SUMBER DAYA MANAJEMEN OPERASIONAL

12

BAB III. SUMBER DAYA

A. Penetapan Petugas Pelaksana Penanganan Gangguan Reproduksi Penetapan petugas pelaksana penanganan gangguan reproduksi dilakukan dengan mengoptimalkan Pusat Kesehatan Hewan Puskeswan melalui identifikasi, mobilisasi sumberdaya kesehatan hewan dan peningkatan kompetensi petugas puskeswan. 1 Optimalisasi pelayanan Pusat Kesehatan Hewan a. Identifikasi Identifikasi dilakukan untuk memetakan ketersediaan Puskeswan dan petugas lapangan sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan UPSUS SIWAB. Untuk mensinkronkan kegiatan di lapangan, puskeswan akan difungsikan sebagai koordinator pelayanan yang mencakup kesehatan hewan, gangguan reproduksi, IB, pemeriksaan kebuntingan, pakan, pendataan, dan pelaporan di wilayah kerjanya. Dengan demikian puskeswan berperan sebagai pusat data dan informasi pelaksanaan kegiatan UPSUS SIWAB. b. Mobilisasi sumberdaya Puskeswan. Dalam rangka mensukseskan kegiatan UPSUS SIWAB bentuk layanan dilakukan secara terjadwal, serentak dan terintegrasi dengan mengoptimalkan peran puskeswan sebagai sentra UPSUS SIWAB. Mobilisasi dapat dilakukan apabila di suatu wilayah yang telah ditetapkan sebagai wilayah UPSUS SIWAB tidak terdapat puskeswan danatau sumberdaya, maka dapat menugaskan puskeswan danatau sumberdaya Puskeswan terdekat. c. Peningkatan kompetensi petugas Puskeswan. Keberhasilan UPSUS SIWAB tidak terlepas dari kompetensi dan komitmen para petugas pelaksana lapangan. Peningkatan kompetensi petugas puskeswan dilakukan melalui bimbingan teknis.

B. Penyediaan bahan, peralatan dan obat-obatan

1 Melakukan inventarisasi kebutuhan bahan, peralatan dan obat-obatan untuk pelaksanaan kegiatan. 2 Penyediaan bahan, peralatan dan obat-obatan

C. Biaya operasional

Pembiayaan untuk pelaksanaan penanganan gangguan reproduksi bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD KabupatenKota. 13

BAB IV. MANAJEMEN OPERASIONAL

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan dibentuk Tim baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. 1. Tim pelaksana administratif berdasarkan tugas, tanggung jawab dan kewenangan antara lain: a. Tingkat Pusat Tim pelaksana administratif tingkat pusat dikoordinasikan oleh Direktorat Kesehatan Hewan, memiliki tugas dan peran sebagai berikut: 1. Menyusun perencanaan program dan anggaran 2. Menyusun Pedoman Pelaksanaan Kegiatan 3. Membuat SK tim pelaksana administratif ditandatangani oleh Direktur Kesehatan Hewan. 4. Menetapkan wilayah sasaran kegiatan nasional 5. Melakukan pembinaan dan pengawasan 6. Melakukan sosialisasi dan koordinasi kegiatan tingkat provinsi 7. Melakukan monitoring dan evaluasi 8. Pelaporan nasional b. Tingkat Provinsi : Tim Pelaksana Administratif tingkat provinsi yang dikoordinasikan oleh Dinas Provinsi yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan yang memiliki tugas dan peran sebagai berikut: 1. Menyusun perencanaan program dan anggaran 2. Membuat matriks pelaksanaan kegiatan 3. Menginventarisasi data petugas kesehatan hewan kompeten di bidang reproduksi ternak tingkat provinsi 4. Membuat SK tim pelaksana yang ditandatangani oleh Kepala Dinas 5. Menetapkan wilayah sasaran kegiatan lingkup provinsi 6. Melakukan pembinaan dan pengawasan 7. Melakukan Sosialisasi dan Koordinasi Kegiatan tingkat provinsi dan kabupatenkota 8. Melakukan penyegarantraining tim pelaksana Penanganan gangrep kabupatenkota 9. Melakukan monitoring dan evaluasi 10. Pelaporan secara berjenjang. c. Tingkat KabupatenKota Tim Pelaksana Administraif KabupatenKota adalah Dinas KabupatenKota yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan yang memiliki tugas dan peran sebagai berikut: 1. Menginventarisasi data petugas kesehatan hewan yang kompeten di bidang reproduksi ternak tingkat KabupatenKota 14 2. Menetapkan wilayah sasaran kegiatan lingkup kabupatenkota 3. Membuat SK tim pelaksana yang ditandatangani oleh Kepala Dinas 4. Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada petugas teknis lapangan 5. Melakukan sosialisasi dan koordinasi kegiatan ke kelompok ternak dan masyarakat 6. Melakukan monitoring dan evaluasi 7. Pelaporan secara berjenjang. 2. Tim pelaksana operasional teknis melaksanakan tugas, tanggung jawab dan kewenangan sebagai berikut: a. Menyusun rencana kerja teknis b. Melaksanakan koordinasi sesuai jenjang c. Memeriksa dan mendiagnosa status reproduksi ternak d. Mengobati gangguan reproduksi ternak e. Mengambil sampel dan pengujian laboratorium f. Menerbitkan Surat Keterangan Status Reproduksi SKSR g. Membuat laporan kegiatan Skema Operasional Tim Kerja Inventarisasi data petugas kesehatan hewan dan Reproduksi Penentuan Tim Operasional Lapang Penentuan Jadwal Rencana Kerja Pelaporan per 2 minggu  per bulan Pelaksanaan Kegiatan Tim Operasional Lapangan: Petugas Puskeswan Petugas Teknis Reproduksi Recorder Melalui: iSikhnas E-Laporan  Dinas Provinsi,  Dinas KabupatenKota  DITJEN PETERNAKAN DAN KESWAN Monitoring dan evaluasi UPT VETERINER Tim Operasional Pusat: Medik Reproduksi Ptgs Teknis UPT-DJ PKH Gambar 3. Skema Operasional Kerja Catatan = menggambarkan hubungan antar unit = menggambarkan aktivitas kegiatan 15

BAB V MEKANISME KERJA