Program Pengembangan Lingkungan Sehat

LKPJ Bidang Kesehatan Tahun 2016 24 lain diharapkan dengan berbagai program yang dilaksanakan, dan semakin meningkatnya perekonomian masyarakat kasus gizi buruk dapat terus ditekan. Pemberian ASI oleh ibu pada bayi sedini mungkin setelah melahirkan dapat menghindarkan bayi dari penyakit infeksi dan alergi. Pemberian ASI tanpa makanan dan minuman lain dianjurkan minimal 6 bulan, hal ini yang disebut sebagai pemberian ASI secara eksklusif. Pemberian ASI dapat diteruskan sampai bayi berusia 2 tahun. Cakupan pemberian ASI Eksklusif menurut laporan ASI Eksklusif di Dinkes Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2016 baru mencapai 59,38. Hasil capaian ini masih jauh dibawah target yang ditetapkan dalam Renstra Dinkes Prov. Sumsel sebesar 75,0. Tetapi jika dibandingkan dengan hasil capaian dalam dua tahun terakhir, maka capaian pada tahun 2016 ini mengalami penurunan . Capaian pada tahun 2015 sebesar 61 dan hasil capaian pada tahun 2014 sebesar 63,05, sehingga belum mencapai target RPJMN sebesar 75,0. Rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif dapat disebabkan masih kurangnya pemahaman masyarakat bahkan petugas kesehatan tentang manfaat dan pentingnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan, adanya promosi yang intensif susu formula, pemantauan sulit dilakukan, pencatatan dan pelaporan yang kurang tepat, masih kurangnya tenaga konselor ASI di lapangan, RS, Klinik Bersalin belum sayang bayi, belum adanya sanksi tegas bagi RSKlinik BersalinBidan Praktek Swasta yang belum sayang bayi, dan masih banyak RS yang belum melakukan rawat gabung antara ibu dan bayinya, serta masih rendahnya Inisiasi Menyusu Dini IMD. Kegiatan program gizi yang dilaksanakan salah satunya adalah surveilans gizi. Kabupatenkota dikatakan sudah melaksanakan surveilans gizi yaitu bila telah melaksanakan pelacakan kelainan gizi misalnya gizi buruk dan pendampingan kasus gizi buruk, juga secara rutin jika mengirimkan laporan gizi berupa laporan penimbangan, pendataan kasus gizi, ASI Eksklusif dan lain-lain. Kegiatan pemantauan pertumbuhan dan pelacakan kasus gizi buruk dapat disebut sebagai kegiatan Sistem kewaspadaan Dini. Dari 17 KabKota sudah melaksanakan kegiatan surveilans gizi hanya saja laporan yang dikirimkan belum tepat waktu. Target tahun 2016 sudah mencapai target 100.

9. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Total anggaran pada program Pengembangan Lingkungan Sehat adalah Rp.304.660.000,00, dengan realisasi anggaran tahun 2016 mencapai Rp. 290.811.847,00 95,45, dengan realisasi fisiknya mencapai 100. Sasaran program ini adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat melalui peningkatan kualitas lingkungan masyarakat, perbaikan sarana air minum dan sanitasi masyarakat sesuai dengan standar yang berlaku. Perbaikan kondisi lingkungan masyarakat juga akan berpengaruh terhadap penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit, karena kondisi lingkungan merupakan salah satu determinan utama terhadap derajat kesehatan masyarakat. LKPJ Bidang Kesehatan Tahun 2016 25 Bentuk-bentuk kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2016 terdiri dari 3 tiga kegiatan sebagai berikut : a. Peningkatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM, dengan anggaran sebesar Rp. 120.680.000,00, dengan realisasi anggaran tahun 2016 mencapai Rp.118.774.000,00 98,42, dan realisasi fisiknya telah mencapai 100. Sasaran dalam kegiatan ini adalah 17 Kab Kota telah dibina tentang Program Climate Change, Penyehatan Air Bersih dan Klinik Sanitasi. b. Peningkatan mutu kesehatan lingkungan, dengan anggaran sebesar Rp.93.580.000,00 dengan realisasi anggaran tahun 2016 mencapai Rp. 84.221.150,00 90, dengan realisasi fisiknya mencapai 100. Sasaran dalam kegiatan ini adalah 17 Kab Kota yang telah dibina Program PPSP dan E- Monev HSP. c. Pengembangan Lingkungan Sehat, dengan anggaran sebesar Rp. 90.400.000,00 dengan realisasi anggaran tahun 2016 mencapai Rp. 87.816.697,00 97,14, dan realisasi fisiknya mencapai 100. Sasaran dalam kegiatan ini adalah 17 KabKota yang telah dibina dalam Program Kab Kota Sehat dan Pengelolaan Limba Medis. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program penyehatan lingkungan dan target yang ditetapkan untuk tahun 2016, sesuai dengan Rencana Strategis Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014 – 2018 adalah : Tabel 3. Indikator Program Penyehatan Lingkungan NO INDIKATOR PROGRAM OUTCOME SATUAN TARGET TAHUN 2016 1 2 3 4 5 Persentase Rumah Sehat Persentase Tempat Tempat Umum Sehat Persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih Persentase Desa yang melaksanakan STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Persentase KabKota yang melaksanakan KKS KabKota Sehat 73,9 73 73,6 53 30 Sumber : Laporan Bina PMK Prov Sumsel LKPJ Bidang Kesehatan Tahun 2016 26

1. Persentase Rumah Sehat