ALAT PENGHITUNG KALORI PADA MAKANAN BERBASIS ARDUINO UNO

(1)

TUGAS AKHIR

Oleh

NELI KURNIA SARI

NIM. 2013 301 0023

PROGRAM STUDI

D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK

POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(2)

i

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.)

Program Studi D3 Teknik Elektromedik

Oleh

NELI KURNIA SARI NIM. 2013 301 0023

PROGRAM STUDI

D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK

POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

xii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...………...……….... iii

LEMBAR PERNYATAAN………..………... iv

ABSTRACT………...……….….……… v

ABSTRAK……….……….. vi

KATA PENGANTAR………....……. vii

LEMBAR PERSEMBAHAN ……… x

MOTTO……… xi

DAFTAR ISI ………...……… xii

DAFTAR GAMBAR ………...………... xv

DAFTAR TABEL ………... xvii

BAB I PENDAHULUAN……….…………. 1

1.1.Latar Belakang ………..…………... 1

1.2. Rumusan Masalah ………..……….. 2

1.3. Batasan Masalah ………..……… 2

1.4. Tujuan ………..………..………. 3

1.5. Manfaat ………..………...…….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 5

2.1. Tinjauan Alat …..………. 5

2.2. Kalori………..……….………….. 6


(4)

xiii

tubuh……….………....… 12

2.3. Load Cell ………. 13

2.4. IC HX 711 ...………..……….…….. 14

2.5. Regulator ……….. ………. 16

2.6. Arduino Uno ………...…………...……….. 17

2.7. LCD 16 x 2 ……….……. 20

BAB III METODOLOGI……….…...… 28

3.1. Diagram Blok …………...………….…….………. 28

3.1.1. Cara Kerja Blok Diagram ………..……. 28

3.2. Diagram Alir Proses ……….……... 29

3.2.1. Cara kerja diagram alir………..………. 29

3.3. Diagram mekanis system .……… 30

3.4. Pembuatan Casing box ………...…………... 31

3.5. Merakit Sensor Load Cell ……….………...………… 32

3.6. Pembuatan Power Supplay …………...……….…. 33

3.7. Pembuatan Program ……… 35

3.8. Jenis Penelitian ……… 39

3.9. Variable Penelitian ……….. 40

3.10. Rumus Statistik ……….. 40


(5)

xiv

4.2. Kerja Alat ………..……..……….…….. 45

4.3. Pengujian alat dan Hasil pengujian……….….……… 46

4.4. Hasil perhitungan dan analisa …………...…... 74

4.5. Pembahasan kinerja system keseluruhan …... 77

4.6.Kelebihan modul TA ………. 78

4.7.Kekurangan modul TA ……….. 78

4.8.Langkah penggunaan aat atau SOP ……….. 78

BAB V PENUTUP……….……. 80

5.1. Kesimpulan …………...……….….…….…… 80

5.2. Saran ……...……….……… 81

DAFTAR PUSTAKA …………...……… 82


(6)

xv

Gambar 2.3. Konfigurasi Pin ATMega 328 pada Arduino Uno …. 19

Gambar 2.4. Skematik LCD 16X2 ……… 23

Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem ………. 28

Gambar 3.2. Diagram Alir ……….. 29

Gambar 3.3. Dimensi rancangan alat ……….. 31

Gambar 3.4. Perakitan Modul sensor Load Cell ………. 33

Gambar 3.5. Layout Power Supplay ……… 35

Gambar 4.1. Diagram perbandingan kalori dengan gram nasi …… 49

Gambar 4.2. Diagram perbandingan kalori dengan gram nasi tim .. 51

Gambar 4.3. Diagram perbandingan kalori dengan gram nasi merah ……….. 53

Gambar 4.4. Diagram perbandingan kalori dengan gram papaya… 55 Gambar 4.5. Diagram perbandingan kalori dengan gram pisang … 57 Gambar 4.6. Diagram perbandingan kalori dengan gram apel …… 59

Gambar 4.7. Diagram perbandingan kalori dengan gram bayam rebus ………... 61

Gambar 4.8. Diagram perbandingan kalori dengan gram kangkung rebus ………... 63

Gambar 4.9. Diagram perbandingan kalori dengan gram kentang rebus ………... 65

Gambar 4.10. Diagram perbandingan kalori dengan gram ayam goreng ………... 67 Gambar 4.11. Diagram perbandingan kalori dengan gram empal

goreng ………... 69


(7)

(8)

xvii

Tabel 2.3. Deskripsi Pin ………. 15

Tabel 2.4. Pin LCD 16 x 2 ………..… 22

Tabel 2.5. Function Set ……….….. 24

Tabel 2.6. Entry Mode Set………... 24

Tabel 2.7. Display On/Off Cursor ……… 25

Tabel 2.8. Clear Display ……… 26

Tabel 2.9. Geser Cursor dan Display ……….. 26

Tabel 2.10. Keterangan geser cursor dan display……… 27 Tabel 4.1. Data hasil perbandingan berat pada modul dengan anak timbang ……… 47

Tabel 4.2. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi …… 48

Tabel 4.3. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi tim ………... 51

Tabel 4.4. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi merah ………. 53

Tabel 4.5. Data perbandingan kalori dengan gram pada papaya … 55 Tabel 4.6. Data perbandingan kalori dengan gram pada pisang … 57 Tabel 4.7. Data perbandingan kalori dengan gram pada apel …… 59

Tabel 4.8. Data perbandingan kalori dengan gram pada bayam rebus ………..…… 61

Tabel 4.9. Data perbandingan kalori dengan gram pada kangkung rebus ………..…… 63

Tabel 4.10. Data perbandingan kalori dengan gram pada kentang rebus ………..…… 65 Tabel 4.11. Data perbandingan kalori dengan gram pada ayam 67


(9)

xviii


(10)

(11)

(12)

v

2013 301 0023

Alat penghitung kalori pada makanan merupakan suatu alat yang digunakan untuk menghitung jumlah kalori pada beberapa jenis makanan. Alat ini menggunakan sensor Load Cell yang berfungsi untuk mendeteksi beban yaitu makanan yang ditimbang, dan selanjutnya dikonversi dalam satuan kalori. Untuk meringankan tugas para ahli gizi dan orang yang sedang diet kalori maka penulis membuat alat penghitung kalori pada makanan. Dengan menggunakan sensor Load Cell untuk menyensor berat. Serta menggunakan modul penguat IC HX 711 sebagai penguatan dari keluaran Load Cell yang masih milivolt sekaligus sebagai ADC. Sistem pemrograman yang digunakan penulis adalah Arduino Uno, yang mengkonversi satuan gram menjadi satuan kalori serta dapat ditampilkan pada LCD karakter 16 X 2.

Penelitian dan pembuatan modul ini menggunakan metode pre

eksperimental dengan jenis penelitian “after only design” yaitu Alat Penghitung Kalori pada Makanan dengan menghitung jumlah kalori pada beberapa jenis makanan. Sehingga penulis hanya melihat hasil tanpa mengukur keadaan sebelumnya.

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan didapatkan nilai perbandingan antara pengukuran alat dan pembanding yang tidak jauh berbeda dan setelah melalui pengujian alat dan pendataan secara umum didapatkan error sebesar 0% pada berat 0 gram, error sebesar 0% pada berat 50 gram, error sebesar 0% pada berat 100 gram, error sebesar 0,1 % pada berat 150 gram, error sebesar 0.06 % pada berat 200 gram, error

sebesar 0% pada berat 250 gram, error sebesar 0.06% pada berat 300 gram, error sebesar 0.02% pada berat 350 gram, error sebesar 0% pada berat 400 gram, error sebesar 0.17% pada berat 450 gram, error sebesar 0.02% pada berat 500 gram, error sebesar 0% pada berat 550 gram, error

sebesar 0,05% pada berat 600 gram, error sebesar 0% pada berat 650 gram, error sebesar 0.02% pada berat 700 gram, error sebesar 0.06% pada berat 750 gram, error sebesar 0.03% pada berat 800 gram, error

sebesar 0% pada berat 850 gram, error sebesar 0.06% pada berat 900 gram, error sebesar 0.03% pada berat 950 gram, maka dapat sisimpulkan bahwa alat dapat digunakan dengan baik.


(13)

vi

NELI KURNIA SARI 2013 301 0023

Food calorie counter is a device used to count the number of calories in some foods. This tool uses load cell sensor which serves to detect foods that weighed load and then converted in units of calories. To ask nutritionists and people who are calorie diet, the authors make a calorie counter tool on food. By using loadcell sensor for sensing weight.

As well as using IC amplifier modules HX 711 as the strengthening of output Load Cell is still millivolts at the same time as the ADC. System programming used by the author is the Arduino Uno, which convert grams into units of calories and can be displayed on the LCD characters 16 x 2.

Research and manufacturing of this module using pre-experimental method with type research “after only design”food calorie counter by counting number of calories in some foods. So I’ll jjust see results without measuring its previous state.

Based measurements that heve to be got value comparison between measurement and comparison tools that are not much different, and after going through testing and adata collection tools are generally obtained error of 0% on the weight 0 gram, the error amounted to 0 % on the weight of 50 grams, an error 0% at 100 grams, an error 0,1% at 150 grams, an error 0,06% at 200 grams, an error 0% at 250 grams, an error 0,06% at 300 grams, an error 0,02% at 350 grams, an error 0% at 400 grams, an error 0,17% at 450 grams, an error 0,02% at 500 grams, an error 0% at 550 grams, an error 0,05% at 600 grams, an error 0% at 650 grams, an error 0,02% at 700 grams, an error 0,06% at 750 grams, an error 0,03% at 800 grams, an error 0% at 850 grams, an error 0,06% at 900 grams, an error 0,03% at 950 grams, it can b concludd that the tool can be used well.


(14)

1

Kalori adalah sebuah satuan unit untuk menghitung jumlah energi. Setiap makanan yang kita makan, mengandung sejumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan suatu aktivitas. Kalori bisa diibaratkan sebagai bahan bakar dari suatu mesin untuk bergerak dan menjalankan tugasnya. Kalori yang terkandung dalam makanan disediakan oleh karbohidrat, protein, dan lemak. Diantara ketiganya, lemak mengandung kalori terbesar. Tiap gram lemak mengandung 9 kalori, sedangkan tiap gram protein dan karbohidrat masing – masing mengandung 4 kalori. Kandungan gizi tiap 100 gram nasi putih mengandung 180 kkal, 40,6 gram karbohidrat, 0,1 gram lemak, dan 2,1 gram protein. Nasi putih paling seering dikonsumsi masyarakat Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Nasi putih bebas gluten dan bebas kolestrol. Meskipun mengandung vitamin B1 dan mineral, kandungan gizi keseluruhan nasi merah masih lebih tinggi dari pada nasi putih. Batas konsumsi kalori per hari sekitar 1800 – 2500 kkalori, dan bisa bervariasi tergantung umur, berat badan, dan aktivitas. Untuk makanan yang mencantumkan energi dalam bentuk kilojoule ( KJ ), cukup kalikan nilai kilojoule tersebut dengan 4,2 ( 1 Joule = 4,2 Kalori ).

