Laporan Praktek kerja Lapangan Di Divisi Produksi News PT. Pasundan Utama Televisi (STV)

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sejarah STV Bandung

Sunda Televisi merupakan buah kreativitas dari Prima Entertainment yang berdiri pada tahun 2005. Memposisikan sebagai televisi lokal di Jawa Barat yang berfokus pada seni budaya Sunda pada khususnya dan kebudayaan di Jawa pada umumnya. Pemilihan wilayah Jawa Barat sebagai wilayah penyiaran STV adalah dengan mempertimbangkan bahwa Jawa Barat merupakan wilayah yang penduduknya lebih padat dibandingkan dengan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pertimbangan lainnya adalah kebudayaan Jawa Barat lebih sering diekspose media nasional dan internasional sebagai budaya yang memiliki ciri khas dan eksotisme yang membuat daya permintaan mengenai informasi kebudayaan tersebut memiliki nilai jual yang lebih tinggi serta menjadi salah satu sumber kebudayaan Indonesia yang paling menonjol dan sering digunakan dalam penelitian-penelitian tingkat daerah, nasional bahkan internasional.

STV merupakan stasiun televisi lokal di Jawa Barat yang sebagian besar mempekerjakan sumber daya manusia lokal dan sepenuhnya di dukung oleh Manajemen Prima Entertainment. Mengorientasikan pada program-program tayangan keluarga dan memulai tayangan perdananya pada tanggal 23 Februari 2005 selama 5 jam, dari pukul 5 sore sampai dengan pukul 10 malam. Berada di frekuensi UHF Band di saluran 34


(2)

dengan kekuatan 5 Kw dengan frekuensi 575.25 Mhz. STV merupakan proyek kedua setelah PRO TV Semarang di 49 UHF Jawa Tengah.

Hampir enam tahun lebih STV Bandung sudah mulai beroperasi, memberikan sajian-sajian program yang berkualitas dengan membidik pasar segmentasi yang bersifat kekeluargaan.

STV Bandung telah mengalami perubahan dimana perubahan tersebut dimulai dari perubahan kepemilikan. Saat ini STV Bandung sepenuhnya telah dimiliki atau di pimpin oleh Kompas Gramedia Group. Selain itu juga perubahan yang kedua terjadi pada bentuk siaran lokal STV Bandung yang sebelumnya ada di sistem televisi lokal ke sistem televisi berjaringan atau yang lebih kenal dengan TV Kabel. Nantinya STV Bandung akan digabungkan dengan Kompas TV yang saat ini peluncurannya masih dalam tahap pengkajian.

Segmentasi yang dimiliki setiap program STV Bandung mempunyai komposisi yang berbeda. Secara keseluruhan segmentasi yang ada pada program-program STV Bandung meliputi :

 Informasi 20%

 Edukasi 15%

 Entertainment 60%


(3)

1.2Visi dan Misi STV Bandung

Adapun visi dan misi dari Pt. Pasundan Utama Televisi (STV Bandung) sebagai berikut:

1.2.1Visi STV Bandung

Membangun dan menyuarakan kepentingan masyarakat dengan siaran televisi yang professional, profitable, berkualitas, bertanggung jawab, beretika berkeadilan, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta menjadi TV Lokal terbaik di Jawa Barat.

1.2.2Misi STV Bandung

Adapun misi STV Bandung, adalah sebagai berikut:

 Mewujudkan lembaga penyiaran swasta yang professional, berkreatifitas tinggio dan diterima masyarakat Jawa Barat.

 Menciptakan lapangan kerja bagi SDM local.

 Mengembangkan informasi tentang program pembangunan lokal.

 Memberikan siaran informasi, pendidikan, dan hiburan yang sesuai dengan kondisi local, sehingga diharapkan dapat mendorong terciptanya masyarakat yang mandiri.

 Meningkatkan, mengembangkan, dan melestarikan budaya masyarakat Jawa Barat.


(4)

1.3Logo STV Bandung

Berikut dibawah ini adalah logo STV Bandung yang mulai dari awal berdiri hingga logo yang dipakai sekarang :

Gambar 1.1 Logo STV Bandung

Logo STV Awal Logo STV Logo STV Hitam

Sumber : Compeny Profile Stv, 2011

Sejak tanggal 18 Maret 2011, Logo STV tidak lagi menggunakan logo S atau dihilangkan. sebagai gantinya, Logo STV yang sekarang hanyalah tulisan STV. Penggantian logo tersebut adalah sebagai wujud STV Bandung sebagai stasiun televisi lokal yang terbuka, tanpa adanya batasan. Diantaranya:


(5)

 Kekuatan STV Bandung

STV memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan televisi lokal lainnya di Jawa Barat seperti Bandung TV, PJTV, JaBar TV, MQ TV, dll seperti memposisikan diri dengan memfokuskan pada materi lokal.

 Konten lokal dengan perpaduan metropolis menjadi dasar dari program STV Bandung

 Tajam, rajin, dan pengalaman yang didukung oleh para kru di belakang TKP

 Integritas dari manajemen menjadi rekomendasi yang sangat tinggi utnuk memenuhi kepuasan penonton

 Tujuan (Objectives)

 Menjadi broadcaster televisi yang didirikan daerah

 Kesetian dan dedikasi untuk audiens

 Menjadi channel terbaik untuk iklan prudok

 Menciptakan sikap baru pemuda Bandung dan membuat kota lebih ceria dengan program-program kami.

1.3.1 Tagline STV

One Tune Hade” dan ”Bandung Berseuri” merupakan dua moto

yang secara umum disebarluaskan kepada semua audience, yang menunjukan jati diri dari STV Bandung. Saat ini tagline yang diapai oleh STV adalah One Tune Hade, yang dapat diartikan secara harafiah satu chanel yang bagus atau bisa juga bisa diartikan secara palafalah (wanton hade) berani tampil bagus (dalam Bahasa Sunda, hade artinya bagus,


(6)

wantun artinya berani). Dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan informasi, STV mampu memenuhi keinginan pemirsanya dalam menyajikan berbagai tayangan program yang berkualitas tanpa melupakan budaya local Jawa Barat, sehingga diharapkan STV selalu menjadi acuan dan panduan masyarakat Jawa Barat dan Bandung pada khususnya dalam berbagai informasi terkini.

1.3.2 Budaya STV Bandung

Secara umum semua karyawan STV ini masuk kerja pada jam 9 pagi sampe jam 5 sore. Tapi tidak menutup kemungkinan para karyawan bisa kerja secara lembur. Contohnya untuk seorang editor dia bisa saja kerja sampai larut malam dikarenakan pekerjaannya harus selesai pada hari itu juga. Di sisi lain ada juga crew yang harus produksi di luar jam kerja seperti shooting di malam hari. Pada intinya karyawan di stasiun televisi ini bekerja tidak terpaku pada jam kerja, akan tetapi mereka berorientasi pada hasil pekerjaan. Terkecuali dengan karyawan yang bekerja di kantor secara tetap seperti programming, traffic, administrasi dan sejenisnya mereka bekerja pada jam masuk kerja.

Untuk pemakaian seragam PT. Pasundan Utama Televisi ini memiliki peraturan sendiri, yakni di tujukan kepada :

Dept. Programming

Dept. Produksi (Executive Producer, Producer, Cameraman)

Dept. News (Producer, Asst. Producer, Reporter, Editor)


(7)

Dept. Tehnik

Tower : MCR, Teknisi

Studio Control

Tanggal dikeluarkan yaitu pada hari Kamis, 29 Maret 2007.

Diberitahukan bahwa mulai hari Senin, 2 April 2007 seluruh staff diharuskan memakai :

 Seragam merah (Skater) setiap hari Senin

 Seragam hitam (Cardinal) setiap hari Selasa

 Seragam hitam (A-Mild) setiap hari rabu

 Khusus untuk security setiap hari kerja (kecuali malam) WAJIB memakai seragam security. Untuk dept. News (reporter) apabila ada kepentingan on screen WAJIB memakai seragam hitam (cardinal)

1.4Sejarah Departemen News STV Bandung

News departement aktif sejak STV memulai siarannya pada tanggal 18 Maret 2005 silam. Bermula dari tayangan Breaking News berdurasi 3 menit

yang diberi nama “Detik Ke Detik” yang ditayangkan secara acak pada jam

siaran STV. Program ini terus berjalan di tengah program-program news yang lahir kemudian.

Pada tinggal 21 Juni 2005, program berita News Departement yang diberi nama DAILY REPORT mulai mengudara dengan durasi 1 jam setiap hari, 7 hari seminggu pada pukul 18.30 – 19.30 WIB. Mulai tanggal 30


(8)

Oktober 2006, Daily Report mengalami perubahan jam tanyang yaitu pukul 18.00 – 19.00 WIB.

