pengungkapan CSR mampu memperkuat hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Selain itu penelitian Susianti dan Yasa (2013) menyatakan bahwa hasil pengungkapan CSR mampu memperkuat hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan diterima.

Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H2 : Corporate Social Responsibility secara positif dan signifikan dapat memoderasi hubungan antara pengaruh kinerja keungan terhadap nilai perusahaan


(51)

Selain CSR, penelitian ini juga menggunakan good corporate governace (GCG) sebagai variabel yang memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Seperti CSR, GCG juga merupakan informasi non keuangan yang perlu diperhatikan untuk mengambil keputusan. Penerapan GCG menjadi tanda bahwa perusahaan telah melakukan tata kelola yang baik. Tata kelola perusahaan yang baik menggambarkan bagaimana usaha manajemen mengelola kekayaan perusahaan dengan baik yang tercemin dari kinerja keuangannya. Lemahnya Corporate Governance sering disebut sebagai salah satu penyebab krisis keuangan yang terjadi pada negara-negara di Asia (Johnson, 2000). Oleh karena itu, penerapan GCG sangat diperhatikan investor dalam melakukan keputusan investasi.

Menurut Rahadianti (2011), alasan utama implementasi corporate governance merupakan suatu bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan dan implementasi corporate governance berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan.

Penelitian ini menggunakan kepemilikan manajerial sebagai proksi dari GCG. Ini didasarkan pada pemikiran bahwa manajemen dengan kontrol kepemilikan besar memiliki insentif yang lebih rendah untuk melakukan self-serving behavior yang tidak meningkatkan nilai perusahaan dan bisa jadi memiliki lebih banyak kecenderungan untuk menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme untuk meningkatkan kualitas laba. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Ross et al. (1999) dalam Dwi Yana (2007) bahwa semakin


(52)

besar proporsi kepemilikan manajemen maka manajemen cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian mengenai GCG sudah dilakukan sebelumnya oleh Dewi dan Tarnia pada tahun 2011 yang berhasil membuktikan bahwa GCG mampu mempengaruhi hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan. Selain itu penelitian Wijaya & Linawati (2015) juga menyatakan bahwa CGC yang diproksi oleh kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H3 : Good Corporate Governance secara positif dan signifikan dapat memoderasi hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan


(53)

D. Model Penelitian

Gambar 2.1: Model Penelitian

Sumber : penelitan Wijaya & Linawati (2015)

Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Kinerja Keuangan

(ROA)

GCG (KM) CSR (CSRI)


(54)

31 A.Obyek Penelitian

Obyek yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. B.Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah purposive sampling. Pengambilan sampel dengan teknik ini berdasarkan kriteria tertentu. Berikut ini adalah beberapa kriteria dalam pengambilan sampel peada penelitian ini :

1. Perusahaan yang digunakan adalah perusahaan manufaktur periode 2010-2014

2. Mengungkapkan informasi tentang corporate social responsiility 3. Perusahaan yang memberikan informasi tentang ROA dan

prosentase kepemilikan manajerian tersedia dengan lengkap dari tahun 2010-2014

4. Perusahaan yang menjadi sampel harus perusahaan yang mendapatkan keuntungan.


(55)

C.Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data ini menggunakan data yang sudah ada, yang diambil dari internet bukan secara langsung diambil dari perusahaan.

D.Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumplan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi dengan studi kepustakaan. Data diambil secara tidak langsung melainkan diambil melalui situs bursa efek Indonesia yaitu www.idx.co.id

E.Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Independen

Variabel Independen dari penelitian ini adalah kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto (Riyanto,2001). Rumus ROA adalah :

Return On Assets = � �� � � � �

Jumlah Aktiva X 100%(Anggita Sari, 2009)


(56)

2. Variabel Dependent :

Nilai perusahaan merupakan kapitalis pasar saham diakhir tahun yang diukur menggunakan Tobin’s Q :

Q ={Totak Hutang +Jumlah Saham xharga saham }

Total Asset (Anggitasari dan Mutmainah , 2012)

3. Variabel Pemoderasi

Penelitian ini menggunakan dua variable pemoderasi yaitu Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance yang masing-masing diproksikan dengan Corporate Social Responsibility Index dan Kepemilikan Manjerial.