Tubuh membutuhkan energi (yang disebut kalori) dalam melakukan aktivitas sehari – hari. Kebutuhan kalori harian tiap individu berbeda – beda. Namun, secara umum Departemen Kesehatan RI menetapkan kebutuhan


(15)

kalori individu sebesar 2000 kkalori/hari. Pada kenyataannya banyak orang yang tidak memperhatikan jumlah kalori pada makanan yang mereka konsumsi setiap harinya. Jika kebisaaan tersebut tetap dibiarkan maka akan berdampak pada obesitas dan obesitas tersebut akan memicu penyakit lainya antara lain kepikunan, depresi, gangguan mata, tekanan darah tinggi, masalah kesehatan gigi dan mulut, infeksi telinga kronis, sleep apnea, asma, dan berbagai penyakit lainnya.

Pada rumah sakit pemberian makanan pada pasien harus sesuai dengan kalori yang dibutuhkan pasien, sehingga para ahli gizi dirumah sakit harus benar - benar memberi takaran yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Untuk memudahkan para ahli gizi dalam menghitung kalori makanan yang dibutuhkan oleh pasien, bagaimana jika dibuat neraca yang dapat menghitung kalori pada beberapa jenis makanan.

Berdasarkan masalah diatas penulis ingin membuat inovasi alat dan mengangkat judul “Alat Penghitung Kalori pada Makanan Berbasis Arduino Uno“.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah tersebut diatas, maka rumusan masalah pada karya tulis ini yaitu : “ Bagaimana cara membuat alat penghitung kalori pada beberapa jenis makanan ? “.

1.3. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi pelebaran masalah yang akan dibahas, maka penulis membatasi pembahasan sebagai berikut :


(16)

1. Menggunakan Load Cell sebagai sensor berat. 2. Menggunakan Modul HX 711.

3. Menggunakan Modul Arduino Uno. 4. Batas pengukuran beban maksimal 1 kg.

5. Jenis makanan yang akan diukur meliputi makanan 5 sehat yang terdiri dari makanan pokok ( nasi putih, nasi tim, nasi merah ), buah ( papaya, pisang, apel ), sayur ( bayam rebus, kentang rebus, kangkung rebus ), lauk pauk ( ayam goreng, empal goreng, tempe goreng ), susu ( keju ), dan pengukuran jenis makanan yang satu dengan yang lain dilakukan secara terpisah.

6. Pembuatan jenis makanan tergantung para ahli gizi. 7. Menggunakan tampilan LCD karakter.

1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari karya tulis ilmiah ini adalah dibuatnya “Alat Penghitung Kalori pada Makanan Berbasis Arduino Uno”.

1.4.2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari pembuatan karaya tulis ini yaitu : a. Membuat rangkaian Power Supply.

b. Merangkai modul penguat Load Cell. c. Membuat display tampilan LCD.


(17)

1.5. Manfaat

1.5.1. Manfaat Teoritis

Dapat menerapkan teori – teori tentang elektronika untuk pengembangan alat kesehatan bagi mahasiswa khususnya jurusan Teknik Elektromedik.

1.5.2. Manfaat Praktis

a. Dapat mempermudah perawat, dokter dan analis gizi dalam menghitung kalori pada makanan yang akan diberikan pada pasien penderita penyakit tertentu.

b. Memudahkan orang untuk menghitung / membatasi kalori yang akan dimakan.

c. Membantu menentukan berat kalori pada makanan untuk orang yang sedang diet kalori.


(18)

5

Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa lain yang berhubungan dengan alat yang penulis buat adalah yang pertama ditulis oleh Saudara Faris Anggriawan dari Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Lesehatan Kemenkes Surabaya dengan judul penelitian Rancang Bangun Penghitung kalori pada Makanan. Alat yang dibuat menggunakan microcontroller ATMega 8, menggunakan sensor Load Cell sebagai sensor berat, menggunakan penguat AD 620 dan LCD 16 x 2 sebagai display. Pada alat ini masih terdapat kekurangan yaitu hanya menampilkan berat kalori saja sehingga kita tidak bisa melihat berat makanan yang di konsumsi dan masih perlu menggunakan downloader untuk mengirim data dari PC ke microcontroller yang di pakai.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Saudari Try Utami Hidayah, dkk dari Teknik Komputer Akademi Informasi dan Komunikasi Padang dengan judul penelitian Rancang Bangun Timbangan Buah Digital dengan Keluaran Berat dan Harga. Alat yang dibuat mengguankan microcontroller ATMega 32 sebagai pengendali, menggunakan sensor Load Cell sebagai sensor berat dan LCD 16 x 2 sebagai display. Pada alat ini masih terdapat kekurangan yaitu masih perlu menggunakan downloader untuk mengirim data dari PC ke microcontroller yang di pakai.


(19)

Dari penelitian tersebut, penulis membuat alat berupa Alat Penghitung kalori pada Makanan berbasis Arduino Uno. Alat yang penulis buat menggunakan sensor Load Cell sebagai sensor berat dengan beban maksimal 1 kg, menggunakan Arduino Uno sebagi pengendali, menggunakan penguat HX 711 sebagai penguatan dari output sensor yang masih dalam bentuk milivolt, menggunakan LCD 16 x 2 sebagai display. Kelebihan dari alat yang dibuat oleh penulis adalah menampilkan berat kalori sekaligus berat makanan yang di ukur dan tidak membutuhkan downloader untuk mengirim data dari PC ke microcontroller yang di pakai sehingga program langsung bisa di tanam pada modul Arduino Uno.

2.2. Kalori

Kalori adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan jumlah energi. Pada umumnya kalori digunakan untuk menunjukkkan jumlah energi yang terkandung dalam makanan. Kalori dapat diperoleh dari asupan nutrisi berupa karbohidrat, lemak, protein dan alkohol. Tubuh membutuhkan energi ( yang disebut kalori ) dalam melakukan aktivitas sehari – hari. Pembagian kalori yang seimbang mengacu pada piramida makanan. Piramida makanan menggunakan klasifikasi grup makanan dan mengatur jumlah yang harus di konsumsi perindividu. Kebutuhan kalori harian tiap individu berbeda – beda. Namun, secara umum Departemen Kesehatan RI menetapkan kebutuhan kalori individu sebesar 2000 kkalori/hari.


(20)

Berikut adalah tabel kebutuhan kalori untuk berbagai kelompok umur. Tabel ini dapat membantu mengetahui kebutuhan kalori berdasarkan usia, jenis kelamin & aktifitas yang dilakukan.

Tabel 2.1. Kebutuhan Kalori Manusia Berdasarkan Umur dan Aktifitas.

Pengaturan kalori sangatlah penting. Pengaturan keseimbangan kalori yang baik dapat membantu anda mempertahankan pola hidup sehat, berat badan ideal dan mencegah penyakit metabolic di kemudian hari.

2.2.1. Jenis Makanan Yang Mengandung Kalori 1. Makanan Pokok

Makanan utama atau makanan pokok berfungsi sebagai sumber tenaga bagi tubuh untuk melakukan aktifitas sehari – hari. Contoh makanan pokok adalah nasi, jagung, oat, kentang, gandum / tepung terigu, serta umbi umbian lainnya. Makanan pokok tiap Negara berbeda – beda, tergantung jenis daerah dan keadaan musim.


(21)

2. Lauk Pauk

Lauk pauk pada makanan memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan zat pembangun pada tubuh. Contoh dari lauk pauk yaitu tempe, tahu, telur, daging, ikan, dan lain – lain. Lauk pauk juga membantu menambah protein dalam tubuh sehingga membantu pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

3. Sayur Mayur

Sayur sayuran pada makanan memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan zat pengatur pada tubuh. Contoh dari sayur mayur adalah kangkung, bayam, terong, kacang panjang, dan lain - lain. Sayur mayur bagus di konsumsi sebagai penyeimbang dan kebutuhan vitamin serta protein, sehingga badan lebih segar dan metabolisme terjaga.

4. Buah

Mirip dengan sayur mayur, buah – buahan pada makanan memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan zat pengatur pada tubuh. Contoh dari buah – buahan yang diuji coba adalah apel, manggis, markisa, salak pondoh, jeruk, nanas dan lain sebagainya. Buah – buahan juga sangat membantu dalam program diet dikarenakan kandungan serta, vitamin, dan protein di dalam makanan. Mengkonsumsi buah setiap hari dapat membantu metabolisme dan membuat badan lebih segar. Berikut Tabel 2.2. tentang daftar kalori yang dibahas/100 gram.


(22)

Tabel 2.2. Daftar Kalori yang dibahas / 100 gram.

Jenis makanan Jumlah kalori (Kalori)

Nasi 180

Nasi tim 120

Nasi Merah 149

Papaya 46

Pisang 127

Apel 58

Bayam Rebus 23

Kangkung Rebus 22

Kentang Rebus 62

Ayam Goreng 270

Empal Goreng 248

Tempe Goreng 350

Keju 326

Data Tabel 2.2. didapat dari Tabel Komposisi Pangan Indonesia yang dibuat oleh DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (DPD PERSAGI). Pada data tersebut dibuat dengan takaran per 100 gram. 2.2.2. Dampak jika tidak memperhatikan jumlah kalori yang dikonsumsi.

Keseimbangn kalori yang dimakan dan yang dikeluarkan saat beraktivitas sangat penting untuk membantu menjaga berat badan tetap stabil. Kelebihan 500 kalori setiap hari menyebabkan berat badan naik setengah kilogram dalam seminggu. Begitu juga sebaliknya, kurangi saja 300 – 500 kalori dari kebutuhan kalori harian. Dalam sebulan bisa turun 1


(23)

– 2 kilogram, ( dr. Em Ynir Sp.PD-KEMD, Kepala Divisi Metabolik dan Endokrinologi Departemen penyakit Dalam RSCM ), apabila kalori dalam tubuh tidak bisa kita kendalikan secara teratur maka akan berdampak pada obesitas dan berbagai penyakit lainnya seperti :

1. Kepikunan

Menurut studi tahun 2008, yang dilakukan oleh peneliti dari Amerika menemukan bahwa kelebihan berat badan meningkatkan resiko demensia substansial karena penurunan suplai darah ke otak. Baik penyakit Alzheimer maupun demensia, keduanya ditandai oleh kepikunan. Untungnya, resiko tersebut dapat dikurangi dengan memperbaiki pola makan dan rutin berolahraga sejak dini.