Program News Departement berikutnya yang lahir adalah CAKRAM (Catatan Kriminal 30 Menit). Program ini lahir pada tanggal 6 Oktober 2006 dan merupakan Features Kriminal menyangkut kejadian-kejadian kriminal penting yang terjadi di daerah Jawa Barat dan di kota Bandung khususnya. Format programnya adalah investigasi presenter dan ditayangkan pada hari Kamis pukul 22.30 setiap minggunya.

Tanggal 4 Juli 2006, News Departement STV kembali melahirkan program baru bernama STV SPORT. Program ini merangkum kejadian-kejadian penting, wacana dan profil atlit di bidang olahraga. Disiarkan 1 kali seminggu setiap hari Selasa, pukul 17.30 WIB.

Program lainnya yang di buat oleh News Departement yaitu program DAMAR PARAHYANGAN. Tayangan ini adalah program berita berbahasa Sunda yang dikemas dengan format 2 orang presenter: 1 orang presenter perempuan, 1 orang presenter laki-laki. Program ini mulai ditayangkan pada tanggal 30 Oktober 2006 dengan durasi tayang selama 30 menit yaitu pukul 20.30-21.00 WIB.

Dalam tahap proses manajemen produksi news yang dilakukan oleh STV Bandung meliputi tiga tahapan dimana tahapan tersebut adalah tahapan pra produksi, tahapan produksi, dan tahapan pasca produksi.


(9)

1.4.1Pra Produksi News di STV Bandung

Dalam sebuah proses pra produksi baik itu untuk program news atau program lainnya, tahapan perencanaan merupakan tahapan awal yang harus di lalui oleh semua lapisan dalam sebuah institusi media massa. Tahapan perencanaan ini merupakan suatu tahapan dimana suatu program dilihat kelayakan perencanaannya sehingga program tersebut dapat menjangkau target dan sasaran dari program tersebut. Tahapan perencanaan program berita ini meliputi berbagai aspek yang diperhitungkan sebelumnya, yang diantaranya :

 Budgeting

Bugeting sangat identik dengan aspek perencanaan keuangan, akan tetapi budgeting dalam tahapan pra produksi yang ada di dalam divisi news tidak identik dengan perencanaan keuangan. Budgeting yang ada di dalam news ini meliputi :

1. Wishlist

Wishlist adalah rencana peliputan yang akan dilakukan oleh wartawan dan kontributor dilapangan. Rencana peliputan ini meliputi rencana tentang berita yang sebelumnya telah di pesan dan rencana proyeksi berita untuk tingkat nasional.

2. Listing

Listing merupakan bagian dari proyeksi berita yang sebelumnya telah masuk ke dalam wishlist. Listing ini adalah merupakan suatu laporan tertulis yang berbentuk informal, dimana laporan tersebut di


(10)

buat oleh suatu wartawan dan kontributor mengenai proyeksi berita dan kemudian diberikan kepada produser. Dalam sehari seorang wartawan atau kontributor mendapatkan ketentuan mencari tiga berita. 3. Rapat Proyeksi

Rapat proyeksi suatu agenda wajib yang dilakukan dalam tahap pra produksi. Meeting ini dilakukan oleh pimpinan atau executive produser, produser, asisten produser, wartawan dan kontributor. Agenda-agenda yang dibahas dalam rapat proyeksi tersebut diantaranya membahas tentang berita yang telah naik atau pun tayang hari ini, dan proyeksi berita untuk keesokan harinya.

4. Peliputan di lapangan.

Pada tahapan terakhir dalam pra produsksi adalah tahapan dimana wartawan dan kontributor melakukan suatu peliputan langsung di lapangan. Wartawan dan kontributor yang melakukan peliputan harus berupaya mendapatkan data yang jelas, padat, berisi sehingga konten informasi dalam berita tersebut dikatakan benar. Selain itu juga dalam peliputan di lapangan tersebut harus terdapat penegasan yang berupa wawancara dari khalayak atau individu yang bersangkutan. Dengan kata lain wartawan atau kontributor harus dapat mendapatkan keterangan dari narasumber terkait isu yang diangkat.

Setelah tahap peliputan di lapangan selesai, maka wartawan dan kontributor mengolah data yang didapat di lapangan ke dalam naskah. Dalam pembuatan naskah pemilihan judul dan isi dari berita


(11)

menentukan kualitas dari berita. Dalam tahap peliputan di lapangan ini terdapat beberapa aspek yang dapat menentukan kualitas informasi dalam berita yaitu pemilihan judul, isi dari berita yang jelas, padat, dan berisi, terdapat penegasan dari khalayak atau individu yang bersangkutan, dan visual yang mampu menginterpretasikan dari berita tersebut.

1.4.2Produksi News di STV Bandung

Tahapan produksi merupakan tahapan dimana semua proses atau hasil dari pra produksi diolah. Dalam tahapan produksi ini, meliputi berbagai aspek yang diantaranya :

1. Pembuatan Naskah

Pembuatan naskah ini merupakan salah satu pengolahan atau penuangan data yang didapatkan wartawan dan kontributor dilapangan ke dalam format narasi. Dengan kata lain pembuatan naskah ini merupakan interpretasi dari data yang didapatkan dan visualisasi dari gambar atau video yang didapat dilapangan. Pembuatan naskah ini dilakukan ketika wartawan dan kontributor telah selesai melakukan peliputan di lapangan. Terdapat ketentuan dalam proses pembuatan naskah yang dilakukan oleh wartawan dimana ketentuan tersebut adalah untuk pembuatan naskah oleh wartawan di daerah sekitar Bandung, pembuatan naskah dilakukan di kontor redaksi news STV, sedangkan untuk kontributor pembuatan naskah dapat dilakukan di lapangan dan ketika naskah tersebut telah selesai kontributor dapat mengirimkan naskah tersebut via email.


(12)

Dalam pembuatan naskah ini juga, wartawan dan kontributor harus membuat naskah yang sesuai dengan format naskah yang telah diberikan. Format naskah tersebut adalah :

Tabel 1.1

Format Naskah News STV Bandung

Sumber : Company Profile, 2011

Keterangan :

 Judul : Berisi tentang judul berita

 Tanggal : Berisi tentang tanggal berita liputan

 Produser : Berisi tentang nama produser dari program news

 Lokasi : Berisi tentang daerah atau tempat dimana peliputan berita berlangsung

 Streaming File/ Lead : Pada kolom video streaming file berisi tentang jumlah file dari hasil liputan. Sedangkan pada kolom audio berisi tentang kepala berita atau lead.


(13)

 Voicer over : Berisi tentang data dari hasil liputan yang kemudian diinterpretasikan oleh wartawan atau kontributor. Dengan kata lain voicer over ini merupakan bentuk penegasan gambar dari hasil liputan. Voicer over ini yang kemudian di rekam oleh divisi voicer over ke dalam bentuk audio.

1. Penyerahan Visualilasi Gambar

Penyerahan gambar visualisasi merupakan tahapan berikutnya ketika wartawan dan kontributor telah membuat suatu naskah ke dalam format yang telah ditentukan sebelumnya. Wartawan atau kontributor memberikan visualisasi gambar ke bagian editing yang kemudian gambar tersebut akan di selesksi. Penyeleksian gambar ini dilakukan agar gambar tersebut bisa mewakili informasi yang terkadung dalam naskah. Penyerahan visualisasi gambar yang dilakukan oleh kontributor berbeda dengan wartawan, dimana kontributor menyerahkan visualisasi gambar melalui streaming video yang bisa dikirim via email redaksi.

2. Penarikan Naskah

ketiga dalam tahapan produksi news adalah proses penarikan naskah yang dilakukan oleh koordinator liputan atau produser. Naskah yang telah ditarik tersebut kemudian di edit oleh koordinator liputan atau produser. Hal ini dilakukan untuk pengkoreksian dari berita hasil liputan yang dilakukan oleh wartawan dan kontributor.


(14)

3. Editing Lead dan Pembuatan Lead Program

Editing lead merupakan pengkoreksian atau penyeleksian kepala berita yang sebelumnya telah dibuat oleh wartawan dan kontributor. Proses editing lead ini biasanya dilakukan oleh koordinator liputan atau produser. Setelah proses editing lead selesai, maka produser membuat lead utuh atau keseluruhan untuk program. Format pembuatan lead program seperti pada Gambar 1.2 berikut:

Gambar 1.2

Format News Take Lead STV Bandung


(15)

4. Pembuatan Rundown

Proses ke lima dalam tahapan produksi news adalah pembuatan rundown yang dilakukan oleh produser. Pembuatan rundown ini dilakukan ketika proses penarikan naskah telah dilakukan. Pada proses pembuatan rundown produser memilih suatu berita yang dinilai layak untuk naik atau tayang. Jumlah berita dalam rundown biasanya berbeda-beda, tergantung dari program news itu sendiri. Jumlah berita dalam rundown program Daily Report berisi 9-10 berita, sedangkan jumlah berita dalam rundown program Damar Parahyangan berisi 7-8 berita, dan Jumlah berita dalam rundown program STV Sport berisi 5-6 berita.