1). Pengungkapan CSR

Pengungkapan CSR merupakan pengungkapan informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan dalam laporan tahunan. Langkah-langkah dalam pengungkapan CSR adalah:

a) Membuat daftar pengungkapan sosial. Daftar disusun dalam bentuk daftar item pengungkapan masing-masing item disediakan tempat jawaban mengenai status pengungkapannya pada laporan yang bersangkutan.

b) Menentukan indeks pengungkapan sosial untuk perusahaan berdasarkan daftar pengungkapan sosial.


(57)

c) Membagi jumlah item yang diungkapkan dalam laporan tahunan dengan jumlah item pengungkapan. Menurut Nurlela dan Islahudin (2008) pengungkapan CSRI dihitung dengan rumus:

CSRIj =∑�

ij

�j Dimana:

CSRIj:Cosrporate Social Responsibility Index perusahaan.

� : Jumlah skor item, 1 = jika itemdiungkapkan ; 0 = jika item tidak diungkapkan.

� : Jumlah item maksimal untukperusahaan � = 32. 1. Pengungkapan GCG

GCG yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan, dalam hal ini direksi dan komisaris. Sehingga bisa diartikan jika kepemilikan manajerial ini adalah pemangku kepentingan dari lingkungan internal perusahaan itu sendiri.

Rumus Pengungkapan GCG yang diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial adalah:


(58)

KM = jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen

jumlah saham yang beredar x100%(Wijaya & Linawati, 2015)

F. Alat Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah regresi bisa dilakukan atau tidak. Data penelitian ini menggunakan data sekunder, sehingga untuk menentukan ketetapan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan. Pengujian asumsi klasik meliputi :

a.Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011), Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Mutikolinearitas merupakan adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel independen. Oleh sebab itu, uji


(59)

multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali,2011).

Adanya multikolinearitas ini mengakibatkan koefisien regresi tidak menentu dan kesalahan standarnya tak terhingga, sehingga model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).

c. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastistas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Sehingga uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali,2011). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Terdapat cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED


(60)

dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang di-studentized (Ghozali, 2011).

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji autokorelasi digunakan uji Durbin Watson. Uji Durbin Watson digunakan untuk menguji apakah antar residual tidak terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan residual adalah acak atau random.

2. Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Regresi linier berganda pada penelitian ini menggunakan uji Moderated Regression Analysis (MRA), karena terdapat lebih dari variabel independen dengan 1 variabel dependen. Selain itu pada uji ini memiliki variabel moderasi yaitu CSR dan GCG.


(61)

Penelitian ini akan membuktikan dan menganalisis apakah variabel independen yaitu kinerja keuangan, dua variabel pemoderasi yaitu Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility, terhadap nilai perusahaan. Model regresi linier berganda pada penelitian inisebagai beikut:

= a + b1 ROAi,t+ 2, + 3���, + 4 ��,*� , + 5 ��,�*���,� + e

Keterangan:

TQ : Nilai perusahaan

ROA : Kinerja keuangan

CSR : Tanggung jawab sosial perusahaan yang diukur dengan CSRI periode t.

KM : Good Corporate Governance yang diukur dengan kepemilikan manajerial periode t.

b : koefisien regresi


(62)

3. Uji F dan Uji Parsial (uji-t)

Pengujian parsial dilakukan untuk mengetahui variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel moderasi dan untuk mengetahui variabel bebas dan variabel moderating secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Uji F, menunjukkan apakah persamaan regresi yang terbentuk memeiliki ketepatan model yang tinggi.

Kriteria keputusan yang digunakan adalah: a. Tingkat signifikan alpha ditetapkan sebesar 5%

b. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dengan membandingkan p value dengan alpha

i. Jika p value> α (5%), maka gagal tolak Ho. ii. Jika p value< α (5%), maka tolak Ho.