2. Masalah kesehatan mata

Suatu studi menemukan bahwa wanita dengan BMI ( Body Mass Index ) 23 atau lebih besar memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap katarak dibandingkan dengan wanita dengan BMI yang lebih rendah, bahkan setelah disesuaikan untuk faktor – faktor lain seperti usia.

3. Masalah kesehatan gigi dan mulut

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang obesitas lebih mungkin mengalami masalah kesehatan oral dibanding orang yang berat badan normal. Pasien kerusakan gigi dan penyakit periodontal yang obesitas cenderung membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama.


(24)

4. Infeksi telinga kronis

Pada anak – anak, obesitas mungkin terkait dengan meningkatnya resiko otitis media, atau yang lebih dikenal sebagai infeksi telinga tengah.

5. Sleep apnea

Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang ditandai dengan berhentinya napas ketika tidur hingga beberapa detik yang dapat menghambat aliran oksigen ke otak. Orang yang mengalami obesitas memiliki resiko yang lebih besar terhadap sleep apnea. Ukuran leher yang semakin besar karena obesitas juga dapat meningkatkan resiko sleep apnea.

6. Berbagai jenis kanker

National cancer Institute mencatat bahwa obesitas berhubugan dengan peningkatan resiko berbagai jenis kanker seperti pancreas, usus besar, endometrium, ginjal, tiroid dan kanker kandung empedu. Persentase kasus kanker yang terkait obesitas khususnya pada kanker yang berhubungan dengan metabolisme memiliki resiko hingga 40 persen.

7. Policyatic Ovary Syndrome ( PCOS )

PCOS adalah penyebab infertilisasi atas kemandulan yang paling umum pada wanita.Hal ini disebabkan oleh resistansi insulin dan peradangan tingkat rendah, yang keduanya merupakan faktor obesitas.


(25)

8. Infertilisasi pria

Bukan hanya wanita saja yang kesulitan mendapatkan kehamilan karena kelebihan berat badan. Pria yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki jumlah sperma yang lebih rendah dibandingkan dengan pria dengan BMI ( Body Maks Index ) yang ideal.

9. Arthritis

Sekitar 15 persen orang yang obesitas mengembangkan arthritis atau nyeri sendi yang umunya terjadi dilutut. Suatu studi menunjukkkan bahwa 1 dari 5 orang dewasa setiap 50 juta penduduk Amerika telah didiagnosa menderita arthritis karena kelebihan berat badan.

2.2.3. Cara menghitung asupan kalori yang ideal bagi tubuh

1. Hitung berat badan ( BB ) ideal terlebih dahulu dengan rumus : BB ideal = tinggi badan atau ( TB – 100 ) – 10 % TB.

2. BB ideal memiliki toleransi, yaitu 10 persen dari BB ideal itu sendiri. Jika BB saat ini berada diantara dua batas tersebut, maka masih bisa dikatakan normal.

3. Hitung kalori dasar yang dibutuhkan :

Kalori dasar = BB ideal x 25 ( untuk wanita ) Kalori dasar = BB ideal x 30 ( untuk pria )

4. Untuk anda yang memilki aktifitas sedang, tambah angka tersebut sebanyak 20 persen dari angka kalori dasar.


(26)

Keterangan :

BB adalah berat badan dalam kilogram ( kg ). TB adalah tinggi badan dalam centimeter ( cm ). 2.3. Load Cell

Load cell adalah komponen utama pada system timbangan digital. Tingkat keakurasian timbangan bergantung dari jenis load cell yang dipakai. Sensor load cell apabila diberi beban pada inti besi maka nilai resistansi di strain gauge akan berubah yang dikeluarkan melalui empat kabel. Dua kabel sebagai eksitasi dan kabel lainnya sebagai sinyal keluaran ke kontrolnya.

Sebuah load cell terdiri dari konduktor, strain gage, dan wheatstone bridge. Tegangan keluaran dari sensor load cell sangat kecil, sehingga untuk mengetahui perubahan tegangan keluaran secara linier dibutuhkan rangkaian penguat instrument.

Dalam hal ini digunakan IC amplifier HX 711 yang memang dibuat khusus untuk menguatkan tegangan keluaran yang sangat kecil hingga kurang dari satuan milivolt, salah satunya sensor load cell, hingga ukuran tegangan dalam satuan milivolt.

Adapun spesifikasi dari load cell yang dipakai pada tugas akhir ini adalah sebgaai berikut.

a. Kapasitas : 1 kg

b. Output : 1.0 ± 0.15mV / V c. Input : 5V


(27)

2.4. IC HX 711

IC HX 711 merupakan sebuah penguat yang digunakan untuk mengolah keluaran yang dikeluarkan oleh load cell. IC ini digunakan agar keluaran dari load cell bisa terbaca oleh arduino. Keluaran dari IC tersebut berupa voltase yang apabila load cell ditekan maka resistansi keluarannya berubah. Voltase yang digunakan IC ini adalah 2.6 ~ 5.5 V.

Adapun Pin IC HX 711 dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut.

Gambar 2.1. Pin HX 711.

Adapun beberapa pin yang digunakan agar HX 711 dapat berjalan dan bisa terbaca oleh Arduino Uno ditujukkan oleh Tabel 2.3. berikut.

1 16

2 15

3 14

4 13

5 12

6 11

7 10

8 9 VSUP

INPA VBG

INNA INPB

XO

DOUT

PD_SCK XI

INNB RATE DVDD

BASE

AVDD

VFB


(28)

Tabel 2.3. Deskripsi Pin.

Pin Nama Fungsi Deskripsi

1 VSUP Power Regulator supply 2.7 ~ 5.5 V

2 BASE Analog Output Regulator control output ( ketika tidak memakai NC )

3 AVDD Power Analog suplly 2.6 ~ 5.5 V

4 VBG Analog Input Regulator control input ( dihubungkan ke AGND ketika tidak digunakan )

5 AGND Ground Ground

6 VBG Analog Output Reference bypass output 7 INA - Analog Input Channel A input negative 8 INA + Analog Input Channel A input negative 9 INB - Analog Input Channel B input negative 10 INB + Analog Input Channel B input negative 11 PD_SC

CK

Digital Onput Power down control

12 DOUT Digital Output Serial data output 13 XO Digital I/O Crystal I/O

14 XI Digital Input Crystal I/O atau external clock input 15 RATE Digital Input Output data rate control 0 : 10 Hz, 1: 80


(29)

2.5. Regulator

Regulator adalah suatu rangkaian elektronik yang berfungsi untuk mengatur agar tegangan keluarannya tetap berada pada posisi yang ditentukan walau tegangan masukkannya berubah – ubah. Rangkaian regulator ini kemudian dikemas dalam bentuk sirkuit terintegrasi. IC regulator banyak dijumpai di masyarakat. Salah satu IC yang digunakan adalah fixed voltage regulator. IC regulator jenis ini merupakan regulator yang jenis keluarannya telah ditentukan sehingga tidak banyak komponen tambahan untuk merangkai regulator menggunakan IC ini.

Contoh IC regulator ini yang paling popular adalah keluaran 78XX (positif) dan 79XX (negative). Tanda XX merupakan besar tegangan keluaran yang diatur oleh IC tersebut. Dibawah ini salah satu contoh IC regulator yang telah ditentukan keluarannya.

1. Regulator 7805 dan 7905 menghasilkan tegangan keluaran sebesar + 5VDC atau -5VDC.

2. Regulator 7809 atau 7909 menghasilkan tegangan keluaran sebesar +9VDC atau -9VDC.

3. Regulator 7812 atau 7912 menghasilkan tegangan keluaran sebesar +12VDC atau -12 VDC.


(30)

2.6. Arduino Uno

Arduino Uno merupakan single-board microcontroller yang dibuat untuk keperluan proyek elektronika multi disiplin agar lebih mudah di wujudkan. Desain dari hardware Arduino Uno terdiri dari 8 bit Atmel AVR microcontroller, atau 32 bit Atmel ARM dimana desain tersebut bersifat terbuka (open source hardware). Arduino Uno software terdiri dari compiler bahasa pemrograman standar dan sebuah boot loader yang dieksekusi dalam microcontroller.

Berikut adalah gambar Hardware Arduino Uno yang ditunjukkan oleh Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Hardware Arduino Uno.

Pada Gambar 2.2. dapat dilihat Board Arduino Uno merupakan sebuah minimum system yang terdiri dari microcontroller Atmel 8 bit AVR dan beberapa komponen pendukung untuk memfasilitasi pemrograman dan berhubungan dengan rangkaian lain.


(31)

Hal terpenting dari sebuah board Arduino Uno dapat digabungkan dengan beberapa papan rangakaian lain yang menggunakan standar pin Arduino Uno yang kemudian modul tersebut dikenal sebagai shields. Secara official sebuah system Arduino Uno menggunakan seri Atmel ATMega AVR, yang secara khusus adalah ATMega 8, ATMega 168, ATMega 328, ATMega 1280, ATMega 2560 dan chip tersebut di kelompokkan menjadi dua frekuensi kerja yaitu 8 MHz pada tegangan kerja 3.3 Volt Dc dan 16 MHz pada tegangan kerja 5 Volt Dc.

Pada dasarnya dengan adanya bootloader ArduinoUno memungkinkan sebuah microcontroller diprogram melalui koneksi USB (Universal Serial Bus) dengan sebuah IC (Integrated Circuit) interface USB. Pada seri board Diecilima, Deumilanove, dan Uno terdapat 14 digital pin I/O (input-output ), dimana 6 buah analog input, Pin tersebut terdapat dibagian atas board melalui header female konektor dengan jarak pin standar 0.10-Inch (2.5 mm). sebagian library telah tersedia baik secara open source maupun komersial untuk mendukung penggunaan shields dalam pemrograman Arduino. Memory Arduino ATMega 328 ini memiliki 32 kb dengan 0,5 kb digunakan loading file. ATMega 328 juga memiliki 2 kb dari SRAM dan 1 kb dari EEPROM.


(32)

Untuk konfigurasi pin ATMega 328 pada Arduino dapat dilihat pada Gambar 2.3. berikut.