5. Editing Gambar dan Voice Over

Proses ke lima ini merupakan editing gambar atau video yang telah di serahkan ke editing dan perekaman voice over. Proses editing gambar dan voice over dilakukan secara bersamaan dengan tugas yang dimiliki dan dikerjakan pada masing-masing divisi. Untuk editing gambar dilakukan oleh team dari divisi editing yang terdiri dari dua atau tiga orang. Sedangkan untuk voice over dilakukan oleh divisi voice over itu sendiri. Editing gambar ini dilakukan untuk penyeleksian gambar agar gambar sesuai dengan naskah yang sudah terekam atau dibuat dalam bentuk voice over.

Proses ini dilakukan di ruang editing dan biasanya pembagian editing dilakukan persegment. Hal ini dilakukan untuk membantu tugas editing dan mengefisiensikan waktu dalam proses editing video. Voice over merupakan perekaman naskah yang berbentuk narasi ke dalam bentuk audio. Voicer


(16)

over dalam program news yang ada di media massa khususnya elektronik mempunyai kegunaan yaitu sebagai salah satu bentuk penegasan dari gambar atau video.

6. Take Lead

Proses take lead merupakan proses pembacaan kepala berita yang sebelumnya telah di edit ulang oleh produser kemudian dibacakan oleh presenter.

7. Penggabungan Program

Setalah proses editing gambar, voice over, dan take lead berita selesai, maka sampailah pada proses terakhir dalam tahapan produksi yaitu penggabungan program secara utuh. Dengan kata lain penggabungan program secara utuh ini merupakan proses editing yang menggabungkan gambar, voice over, dan lead berita. Proses penggabungan secara utuh ini dilakukan oleh team dari divisi editing.

1.4.3Pasca Produksi News di STV Bandung

Pasca produksi merupakan tahapan terkahir dari proses manajemen produksi news. Proses pasca produksi ini terdiri dari :

1. Quality Control

Merupakan pengkoreksian atau penyaringan ulang dari berita yang sebelumnya telah di produksi. Proses ini dilakukan untuk mengkoreksi dan melakukan penyaringan terhadap berita apa bila ada kesalahan dalam proses produksi. Proses ini meliputi proses pengkoreksian atau penyaringan pada kualitas gambar yang telah di edit sebelumnya,


(17)

pengkoreksian atau penyaringan pada kualitas voice over, dan yang terkahir pengkoreksian atau penyaringan pada kualitas lead. Quality control ini dilakukan oleh produser.

2. Print Berita

Setelah proses quality control selesai dilakukan, maka sampailah pada tahap yang selanjutnya yaitu proses print berita. Print berita ini merupakan proses pemindahan file program yang sebelumnya telah di buat secara utuh ke dalam kaset. Dengan kata lain, pemindahan file ini dilakukan dari file yang berada dalam komputer ke dalam kaset. 3. On Air

Setelah proses print berita tersebut selesai, lalu print berita tersebut dibawa ke tower untuk on air.

1.5Struktur Organisasi STV Bandung

Struktur organisasi menghubungkan antara hubungan-hubungan yang ada didalam suatu peerusahaan. Struktur organisasi STV Bandung dapat di lihat pada Gambar 1.3.


(18)

Gambar 1.3

Struktur Organisaasi Pt. Pasundan Utama Televisi Bandung (STV)

Sumber: Company Profile Stv, 2011

1.6Struktur Organisasi Divisi Departement News di STV Bandung

Berikut ini merupakan Struktur Organisasi Divisi Departement News di STV Bandung. Struktur organisasi divisi department News STV Bandung dapat dilihat pada Gambar 1.4.


(19)

Gambar 1.4

Struktur Departement News di STV Bandung

Sumber: Company Profile STV Bandung, 2011

1.7Job Deskription News STV Bandung

Berikut adalah uraian bagian-bagian dari divisi News STV Bandung, diantaranya:

1. job deskription STV Bandung 2. Operations Manager

3. Operations Secretary 4. Executive Producer News 5. Producer Video Journalist 6. News Contributor

7. Executive Producer Production

Programming Programming Officer

Production Executive Producer

Producer

News Executive Producer

Producer

Video Journalist Operations Manager

News Contributor


(20)

News Departement kini ditangani oleh 1 orang Pimpinan yang bertindak sebagai Executive Produser, 1 orang Produser, 1 orang Asisten Produser, 5 orang wartawan (reporter) lokal di Bandung dan 5 orang Koresponden (Cianjur, Tasikmalaya, Cirebon, Karawang, Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat). Di jajaran News Departement dibantu 1 orang Sekretaris Redaksi dan 3 orang Editor News, 2 orang penerjemah bahasa Sunda, ditambah 7 orang Presenter.

1.8Sarana dan Prasarana

1.8.1Sarana Praktek Kerja Lapangan

Sarana yang dimiliki oleh News PT. Pasundan Televisi Utama (STV Bandung) adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Sarana PT. Pasundan Televisi Utama ( STV Bandung)

NO URAIAN JUMLAH

1 Meja 16

2 Kursi 20

3 Komputer 14

4 Kamera Wartawan 5

5 Kamera Master, Kamera Kanan, Kamera Kiri 1

6 Lighting 3


(21)

8 Mic (Wireless Mic & Cable Mic) 2

9 Fedding 1

10 Monitor (Monitor Kamera, Priview, Program) 1

11 CCU (Central Control Unit) Jumlah sebanyak kamera yang digunakan

12 Mixer Audio 1

13 VTR/ Mini DV 3

14 Komputer Promter 2

Sumber: Company Profile STV Bandung, 2011

1.8.2Prasarana Praktek Kerja Lapangan

Prasarana yang dimiliki oleh News PT. Pasundan Televisi Utama (STV Bandung) adalah sebagai berikut :

Tabel 1.3

Prasarana PT. Pasundan Televisi Utama/ STV bandung

NO URAIAN JUMLAH

1 Gedung 1

2 Studio 1

3 Ruang Editing 1

4 Ruang VO 1

5 Ruang Meeting 1


(22)

Sumber: Company Profile STV Bandung, 2011

1.9Lokasi dan Waktu PKL

1.9.1Waktu Pelaksanaan Job Training

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilakukan dari 08 Juli 2011 sampai dengan 04 September 2011. Dengan Jumlah hari kerja selama 27 hari.

1.9.2 Tempat Pelaksanaan Job Training

Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Job Training atau Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan di PT. Pasundan Utama Televisi. Head Office: Setrasari Mall B4 No. 68 Jl. Surya Sumantri Telp. 022.2005112 Fax. 022.2005113. Representative Office: Grha Kompas Gramedia Lantai 3 Jl. RE. Martadinata No. 46 BANDUNG–

7 Ruang Control Edit 1

8 Ruang Tunggu 2

9 Ruang Wardrope 1

10 Toilet Wanita 2

11 Toilet Pria 3

12 Mushola 1

13 Dapur 1

14 Tempat Parkir Motor 2


(23)

INDONESIA. Tower: Jl. Kolonel Masturi Komplek Pemancar Kampung GandrungDesa Jambudipa-Cisarua. Website: www.stv.co.id.


(24)

24

2.1Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan Sejak tanggal 18 Juli sampai dengan tanggal 10 September 2011 penulis telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Divisi News STV, Setrasari Mall Blok B4. No. 68-69 Bandung dan Graha Kompas Gramedia Lantai 3 Jl. RE. Martadinata No. 46 BANDUNG-INDONESIA.

Penulis melakukan berbagai kegiatan yang bersifat Insidentil dan Rutin. Hal tersebut sesuai dengan bidang keilmuan yang penulis ambil di Universitas Komputer Indonesia, yakni bidang konsentrasi Ilmu Jurnalistik. Adapun Aktivitas kegiatan selama Praktek Kerja Lapangan dapat dilihat dalam Table 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1

Aktifitas Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

No. Tanggal Kegiatan Rutin Insidentil

1 8-07-2011

 Perkenalan lingkungan STV  Mengikuti arahan

bimbingan

 

2 9-07-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengubah format naskah Voice

 


(25)

Over ke dalam format web.

4 8-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengubah format naskah Voice

Over ke dalam format web

 

5 9-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

      6 10-08 2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

     


(26)

2011  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

     8 12-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

      9 13-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam

  

 


(27)

format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

10 14-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

      11 15-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

      12 16-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar

 


(28)

 Mengedit ke dalam format yang telah disediakan.

Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

    13 17-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

      14 18-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter     


(29)

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

15 19-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

      16 20-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

      17 21-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

  


(30)

telah disediakan.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

 

18 22-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

      19 23-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Menyusun Rundown.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter      


(31)

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

20 24-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Menyusun Rundown.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

       21 25-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Menyusun Rundown.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

      


(32)

2011  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Menyusun Rundown.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter

 Mengubah format naskah Voice Over ke dalam format web

      23 27-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.  Menyusun Rundown.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter       24 28-08-2011

 Liputan lapangan  Membuat naskah

 

25 29-08-2011

 Memeriksa email redaksi  Mengunduh naskah dan gambar  Mengedit ke dalam format yang

telah disediakan.

  


(33)

 Menyusun Rundown.  Take Lead

 Menyiapkan Script ke dalam format Prompter    26 8-09-2011

 Memeriksa email redaksi  Lalu memindahkannya ke

dalam format naskah untuk Voice Over

 Kemudian bersiap untuk Take Lead Live dan menyiapkan Promter sebagai bahan untuk Presenter Daily Repot

 

27 9-09-2011

 Memeriksa email redaksi  Lalu memindahkannya ke

dalam format naskah untuk Voice Over

 Kemudian bersiap untuk Take Lead Live dan menyiapkan Promter sebagai bahan untuk Presenter Daily Repot

 

28 10-09-2011

 Memeriksa email redaksi  Lalu memindahkannya ke

dalam format naskah untuk

 


(34)

Voice Over

 Kemudian bersiap untuk Take Lead Live dan menyiapkan Promter sebagai bahan untuk Presenter Daily Repot

Sumber: Arsip Penulis, September 2011

2.2 Deskripsi Kegiatan Rutin dan Insidental Selama Kegiatan PKL

Penulis mendeskripsikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang bersifat rutin maupun yang bersifat insidentil, sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.1. adalah sebagai berikut:

2.2.1 Deskripsi Kegiatan Rutin dan Contoh Kegiatan PKL

Kegiatan rutin merupakan tugas sehari-hari yang dilakukan penulis selama PKL, yaitu membantu produser dalam Divisi Produksi News, terdiri dari:

Memeriksa Email Redaksi

Memeriksa email redaksi merupakan salah satu tugas yang ada di Divisi News STV Bandung. Pemeriksaan email ini dilakukan untuk mengetahui email yang masuk dari koresponden yang ditempatkan diluar daerah Bandung seperti Sukabumi dan Cianjur, Kabupaten Bandung Barat dan Cimahi, Tasikmalaya, Cirebon, Karawang. Setiap berita akan dikirimkan oleh koresponden melalui Email Redakasi dengan dua format


(35)

data yaitu naskah berita dan gambar. Berita dari koresponden tersebut yang nantinya akan diproduksi oleh tim produksi news.

Mengunduh Naskah dan Gambar

kemudian naskah dan gambar tersebut diunduh lalu di edit ke dalam format yang telah disediakan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan Produser dan Voice Over ketika akan menarik naskah yang kemudian dilanjutkan dengan menyusun Rundown.

Take Lead

Take Lead merupakan suatu proses produksi kepala berita. Dalam proses take lead ini penulis diberi tugas untuk memegang Prompter yang berfungsi untuk memudahkan presenter dalam proses take lead yang menyangkut seluruh program news.

Mengubah Format Naskah Ke Format Web

Mengubah format naskah ke dalam format web merupakan salah satu tugas yang diberikan pembimbing lapangan kepada penulis. Tidak semua berita dibuat dalam bentuk format web karena sebelumnya telah dilakukan penyeleksian berita yang dilakukan oleh produser. Hanya berita-berita yang telah ada di rundown yang kemudian dibuat dalam bentuk format web. Hal ini dilakukan ketika khalayak tidak bisa menonton atau khalayak bisa mengunjungi website resmi STV.


(36)

Contoh.

Disnaker Siapkan Hotline Aduan Pembayaran THR Iqwan Sabba

Bandung - Pemerintah provinsi jawabarat menyiapkan hotline atau layanan aduan atas pelanggaran pembayaran tunjangan hari raya. Selain itu, sanksi hukum dan sosialisasi tentang ketetapan THR pun menjadi salah satu tugas pengawasan pelanggaran.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawabarat. Haning Widiatmoko. Mengatakan, pemerintah telah mensosialisasikan ketetapan Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Terkait Tunjangan Hari Raya kepada pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan.

Ketentuan pembayaran THR didasarkan pada waktu pemberian seminggu sebelum hari raya, pembayaran secara penuh sesuai gaji pekerja yang telah mengabdi minimal 3 bulan bekerja.

Diharapkan, dalam pelaksanaanya, pelanggaran-pelanggaran tidak ditemukan, dan pemerintah provinsi telah menyiapkan sanksi hukum terkait pelanggaran sesuai undang-undang ketenanga kerjaan.

2.2.2 Deskripsi Kegiatan Insidental dan Contoh Kegiatan PKL

Kegiatan insidentil merupakan tugas yang dikerjakan oleh penulis hanya satu atau dua kali, disesuaikan dengan kondisi. kegiatan insidental selama PKL, antara lain:


(37)

Peliputan Lapangan

Peliputan lapangan juga merupakan salah satu tugas yang dilakukan para wartawan dan koresponden. Penulis juga diberi kesempatan oleh pembimbing untuk melakukan kegiatan peliputan berita dilapangan. Dalam peliputan lapangan ini penulis didampingi oleh seorang wartawan. Disamping itu juga penulis diberikan tugas untuk membuat naskah berita hasil kegiatan peliputan. Dalam sehari deadline yang diberikan oleh produser untuk wartawan adalah sebanyak tiga berita.

Contoh 1.

Tim futsal homeless indoneisa bertekad raih gelar juara

Beginilah persiapan sebelum keberangkatan tim Homless Wordl Cup ke Perancis di Rumah Cemara Bandung/ Jawabarat/ mereka mendapatkan banyak perhatian dari keluarga dan lingkungan sekitar/ saat keberangkatanya/ di Rumah Cemara/ Kota Bandung//

Tim futsal yang berjumlah 9 orang tersebut akan brangkat ke Perancis dalam ajang pertandingan Internasional Homeless World Cup/ Para pemain mantan pecandu narkoba tesebut akan bersaing merebutkan tropi dengan 66 negara di dunia// Para pemain bertekad akan memberikan permainan yang terbaik di petandingan dan memboyong serta menorehkan sejarah yang pertama kalinya di Indonesia//

Optimis tersebut salah satunya dilontarkan oleh pemain tim futsal/ Haris/ kesiapan mental dan fisik menghadapi para pemain luar negeri yang


(38)

memiliki tinggi badan lebih dibandingkan orang Indonesia tidak menjadi halangan//

Sementara itu/ orang tua Aris/ Dani/ merasa banga atas prestasi anaknya/ dengan semangat doa diharapkan bisa meraih hasil yang sangat maksimal di ajang kompetisi//

Contoh 2.

Polrestabes Turunkan 2400 Personil Amankan Lebaran

Kepolisian Resort Kota Besar Bandung/ menurunkan 2400 personil guna mengamakan kelancaran hari raya lebaran 1423 Hijriah di Kota Bandung// selain mengamankan objek-objek sentral/ kepolisian akan membantu PT. kai mengamankan perlintasan Kerata Api yang tidak berpalang pintu di Kota Bandung//

Atas dasar sering terjadinya kecelakaan lalulintas (laka lantas) yang diakibatkan oleh perlintasan moda transportasi Kereta Api/ Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Bandung akan menyiagakan personil mengamankan perlintasan kereta yang tidak berpalang di Kota Bandung// hal tesebut guna meminimalisir kecerobohan para pengguna jalan saat H-10 lebaran//

Hal tersebut dingkapkan kapolrestabes kota bandung kompol. Widodo eko/ setelah melakukan rapat koordinasi operasi ketupat dengan jajaran Kapolsek se Kota Bandung/ di Polrestabes//


(39)

Menurutnya/ selain perlintasan/ fokus utama pengaman adalah pelaksanaan lebaran/ seperi shalat Idul Fitri dan sentral-sentral keramaian/ seperi objek wisata/ serta rumah ibadah//

Diharapkan/ personil yang diturukan sebanyak 2400 personil dengan posko sebaran pelayanan dan pengaman arus mudik sebanyak 33 di berbagai titik di Kota Bandung serta pengamanan yang dibantu oleh Satuan Tni dan Brimob Polda Jawabarat memberikan pelayanan dan keamanan makimal dalam menjalankan perayaan hari raya dan mudik lebaran//

Contoh 3.