(63)

40 A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian

Manufaktur adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan barang mentah menjadi barang siap pakai.Perusahaan manufaktur saat ini berkembang sangat pesat setiap tahunnya baik dari segi laporan keuangan maupun saham yang telah go publik. Prospek bisnis di bidang manufaktur juga terbukti sangat menguntungkan setiap tahunnya yang nantinya akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan tersebut.

Saham perusahaan manufaktur setiap tahun juga mengalami kenaikkan karena banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya disektor perusahaan ini untuk keperluan investasi guna memenuhi kebutuhan dimasa yang akan datang. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Subjek penelitiannya adalah laporan tahunan perusahaan manufaktur yang datanya diambil langsung dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Pemilihan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling dengan beberapa ketentuan. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur selama 5 tahun, dari 650 perusahaan manufaktur hanya 105


(64)

perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Pengambilan sampel penelitian ini digambarkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1

Proses Pemilihan sampel

No Kriteria Sampel 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah 1 Perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014

130 130 130 130 130 650 2 Perusahaan tidak

mencatatkan laba selama periode penelitian

(53) (55) (58) (60) (64) (290)

3 Tidak adanya

kepemilikan manajerial

(10) (13) (13) (14) (15) (65) 4 Tidak adanya

pengungkapan

tanggung jawab sosial

(36) (36) (38) (40) (40) (190)

5

Jumlah 31 26 21 16 11 105

Total 105

Sumber: Bursa Efek Indonesia

B. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel-variabel penelitian yaitu kinerja keuangan, Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance dan nilai perusahaan. Data yang dilihat adalah jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi (Gozhali 2011). Adapun nilai statistik deskritif variabel penelitian disajikan dalam tabel 4.2 berikut :


(65)

Tabel 4.2

Analisis Statistik Deskriptif

Variabel

Jumlah Sampel

Min Maks Mean

Std. Deviation

TQ 105 0,08509 7,09951 1,35121 1,21477

ROA 105 0,00660 0,32114 0,09410 0,06012

CSR 105 0,09375 0,74286 0,31716 0,13395

GCG 105 0,00002 0,30510 0,06224 0,09444

ROA_CSR 105 0,00085 0,08835 0,03010 0,02195 ROA_GCG 105 0,00000 0,08228 0,00576 0,01206 Sumber: Lampiran 7

Tabel diatas memberikan gambaran statistik dari setiap variabel mengenai jumlah nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Jumlah pengamatan dalam penelitian yaitu 105 sampel. Variabel nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q (TQ) memiliki nilai minimum sebesar 0,08509 dan nilai maksimum sebesar 7,09951. Nilai rata-rata sebesar 1,35121 dengan standar deviasi sebesar 1,214777. Variabel Return On Asset (ROA) memiliki nilai minimum sebesar 0,00660 dan nilai maksimum sebesar 0,32114. Nilai rata-rata sebesar 0,09410 dengan standar deviasi sebesar 0,60123. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) yang diukur dengan Corporate Social Responsibility Index memiliki nilai minimum 0,09375 dan nilai


(66)

maksimum sebesar 0,74286. Nilai rata-rata sebesar 0,31716 dengan standar deviasi sebesar 0,13395. Dan yang terakhir adalah variabel Good Corporate Governance yang diukur dengan Kepemilikan Manajerial (KM) memiliki nilai minimum sebesar 0,00002 dan nilai maksimum 0,30510. Nilai rata-rata sebesar 0,06224 dengan standar deviasi sebesar 0,09444.

Sementara variabel ROA yang sudah dimoderasi Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki nilai minimum sebesar 0,00085 dan nilai maksimum sebesar 0,08835. Nilai rata-rata sebesar 0,03010 dengan standar devisiasi sebesar 0,02195. Variabel ROA yang sudah dimoderasi oleh Good Corporate Governance (GCG) memiliki nilai minimum sebesar 0,0000 dan nilai maksimum sebesar 0,08228. Nilai rata-rata sebesar 0,00576 dengan standar devisiasi sebesar 0,01206.

C. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi yang diperlukan dalam analisis regresi linear terpenuhi.Uji asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikolonearitas, uji heteroskedastisitas, dan, uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi variable dependen, variable independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dengan metode


(67)

On-Sample kolmogorov smirrov. Hasil pengujian normalitas disajikan pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

Variabel Asymp. Sig. Nilai kritis Keterangan

Residual 0,089 0,05 Data berdistribusi normal Sumber : Lampiran 8

Hasil uji normalitas dalam penelitian ini menunjukkan nilai Asymp. Sig 0,089 < 0,05, yang berarti data tersebut berdistribusi normal.

2. Uji Multikoleniaritas

Uji multikolonearitas merupakan uji yang digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independen pada nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF) dalam collinearity statistics. Nilai cut off yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah nilai VIF < 10 atau nilai tolerance> 0.1. Tabel 4.4 menunjukkan ringkasan hasil uji multikolonearitas.


(68)

Table 4.4

Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas Variabel bebas

Collinearity Statistics

Kesimpulan

ROA 0,106 9,396

Tidak terjadi

multikolinearitas

CSR 0,242 4,127

Tidak terjadi

multikolinearitas

GCG 0,361 2,766

Tidak terjadi

multikolinearitas Sumber: Lampiran 8

Nilai tolerance ROA sebesar 0,106 dan nilai VIF sebesar 0,396. Nilai tolerance CSR sebesar 0,242 dan nilai VIF sebesar 4,127. Nilai tolerance GCG sebesar 0,361 dan nilai VIF sebesar 2,766.

Hasil pengujian tidak ada satu variable bebas yang memiliki nilai tolerance > 0,1. Nilai variance inflation factor (VIF) pada masing-masing variable bebas < 10. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi multikolonearitas antar variabel independen dalam model regresi ini.


(69)

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah data mempunyai varian yang sama atau data mempunyai varian yang tidak sama. Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser. Jika nilai sig > α 0,05 maka tidak ada masalah heteroskedastisitas. Tabel 4.5 menunjukkan ringkasan uji heteroskedastisitas sebagai berikut :

Table 4.5

Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel bebas Nilai sig Keterangan

ROA 0,590 Tidak terjadi heteroskedastisitas CSR 0,271 Tidak terjadi heteroskedastisitas GCG 0,749 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber :Lampiran 8

Variabel ROA nilai signifikansinya sebesar 0,590.Variabel CSR nilai signifikansinya sebesar 0,271 dan variabel GCG nilai signifikansinya sebesar 0,749.

Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variabel Return On Asset, variabel pemoderasi CSR dan GCG memiliki nilai signifikansi diatas α (0,05) yang berarti data ini tidak mengandung heteroskedastisitas. Jadi dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas di data ini.


(70)

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara residual (kesalahan penganggu) pada periode t dengan residual pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali,2011). Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson statistic. Nilai Durbin Watson yang berada diantara nilai du dan 4- du/dl < d < 4-du menunjukkan model yang tidak terkena masalah autokorelasi. Pada penelitian ini tidak terjadi masalah autokorelasi yang dapat dilihat pada table 4.6.sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Uji

Autokorelasi

dU Dw-test 4-dU Keterangan

Durbin-Watson

1,701 1,863 2,299

Tidak terjadi masalah autokorelasi

Sumber :Lampiran 8

Hasil pengujian pada table 4.6 menunjukkan bahwa nilai DW yang diperoleh adalah sebesar 1,863. Nilai tabel du untuk k = 1 dan data sebanyak 105 sampel diperoleh sebesar 1,701. Dengan demikian nilai DW = 1,863 berada diantara du 1,701 dan 4-du =


(71)

2,299. Sehingga nilai tabel dU < DW < 4-dU = 1,701 < 1,863 < 2,299. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi.