Gambar 2.3. Konfigurasi pin ATMega 328 pada Arduino Uno. Pemrograman pada Arduino Uno menggunakan bahasa C dan untuk pemrogramannya menggunakan suatu perangkat lunak yang bisa digunakan untuk semua jenis arduino. Microcontroller yang digunakan pada Arduino Uno adalah ATMega 328 yang didalamnya sudah terpasang bootloader yang memungkinkan pengguna untuk mengunggah kode tanpa menggunakan tambahan perangkat keras. Fasilitas komunikasi yang dimiliki microcontroller Arduino Uno meliputi komunikasi antara Arduino Uno dengan computer, Arduino Uno dengan Arduino lain, dan Arduino Uno dengan microcontroller lain.


(33)

Hal tersebut dikarenakan microcontroller ATMega 328 yang digunakan pada Arduino Uno menyediakan fasilitas USART ( Universal Syinchronous and asynchronous Serial Receiver and Transmitter) yang terdapat pada pin D.0 ( Rx) dan pin D.1 (Tx).

2.7. Liquid Crystal Display (LCD) 16 X 2

Menurut Abdul Kadir (2013 : 196), Liquid Crystal Display(LCD) adalah komponen yang dapat menampilkan tulisan. Salah satu jenisnya memiliki dua baris dengan setiap baris terdiri atas enam belas karakter. LCD seperti itu biasa disebut LCD 16x2. Ada dua jenis utama layar LCD yang dapat menampilkan numerik (digunakan dalam jam tangan, kalkulator, dll) dan menampilkan teks alfanumerik (sering digunakan pada mesin foto copy dan telepon genggam).

Dalam menampilkan numerik ini kristal yang dibentuk menjadi bar, dan dalam menampilkan alfanumerik kristal hanya diatur kedalam pola titik. Setiap kristal memiliki sambungan listrik individu sehingga dapat dikontrol secara independen. Ketika kristal off' (yakni tidak ada arus yang melalui kristal) cahaya kristal terlihat sama dengan bahan latar belakangnya, sehingga kristal tidak dapat terlihat. Namun ketika arus listrik melewati kristal, itu akan merubah bentuk dan menyerap lebih banyak cahaya.

Hal ini membuat kristal terlihat lebih gelap dari penglihatan mata manusia sehingga bentuk titik atau bar dapat dilihat dari perbedaan latar belakang. Sangat penting untuk menyadari perbedaan antara layar LCD dan layar LED.


(34)

Sebuah LED display (sering digunakan dalam radio jam) terdiri dari sejumlah LED yang benar-benar mengeluarkan cahaya (dan dapat dilihat dalam gelap). Sebuah layar LCD hanya mencerminkan cahaya, sehingga tidak dapat dilihat dalam gelap.

LMB162A adalah modul LCD matrix dengan konfigurasi 16 karakter dan 2 baris dengan setiap karakternya dibentuk oleh 8 baris pixel dan 5 kolom pixel (1 baris terakhir adalah kursor).

Memori LCD terdiri dari 9.920 bir CGROM, 64 byte CGRAM dan 80x8 bit DDRAM yang diatur pengalamatannya oleh Address Counter dan akses datanya (pembacaan maupun penulisan datanya) dilakukan melalui register data.

Pada LMB162A terdapat register data dan register perintah. Proses akses data ke atau dari register data akan mengakses ke CGRAM, DDRAM atau CGROM bergantung pada kondisi Address Counter, sedangkan proses akses data ke atau dari register perintah akan mengakses Instruction Decoder (dekoder instruksi) yang akan menentukan perintah–perintah yang akan dilakukan oleh LCD.

Dibawah ini data adalah penjelasan pin LCD 2x16. (Abdul Kadir, 2013: 196-197) yang akan ditunjukkan pada Tabel 2.4. berikut.


(35)

Tabel 2.4. Pin LCD 16 X 2

No.Pin Nama Pin I/O Keterangan

1 VSS Power Catu daya, ground (0V) 2 Vdd Power Catu daya positif

3 V0 Power

Pengatur kontras. Menurut datasheet, pin ini perlu dihubungkan dengan pin VSS melalui resistor 5 Kohm. Namun, dalam praktik, resistor yang digunakan sekitar 2,2Kohm

4 RS Input

Registerselect

RS= HIGH: untuk mengirim data RS=LOW: untuk mengirim intruksi

5 R/W Input

Read/Writecontrol bus

R/W=HIGH: Mode untuk membaca data di LCD

R/W=LOW: Mode penulisan ke LCD Dihubungkan dengan LOW untuk pengiriman data ke layar.

6 E Input

Data enable, untuk mengontrol ke LCD. Ketika bernilai LOW, LCD tidak dapat diakses.0 = start to lacht data to LCD character I = disable

7 DB0 I/O Data

8 DB1 I/O Data

9 DB2 I/O Data

10 DB3 I/O Data

11 DB4 I/O Data

12 DB5 I/O Data

13 DB6 I/O Data

14 DB7 I/O Data

15 BPL Power Catu daya layar, positif 16 BLK/GND Power Catu daya layar, negatif


(36)

Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low “0” dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Ketika dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika “1” dan tunggu untuk sejumlah waktu tertentu ( sesuai dengan datasheet dari LCD tersebut ) dan berikutnya set EN ke logika low “0” lagi.

Kemudian untuk jalur RS adalah jalur registerselect. Ketika RS berlogika low “0”, data akan dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus ( seperti clear screen, posisi kursor, dll ). Ketika RS berlogika high “1”, data yang dikirim adalah data text yang akan ditampilkan pada display LCD. Sebagai contoh, untuk menampilkan huruf “T” pada layar LCD maka RS harus diset logika high “1”.

Selanjutnya yang terakhir jalur RW adalah jalur kontrol Read/Write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika high ”1”, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD. Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low ”0”. Dibawah ini merupakan tampilan dari LCD 16 x 2 yang ditunjukkan oleh Gambar 2.4. berikut.


(37)

Didalam LCD ada beberapa perintah dasar yang harus dipahami, yaitu adalah inisialisasi LCD Character.

1. Function Set

Berfungsi untuk mengatur interface lebar data, jumlah dari baris dan ukuran font character. Function Set dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut.

Tabel 2.5 Function Set.

RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

0 0 0 0 1 DL N F X X

Keterangan : X = Don’t care

DL = Mengatur lebar data

DL = 1, Lebar data interface 8 bit ( DB7 s/d DB0) DL = 0, Lebar data interface 4 bit ( DB7 s/d DB4)

Ketika menggunakan lebar data 4 bit, data harus dikirimkan dua kali. N=1, Display dua baris

N=0, Display satu baris 2. Entry Mode Set

Berfungsi untuk mengatur increment/decrement dan mode geser. Entry Mode Set dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut.

Tabel 2.6 Entry Mode Set.

RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0


(38)

Keterangan :

I/D = decrement dari alamat DDRAM dengan ketika kode karakter dituliskan ke DDRAM.

I/D = “0”, decrement. I/D = “1”, increment.

S = Geser keseluruhan display ke kanan dan ke kiri. S = 1, geser ke kiri atau ke kanan bergantung pada I/D. S = 0, display tidak bergeser.

3. Display On/Off Cursor.

Berfungsi untuk mengatur status display ON/OFF, cursor ON/ OFF dan fungsi Cursor Blink. Display On/Off ditunjukkan pada Tabel 2.8 berikut. Tabel 2.7 Display On/Off Cursor.

RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

0 0 0 0 0 0 1 D C B

Keterangan :

D = Mengatur display D = 1, Display is ON D = 0, Display is OFF

Pada kasus ini data display masih tetap berada di DDRAM, dan dapat ditampilkan kembali secara langsung dengan mengatur D=1.

C = Menampilkan kursor C = 1, kursor ditampilkan C = 0, kursor tidak ditampilkan


(39)

B = karakter ditunjukkan dengan kursor yang berkedip B =1, kursor blink

4. Clear Display

Berfungsi untuk mengatur perintah hapus layar. Clear Display ditunjukkan pada Tabel 2.9 berikut.

Tabel 2.8 Clear Display.

RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

5. Geser Cursor dan Display

Geser posisi kursor atau display ke kanan atau kekiri tanpa menulis atau baca data display. Fungsi ini digunakan untuk koreksi atau pencarian display. Geser Cursor dan Display di tunjukkan oleh Tabel 2.10 berikut. Tabel 2.9 Geser Cursor dan Display.

RS R/W D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

0 0 0 0 0 1 D/C R/L X X

Keterangan : X = Don’t care

Berikut keterangan geser cursor dan display yang ditunjukkan oleh Tabel 2.10 berikut.


(40)

Tabel 2.10 Keterangan geser cursor dan display.

D/C R/L NOTE

0 0 Geser posisi cursor ke kiri 0 1 Geser posisi cursor ke kanan 1 0 Geser keseluruh display ke kiri 1 1 Geser keseluruh display ke kanan


(41)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Sistem

Diagram blok sistem ditunjukkan oleh Gambar 3.1. berikut.

Gambar 3.1. Diagram blok sistem. 3.1.1. Cara kerja blok diagram

Awalnya dilakukan pemilihan jenis makanan. Berat jenis makanan akan di sensor oleh load cell. Output dari load cell masih kecil. Kemudian diolah oleh penguat HX 711 agar bisa terbaca oleh Arduino Uno. Kemudian Arduino Uno mengolah data yang telah diterima. Sebelumnya, Arduino Uno telah diprogram sehingga hasilnya dalam satuan kalori. Hasil tersebut, kemudian ditampilkan oleh LCD karakter. Selain itu, arduino juga menerima perintah dari tombol start, reset, down/up, dan enter.

A R D U I N O DISPLAY LCD PROGR AM SENSOR LOAD CELL Hx 711 START RESET DOWN/U P JENIS MAKANAN BACK


(42)

Tombol – tombol tersebut berfungsi sebgaai pemilihan jenis makanan, memasukkan jenis makanan, memberikan perintah memulainya proses perhitungan kalori dan sebagai zero atau mengenolkan kembali alat agar ketika dipakai hasilnya akurat dan tepat. 3.2. Diagram Alir Proses

Diagram alir proses ditunjukkan oleh Gambar 3.2. berikut.

Gambar 3.2. Diagram alir. 3.2.1. Cara kerja diagram alir

Pertama nyalakan alat kemudian pilih jenis makanan yang akan dihitung kalorinya. Setelah dipilih tekan enter kemudian letakan terlebih dahulu wadah makanan yang akan ditimbang kemudian tekan tombol reset yang berfungsi sebagai pengenolan timbangan. Setelah tampilan muncul angka 0 maka masukkan jenis makanan kemudian tekan tombol lalu hasil akan langsung muncul pada LCD.

