Pengaruh Variasi Komposisi Terhadap Kekuatan Taik Statik Dan Impak Komposit Diperkuat Serat Rockwool Pada Pesawat Tanpa Awak

(1)

ANALISA PENGARUH VARIASI KOMPOSISI

TERHADAP KEKUATAN TARIK STATIK DAN IMPAK

KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT ROCKWOOL

PADA PESAWAT TANPA AWAK

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

FAUZI KHARISMA PUTRA NIM. 090401015

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISA PENGARUH VARIASI KOMPOSISI

TERHADAP KEKUATAN TARIK STATIK DAN IMPAK

KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT ROCKWOOL PADA

PESAWAT TANPA AWAK

FAUZI KHARISMA PUTRA NIM. 090401015

Diketahui/Disyahkan: Disetujui oleh: Depertemen Teknik Mesin Dosen Pembimbing Fakultas Teknik USU

Ketua

Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri

NIP.196412241992111001 NIP.196412241992111001 Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri


(3)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK USU M E D A N

TUGAS SARJANA

N A M A : FAUZI KHARISMA PUTRA N I M : 090401015

MATA PELAJARAN : PROSES PRODUKSI NON LOGAM

SPESIFIKASI :

DIBERIKAN TANGGAL : 12/12/2013 SELESAI TANGGAL : 24/04/2014

MEDAN, 24 April 2014

KETUA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN, DOSEN PEMBIMBING,

Dr.Ing Ir. Ikhwansyah Isranuri

NIP. 196412241992111001 NIP. 196412241992111001 Dr.Ing Ir. Ikhwansyah Isranuri

Melakukan kajian untuk melihat pengaruh variasi komposisi terhadap kekuatan tarik static dan impak pada komposit berpenguat serat rockwool.

1. Melakukan proses hand lay-up untuk mencetak spesimen dengan persentase yang dikerjakan.

2. Melakukan pengujian tarik dari spesimen yang dibuat.

3. Melakukan pengujian impak dari spesimen yang dibuat.

AGENDA : 2145/TS/2013 DITERIMA TGL : 12/12/2013 PARAF :


(4)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK USU

KARTU BIMBINGAN MEDAN

No. : 1083 / TS / 2011

TUGAS SARJANA MAHASISWA

Sub. Program Studi : Teknik Produksi/ Konversi Energi Bidang Studi : Proses Produksi Non Logam

Judul Tugas : Pengaruh Variasi Komposisi Terhadap Kekuatan Taik Statik Dan Impak Komposit Diperkuat Serat Rockwool Pada Pesawat Tanpa Awak

Diberikan Tgl. : 12/12/2013 Selesai Tgl : 24/04/2014 Dosen Pembimbing : Dr.Ing.Ir.Ikhwansyah Isranuri Nama Mhs : Fauzi K. Putra

NIP.196412241992111001 N.I.M : 070401022

NO Tanggal KEGIATAN ASISTENSI BIMBINGAN

Tanda Tangan Dosen Pemb. 1. 12 Desember 2013 Pemberian Spesifikasi Tugas Skripsi

2. 03 Januari 2014 BAB I (Latar Belakang dan Tujuan) 3. 11 Januari 2014 BAB II (Tambahkan Tinjauan Pustaka) 4. 15 Januari 2014 BAB II (Lengkapi Tabel)

5. 22 Februari 2014 BAB III (Tambah Gambar)

6. 27 Maret 2014 BAB III (Lengkapi Spesifikasi Alat Uji) 7. 02 April 2014 BAB IV (Komposisi yang Disetujui) 8. 04 April 2014 BAB IV (Grafik Hasil Pengujian) 9. 10 April 2014 BAB IV (Perhitungan Massa Jenis) 10. 17 April 2014 BAB V (Kesimpulan dan Saran) 11. 24 April 2014 ACC Seminar

12.

CATATAN : Diketahui,

1. Kartu ini harus diperlihatkan kepada Dosen Ketua Departemen TeknikMesin

Pembimbing setiap Asistensi FT USU

2. Kartu ini harus dijaga bersih dan rapi.

3. Kartu ini harus dikembalikan ke Jurusan,

bila kegiatan Asistensi telah selesai.