Tarif Angkutan Mudik Naik Sesuai Tarif Atas Angkutan

Moda transportasi bus yang digunakan para calon pemudik akan mengalami kenaikan menjelang arus mudik lebaran// kenaik transportasi bus tersebut sesuai dengan batas atas kenaikan nnominal/ sebesar 138 rupiah per kilometer per penumpang//

Dinas perhubungan kota bandung telah melakukan sosialisasi terkait kenaikan moda transportasi bus antar kota antar provinsi (akap0 dan antar kota dalam provinsi (akdp)//

Sosialisai kenaikan tersebut dilakukan sesuai batas atas kenaikan nominal sebesar 139 rupiah per kilometer per penumpang/ yang biasa hanya 86 rupiah per penumpang per kilometer//


(40)

Adanya kenaikan moda angkutan mudik lebaran tersebut merupakan kesesuaian atas surat edaran dan ketetapan mentri perhubungan nomor 1 tahun 2009//

Kenaikan yang diambil oleh para perusahaan organda (po) dengan tarif batas atas dharapkan berjalan sesuai dengan kentua// apabila ada pungutan yang melebihi tarif batas atas/ diharapkan para penumpang mencatat nomor bus yangg membawa ke kampung halaman dan melaporkan ke dinas perhubungan terkait dan selanjutnya akan diberi sanksi hingga penutupan perusahaan organsa (po) sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan)

Sementara itu/ jelang lebaran/ selain menurunkan 249 personil di berbagai titik/ sperti terminal/ traffik light/ dan pos lalulintas/ antisipasi adanya penumpukan penumpang/ pihak dinas perhubungan telah menyediakan 60 bus damri untuk antisipasi keterlambatan bus yang mengangkut pemudik akibat kemacetan//

Meeting

Meeting sebagian kegiatan yang diikuti oleh penulis. tujuan selalu diadakannya meeting oleh produser sendiri untuk mengevaluasi kenerja para wartawan dan kegiatan liputan atau event.

Mengedit Naskah

Mengedit naskah adalah salah satu kesempatan yang paling berharga pula untuk penulis karena untuk mengedit naskah hanya dapat dilakukan oleh produser atau asisten produser.


(41)

Membuat Naskah

Disamping itu juga penulis diberikan kesempatan liputan lapangan dan membuat naskah yang dibantu oleh pembimbing lapangan.

Contoh 1.

Pengamana Lalu Lintas Menjelang Hari Raya

Polwiltabes kota bandung mempersiapkan keamananan lalu lintas saat menjelang hari raya lebaran// pelaksanaannya akan mulai dioprasilan pada hari senin 22 agustus 2011/ dengan menerjunkan 2400 personil/ diantaranya tni/ brimob/ polda jabar/ serta instansi terkait lainnya//

Ribuan personil ini telah tersebar di beberapa titik/ yaitu ada 33/ ditambah dengan pos pengamanan yang tersebar di 36 titik/ sementara itu pos pelayanan pun tetap tersedia 24jam//

Bandung adalah kota wisata/ dimana pengamanannya pun tetap dijaga bahkan sistem pengamanan selalu tersebar//

Sementara itu/ menyinggung ka sering kali di temukannya tanpa palang pintu/ dan masyarakat yang melintas harus tetap berhati-hati// karena untuk tahun ini sistem keamanan akan lebih diperketat dimana tidak ada lagi korban berjatuhan//

Keamanan ini bukan hanya di sekitar lalu lintas saja/ aparat pun akan siap membantu keadaan rumah-rumah yang ditinggal para pemudik// para pemudikpun harus teliti terhadap keadaan rumahnya sendiri seperti mematikan listrik dan gas//


(42)

Di sisi lain/ dishub mengerahkan personilnya sebanyak 249 orang yang telah terbagi-bagi menjadi beberapa titik/ yaitu terminal lewi panjang 53 orang/ penguji 31 orang/ atcs 8 orang/ tekhnik oprasional 68 orang/ pusat toko pusat 50 orang orang//

Menurut Kompol. Widodo Eko / memprediksikan saat arus mudik akan berlangsung aman//

2.3Analisis Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi kesempatan tersendiri bagi penulis untuk mengetahui bagaimana kegiatan sebenarnya ketika di lapangan. Berikut ulasan mengenai berbagai kegiatan yang dilakukan penulis baik itu yang bersifat rutin maupun insidental.

2.3.1Analisis Kegiatan Rutin

Liputan dan menulis hasil liputan secara garis besar merupakan kegiatan rutin seorang wartawan yang hidup di dunia pers. Meliput dan menulis menjadi syarat mutlak hidup di dunia jurnalistik begitupun penulis. Kedua kegiatan tersebut merupakan kegiatan insidental penulis ketika Praktek Kerja Lapangan di PT. Pasundan Utama Televisi (STV).

Liputan merupakan salah satu kegiatan penulis. Tidak ada yang dapat ditulis tanpa kita melakukan peliputan. Begitupun dengan menulis, bukanlah sebuah berita bila kita hanya melakukan peliputan tanpa melaporkannya kepada khalayak.


(43)

Selayaknya wartawan di tiap media, penulis pun berusaha melaporkan hasil peliputan kepada khalayak melalui bentuk Audio Visual yang layak. Menulis adalah kegiatan wajib penulis seusai meliput suatu peristiwa. Tidaklah menjadi sebuah berita bila hanya meneliti suatu peristiwa tanpa dituangkan melalui sebuah tulisan.

2.3.2 Analisis Kegiatan Insidental

Bagi seorang jurnalis, liputan menjadi agenda rutin namun bersifat insidental dalam medan liputnya. Tidak ada yang tahu peristiwa apa yang terjadi esok. Seorang jurnalis harus siap setiap saat untuk menghadapi medan liput yang sifatnya insidental tersebut.

Begitu pula dengan penulis yang harus selalu siap menghadapi medan liput yang selalu berbeda dengan peristiwa yang berbeda pula. Berikut liputan yang dilakukan penulis saat praktek kerja lapangan di PT. Pasundan Utama Televisi (STV).

Pada kesempatan melakukan praktek kerja lapangan, penulis diberi bagian peliputan Rumah Cemara dan Polwiltabes Kota Bandung dengan di dampingi oleh pembimbing. Meskipun peliputan lapangan terbatas, namun penulis mendapatkan pembelajaran lainnya yaitu belajar menjadi kameramen saat On air di Studio dan menjadi VO ( Voice Over).


(44)

2.4 Deskripsi Tentang Jurnalistik 2.4.1 Pengertian Jurnalistik

Berita-berita yang ditulis dalam Harian Umum Seputar Indonesia Biro Jawa Barat sejalan dengan teori-teori jurnalistik yang sedang penulis pelajari dalam perkuliahan, yaitu salah satunya sudah terdapat unsur 5W+1H

Istilah Jurnalistik diambil dari kata du jour atau journal yang berasal dari bahasa Perancis dan memiliki arti setiap hari atau catatan harian. Secara sederhana, jurnalistik dapat diartikan sebagai teknik mencari, mengolah, dan menulis sebuah peristiwa ke dalam bentuk berita dan disebarluaskan kepada masyarakat.

Sedangkan menurut beberapa para ahli definisi jurnalistik yaitu:

1. Jurnalistik adalah semacam kepandaian karang-mengarang yang pokoknya memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. (Adinegoro).

2. Jurnalistik adalah segala sesuatu yang menyangkut kewartawanan (Summanang).

3. Jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran. (Roland E. Wolseley).


(45)

4. Jurnalistik merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun ulasannya mengenai berbagai peristiwa atau kejadian sehari-hari yang aktualdan factual dalam waktu yang secepat-cepatnya. (A.W. Widjaya).

2.4.2 Fungsi Jurnalistik

Surat kabar adalah sarana yang menyiarkan produk jurnalistik. Fungsi pers berarti juga fungsi jurnalistik yang merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Pada zaman modern sekarang ini, jurnalistik tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu, fungsinya bukan lagi menyiarkan informasi, tetapi juga mendidik, menghibur dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu.

Menurut Onong Uchjana Effendy fungsi-fungsi surat kabar terdiri dari : 1. Fungsi menyiarkan informasi

Fungsi yang pertama dan utama surat kabar yaitu menyiarkan informasi. Khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar dikarenakan membutuhkan informasi mengenai berbagai hal di bumi ini, mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan orang lain, dan lain sebagainya.

2. Fungsi mendidik

Sebagai sarana pendidikan massa (mass education). Surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga


(46)

khalayak pembaca menjadi bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk berita, dapat juga secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau bergambar juga dapat mengandung unsur pendidikan.