BEGIN

INISIALISASI

PEMILIHAN JENIS MAKANAN

TARUH WADAH ENTER

RESET

BACK TAMPIL LCD

MASUKKAN MAKANAN

SELESAI A


(43)

3.3. Diagram Mekanis Sistem

Pada Gambar 3.3. berikut ini akan dibahas rancangan alat penghitung kalori pada makanan berupa desain dimensi alat tampak depan, belakang dan samping.

a. Tampak Depan

b. Tampak Belakang

c. Tampak Samping

Gambar 3.3. Dimensi rancangan alat. Keterangan :

a : Tampilan untuk kalori dan berat. b : Tombol up/down, reset,enter, back. c : Tempat untuk meletakkan makanan d : Tempat kabel power

up reset START

down back

b a

c

d

f e


(44)

e : Tombol on/off. f : Sensor load cell. Dimensi Alat :

Panjang : 25 cm Lebar : 20 cm Tinggi : 15 cm

3.4. Pembuatan Casing box alat 3.4.1. Bahan :

a. Plat aluminium

b. Cat pilok putih dan hitam c. Akrilik

d. Plat besi 3.4.2. Alat :

a. Cutter

b. Pemotong plat c. Penggaris besi d. Bor listrik e. Amplas halus f. Dempul g. Mesin las


(45)

3.4.3. Langkah pembuatan :

a. Gambar pola pada plat aluminium sesuai desain yang kita inginkan. b. Sesuaikan dengan pola komponen yang akan di pasang.

c. Potong dan lubangi pola pada plat meggunakan pemotong plat, lalu disesuaikan bentuk nya dan di bor.

d. Potong plat besi untuk dudukan sensor Load Cell sesuai pola. e. Lalu las dengan box plat aluminium yang sudah dibentuk tadi.

f. Potong akrilik bentuk bulat untuk meletakkan media makanan yang akan di timbang.

g. Lubangi akrilik, dan pasang pada tumpuan plat besi yang sudah tergabung dengan box plat aluminium.

h. Rapikan las – lasan dengan dempul agar halus. i. Tunggu kering, lalu warnai box dengan pilok.

j. Setelah box kering, box siap untuk dipasang komponen. 3.5. Merakit SensorLoad Cell

3.5.1. Bahan :

a. Modul sensor Load Cell. b. Modul penguatan HX 711. c. Modul Arduino Uno. d. Pin sisir 8 buah.

e. Kabel jumper female male 8 buah. f. Casing sensor.


(46)

3.5.2. Langkah perakitan

Rakit sensor load cell, modul HX 711, dan arduino sesuai dengan Gambar 3.4. berikut.

Gambar 3.4. Perakitan modul sensor load cell. a. Kupas kabel pada sensor load cell.

b. Sambungkan dengan white housing female.

c. Pasang pin sisir pada modul HX 711 dan Arduino Uno. d. Solder pin sisir yang telah terpasang.

e. Sambungkan kabel loadcell dengan modul HX 711 sesuai gambar di atas.

f. Sambungkan modul HX 711 dengan Arduino Uno menggunakan jumer female.

3.6. Pembuatan Power Supply

3.6.1. Bahan : a. Diode 4a b. Trafo 0,5 A

c. Kapasitor 3300 µf (2) d. Kapasitor 470 µf (2)


(47)

e. Kapasitor non polar 104 (4) f. IC regulator 7812

g. LED (1) 3.6.2. Alat :

a. Papan pcb b. Solder c. Timah

d. Penyedot timah e. Gunting

3.6.3. Langkah perakitan

a. Rangkai sistematik rangkaian power supply dengan mengunakan aplikasi pada laptop, aplikasi yang digunakan pada pembuatan modul ini adalah proteus.

b. Setelah sistematik rangkaian jadi, tahap selanjutnya membuat lay out nya dan disablon ke papan pcb. Untuk gambar lay out power supply pada papan pcb dapat dilihat pada gambar 3.5. di bawah ini:


(48)

c. Rakit komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan solder.

Rangkaian power supply pada modul ini berfungsi sebagai supply tegangan ke semua rangkain yang menggunakan tegangan DC. Prinsip kerja power supply adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC dengan menggunakan transformator sebagai penurun tegangan dan dioda sebagai komponen yang berfungsi sebagai penyearah tegangan. Pada modul ini power supply akan mengubah tegangan AC menjadi DC sebesar 12 VDC dengan mengunakan IC regulator 78012. Adapun tegangan 12 VDC digunakan untuk inputan pada Arduino Uno.

3.7. Pembuatan program

Dalam pembuatan program penulis menggunakan bahasa arduino atau bahasa C, berikut adalah isi program yang di buat untuk mengisi microcontroller atau dalam bahasa arduino biasa disebut sketch :

SKETCH PROGRAM LENGKAP

#include <LiquidCrystal.h> #include <math.h>

#include "HX711.h"

#define tombol1 8 #define tombol2 9 #define tombol3 A3 #define tombol4 A4 #define tombol5 A5

#define __NASI 0 //180 #define __NASI_TIM 1 //120 #define __NASI_MERAH 2 //149


(49)

#define __PEPAYA 3 //46 #define __PISANG 4 //127 #define __APEL 5 //58

#define __BAYAM_REBUS 6 //23 #define __KANGKUNG_REBUS 7 //22 #define __KENTANG_REBUS 8 //62 #define __AYAM_GORENG 9 //270 #define __EMPAL_GORENG 10 //348 #define __TEMPE_GORENG 11 //350 #define __KEJU 12 //326

char str[16]; char strFloat[10];

float kaloriList[13] = {1.8, 1.2, 1.49, 0.46, 1.27, 0.58, 0.23, 0.22, 0.62, 2.70, 3.48, 3.50, 3.26};

char* kaloriName[13] = {" NASI ", " NASI TIM ", " NASI MERAH ", " PEPAYA ", " PISANG ", " APEL ", " BAYAM REBUS ", " KANGKUNG REBUS ", " AYAM GORENG ", " EMPAL GORENG ", " TEMPE GORENG ", " KEJU "}; char choice=0;

LiquidCrystal lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7); float berat,kalori;

// HX711.DOUT - pin #A1 // HX711.PD_SCK - pin #A0


(50)

HX711 scale(A1, A0); // parameter "gain" is ommited; the default value 128 is used by the library

void resetTimbangan(){ scale.tare(); lcd.clear();

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print(" RESET "); delay(500);

}

void bacaTimbangan() {

if(digitalRead(tombol3)==0){ resetTimbangan();

} }

void bacaTombol() {

char tombol1Var = digitalRead(tombol1); char tombol2Var = digitalRead(tombol2); char tombol3Var = digitalRead(tombol3); char tombol4Var = digitalRead(tombol4); char tombol5Var = digitalRead(tombol5); }

} }

if(!tombol3Var){ resetTimbangan(); }

if(!tombol1Var){ choice++;


(51)

if(choice>12) choice=0;

delay(200); }

if(!tombol2Var){ choice--; if(choice<0) choice=12;

delay(200); }

delay(50); }

void setup() {

pinMode(tombol1, INPUT); pinMode(tombol2, INPUT); pinMode(tombol3, INPUT); pinMode(tombol4, INPUT); pinMode(tombol5, INPUT);

digitalWrite(tombol1, HIGH); digitalWrite(tombol2, HIGH); digitalWrite(tombol3, HIGH); digitalWrite(tombol4, HIGH); digitalWrite(tombol5, HIGH);

lcd.begin(16, 2); lcd.clear();


(52)

Serial.begin(38400);

Serial.println("HX711 Demo");

Serial.println("Readings:"); delay(2000);

lcd.clear(); }

void loop() {

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print(" JENIS MAKANAN: ");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print(kaloriName[choice]); bacaTombol();

}

3.8. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai untuk melakukan penelitian ini adalah

after only design. Pada rancangan ini, peneliti hanya melihat hasil tanpa

mengukur keadaan sebelumnya.

Dalam penelitian terdapat kelompok kontrol. Kelemahan dari rancangan ini adalah tidak diketahui keadaan awalnya, sehingga hasil yang didapatkan sulit untuk disimpulkan.

X O

Non Random ---


(53)

X = Treatmen/perlakuan yg diberikan ( variabel Independen)

0 = Observasi (variabel dependen)

( - ) = Kelompok control

3.9. Variabel Penelitian 3.9.1. Variabel Bebas

Sebagai variabel bebas yaitu berat jenis makanan. 3.9.2. Variabel Tergantug

Sebagai variable tergantung adalah sensor berat loadcell. 3.9.3. Variabel Terkendali

Sebagai variabel terkendali yaitu Arduino Uno. 3.10. Rumus Statistik

Pengukuran untuk kalibrasi dilakukan sebanyak 20 kali dalam percobaan dengan membandingkan dengan alat yang berstandar dan dicari nilai standar deviasi (STDV), angka ketidakpastian dan juga error dengan rumus sebagai berikut :

3.10.1.Rata – rata

Rata – rata digunakan untuk menghitung hasil pembagian dari jumlah data yang di ambil atau di ukur dengan banyaknya pengambilan data atau banyaknya pengukuran.

Rata – Rata (X ) =

n

Xi

Σ

[3 – 1]

Dimana :


(54)

∑Xi = Jumlah nilai data

N` = Banyak data ( 1,2,3,…,n )

3.10.2.Simpangan

Simpangan digunakan untuk menghitung selisih dari rata–rata nilai harga yang dikehendaki dengan nilai yang diukur. Berikut rumus dari simpangan :

Simpangan = Y – [3-2]

Dimana :

Y = berat setting = rerata 3.10.3.Error (%)

Error (kesalahan) digunakan untuk menghitung selisih antara mean terhadap masing-masing data. Rumus error adalah:

Error% = Re x100%

g Datasettin

rata g

DataSettin

   

 −

[3-3]

3.10.4.Standar Deviasi

Standar deviasi digunakan untuk menghitung suatu nilai yang menunujukan tingkat (derajat) variasi kelompok data atau ukuran standarpenyimpangan dari meannya.

Rumus standar deviasi (SD) adalah: X


(55)

(

)

( )

1

1

2

− −

=

=

n X X SD

n

i i

[3-4]

Dimana :

SD = standar deviasi.

= nilai yang dikehendaki. n = banyak data.

3.10.5.Ketidakpastian (UA)

Ketidakpastian digunakan untuk menghitung kesangsian yang muncul pada tiap hasil. Atau pengukuran biasa disebut sebagai kepresisian data satu dengan data yang lain.