NIP.196412241992111001 Dr.Ing.Ir.Ikhwansyah Isranuri


(5)

ABSTRAK

Penggunaan komposit ringan sangat penting dalam meningkatkan kemampuan terbang Pesawat Tanpa Awak (Unmanned Aerial Vehicle = UAV) di udara. Salah satu keuntungan komposit diperkuat serat adalah komposit lebih ringan daripada metal dan relatif kuat. Sebagai penguat, penelitian ini menggunakan serat mineral berupa rockwool yang terbuat dari lelehan batuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh komposisi yang memiliki sifat mekanis terbaik dari bahan komposit berpenguat serat rockwool untuk aplikasi pembuatan pesawat tanpa awak. Material dibuat dengan bahan dasar resin polyester BQTN 157 EX, serat mineral rockwool sebagai penguat, dan katalis MEKP untuk mempercepat terjadinya reaksi polimerisasi. Kajian hanya dilakukan dengan variasi komposisi

rockwool-polyester (4%-96%)wt, (8%-92%)wt, (12%-88%)wt. Pembuatan komposit dilakukan dengan metode hand lay-up.Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik statik dan uji impak charpy. Parameter-parameter yang diteliti dari pengujian tarik statik adalah kekuatan tarik maksimal, regangan maksimal, dan modulus elastisitas. Sedangkan parameter-parameter yang diteliti dari pengujian impak adalah energi, dan kekuatan impak. Dari pengujian tarik statik yang dilakukan, didapatkan bahwa semakin banyak kadar rockwool pada komposit, maka kekuatan tarik juga akan meningkat. Kekuatan tarik maksimum terbesar dimiliki komposisi 12% rocwool yaitu sebesar 31,169 MPa, dengan regangan sebesar 1,56 % dan modulus elastisitas sebesar 3,133424 GPa. Dari pengujian impak, didapatkan nilai kekuatan impak terbesar dimiliki komposisi 4% rockwool

yaitu sebesar 3733.33 J/m2, sementara komposisi 12% rockwool memiliki kekuatan impak sebesar 2488.889 J/m2, dan komposisi 8% rockwool memiliki kekuatan impak terendah yaitu 2266.67 J/m2. Dan didapat komposisi rockwool -polyester (12%-88%)wt memiliki sifat mekanis terbaik diantara tiga komposisi yang diteliti untuk pesawat tanpa awak.

Kata kunci: Komposit, Resin Polyester, Rockwool, Uji Tarik Statik, Uji Impak Charpy.


(6)

ABSTRACT

The use of lightweight composites is very important in improving the flying ability of Unmanned Aerial Vehicle (UAV) in the air. One of the advantages of fiber-reinforced composites is they are ligther than metal and relative strong. As the reinforcement, this study uses a rockwool mineral fiber is made from molten rock. The purpose of this study was to obtain a composition that has the best mechanical properties of rockwool fiber composite material for the manufacture of unmanned aircraft applications. The composite is made by using polyester resin BQTN 157 EX, rockwool mineral fiber as the reinforcement, and MEKP catalyst to accelerate the polymerization reaction. Studies conducted with variations only rockwool - polyster composition (4%-96%) wt, (8%-92%) wt, (12%-88%) wt. The composite is made by using hand lay-up method. The tests performed are static tensile test and Charpy impact test. The parameters studied from static tensile testing are the ultimate tensile strength, maximum strain, and modulus of elasticity. While the parameters studied from impact testing are the energy of impact testing, and impact strength. From the static tensile testing performed, it was found that the more levels on the composite rockwool, the tensile strength will also increase. The highest ultimate tensile strength is owned by 12% rocwool composition that is equal to 31.169 MPa, with a strain of 1.56% and a modulus of elasticity of 3.133424 GPa. From impact testing, the highest impact strength is owned by 4% rockwool composition that is equal to 3733.33 J/m 2, while the composition of 12% rockwool has impact strength of 2488,889 J/m 2, and the composition of 8% rockwool has the lowest impact strength is 2266.67 J/m 2. And rockwool-polyester composition obtained (12% - 88%) wt has the best mechanical properties among the three compositions studied for unmanned aerial vehicle.