3. Fungsi menghibur

Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat surat kabar untuk mengimbangi berita-berita lempang (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang berisi hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bergambar, pojok, teka-teki silang, karikatur, dan kadang-kadang tajuk rencana. Tujuan pemuatan isi yang mengandung hiburan itu, semata-mata untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah pembaca disuguhi berita dan artikel yang berat-berat.

4. Fungsi mempengaruhi

Adalah fungsi yang keempat ini, yakni fungsi mempengaruhi, yang menyebabkan surat kabar memegang perana penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi dari surat kabar secara implisit terdapat pada berita, sedangkan secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel (Effendy, 1993:122-123).


(47)

2.4.3 Berita

Berita yang disajikan di atas, merupakan karakter dalam penulisan berita yang di tulis oleh Harian Umum Seputar Indonesia Biro Jawa Barat. Karakter berita seperti itu tentu saja bukan aturan baku yang harus diikuti oleh media massa yang lain. Bahkan, tidak sedikit media massa lain yang membuat berita dengan tidak menggunakan mekanisme piramida terbalik.

Harus diakui bahwa karakter berita di setiap media massa pasti berbeda, misalnya dalam pembuatan judul berita atau teras berita. Selain sebagai ciri khas, hal itu dimungkinkan sebagai strategi untuk mendapatkan pangsa pasar yang luas. Pembaca lebih menyenangi membaca sebuah berita yang ditulis secara langsung dan dikemas secara sederhana.

Berita yang ditulis berbelit-belit, besar kemungkinan akan ditinggalkan oleh pembaca. Hal itu dikarenakan oleh terbatasnya waktu yang dimiliki oleh pembaca. Mereka hanya membutuhkan informasi pokok dari berita yang disajikan, tanpa harus membuang waktu membaca yang tidak penting. Oleh karena itu, tidak jarang media massa cetak, hanya menulis ha-hal yang dianggap penting untuk diketahui oleh pembaca.

Kata berita, hingga saat ini belum memiliki definisi yang baku. Para ahli memiliki definisi yang berbeda-beda. Namun begitu,


(48)

perbedaan-perbedaan itu masih mengacu pada garis besar yang mengacu pada aktualitas suatu peristiwa.

Secara sederhana, berita dapat diartikan sebagai pelaporan informasi aktual tentang fakta-fakta yang menarik bagi sejumah besar khalayak. Definisi itu merupakan bentuk penyederhanaan dari penyataan Mitchell V.Charnley yang menyatakan, berita adalah laporan aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik atau penting atau kedua-duanya bagi sejumlah besar orang.

Menurut Drs. AS Haris Sumadiria M.Si. dalam bukunya yang berjudul

“Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita Dan Feature”, mengatakan bahwa :

Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line internet.(2005:65)

Esensi dari kegiatan menulis berita adalah melaporkan segala sesuatu yang dianggap penting dan bermanfaat bagi khalayak.

Berita merupakan salah satu dari produk tulisan jurnalistik yang memberi pemahaman dan informasi kepada pembaca seputar hal-hal yang mereka tidak ketahui.

Dalam disiplin ilmu Jurnalistik, ada mata kuliah yang mempelajari tentang bahasa jurnalistik. Hal-hal yang dipelajari dalam mata kuliah ini


(49)

adalah tentang penggunaan bahasa berita yang singkat, padat, sederhana, lancar, jelas dan menarik. Esensi dari pembelajaran mata kuliah ini adalah bagaimana membuat sebuah berita yang menarik dan memberikan kenyamanan bagi pembaca.

2.4.4 Kategori Berita

Secara umum, berita dapat dikategorikan menjadi dua kategori, yakni berita ringan (soft news) dan berita berat (hard news). Selain dua hal itu, berita dapat dibedakan menurut lokasi peristiwanya, menurut sifatnya, dan menurut materi isinya.

Berita berat biasanya merujuk pada peristiwa yang mengguncangkan dan bersifat massal. Misalnya peristiwa gempa bumi, gunung meletus, dan sebagainya. Sementara berita ringan, lebih merujuk kepada peristiwa yang hanya bertumpu pada unsur-unsur ketertarikan manusia, misalnya pernikahan.

Berita berdasarkan lokasi peristiwanya terbagi menjadi dua kategori, yakni peristiwa di tempat tertutup (indoor news), dan peristiwa di tempat terbuka (outdoor news). Di tempat tertutup misalnya peristiwa sidang kabinet, seminar, dan sebagainya. Sedangkan peristiwa yang terjadi di tempat terbuka misalnya kerusuhan, bencana alam, atau perang.

Berdasarkan sifatnya, berita dibagi menjadi berita yang diduga dan berita yang tidak diduga. Berita yang diduga adalah berita dengan peristiwa yang direncakan atau sudah diketahui sebelumnya, seperti


(50)

seminar, loka karya, pemilihan umum, dan lain-lain. Sedangkan berita yang tidak diduga adalah berita yang sifat peristiwanya tiba-tiba dan tidak diketahui sebelumnya, misalnya peristiwa tabrakan, bencana alam, dan lain-lain. Berita menurut isinya dikelompokkan ke dalam berita politik, berita ekonomi, berita sosial, berita keagamaan, berita olah raga, berita kriminal, berita pendidikan, dan lain-lain.

2.4.5 Nilai-nilai Berita

Tidak semua peristiwa dapat dijadikan sebuah berita. Lord Northcliffe merumuskan, if a dog bites a man, that’s not news, but a man bites a dog that’s news (jika anjing menggigit orang, itu bukan berita, tapi jika orang menggigit anjing, itu baru berita).

Dari rumusan Northcliffe di atas, dapat ditarik satu kesimpulan, peristiwa yang dapat dijadikan berita, adalah peristiwa yang memiliki nilai ketertarikan. Dalam buku Jurnalistik Indonesia; menulis berita dan feature, Haris Sumadiria merinci beberapa unsur yang menjadi nilai berita, antara lain

1. Keluarbiasaan (Unusualness) 2. Kebaruan (Newness)

3. Akibat (Impact) 4. Aktual (Timeliness) 5. Kedekatan (Proximity) 6. Informasi (Information) 7. Konflik (Conflik)


(51)

8. Orang penting (Public Figure) 9. Kejutan (Surprising)

10.Ketertarikan manusiawi (Human Interest)

Dalam melaksanakan prinsip di atas, HU Seputar Indonesia biro Jawa Barat telah mampu memenuhinya dengan baik. Berita-berita yang ditulis HU Seputar Indonesia biro Jawa Barat selalu di tekankan pada nilai-nilai berita di atas.

2.4.6 Teknik Reportase

Dalam upaya mendapatkan bahan berita, penulis menempuh dua cara, yakni teknik observasi dan wawancara. Hal itu dilakukan untuk mempermudah penulis dalam mendapatkan bahan berita.

Dalam teknik observasi, dalam mendapatkan berita, penulis terjun langsung ke lapangan. Penulis langsung bersentuhan dengan objek berita. Hal itu akan membuat berita yang ditulis akan lebih hidup, karena penulis merasakan langsung bagaimana situasi dan kondisi saat peristiwa itu terjadi.

Selain melakukan observasi, teknik lain dalam mencari bahan berita adalah melalui wawancara. Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang bisa dilakukan secara tatap muka langsung, atau melalui media telefon. Bahan wawancara hanya digunakan sebagai pelengkapnya saja. Karena yang menjadi pegangan utamanya adalah observasi langsung.


(52)

“suatu proses komunikasi diadik relasional dengan tujuan yang serius dan

ditetapkan terlebih dulu yang dirancang untuk mempertukarkan perilaku

dan melibatkan tanya jawab” atau singkatkatnya “ suatu percakapan berdasarkan suatu maksud”.Namun definisi tersebut agak terbatas, karena

wawancara membatasi wawancara dengan tujuan yang serius. Wawancara juga telah menjadi bentuk hiburan yang populer seperti

disiarkan televisi dan radio.” [Stewart L. Tubss – Sylvia Moss, 2000, hal. 40].

Berdasarkan konteksnya, wawancara dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya :

1. Wawancara berita

Wawancara berita (news peg interview) adalah wawancara yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, konfirmasi atau pandangan narasumber mengenai suatu masalah.

2. Wawancara pribadi

Wawancara pribadi (personal interview) merupakan wawancara untuk memperoleh data tentang diri pribadi dan pemikiran narasumber berkaitan suatu masalah yang berkaitan dengan profesinya.

3. Wawancara ekslusif

Wawancara ekslusif (exclusive interview), yaitu wawancara yang dilakukan secara khusus dalam membahas suatu masalah. Bentuk wawancara ini, biasanya hanya dilakukan oleh satu media saja.


(53)

4. Wawancara sambil lalu

Wawancara sambil lalu (casual interview) adalah wawancara yang dilakukan tanpa perencanaan atau perjanjian terlebih dahulu.