Rumus dari ketidakpastian adalah sebagai berikut:

Ketidakpastian = ��

√� [3-5]

Dimana :

STDV = Standar Deviasi n = banyaknya data

3.11.Persiapan Bahan

Adapun komponen – komponen penting yang digunakan dalam pembuatan modul, antara lain :

a. Modul penguatan HX 711 X


(56)

b. Sensor Load cell c. LCD 2x16 d. Lampu LED e. IC ATMega 328 f. Soket IC ATMega 328 g. Minimum Sistem Arduino h. USB Female

i. Kabel USB j. Conector 6 pin k. Conector 5 pin l. Conector 4 pin m. Conector 2 pin n. Push Button o. Diode 4a p. Trafo 0,5 A

q. Kapasitor 3300 µf (2) r. Kapasitor 470 µf (2)

s. Kapasitor non polar 104 (4) t. IC regulator 7812

3.12.Peralatan yang digunakan

Sebagai sarana pendukung dalam pembuatan tugas akhir ini, ada beberapa peralatan yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut :


(57)

b. Atractor (Penyedot Timah) c. Toolset

d. Bor PCB e. Timah (Tenol) f. Multimeter g. Komputer h. Lem tembak i. Kabeltis


(58)

45

4.1. Spesifikasi Alat

a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino Uno.

b. Display : LCD karakter 16 x 2 c. Daya : +12 Volt DC

d. Dimensi : P : 25 cm, L : 20 cm, T : 15 cm. e. Sensor : Load Cell 1 kg.

4.2. Kerja Alat

Sambungkan kabel power pada alat ke stop kontak. Selanjutnya pada layar LCD akan muncul kalimat pembuka dilanjutkan ready untuk pengukuran. Pilih jenis makanan dengan menekan tombol UP/DOWN. Tekan ENTER setelah selesai memilih jenis makanan. Letakkan mangkok yang digunakan untuk meletakkan makanan yang akan di ukur lalu tekan tombol RESET untuk mengenolkan. Setelah itu, letakkan makanan pada mangkok.

Proses pengukuran akan berjalan dan hasilnya ditampilkan pada LCD. Jika ingin mengukur makanan dengan jenis yang berbeda maka tekan tombol BACK untuk memilih jenis makanan kembali. Kemudian ulangi pemilihan jenis makanan seperti tadi.


(59)

Pengujian kalibrasi alat menggunakan rumus sebagai berikut : Berat = ����� �

� � � [4-1]

Cara pengkalibrasian awal adalah sebgaai berikut : a. Nyalakan alat dan sambungkan arduino ke computer.

b. Letakkan anak timbang, misalnya 500 gram. Kemudian load cell akan menyensor berat, lalu dikirim ke penguatan HX 711 dan dilanjutkan ke Arduino. Arduino membaca output dari load cell yang sudah dikuatkan oleh HX 711.

c. Hasil pembacaan yang tertera adalah 784288. Kemudian kita masukkan ke rumus. Sehingga didapat hasil dari persamaan (4-1) sebagai berikut.

Skala = ����� ��

�� � = �

��

= 1568,576

Dari perhitungan skala diatas, berarti setiap 1 gram skala atau output dari sensor yang sudah dikuatkan dan diubah ke digital adalah 1568,576.

d. Setelah ketemu skalanya, maka tinggal memasukkan hasil skala ke program Arduino, sehingga hasilnya valid.


(60)

berat pada LCD dengan anak timbang yang tealh diukur dengan timbangan terkalibrasi yang ada di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Berikut data hasil perbandingan pengukuran berat pada modul dengan anak timbang yang ditunjukkan oleh Tabel 4.1.

Tabel. 4.1. Data hasil perbandingan pengukuran berat pada modul dengan anak timbang.

Berat (Gram)

Hasil pengukuran ke- Rerata

(Gram)

1 2 3 4 5

0 0 0 0 0 0 0

50 49,8 49,8 50 50 50 49,92

100 100 100 100 100 100 100

150 149,8 149,8 149,8 149,8 149,8 149.8

200 200,2 200,2 200 200 200,2 200,12

250 250 250 250 250 250 250

300 300,2 300,2 300,1 300,5 300 300,2

350 349,9 349,9 349,9 349,9 349,9 349,9

400 400 400 400 400 400 400

450 450,8 450,8 450,8 450,8 450,8 450,8

500 501 501 501 501 501 501

550 550 550 550 550 550 550

600 599,7 599,7 599,7 599,7 599,7 599,7

650 650 650 650 650 650 650

700 699,8 699,8 699,8 699,8 699,8 699,8 750 749,5 749,5 749,5 749,5 749,5 749,6 800 799,7 799,7 799,7 799,7 799,7 799.7

850 850 850 850 850 850 849,64

900 900,6 900,6 900,6 900,6 900,6 900,6 950 950,3 950,3 950,3 950,3 950,3 950,3


(61)

disebabkan karena faktor tegangan supply yang kurang stabil dan keadaan lingkungan sekitar ketika pengukuran.

4.3.3. Tabel dan grafik pengukuran kalori makanan. Jenis kalori makanan yang akan dibahas antara lain : 1. Nasi

Tabel 4.2. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi.

Berat (Gram)

Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal)

1 2 3 4 5

0 0 0 0 0 0 0

50 90 90 90 90,7 90,7 90,28

100 180 180 180 180,4 180,4 180,16

150 270 270 270 270,6 270,6 270,24

200 360 360 360 360,4 360,4 360,16

250 450 450,4 450,4 450 450 450,16

300 540 540 540 540 540 540

350 630 630 630 630 630 630

400 720 720 720 720 720 720

450 810 810 810 810 810 810

500 900 900,3 900,3 900 900 900,12

550 990 990,2 990,2 990 990 990,08

600 1080 1080,5 1080,4 1080 1080 1080,18

650 1170 1170 1170,2 1170,4 1170,4 1170,2

700 1260 1260 1260,2 1260,4 1260,4 1260,2

750 1350 1350 1350,5 1350,2 1350,2 1350,18

800 1440 1440 1440,5 1440,2 1440,2 1440,18

850 1530 1530 1530,5 1530,2 1530,2 1530,18

900 1620 1620 1620,2 1620,2 1620,2 1620,12


(62)

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950

Kalori 0 90.28 180.2 270.2 360.2 450.2 540 630 720 810 900.1 990.1 1080 1170 1260 1350 1440 1530 1620 1710

-89 111 311 511 711 911 1111 1311 1511 1711

Ju

ml

a

h

K

a

lo

ri

Berat satuan Gram

Nasi

terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 180,16 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram nasi terdapat kalori sebesar 180 kkal. Dan didapatkan selisih 0,16 kkal.


(63)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada nasi dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 1710 kkal.

2. Nasi Tim

Tabel 4.3. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi tim. Berat

(Gram)

Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal)

1 2 3 4 5

0 0 0 0 0 0 0

50 60 60 59,8 59,8 59,8 60

100 120 120 120,1 120,1 120,1 120

150 180 180 179,7 179,7 179,7 180

200 240 240 240,3 240,3 240,3 240

250 300 299,9 299,9 299,9 300 300

300 360 360,2 360,2 360,2 360 360

350 420 419,9 419,9 419,9 420 420

400 480 481,3 481,3 481,3 480 480

450 540 541 541 541 540 540.6

500 600 600 600 601,1 601,1 600

550 660 660 660 660,8 660,8 660

600 720 720 720 719,3 719,3 720

650 780 780 780 779,1 779,1 780

700 840 840 840 839,6 839,6 840

750 900 900 900 899,3 899,3 900

800 960 960 960 959,6 959,6 960

850 1020 1020 1020 1019,2 1019,2 1020

900 1080 1080 1080 1080,6 1080,6 1080


(64)

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950

Kalori 0 60 120 180 240 300 360 420 480 540.6 600 660 720 780 840 900 960 1020 1080 1140

-89 111 311 511 711 911 1111 1311 1511 1711

Ju

ml

a

h

K

a

lo

ri

Berat satuan Gram

Nasi Tim

terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 120 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram nasi tim terdapat kalori sebesar 120. Dan didapatkan selisih 0 kkal.


(65)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada nasi tim dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 1140 kkal.

3. Nasi Merah

Tabel 4.4. Data perbandingan kalori dengan gram pada nasi merah. Berat

(Gram)

Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal)

1 2 3 4 5

0 0 0 0 0 0 0

50 74,5 74,5 74,2 74,2 74,2 74,5

100 149 149 148,9 148,9 148,9 149

150 223,5 223,5 223 223 223 223,2

200 298 298 299,2 299,2 299,2 298

250 372,5 372,5 373,4 373,4 373,4 372,5

300 447 447 448,1 448,1 448,1 447

350 521.5 521.5 522,3 522,3 522,3 521.5

400 596 596 596,9 596,9 596,9 596

450 670,5 670,5 671,1 671,1 671,1 670,5

500 745,8 745,8 745,8 745 745 745

550 820,1 820,1 820,1 820,5 820,5 820,5

600 893,5 893,5 893,5 893 893 893

650 967,7 967,7 967,7 967 967 967

700 1043,7 1043,7 1043,7 1043,6 1043,6 1043,6 750 1117,8 1117,8 1117,8 1117,5 1117,5 1117,5 800 1192,6 1192,6 1192,6 1192 1192 1192 850 1266,5 1266,5 1266,5 1266,5 1266,5 1266,5 900 1341,3 1341,3 1341,3 1341 1341 1341 950 1415,3 1415,3 1415,3 1415 1415 1415


(66)

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 74.5 149 223.2 298 372.5 447 521.5 596 670.5 745 820.5 893 967 1043.6 1117.5 1192 1266.5 1341 1415

-89 111 311 511 711 911 1111 1311 1511 1711

Ju

ml

a

h

K

a

lo

ri

Berat satuan Gram

Nasi Merah

besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 149 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram nasi merah terdapat kalori sebesar 149. Dan didapatkan selisih 0 kkal.


(67)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada nasi merah dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 1415 kkal.

4. Pepaya

Tabel 4.5. Data perbandingan kalori dengan gram pada pepaya. Berat

(Gram)

Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal)

1 2 3 4 5

0 0 0 0 0 0 0

50 23 23 22,9 22,9 22,9 23

100 46 46 46 46 46 46

150 69 69 68,9 68,9 68,9 69

200 92 92 92 92 92 92

250 115 115 114,9 114,9 114,9 115

300 138 138 138,1 138,1 138,1 138

350 161 161 160,9 160,9 160,9 161

400 184 184 184,4 184,4 184,4 184

450 207 207 207,3 207,3 207,3 207

500 230 230 230,4 230,4 230,4 230

550 253 253 253,2 253,2 253,2 253

600 276 276 275,9 275,9 275,9 276

650 299 299 298,8 298,8 298,8 299

700 322 322 321,9 321,9 321,9 322

750 345 345 344,7 344,7 344,7 345

800 368 368 367,8 367,8 367,8 368

850 391 391 390,7 390,7 390,7 391

900 414 414 414,1 414,1 414,1 414


(68)

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 23 46 69 92 115 138 161 184 207 230 253 276 299 322 345 368 391 414 437

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Ju

ml

a

h

K

a

lo

ri

Berat satuan Gram

Pepaya

terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 46 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram pepaya terdapat kalori sebesar 46 kkal. Dan didapatkan selisih 0 kkal.