D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Uji regresi linier berganda pada penelitian ini menggunakan uji Moderated Regression Analysis (MRA), karena terdapat lebih dari variabel independen dengan 1 variabel dependen. Selain itu penelitian ini memliki dua variabel moderasi yaitu CSR dan GCG Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) 16. Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat dalam table berikut:


(72)

Tabel 4.7

Analisis Regresi berganda

Model

Ustardardized coefficient

Standardized coefficient

t Sig

B

Std. Error

Beta

(constan) 1.176 .513 2.294 .024

ROA -4.601 5.297 -.228 -.869 .387

CSR -2.909 1.575 -.321 -1.846 .068

GCG 1.810 1.830 .141 .989 .325

ROA_CSR 49.157 16.197 .889 3.035 .003

ROA_GCG -10.757 16.101 -.107 -.668 .506 R2 : 0.276

Adj. R2: 0. .239

F- statistic : 7.544 N : 105

Variabel dependen : Nilai Perusahaan Sumber: Lampiran 9

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana diatas, maka dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:


(73)

TQ = 1.176 - 4.601ROA - 2.909 CSR + 1.810 GCG + 49.157 ROA*CSR - 10.757 ROA*GCG + e

Adapun arti dari persamaan regresi tersebut adalah:

a. Nilai konstanta sebesar 1.176 menyatakan apabila variabel ROA, ROA_CSR, ROA_GCG dan TQ memiliki nilai sama dengan nol (0), maka variabel dependen nilai perusahaan sebesar 1.176 dengan asumsi bahwa variabel lain konstan.

b. Nilai koefisien regresi ROA sebesar -4.601, bernilai negatif yang bearti bahwa apabila variabel return on asset atau ROA naik sebesar 1 satuan, maka variabel dependen yaitu nilai perusahaan akan mengalami kenaikkan sebesar -4.601 dengan asumsi bahwa variabel lain konstan.

c. Nilai koefisien regresi ROA_CSR sebesar 49.157, bernilai positif yang bearti bahwa apabila variabel pemoderasi yaitu corporate social responsibility (CSR) naik, maka variabel dependen yaitu nilai perusahaan akan mengalami kenaikkan.

d. Nilai koefisien regresi ROA_GCG sebesar -10.757, bernilai negatif yang bearti bahwa apabila variabel pemoderasi yaitu good corporate governance (GCG) yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial (KM) naik, maka variabel dependen yaitu nilai perusahaan akan mengalami kenaikkan


(74)

b. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis 1 sampai dengan 3 peneliti menggunakan Uji t. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai p-value. Jika p-value kurang dari tingkat signifikansi yang ditentukan (α = 5 %), maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian dapat dilihat dari tabel 4.7, sehingga dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Pengujian terhadap variabel return on asset

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, return on asset (ROA) pada penelitian ini mempunyai nilai t sebesar -0.869 dan nilai signifikansi sebesar 0. 387 > 0.05 (lebih besar dari taraf signifikansi) yang bearti return on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis pertama pada penelitian ini ditolak.

b. Pengujian terhadap variabel moderasi corporate social responsibility

Setelah dilakukan analisis regresi berganda, variabel return on asset (ROA) yang dimoderasi oleh corporate social responsibility (ROA_CSR) pada penelitian mempunyai nilai t


(75)

sebesar 3.035 dan nilai signifikansi sebesar 0.003 < 0.05 (lebih kecil dari taraf signifikansi) yang berarti bahwa kinerja keuangan (ROA) yang dimoderasi oleh corporate social responsibility berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis kedua pada penelitian ini diterima.

c. Pengujian terhadap variabel moderasi good corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial

Setelah dilakukan analisis regresi berganda, variable return on asset (ROA) yang dimoderasi good corporate governance (ROA_GCG) mempunyai nilai t sebesar -0.668 dan nilai signifikansi sebesar 0.506 > 0.05 (lebih besar dari taraf signifikansi) yang berarti bahwa kinerja keuangan (ROA) yang dimoderasi oleh good corporate governance tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis ketigadari penelitian ini ditolak.


(76)

Tabel 4.8

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Kode Hipotesis Hasil

H1

Kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

Ditolak

H2

Corporate social responsibility secara positif dan signifikan dapat memoderasi hubungan antara pengaruh kinerja keungan terhadap nilai perusahaan

Diterima

H3

Good corporate governance secara positif dan signifikan dapat memoderasi hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan

Ditolak

Sumber: lampiran 9

d. Uji Simultan (F hitung)

Uji statistik F atau Analisis Of Variance (ANOVA) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama - sama terhadap variabel dependennya. Nilai F dalam tabel ANOVA juga untuk melihat apakah model yang digunakan sudah tepat atau tidak.