5. Wawancara keliling

Wawancara keliling (man in the street interview) adalah wawancara yang dilakukan dengan mendatangi beberapa narasumber yang satu sama lainnya saling berkaitan. Untuk menghasilkan sebuah berita yang baik sangat tergantung dari hasil wawancara di lapangan. Sedikitnya data yang diperoleh di lapangan, akan menyulitkan wartawan dalam menulis berita. Untuk itu, dalam melakukan wawancara, upayakan mendapatkan data yang selengkap-lengkapnya di lapangan, khususnya melalui proses wawancara.

Teknik wawancara, yang penulis gunakan dalam melengkapi bahan berita yang di dapatkan penulis dilapangan. Mekanismenya dengan mendatangi langsung narasumber.

Selama penulis melaksanakan praktek kerja lapangan, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara sambil lalu. Hal itu dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki penulis dan sifatnya hanya pelengkap saja.

2.4 Analisis Layanan Perusahaan Kepada Mahasiswa Pkl

Selama peneliti melakukan Kerja Praktik di STV Bandung, yang dirasakan adalah sambutan para karyawan yang sangat ramah dan penuh


(54)

dengan kekeluargaan. Bahkan mereka tidak segan-segan untuk memberikan kesempatan kepada penulis untuk mencoba bagaimana semua kegiatan berlangsung. Disini penulis dituntut untuk mandiri dalam berbagai kegiatan rutin selama kerja praktik.

Pelayanan yang diberikan STV Bandung kepada penulis sangat baik. Selama melakasanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di STV Bandung, penulis merasakan suasana yang cukup menyenangkan, dan karyawan-karyawannya yang ramah. Penulis diberikan kesempatan terjun kelapangan dengan pembimbingan lapangan dan melakukan kegiatan liputan.

Selain itu juga peneliti diberikan kesempatan untuk mengedit naskah yang nanti akan dibacakan oleh Voice Over. Bila penulis mengalami kesulitan, hambatan, ataupun hasil yang kurang sempurna maka pihak STV mengoreksi dari hasil yang telah penulis lakukan, sehingga hal tersebut menjadi suatu pembelajaran bagi peneliti agar dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang, khususnya dalam bidang Jurnalistik.

Hasil dari kerja praktek ini adalah memberikan suatu pemahaman yang berarti bagi penulis tentang bagaimana sistematika kerja, manajerial dan pembuatan berita itu sendiri dengan bahasa-bahasa jurnalistik yang sesuai dengan kode etik yang berlaku.


(55)

55 3.1 Kesimpulan

Merujuk pada kegiatan yang telah penulis lakukan selama menjalankan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Divisi Produksi News STV Bandung, maka penulis mencoba menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu sarana atau implementasi dari ilmu-ilmu dan teori-teori yang didapatkan di bangku kuliah. Segala masalah dan kendala yang muncul saat kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) berlangsung, kemudian dijadikan pembelajaran untuk mencari solusi dari masalah-masalah yang dialami.

2. Dunia kerja dan dunia kampus mempunyai iklim yang sangat berbeda. Iklim dunia kerja penuh dengan profesionalisme dan tanggung jawab dari setiap individu. Serta di dalam dunia kerja Kelayakan suatu berita di konsumsi oleh khalayak luas harus memasuki tiga tahap yaitu pra roduksi, produksi, dan pasca produksi. Tahapan pra produksi merupakan tahapan perencanaan, tahapan produksi merupakan tahapan pengolahan, dan tahapan pasca produksi merupakan pemeriksaan hasil akhir. Dan flexsibilitas waktu menjadi hal yang sangat penting dalam industri media. Waktu berjalan dengan cepat begitu pun dengan berita.


(56)

Kemudian Komponen terpenting yang ada dalam dunia jurnalis khususnya tentang news adalah penyatuan antara idealisme dan profesinalisme.

3. Aktivitas Praktek Kerja Lapangan di PT. Pasundan Utama Televisi (STV) Bandung merupakan salah satu media pembelajaran yang penulis rasakan sangat bermanfaat bagi para calon jurnalistik khususnya yang ingin mengetahui lebih dalam dan spesifik. serta mengetahui secara nyata mengenai pekerjaan yakni dari dimulai dari meliput berita di lapangan, mewawancarai narasumber, dan menuangkannya menjadi sebuah berita yang berkualitas.

4. Dari kegiatan rutin dan insisental penulis belajar banyak untuk menjadi wartawan yang baik dan profesional dibutuhkan kecepatan, keakuratan, kreatifitas wartawan dan mentaati aturan yang berlaku, swartawan harus cerdas dalam mencari berita melalui tempat liputan yang telah ditentukan oleh Koordinator Lapangan. Wartawan dalam menulis berita harus berdasarkan data dan informasi yang lengkap agar tidak terjadi kebohongan publik. Sama seperti halnya saat penulis melakukan liputan di Rumah Cemara dan liputan arus mudik di Polrestabes. Akan tetapi selain itu penulis banyak melakukan kegiatan indoor yang dimana saat pengambilan gambar yang akan di sajikan kepada khalayak ramai. 5. Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.


(57)

dapatkan. Dimana menjadi seorang wartawan harus jeli atau peka dan sigap terhadap semua kejadian disekitar. Seorang wartawan yang cerdas mampu membaca situasi disekitarnya dan mengetahui segala bidang dari mulai sosial dan budaya, ekonomi, hukum, politik, hingga ke bidang olahraga pun menjadi tuntutan bagi seorang wartawan.

3.2 Saran-Saran

3.2.1 Saran Untuk Instansi

1. Sebaiknya peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) lebih dilibatkan dan diberi tanggung jawab selama massa produksi program. Terkadang produser-pun masing sungkan untuk memberi arahan kepada peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) tentang Praktek Kerja Lapangan (PKL) sering mengalami kebingungan dan kesulitan.

2. Arus informasi dari pimpinan pusat harus disampaikan sebaik-baiknya kepada seluruh lapisan karyawan sehingga tidak terjadi kesalahpahaman informasi yang sering membuat bingung karyawan. Oleh karena itu dibutuhkan pengelolan informasi yang jelas dalam institusi media.

3. STV seyogyanya memiliki aturan serta SOP yang jelas mengenai permagangan. Penandatanganan kontrak, kejelasan


(58)

peraturan sehingga peserta Job Training bisa mengetahui hak dan kewajibannya.

4. Sebaiknya seluruh pihak yang terkait lebih dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan sehingga tidak terjadi kesalahpahaman atau perbedaan pendapat ketika suatu keputusan telah ditentukan.

3.2.2Saran Untuk Mahasiswa

1. Mahasiswa yang berkesempatan magang sebelumnya harus tahu akan posisinya sebagai pemagang.

2. ketepatan waktu di media mahasiswapun harus dapat mengejarnya. 3. kesalahan yang fatal pada saat magang akan berakibat fatal juga

kepada mahasiswa-mahasiswa yang akan magang selanjutnya dan akan mendapatkan kesan buruk pertama khususnya kepada mahasiswa universitas yang sama

4. mahasiswa yang akan magang harus dapat berbaur dengan baik dan harus menunjukan kreatifitas yang dimilikinya.


(59)

(STV) BANDUNG

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Oleh :

DINI LAILLA NURBARIDAH NIM. 41808148

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(60)

DAFTAR PUSTAKA

1. Baksin, Askurifai. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. 2009. Simbiosa Rekatama Media.

2. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. 2001. PT Remaja Rosda Karya. Bandung.

3. Elvinaro, Ardianto dan Erdiyana, Lukiati Komala. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. 2005. Simbiosa Rekatama Media. Bandung.

4. Fisher, B. Aubrey. Teori-Teori Komunikasi. 1986. PT. Remadja Karya CV. Bandung.

5. Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama. Jurnalistik, Teori dan Praktik. 2005. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.

6. Nurudin. Jurnalistik Masa Kini. 2009. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 7. Romli, Asep Syamsul M. Jurnalistik Praktis, Untuk Pemula. 2001. PT.

Remaja Rosda Karya. Bandung.