(69)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada pepaya dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 437 kkal.

5. Pisang

Tabel 4.6. Data perbandingan kalori dengan gram pada pisang. Berat

(Gram)

Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal)

1 2 3 4 5

0 0 0 0 0 0 0

50 63,5 63,5 63,5 63 63 63,3

100 127 127 127 127,6 127,6 127,24

150 190,5 190,5 190,5 190 190 190,3

200 254 254 254 254,2 254,2 254,08

250 317,5 317,5 317,5 317,2 317,2 317,38

300 381 381 381 381,2 381,2 381,08

350 444,5 444,5 444,5 444 444 444,3

400 508 508 508 508,3 508,3 508,12

450 571,5 571,5 571,5 517 517 549,7

500 635 635 635 635,4 635,4 635,16

550 698 698 698 698,5 698,5 698,2

600 762,4 762,4 762,4 762 762 762,4

650 825,2 825,2 825,2 825,5 825,5 825,32

700 889,6 889,6 889,6 889 889 889,36

750 1016,3 1016,3 1016,3 952,5 952,5 990,78 800 1079,3 1079,3 1079,3 1016 1016 1053,98 850 1143,8 1143,8 1143,8 1079,5 1079,5 1118,08 900 1143,2 1143,2 1143,2 1143 1143 1143,12


(70)

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 63.3 127.24 190.3 254.08 317.38 381.08 444.3 508.12 549.7 635.16 698.2 762.24 825.32 889.36 990.78 1053.98 1118.08 1143.12 1206.2

-190 10 210 410 610 810 1010 1210

Ju

ml

a

h

K

a

lo

ri

Berat satuan Gram

Pisang

besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 127,24 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram pisang terdapat kalori sebesar 127 kkal. Dan didapatkan selisih 0,24 kkal.


(71)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada pisang dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 1206,2 kkal.

6. Apel

Tabel 4.7. Data perbandingan kalori dengan gram pada apel. Berat

(Gram)

Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal)

1 2 3 4 5

0 0 0 0 0 0 0

50 29 29 28,6 28,6 28,6 28,76

100 58 58 57,6 57,6 57,6 57,76

150 87 87 86,6 86,6 86,6 86,76

200 116 116 115,6 115,6 115,6 115,76

250 145 145 144,6 144,6 144,6 144,76

300 174 174 174 174,2 174,2 174,08

350 203 203 203 203,2 203,2 203,08

400 232 232 232 232,2 232,2 232,08

450 261 261 261 261,2 261,2 261,08

500 290 290 290 290,2 290,2 290,08

550 319 319 319 319,2 319,2 319,08

600 348 348 348 348,2 348,2 348,08

650 377 377 377,4 377,4 377,4 377,24

700 406 406 406,4 406,4 406,4 406,24

750 435 435 435,4 435,4 435,4 435,24

800 464 464 464,4 464,4 464,4 464,24

850 493 493 493,4 493,4 493,4 493,24

900 522 522 522,4 522,4 522,4 522,24


(72)

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 28.76 57.76 86.76 115.76 144.76 174.08 203.08 232.08 261.08 290.08 319.08 348.08 377.24 406.24 435.24 464.24 493.24 522.24 551.24

-48 52 152 252 352 452 552

Ju

ml

a

h

K

a

lo

ri

Berat satuan Gram

Apel

besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 57.76 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram apel terdapat kalori sebesar 58 kkal. Dan didapatkan selisih 0.24 kkal.


(73)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada apel dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 551,24 kkal.

7. Bayam Rebus

Tabel 4.8. Data perbandingan kalori dengan gram pada bayam rebus. Berat

(Gram)

Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal)

1 2 3 4 5

0 0 0 0 0 0 0

50 11 11 11,5 11,5 11,5 11,3

100 22,5 22,5 23 23 23 22,8

150 34 34 34,5 34,5 34,5 34,3

200 45,5 45,5 46 46 46 45,8

250 57 57 57,5 57,5 57,5 57,3

300 69 69 69 69 69 69

350 80,5 80,5 80,5 80,5 80,5 80,5

400 92 92 92 92 92 92

450 103,5 103,5 103,5 103,5 103,5 103,5

500 115,3 115 115 115 115 115,06

550 126,8 126,5 126,5 126,5 126,5 126,56

600 138,3 138 138 138 138 138,06

650 149,8 149,5 149,5 149,5 149,5 149,56

700 161,2 161,2 161,2 161 161 161,12

750 172,7 172,7 172,7 172,5 172,5 172,62

800 184,2 184,2 184,2 184 184 184,12

850 195,7 195,7 195,7 195,5 195,5 195,62

900 207,2 207,2 207,2 207 207 207,12


(74)

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 11.3 22.8 34.3 45.8 57.3 69 80.5 92 103.5 115.06 126.56 138.06 149.56 161.12 172.62 184.12 195.62 207.12 218.62

-30 20 70 120 170 220

Ju

ml

a

h

K

a

lo

ri

Berat satuan Gram

Bayam Rebus

terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 22,8 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram bayam rebus terdapat kalori sebesar 23 kkal. Dan didapatkan selisih 0,2 kkal.


(75)

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada bayam rebus dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 218.62 kkal.

8. Kangkung Rebus

Tabel 4.9. Data perbandingan kalori dengan gram pada kangkung rebus. Berat

(Gram)

Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal)

1 2 3 4 5

0 0 0 0 0 0 0

50 11 11 11 11,4 11,4 11,16

100 22 22 22 22,4 22,4 22,16

150 33 33 33 33,4 33,4 33,16

200 44 44 44 44,4 44,4 44,16

250 55 55 55 55,4 55,4 55,16

300 66 66 66 66,4 66,4 66,16

350 77 77 77 77,4 77,4 77,16

400 88 88 88 88,4 88,4 88,16

450 99 99 99 99,4 99,4 99,16

500 110 110 110 110,4 110,4 110,16

550 121 121 121 121,4 121,4 121,16

600 132 132 132 132,4 132,4 132,16

650 143 143 143 143,4 143,4 143,16

700 154 154 154 154,4 154,4 154,16

750 165 165 165 165,4 165,4 165,16

800 176 176 176 176,4 176,4 176,16

850 187 187 187 187,4 187,4 187,16

900 198 198 198 198,4 198,4 198,16


(76)

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 11.16 22.16 33.16 44.16 55.16 66.16 77.16 88.16 99.16 110.16 121.16 132.16 143.16 154.16 165.16 176.16 187.16 198.16 209.16

-30 20 70 120 170 220

Ju

ml

a

h

K

a

lo

ri

Berat satuan Gram

Kangkung Rebus

terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 22,16 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram kangkung rebus terdapat kalori sebesar 22 kkal. Dan didapatkan selisih 0,16 kkal.


(77)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada kangkung rebus dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 209,16 kkal.

9. Kentang Rebus

Tabel 4.10. Data perbandingan kalori dengan gram pada kentang rebus. Berat

(Gram)

Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal)

1 2 3 4 5

0 0 0 0 0 0 0

50 31,4 31,4 31 31 31 31,16

100 62,4 62,4 62 62 62 62,16

150 93,4 93,4 93 93 93 93,16

200 124,4 124,4 124 124 124 124,16

250 155,4 155,4 155 155 155 155,16

300 186,4 186,4 186 186 186 186,16

350 217,4 217,4 217 217 217 217,16

400 248,4 248,4 248 248 248 248,16

450 279,4 279,4 279 279 279 279,16

500 310,4 310,4 310 310 310 310,16

550 341,4 341,4 341 341 341 341,16

600 372,4 372,4 372 372 372 372,16

650 403,4 403,4 403 403 403 403,16

700 434,4 434,4 434 434 434 434,16

750 465,4 465,4 465 465 465 465,16

800 496,4 496,4 496 496 496 496,16

850 527,4 527,4 527 527 527 527,16

900 558,4 558,4 558 558 558 558,16


(78)

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 31.16 62.16 93.16 124.16 155.16 186.16 217.16 248.16 279.16 310.16 341.16 372.16 403.16 434.16 465.16 496.16 527.16 558.16 589.16

0 100 200 300 400 500 600

Ju

ml

a

h

K

a

lo

ri

Berat satuan Gram

Kentang Rebus

terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 62,16 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram kentang rebus terdapat kalori sebesar 62 kkal. Dan didapatkan selisih 0,16 kkal.


(79)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada kentangrebus dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 589,16 kkal.

10.Ayam Goreng

Tabel 4.11. Data perbandingan kalori dengan gram pada ayam goreng. Berat

(Gram)

Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal)

1 2 3 4 5

0 0 0 0 0 0 0

50 135 135 135 135,5 135,5 135,2

100 270 270 270 270,5 270,5 270,2

150 405 405 405 405,5 405,5 405,2

200 540 540 540 540,5 540,5 540,2

250 675 675 675 675,5 675,5 675,2

300 810 810 810 810,5 810,5 810,2

350 945 945 945 945,5 945,5 945,2

400 1080 1080 1080 1080,5 1080,5 1080,2

450 1215 1215 1215 1215,5 1215,5 1215,2

500 1350 1350 1350 1350,5 1350,5 1350,2

550 1485 1485 1485 1485,5 1485,5 1485,2

600 1620 1620 1620 1620,5 1620,5 1620,2

650 1755 1755 1755 1755,5 1755,5 1755,2

700 1890 1890 1890 1890,5 1890,5 1890,2

750 2025 2025 2025 2025,5 2025,5 2025,2

800 2160 2160 2160 2160,5 2160,5 2160,2

850 2295 2295 2295 2295,5 2295,5 2295,2

900 2430 2430 2430 2430,5 2430,5 2430,2


(80)

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 135.2 270.2 405.2 540.2 675.2 810.2 945.2 1080.2 1215.2 1350.2 1485.2 1620.2 1755.2 1890.2 2025.2 2160.2 2295.2 2430.2 2565.2

-430 70 570 1070 1570 2070 2570

Ju

ml

a

h

K

a

lo

ri

Berat satuan Gram

Ayam Goreng

terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 270,2 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram ayam goreng terdapat kalori sebesar 270 kkal. Dan didapatkan selisih 0,2 kkal.


(81)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada ayam goreng dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 2565.2 kkal.