Keywords: Composite, Polyester Resin, Rockwool, Static Tensile Test, Charpy Impact Test.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat di selesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa Teknik Mesin dalam menyelesaikan studi di Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Analisa Pengaruh Variasi Komposisi Terhadap Kekuatan Tarik Statik Dan Impak Komposit Diperkuat Serat Rockwool Pada Pesawat Tanpa Awak.”.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Khairul Munir dan Ibunda Firial Lusiana yang telah banyak memberikan segala dukungan materi dan moril kepada penulis untuk menyelesaikan kuliah dan hingga tugas sarjana ini selesai.

2. Bapak Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri sebagai ketua Departemen Teknik Mesin FT-USU dan selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian tugas sarjana ini.

3. Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai di Departemen Teknik Mesin USU. 4. Abangda Fadli, Abangda Reza, Bang Sunar, dan Bang lilik yang telah

banyak memberi dukungan dan membantu dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.

5. Teman Satu team (T. Muhammad Rinaldi, Rahmad Hidayat, Juliono Susanto) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bergabung dalam penyelesaian tugas sarjana ini.

6. Teman-teman seperjuangan Teknik Mesin (khususnya: Ary Santoni, Josia P. Ginting, Indro Pramono) yang banyak memberi motivasi serta teman-teman angkatan 2009.

7. Cici Purnama Sari yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan tugas sarjana ini.

8. Adik-adik (Dila, Lia, dan Rasya) dan keluarga besar penulis (khususnya: Uwak Edi, Uwak Pian, Pakde Ucok, dan Om Feri, dan Om Toyo) yang


(8)

banyak memberi dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan kuliah dan hingga tugas sarjana ini selesai.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu yang didapat selama dibangku kuliah. Apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan serta bahasa yang tidak tepat dalam skripsi ini sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan yang membacanya.

Medan, April 2014

Penulis,

NIM : 090401015 FAUZI KHARISMA PUTRA


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR NOTASI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penilitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposit ... 5

2.1.1 Penguat ... 5

2.1.1.1 Komposit Partikel (Particulate Composites) ... 6

2.1.1.2 Komposit Serat (Fiber Composites) ... 6

2.1.1.3 Komposit Struktural (Structure Composites) ... 6

2.1.2 Matriks ... 7

2.1.2.1 Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC) ... 7

2.1.2.2 Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composite – MMC) ... 9

2.1.2.3 Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC) ... 9


(10)

2.2.1 Rockwool ... 9

2.2.1.1 Proses Manufaktur ... 10

2.2.1.2 Sifat Rockwool ... 11

2.2.2 Resin Polyester ... 12

2.2.2.1 Sifat-Sifat Polyester ... 14

2.2.3 Katalis MEKP (Methyl Ethyl Keton Peroksida) ... 14

2.3 Hand Lay-Up ... 14

2.4 Pengujian Mekanik ... 15

2.4.1 Uji Tarik Statik ... 15

2.4.2 Uji Impak ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat ... 24

3.2 Bahan dan Alat Peneilitian ... 24

3.2.1 Bahan Penelitian ... 24

3.2.2 Alat Penelitian ... 26

3.3 Pembuatan Spesimen ... 30

3.4 Pengujian Tarik ... 32

3.4.1 Set Up Pengujian Tarik ... 32

3.4.2 Prosedur Pengujian Tarik ... 33

3.5 Pengujian Impak ... 35

3.5.1 Set Up Pengujian Impak ... 33

3.5.2 Prosedur Pengujian Impak ... 34

3.6 Diagram Alir Penelitian ... 34

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Spesimen Uji Tarik dari Proses Hand Lay-Up ... 36