Sumber Lain

1. Company Profile, STV Bandung 2. Arsip Penulis


(61)

Dini Lailla Nurbaridah Gibeg_kodel18@yahoo.com

Alamat Sekarang :

Jl. Baru Adjak Rt/Rw. 004/006

Komp. SMA/Mts Al-Musyawarah Lembang Kab.Bandung Barat 40391

Tempat Tanggal

Lahir : Bandung, 18 Juli 1990 Telepon / HP : 085659224491

Email : gibeg_kodel18@yahoo.com Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Tinggi / Berat : 160cm / 50kg

PENDIDIKAN

2008 – Sekarang

PERGURUAN TINGGI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ILMU KOMUNIKASI-JURNALISTIK

2005 – 2008 SEKOLAH MENENGAH ATAS

SMA AL-MUSYAWARAH LEMBANG

2002 – 2005 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Mts AL-MUSYAWARAH LEMBANG

1996 - 2002 SDN GENTRAMAKSEDAS SUBANG

1995 – 1996 SDN PERUMNAS 2 SUBANG

(PINDAH)

1994 - 1995 TK NEGERI PEMBINA SUBANG

KEMAMPUAN / KEAHLIAN LEBIH

KOMPUTER

MICROSOFT OFFICE (EXCEL, WORD, POWERPOINT) WEB DESIGN (HTML)

GRAPHIC DESIGN (ADOBE PHOTOSHOP)

PENGALAMAN KERJA

 Penyiar Radio, PT. RADIO SWARAMUDA PRAKARSA, LEMBANG

 Crew PKWT Mc Donald’s Cihampelas, BANDUNG

 Magang di PT. Pasundan Utama Televisi (STV), BANDUNG

 Panitia Event Organization Green Festival, BANDUNG


(62)

2008 - 2009 Pengurus Himpunan Mahasiswa dan Aktifis SENAT kampus

UNIKOM

2005 - 2006 Pengurus OSIS SMA AL-MUSYAWARAH dan Pecinta Alam

2003 - 2004 Pengurus Pramuka Mts AL-MUSYAWARAH

2003 - 2004 Pengurus OSIS Mts AL-MUSYAWARAH dan Bentar Alam

PELATIHAN DAN SEMINAR

2009: PESERTA MENTORING AGAMA ISLAM, DI AUDITORIUM UNIKOM

2009: PESERTA PELATIHAN TABLE MANNER DI HOTEL JAYAKARTA, BANDUNG

2009: PESERTA WORKSHOP PENYIARAN RADIO, DI AUDITORIUM UNIKOM

2009: PESERTA SEMINAR MUSLIMAH “ATAS NAMA CINTA” (MENGUPAS LIKA-

LIKU CINTA REMAJA DALAM PERSPEKTIF ISLAM), DI AUDITORIUM UNIKOM.

2010: PESERTA SEMINAR BUDAYA PRENEURSHIP “MENGANGKAT BUDAYA

BANGSA MELALUI JIWA ENTERPRENEURSHIP”, DI AUDITORIUM UNIKOM.  2010: PESERTA “STUDY TOUR KE MEDIA MASSA MetroTv.”

HOBI

MEMBACA, MENULIS, NONTON TV, DENGERIN MUSIK,TRAVELING, ADVENTURE

DATA ORANG TUA/WALI

I. NAMA LENGKAP AYAH : DRS. UNDANG ABDURACHMAN RIDLA, S.E

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : GARUT, 10 NOVEMBER

ALAMAT : JL. BARU ADJAK NO.154 KOMP. MTS/ SMA

AL-MUSYAWARAH LEMBANG – BANDUNG

PEKERJAAN : WIRASWASTA

II. NAMA LENGKAP IBU : WIWI HARTIWI, S.AG

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : BANDUNG, 7 JULI 1964

ALAMAT : JL. BARU ADJAK NO.154 KOMP. MTS/ SMA AL-MUSYAWARAH LEMBANG - BANDUNG


(63)

dapat dipergunakan seperlunya.

Bandung, November 2011

Penulis

Dini Lailla Nurbaridah


(64)

(1)

NEWS PT. PASUNDAN UTAMA TELEVISI

(STV) BANDUNG

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Oleh :

DINI LAILLA NURBARIDAH

NIM. 41808148

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

DAFTAR PUSTAKA

1.

Baksin, Askurifai.

Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik

. 2009. Simbiosa

Rekatama Media.

2.

Effendy, Onong Uchjana.

Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek

. 2001. PT

Remaja Rosda Karya. Bandung.

3.

Elvinaro, Ardianto dan Erdiyana, Lukiati Komala.

Komunikasi Massa,

Suatu Pengantar

. 2005. Simbiosa Rekatama Media. Bandung.

4.

Fisher, B. Aubrey.

Teori-Teori Komunikasi

. 1986. PT. Remadja Karya CV.

Bandung.

5.

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama.

Jurnalistik, Teori dan Praktik

. 2005.

PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.

6.

Nurudin. Jurnalistik Masa Kini. 2009. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

7.

Romli, Asep Syamsul M.

Jurnalistik Praktis, Untuk Pemula

.

2001. PT.

Remaja Rosda Karya. Bandung.

Sumber Lain

1.

Company Profile, STV Bandung

2.

Arsip Penulis


(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Dini Lailla Nurbaridah

Gibeg_kodel18@yahoo.com Alamat Sekarang :

Jl. Baru Adjak Rt/Rw. 004/006

Komp. SMA/Mts Al-Musyawarah Lembang Kab.Bandung Barat 40391

Tempat Tanggal

Lahir : Bandung, 18 Juli 1990 Telepon / HP : 085659224491

Email : gibeg_kodel18@yahoo.com

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Tinggi / Berat : 160cm / 50kg

PENDIDIKAN

2008 – Sekarang

PERGURUAN TINGGI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ILMU KOMUNIKASI-JURNALISTIK

2005 – 2008 SEKOLAH MENENGAH ATAS

SMA AL-MUSYAWARAH LEMBANG

2002 – 2005 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Mts AL-MUSYAWARAH LEMBANG

1996 - 2002 SDN GENTRAMAKSEDAS SUBANG

1995 – 1996 SDN PERUMNAS 2 SUBANG

(PINDAH)

1994 - 1995 TK NEGERI PEMBINA SUBANG

KEMAMPUAN / KEAHLIAN LEBIH

KOMPUTER

MICROSOFT OFFICE (EXCEL, WORD, POWERPOINT) WEB DESIGN (HTML)

GRAPHIC DESIGN (ADOBE PHOTOSHOP)

PENGALAMAN KERJA

 Penyiar Radio, PT. RADIO SWARAMUDA PRAKARSA, LEMBANG  Crew PKWT Mc Donald’s Cihampelas, BANDUNG

 Magang di PT. Pasundan Utama Televisi (STV), BANDUNG  Panitia Event Organization Green Festival, BANDUNG


(4)

PENGALAMAN BERORGANISASI

2009 - 2010 Pengurus UKM “SADAYA” Seni Budaya Angklung (Tim Inti)

2008 - 2009 Pengurus Himpunan Mahasiswa dan Aktifis SENAT kampus

UNIKOM

2005 - 2006 Pengurus OSIS SMA AL-MUSYAWARAH dan Pecinta Alam

2003 - 2004 Pengurus Pramuka Mts AL-MUSYAWARAH

2003 - 2004 Pengurus OSIS Mts AL-MUSYAWARAH dan Bentar Alam

PELATIHAN DAN SEMINAR

2009: PESERTA MENTORING AGAMA ISLAM, DI AUDITORIUM UNIKOM

2009: PESERTA PELATIHAN TABLE MANNER DI HOTEL JAYAKARTA, BANDUNG  2009: PESERTA WORKSHOP PENYIARAN RADIO, DI AUDITORIUM UNIKOM  2009: PESERTA SEMINAR MUSLIMAH “ATAS NAMA CINTA” (MENGUPAS LIKA-

LIKU CINTA REMAJA DALAM PERSPEKTIF ISLAM), DI AUDITORIUM UNIKOM.

2010: PESERTA SEMINAR BUDAYA PRENEURSHIP “MENGANGKAT BUDAYA

BANGSA MELALUI JIWA ENTERPRENEURSHIP”, DI AUDITORIUM UNIKOM.  2010: PESERTA “STUDY TOUR KE MEDIA MASSA MetroTv.”

HOBI

MEMBACA, MENULIS, NONTON TV, DENGERIN MUSIK,TRAVELING, ADVENTURE

DATA ORANG TUA/WALI

I. NAMA LENGKAP AYAH : DRS. UNDANG ABDURACHMAN RIDLA, S.E TEMPAT, TANGGAL LAHIR : GARUT, 10 NOVEMBER

ALAMAT : JL. BARU ADJAK NO.154 KOMP. MTS/ SMA AL-MUSYAWARAH LEMBANG – BANDUNG

PEKERJAAN : WIRASWASTA

II. NAMA LENGKAP IBU : WIWI HARTIWI, S.AG TEMPAT, TANGGAL LAHIR : BANDUNG, 7 JULI 1964

ALAMAT : JL. BARU ADJAK NO.154 KOMP. MTS/ SMA AL-MUSYAWARAH LEMBANG - BANDUNG


(5)

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya, Untuk

dapat dipergunakan seperlunya.

Bandung, November 2011

Penulis

Dini Lailla Nurbaridah


(6)