bentuk SIR harus disertai dengan penetapan nilai plasticity Retention Index PRI dengan menggunakan tanda huruf :
“ H” untuk PRI lebih besar atau sama dengan 80. “ M” untuk PRI antara 60 – 79.
“ S ” untuk PRI antara 30 – 59. Karet yang mempunyai nilai SIR lebih rendah dari 30 tidak diperkenankan dimasukkan
dalam SIR. 5. Warna karet tidak menjadi bagian dalam spesifikasi teknis.
6. Setiap produsen dari SIR dengan mutu apapun diwajibkan untuk mendaftarkan pada Departeman Perdagangan. Oleh Departeman Perdagangan akan diberikan
tanda pengenal produsen kepada setiap produsen karet bongkah, untuk setiap pabrik yang diusahakan. Setiap mutu SIR diwajibkan untuk menyerahkan
contoh-contoh hasil produksi kepada balai Penelitian Bogor atau Balai Penelitian Perkebunan, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
oleh kedua balai tersebut untuk mendapatkan Surat Penetapan Jenis Mutu Produksi.
7. Setiap eksport karet SIR wajib disertai dengan sertifikat kualitas yang dikeluarkandisahkan oleh Badan Lembaga Penelitian Perindustrian.
8. Setiap pembungkus bongkah dari SIR harus diberi tanda dengan lambing SIR dan menurut ketentuan-ketentuan yang diberikan oleh Departemen Perdagangan.
Eksport dari karet bongkah yang tidak memenuhi syarat-syarat SIR di atas akan dilarang.
2.3. Komposit
Komposit adalah penggabungan dua atau lebih material yang berbeda sebagai suatu kombinasi yang menyatu. Bahan komposit pada umumnya terdiri dari dua unsur, yaitu
serat fiber sebagai pengisi dan bahan pengikat serat yang disebut matrik. Didalam komposit unsur utamanya serat, sedangkan bahan pengikatnya polimer yang mudah
dibentuk. Penggunaan serat sendiri yang utama adalah menentukan karakteristik bahan komposit, seperti kekakuan, kekuatan serta sifat mekanik lainnya. Sebagai bahan
pengisi, serat digunakan untuk menahan gaya yang bekerja pada bahan komposit, matrik
berfungsi melindungi dan mengikat serat agar dapat bekerja dengan baik terhadap gaya- gaya yang terjadi. Oleh karena itu untuk bahan serat digunakan bahan yang kuat, kaku
dan getas, sedangkan bahan matrik dipilih bahan-bahan yang liat, lunak dan tahan terhadap perlakuan kimia Hadi, 2000.
Bahan pengisi adalah suatu aditif padat yang ditambahkan ke dalam matrik polimer untuk meningkatkan sifat-sifat bahan , pengisi fungsional menghasilkan peningkatan
spesifik dalam sifat mekanik dan sifat fisis. Perlakuan dari bahan pengisi memungkinkan menjadi pendukung beberapa mekanisme pengisi membentuk ikatan kimia dengan
matrik sebagai penguat. Beberapa penelitian telah menunjukan bahan pengisi mempunyai peranan penting dalam memodifikasi sifat-sifat dari berbagai bahan
polimer, contohnya dengan cara menambahkan pengisi akan meningkatkan sifat mekanik, elektrik, termal, optik dan sifat-sifat pemrosesan dari polimer, sementara dapat
juga mengurangi biaya produksi. Peningkatan sifat–sifat tergantung pada banyak faktor- faktor termasuk aspek rasio dari bahan pengisi, derajat disperse, orientasi dalam matrik,
dan adhesi pada interface matrik - bahan pengisi Makadia, 2000; Cho dan Paul, 2000, Premphet dan Horanont, 1999.
2.4. Emulsifier Surfaktant
Surfaktan atau dalam bahasa Inggris disebut Surfactant surface active agent adalah zat yang mempunyai kemampuan untuk menunrunkan tegangan permukaan sistem tersebut
jika diberikan dalam konsentrasi rendah. Struktur surfactant terdiri dari dua bagian, yaitu bagian ekor dan kepala. Bagian ekornya ialah bagian hidrofobik atau tidak suka air, yang
artinya dibutuhkan energi yang besar untuk melakukan kontak dengan air. Bagian ekor ini terbentuk dari rantai karbon, yang sifatnya jika makin panjang makin baik untuk
menangkap kotoran non polar. Bagian kepala merupakan bagian yang hidrofilik atau menyukai air, yang artinya tidak diperlukan energi besar untuk melakukan kontak
dengan air Salanger, 2002. Struktur surfactant diperlihatkan pada gambar 2.4 :
Bagian Kepala Hidrofilik
Bagian Ekor Hidrofobik
gambar 2.4. Struktur surfaktan
Muatan yang terkandung pada kepala surfaktan menentukan jenis surfaktan itu sendiri. Jenis-jenis surfaktan :
a. Anionik – membawa muatan negatif, contoh: Sodium Dodechyl Sulfate SDS
CH
3
CH
2 11
OSO
3 -
Na
+
, Natrium Stearat CH
3
CH
2 16
COO
-
Na
+
, dan Sodium Dodhecyl Benzene Sulfonate SDBS
C
12
H
25
C
6
H
4
SO
3 -
Na
+
. b. Kationik – membawa muatan positif, contoh : Dodesilamin Hidroklorida,
[CH
3
CH
2 11
NH
+
Cl
-
, c. Zwitterionik – membawa muatan positif dan negatif, contoh: Dodesil Betain,
CH
3
CH
2 11
NHCH
2
CH
2
COOH. d. Non-ionik – tidak bermuatan, contoh: Tergitol, C
9
H
19
C
6
H
4
OCH
2
CH
2
O
40
H, Polistilen Laurel eter,
dan C
12
H25
O
C
2
H
4
O
8
H Salanger, 2002.
2.4.1. Sodium Dodechyl Sulfate SDS
Sodium Dodhecyl Sulfate SDS merupakan surfaktan anionik yang membawa muatan
negatif pada kepala surfaktan. Dimana pada penelitian ini SDS digunakan sebagai surfaktan pemodifikasi bentonit menjadi organoclay. Sehingga memberikan perubahan
pada sifat morfologi bentonit sendiri. Dengan adanya penambahan SDS akan didapatkan suatu bahan filler komposit yang lebih baik.
Nama zat :
Lauryl sulfatesodium salt Sodium lauryl sulfate
Dodecyl sodium sulfate Dodecyl sulfatesodium salt
SDS Formula
: C
12
H
25
NaO4S
Berat molekul :
288,38 gmol
2.4.2. Sifat Fisika Dan Kimia SDS
Sifat fisika dan kimia dari SDS dapat dilihat dari data dibawah ini: a Tampilan
: padat b Warna
: putih c pH
: 7,2 d Rentang titik lebur beku
: 204-207 ° C e Titik nyala
: 180 ° C f Mudah terbakar padat, gas
terbakar dengan kategori 1. : bahan atau campuran adalah padat mudah
g Berat jenis relatif : 0,370 gcm3
h Kelarutan dalam air : larut www.sigma-aldrich.com
2.5. Pengujian Morfologi