4.2 Hasil Pengujian Tarik ... 36

4.2.1 Komposisi 4% Rockwool – 96% Polyester ... 37


(11)

4.2.4 Perbandingan Hasil Pengujian Tarik ... 52

4.3 Hasil Pembuatan Spesimen Uji Impak dari Proses Hand Lay-Up ... 56

4.4 Hasil Pengujian Impak ... 56

4.4.1 Komposisi 4% Rockwool – 96% Polyester ... 56

4.4.2 Komposisi 8% Rockwool – 92% Polyester ... 57

4.4.2 Komposisi 12% Rockwool – 88% Polyester ... 57

4.5 Massa Jenis ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Klasifikasi Komposit ... 5

Gambar 2.2 Komposit berdasarkan penguatnya ... 6

Gambar 2.3 Klasifikasi komposit berdasarkan bentuk dari matriksnya ... 7

Gambar 2.4 (a) Serat mineral dari gunung berapi dan produk rockwool ... 10

Gambar 2.4 (b) Produk rockwool ... 10

Gambar 2.5 Bahan baku rockwool ... 10

Gambar 2.6 Hasil dan grafik pengujian tarik ... 16

Gambar 2.7 (a) Spesimen sebelum uji tarik ... 17

Gambar 2.7 (b) Spesimen setelah uji tarik ... 17

Gambar 2.8 Spesimen uji tarik ... 18

Gambar 2.9 Spesimen uji impak ... 19

Gambar 2.10 Pengujian impak metode Charpy ... 20

Gambar 2.11 Pengujian impak metode Izod ... 21

Gambar 2.12 Skema uji impak Charpy ... 21

Gambar 3.1 Serat rockwool ... 24

Gambar 3.2 Resin polyester tak jenuh ... 25

Gambar 3.3 Katalis MEKP ... 25

Gambar 3.4 Jangka sorong ... 26

Gambar 3.5 Timbangan digital ... 26

Gambar 3.6 Cawan tuang ... 27

Gambar 3.7 Kaca ... 27

Gambar 3.8 Sendok plastik ... 28

Gambar 3.9 (a) Cetakan spesimen uji tarik ... 28

Gambar 3.9 (b) Cetakan spesimen uji impak ... 28

Gambar 3.10 Alat uji tarik ... 29

Gambar 3.11 Alat uji impak ... 30

Gambar 3.12 (a) Spesimen uji tarik ... 31

Gambar 3.12 (b) Spesimen uji impak ... 31


(13)

Gambar 3.15 Diagram alir penelitian ... 35 Gambar 4.1 (a) Bentuk spesimen uji tarik

4% wt rockwool - 96% wt polyester ... 36 Gambar 4.1 (b) Bentuk spesimen uji tarik

8% wt rockwool - 92% wt polyester ... 36 Gambar 4.1 (c) Bentuk spesimen uji tarik

12% wt rockwool - 88% wt polyester ... 36 Gambar 4.2 Grafik hasil uji tarik spesimen I

(4% wt rockwool - 96% wt polyester) ... 37 Gambar 4.3 Grafik tegangan regangan spesimen I

(4% wt rockwool - 96% wt polyester) ... 37 Gambar 4.4 Grafik hasil uji tarik spesimen II

(4% wt rockwool - 96% wt polyester) ... 38 Gambar 4.5 Grafik tegangan regangan spesimen II

(4% wt rockwool - 96% wt polyester) ... 39 Gambar 4.6 Grafik hasil uji tarik spesimen III

(4% wt rockwool - 96% wt polyester) ... 40 Gambar 4.7 Grafik tegangan regangan spesimen III

(4% wt rockwool - 96% wt polyester) ... 40 Gambar 4.8 Grafik hasil uji tarik spesimen I

(8% wt rockwool - 92% wt polyester) ... 42 Gambar 4.9 Grafik tegangan regangan spesimen I

(8% wt rockwool - 92% wt polyester) ... 42 Gambar 4.10 Grafik hasil uji tarik spesimen II

(8% wt rockwool - 92% wt polyester) ... 43 Gambar 4.11 Grafik tegangan regangan spesimen II