11.Empal Goreng

Tabel 4.12. Data perbandingan kalori dengan gram pada empal goreng. Berat

(Gram)

Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal)

1 2 3 4 5

0 0 0 0 0 0 0

50 124,3 124,3 124,3 124 124 124,18

100 248,3 248,3 248,3 248 248 248,18

150 372,3 372,3 372,3 372 372 372,18

200 496,3 496,3 496,3 496 496 496,18

250 620,3 620,3 620,3 620 620 620,18

300 744,3 744,3 744,3 744 744 744,18

350 868,3 868,3 868,3 868 868 868,18

400 992,3 992,3 992,3 992 992 992,18

450 1116 1116 1116 1116 1116 1116

500 1240 1240 1240 1240 1240 1240

550 1364 1364 1364 1364 1364 1364

600 1488 1488 1488 1488 1488 1488

650 1612 1612 1612 1612 1612 1612

700 1736,3 1736,3 1736,3 1736,3 1736,3 1736,3 750 1860,3 1860,3 1860,3 1860,3 1860,3 1860,3 800 1984,3 1984,3 1984,3 1984,3 1984,3 1984,3 850 2108,3 2108,3 2108,3 2108,3 2108,3 2108,3 900 2232,3 2232,3 2232,3 2232,3 2232,3 2232,3 950 2356,3 2356,3 2356,3 2356,3 2356,3 2356,3


(82)

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 Kalori 0 124.18 248.18 372.18 496.18 620.18 744.18 868.18 992.18 1116 1240 1364 1488 1612 1736.3 1860.3 1984.3 2108.3 2232.3 2356.3

-140 360 860 1360 1860 2360

Ju

ml

a

h

K

a

lo

ri

Berat satuan Gram

Empal Goreng

terlalu besar terbukti dari pembacaan kalori pada nilai 100 gram yang terbaca sebesar 248,18 kkal sedangkan menurut DPD PERSAGI pada 100 gram empal goreng terdapat kalori sebesar 248 kkal. Dan didapatkan selisih 0,18 kkal.


(83)

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pembacaan kalori pada empal goreng dari mulai 0 gram sampai 950 gram mempunyai kelineritasan yang bagus terbukti dari kenaikan angka kalori yang bertahap sesuai kelipatannya dari 0 kkal hingga 2356,3 kkal.

12.Tempe Goreng

Tabel 4.13. Data perbandingan kalori dengan gram pada tempe goreng. Berat

(Gram)

Jumlah Kalori ( Kkal ) pada hasil pengukuran ke- Rerata (Kkal)

1 2 3 4 5

0 0 0 0 0 0 0

50 175 175 175 175,5 175,5 175,2

100 350 350 350 350,5 350,5 350,2

150 525 525 525 525,5 525,5 525,2

200 700 700 700 700,5 700,5 700,2

250 875 875 875 875,5 875,5 875,2

300 1050 1050 1050 1050,5 1050,5 1050,2

350 1225,7 1225,7 1225 1225 1225 1225,28 400 1400,7 1400,7 1400 1400 1400 1400,28 450 1575,7 1575,7 1575 1575 1575 1575,28 500 1750,7 1750,7 1750 1750 1750 1750,28 550 1925,7 1925,7 1925 1925 1925 1925,28 600 2100,7 2100,7 2100 2100 2100 2100,28 650 2275,7 2275,7 2275 2275 2275 2275,28

700 2449,8 2450 2450 2450 2450 2449,96

750 2624,8 2625 2625 2625 2625 2624,96

800 2799,8 2800 2800 2800 2800 2799,96

850 2974,8 2975 2975 2975 2975 2974,96

900 3149,8 3150 3150 3150 3150 3149,96


(1)

Modul penguat HX 711 selain menguatkan dari keluaran load cell juga sebagai Analog to Digital ke ArduinoUno. Sehingga ketika load cell diberikan beban maka Arduino Uno secara otomatis mendapatkan hasil data mentah dari penguatan HX 711 yang ditampilkan pada LCD dalam satuan gram. Data mentah tersebut diolah dan dikalibrasikan untuk dicari skala dalam pergramnya, sehingga data yang dihasilkan bisa linear dan valid. Setelah alat dikalibrai, maka Arduino Uno ditanam program pengkonversi dari gram ke kalori. Setelah selesai di run, maka alat bisa segera dipakai.

Pertama, display akan muncul “PERSIAPAN”, ketika sudah siap akan ada tulisan Pilih jenis makanan pada LCD, lalu tekan tombol Up/Down untuk memilih jenis makanan yang akan kita ukur. Jika sudah selesai memilih tekan Enter. Lalu letakkan mangkok bersih untuk meletakkan makanan dan tekan “RESET” untuk mengenolkan. Setelah itu masukkan makanan yang akan diukur dan tekan “START’. Hasil pengukuran akan muncul di LCD dalam satuan gram dan kalori. Untuk mengukur jenis makanan yang berbeda, maka tekan tombol “BACK”. Terakhir apabila alat sudah selesai digunakan, maka cabut kabel power pada stop kontak. 4.6.Kelebihan modul TA Alat Penghitung kalori pada Makanan berbasis

Arduino


(2)

77

b. Modul HX 711 memiliki fungsi sebgai penguat sekaligus sudah memiliki ADC didalamnya, sehingga mampu mendeteksi hingga dua angka dibelakang koma.

c. Alat dapat digunakan dan dibawa kemana saja karena tidak terlalu besar. 4.7.Kekurangan modul TA Alat Penghitung Kalori pada Makanan

a. Alat belum memiliki fungsi penyimpanan data

b. Alat belum bisa melakukan penyensoran makanan secara langsung, sehingga membutuhkan banyak data makanan yang harus dimasukkan. c. Alat masih menggunakan suber listrik sehingga apabila tidaka ada sumber

listrik maka tidak bisa digunakan, sebaiknya menggunakan baterai. 4.8.Langkah – langkah penggunaan alat atau SOP

a. Sambungkan kabel power ke stop kontak.

b. Tekan tombol “UP/DOWN” untuk memilih jenis makanan. Jika sudah tekan tombol “ENTER”.

c. Letakkan mangkok bersih untuk meletakkan makanan. d. Tekan tombol “RESET” untuk mengenolkan.

e. Letakkan makanan yang akan diukur. f. Tekan tombol “START’’.

g. Hasil akan ditampilkan pada LCD.

h. Jika ingin megukur makanan dengan jenis yang berbeda, maka tekan tombol “BACK’’.


(3)

78 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan proses pembuatan, percobaan, pengujian alat dan pendataan, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Alat penghitung kalori pada makanan berbasis Arduino Uno ini dapat memberikan kemudahan pada saat menghitung kalori karena dilengkapi tampilan berat kalori sekaligus berat makanan yang di ukur.

2. Berdasarkan hasil pembuatan modul tentang Alat Penghitung kalori pada Makanan didapatkan error sebesar 0% pada berat 0 gram, error sebesar 0% pada berat 50 gram, error sebesar 0% pada berat 100 gram, error sebesar 0,1 % pada berat 150 gram, error sebesar 0.06 % pada berat 200 gram, error sebesar 0% pada berat 250 gram, error sebesar 0.06% pada berat 300 gram, error sebesar 0.02% pada berat 350 gram, error sebesar 0% pada berat 400 gram, error sebesar 0.17% pada berat 450 gram, error sebesar 0.02% pada berat 500 gram, error sebesar 0% pada berat 550 gram, error sebesar 0,05% pada berat 600 gram, error sebesar 0% pada berat 650 gram, error sebesar 0.02% pada berat 700 gram, error sebesar 0.06% pada berat 750 gram, error sebesar 0.03% pada berat 800 gram, error sebesar 0% pada berat 850 gram, error sebesar 0.06%


(4)

79

pada berat 900 gram, error sebesar 0.03% pada berat 950 gram, maka dapat sisimpulkan bahwa alat dapat digunakan dengan baik. 5.2. Saran

Pengembangan penelitian ini dapat dilakukan pada:

1. Dapat mendeteksi jenis makanan dalam sekali timbang.

2. Menampilkan tidak hanya kalori tapi juga kandungan lain yang ada pada makanan

3. Penambahan fungsi penyimpanan dan penjumlahan semua asupan kalori yang akan dikonsumsi serta menampilkan jumlah total pengukuran sebelumnya di komputer.

4. Desain alat dapat dibuat lebih kecil dan lebih rapat, agar lebih simpel dan efisien dalam pengukurannya.


(5)

80

[1] Abas, Dony. 2005. Sistem Operasi. Yogyakarta : ANDI.

[2] Albert P Malvino. 1994. Elektronika Komputer Digital. Jakarta : Erlangga. [3] Anggriawan F. Rancang Bangun Penghitung Kalori Pada Makanan. Tugas

Akhir tidak diterbitkan,Prodi D-3 Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya, Surabaya.2015.

[4] Annisa,Ismanto, Setyo. Alat Ukur Tinggi Badan Berbasis Arduino. Tugas Akhir tidak diterbitkan, Prodi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang, Semarang.

[5] Boyle, MA and S.Long. 2010. Personal Nutrition. USA : Wadsworth.

[6] BPOM.2007.Acuan Label Gizi Produk Pangan. Indonesia.

[7] DPD PERSAGI, 2012. Tabel Komposisi Pangan, Indonesia.

[8] Prihono. 2009. Jago Elektronika Secara Otodidak. Surabaya : PT. Kawan Pustaka.

[9] Try, Tri M, Abdul, Dedy. Rancang Bangun Timbangan Buah Digital dengan keluaran Berat dan Harga. Tugas Akhir tidak diterbitkan, Teknik Komputer AMIK GI MDP Palembang, Palembang.

[10] Ajeng Annastasia Kinanti,(2013).Kelebihan 500 kalori Per Hari dalam Seminggu Naikkan Bobot 5 Kilogram,Jakarta, http://health.deik.com (diakses 19 Januari 2016)

[11] Asian Food Information Center, 2010. Calorie Expenditures Through

Exercise and Other Activities, http://www.afic.org/Burner.htm (diakses 19 Januari 2016 )

[12] Aris Munandar.2012.Liquid Crystal Display LCD 16 x 2.

http://www.Leselelektronika.com/2012/06/liquid-crystal-display-lcd-16-x-2.html/ (diakses 18 Februari 2016)

[13] Board Arduino. 2015,”Arduino Uno”, http://arduino.cc/en/Main/ArduinoBoardUno, [diakses pada tanggal 18 Februari 2015]


(6)

81

[14] Mkpraktisi. 2013. Pengenalan Arduino.

http://mkpraktis.blogspot.com/2013/09/pengenalan-arduino.html(diakses 16 Desember 2015, Pukul 10.00 WIB).