Hasil perhitungan Uji F ini dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:


(77)

Tabel 4.9 Hasil Uji F

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

Regression Residual Total 42.343 111.129 153.471 5 99 104 8.469 1.123

7.544 .000a

Sumber : Lampiran 9

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.12 hasil uji F bahwa secara bersama- sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,005.

c. Uji Koefisiensi Determinasi (Adjusted R2 )

Uji koefisiensi determinasi yaitu untuk melihat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Nilai koefisien adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2011). Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel–variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).


(78)

Tabel 4.10

Hasil uji koefisien determinasi

R square Adj R square

0.276 0. .239

Sumber :Lampiran 9

Koefisien determinasi (Adjusted R2) yang terlihat pada tabel 4.10.mengindikasikan kemampuan persamaan regresi berganda untuk menunjukkan tingkat penjelasan model terhadap variabel dependen.Besarnya nilai Adjusted R2 adalah 0.239 atau 23.9 %.Ini berarti bahwa kemampuan variabel independen (return on asset) dan variabel pemoderasi (CSR dan GCG) terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 23.9 %. Sedangkan sisanya (100% - 23.9% = 76.1 %) dijelaskan oleh variabel bebas lainnya yang tidak diamati dalam penelitian ini.

E. Pembahasan

Nilai perusahaan adalah kondisi tertentu perusahaan sebagai gambaran atas kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan yang terjadi pada saat perusahaan berdiri sampai masa mendatang. Penelitian ini menguji pengaruh kinerja keuangan, corporate social responsibility dan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi, terhadap nilai perusahaan.


(1)

(2)

Hasil Uji Statistik Asumsi Klasik

1.

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 105

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.03370391

Most Extreme Differences Absolute .122

Positive .122

Negative -.060

Kolmogorov-Smirnov Z 1.248

Asymp. Sig. (2-tailed) .089

a. Test distribution is Normal.

2.

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.176 .513 2.294 .024

ROA -4.601 5.297 -.228 -.869 .387 .106 9.396

CSR -2.909 1.575 -.321 -1.846 .068 .242 4.127

GCG 1.810 1.830 .141 .989 .325 .361 2.766


(3)

3.

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .258 .261 .988 .326

ROA -1.457 2.696 -.120 -.541 .590

CSR -.887 .802 -.163 -1.106 .271

GCG .299 .931 .039 .321 .749

4.

Uji Autokorelasi

Saat terkena penyakit

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .525a .276 .239 1.05948602 .816

a. Predictors: (Constant), CSR, ROA, GCG b. Dependent Variable: TQ

Bebas Penyakit

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .110a .012 -.017 .25328709 1.863

a. Predictors: (Constant), GCG, ROA, CSR b. Dependent Variable: TQ


(4)

(5)

1.

Uji T

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.176 .513 2.294 .024

ROA -4.601 5.297 -.228 -.869 .387

CSR -2.909 1.575 -.321 -1.846 .068

GCG 1.810 1.830 .141 .989 .325

ROA_CSR 49.157 16.197 .889 3.035 .003

ROA_GCG -10.757 16.101 -.107 -.668 .506

a. Dependent Variable: TQ

2.

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .525a .276 .239 1.05948602

a. Predictors: (Constant), ROA_GCG, CSR, ROA, GCG, ROA_CSR b. Dependent Variable: TQ

3.

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 42.343 5 8.469 7.544 .000a

Residual 111.129 99 1.123

Total 153.471 104


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi

13 171 114

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 44 63

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

2 14 19

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 4 107

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

1 3 107

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

1 7 111

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, CORPORATE SOCIAL Pengaruh Good Corporate Governance, Corporate Social Responsibility, Kebijakan Manajemen Keuangan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

0 3 17

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI.

0 1 27

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 10

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi

0 0 13