Berat molekul :
288,38 gmol
2.4.2. Sifat Fisika Dan Kimia SDS
Sifat fisika dan kimia dari SDS dapat dilihat dari data dibawah ini: a Tampilan
: padat b Warna
: putih c pH
: 7,2 d Rentang titik lebur beku
: 204-207 ° C e Titik nyala
: 180 ° C f Mudah terbakar padat, gas
terbakar dengan kategori 1. : bahan atau campuran adalah padat mudah
g Berat jenis relatif : 0,370 gcm3
h Kelarutan dalam air : larut www.sigma-aldrich.com
2.5. Pengujian Morfologi
Scanning Elektron Miskroskopi SEM merupakan alat yang dapat membentuk
bayangan permukaan. Struktur permukaan suatu benda uji dapat dipelajari dengan mikroskop elektron pancaran karena jauh lebih mudah mempelajari struktur permukaan
itu secara langsung.
Teknik SEM pada hakekatnya merupakan pemeriksaan dan analisa permukaan. Data atau tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan atau dari lapisan yang
tebalnya sekitar 20 μm dari permukaan. Gambar permukaan yang diperoleh merupakan
tofografi dengan segala tonjolan, lekukan dan lubang pada permukaan. Gambar tofografi diperoleh dari penangkapan elektron sekunder yang dipancarkan oleh spesimen. Sinyal
elektron sekunder yang dihasilkan ditangkap oleh detektor yang diteruskan ke monitor. Pada monitor akan diperoleh gambar yang khas menggambarkan struktur permukaan
spesimen. Selanjutnya gambar dimonitor dapat dipotret dengan menggunakan film hitam putih atau dapat pula direkam ke dalam suatu disket.
Sampel yang dianalisa dengan teknik ini harus mempunyai permukaan dengan konduktivitas tinggi. Karena polimer mempunyai kondiktivitas rendah maka bahan perlu
dilapisi dengan bahan konduktor bahan pengantar yang tipis. Bahan yang biasa digunakan adalah perak, tetapi juga dianalisa dalam waktu yang lama, lebih baik
digunakan emas atas campuran emas dan palladium Rafli, 2008.
2.6. Analisa Sifat Kekuatan Tarik Dan Kemuluran
Sifat mekanis biasanya biasanya dipelajari dengan mengamati sifat kekuatan tarik σ
t
menggunakan alat pengukuran tensometer atau dinamometer, bila terhadap bahan diberikan tegangan. Secara praktis kekuatan tarik diartikan sebagai besarnya beban
maksimum F yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan, dibagi
maks
dengan luas penampang bahan. Karena selama dibawah pengaruh tegangan, spesimen mengalami perubahan bentuk deformasi maka definisi kekuatan tarik dinyatakan
dengan luas penampang :
F
A
2.1 selama deformasi, dapat diasumsikan bahwa volum spesimen tidak berubah, sehingga perbandingan
luas penampang semula dengan penampang setiap saat, A A = ll ,
o o
dengan l dan l masing-masing adalah panjang spesimen setiap saat dan semula. Bila
o
didefenisikan besaran kemuluran ε sebagai nisbah pertambahan panjang terhadap panjang
spesimen semula ε = Δll maka diperoleh hubungan :
o
Ao l
A
2.2 Hasil pengamatan sifat kekuatan tarik ini dinyatakan dalam bentuk kurva
tegangan, yakni nisbah beban dengan luas penampang, terhadap perpanjangan bahan
regangan, yang disebut dengan kurva tegangan-regangan. Bentuk kurva tegangan- regangan ini merupakan karakteristik yang menunjukkan indikasi sifat mekanis bahan
yang lunak, keras, kuat, lemah, rapuh atau liat Wirjosentono, 1995.
2.7. Analisa Kestabilan Thermal