(8% wt rockwool - 92% wt polyester) ... 44 Gambar 4.12 Grafik hasil uji tarik spesimen III

(8% wt rockwool - 92% wt polyester) ... 45 Gambar 4.13 Grafik tegangan regangan spesimen III

(8% wt rockwool - 92% wt polyester) ... 45 Gambar 4.14 Grafik hasil uji tarik spesimen I


(14)

(12% wt rockwool - 88% wt polyester) ... 47 Gambar 4.15 Grafik tegangan regangan spesimen I

(12% wt rockwool - 88% wt polyester) ... 47 Gambar 4.16 Grafik hasil uji tarik spesimen II

(12% wt rockwool - 88% wt polyester) ... 48 Gambar 4.17 Grafik tegangan regangan spesimen II

(12% wt rockwool - 88% wt polyester) ... 49 Gambar 4.18 Grafik hasil uji tarik spesimen I

(12% wt rockwool - 88% wt polyester) ... 50 Gambar 4.19 Grafik tegangan regangan spesimen I

(12% wt rockwool - 88% wt polyester) ... 50 Gambar 4.20 Grafik nilai tegangan tarik maksimum rata-rata (MPa)

vs komposisi rockwool polyester (%) ... 52 Gambar 4.21 Grafik nilai regangan maksimum rata-rata (MPa)

vs komposisi rockwool polyester (%) ... 53 Gambar 4.22 Grafik nilai modulus elastisitas rata-rata (MPa)

vs komposisi rockwool polyester (%) ... 54 Gambar 4.23 (a) Bentuk patahan spesimen uji tarik

4% wt rockwool - 96% wt polyester ... 55 Gambar 4.23 (b) Bentuk patahan spesimen uji tarik

8% wt rockwool - 92% wt polyester ... 55 Gambar 4.23 (c) Bentuk patahan spesimen uji tarik

12% wt rockwool - 88% wt polyester ... 55 Gambar 4.24 (a) Bentuk spesimen uji impak

4% wt rockwool - 96% wt polyester ... 56 Gambar 4.24 (b) Bentuk spesimen uji impak

8% wt rockwool - 92% wt polyester ... 56 Gambar 4.24 (c) Bentuk spesimen uji impak

12% wt rockwool - 88% wt polyester ... 56 Gambar 4.25 Grafik nilai energi aktual rata-rata (J)


(15)

vs komposisi rockwool polyester (%) ... 62 Gambar 4.27 (a) Bentuk patahan spesimen uji impak

4% wt rockwool - 96% wt polyester ... 63 Gambar 4.27 (b) Bentuk patahan spesimen uji impak

8% wt rockwool - 92% wt polyester ... 63 Gambar 4.27 (c) Bentuk patahan spesimen uji impak

12% wt rockwool - 88% wt polyester ... 63 Gambar 4.28 Grafik nilai massa jenis (kg/m3) vs komposisi


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik rockwool ... 12

Tabel 2.2 Sifat mekanik resin polyester tak jenuh ... 13

Tabel 3.1 Spesifikasi timbangan digital ... 26

Tabel 3.2 Spesifikasi alat uji tarik ... 29

Tabel 3.3 Spesifikasi alat uji impak ... 30

Tabel 4.1 Hasil pengujian tarik spesimen I (4% rockwool - 96% polyester) ... 38

Tabel 4.2 Hasil pengujian tarik spesimen II (4% rockwool - 96% polyester) ... 39

Tabel 4.3 Hasil pengujian tarik spesimen III (4% rockwool - 96% polyester) ... 41

Tabel 4.4 Hasil pengujian tarik komposisi 4% rockwool - 96% polyester berdasarkan nilai rata-rata ... 41

Tabel 4.5 Hasil pengujian tarik spesimen I (8% rockwool - 92% polyester) ... 43

Tabel 4.6 Hasil pengujian tarik spesimen II (8% rockwool - 92% polyester) ... 44

Tabel 4.7 Hasil pengujian tarik spesimen III (8% rockwool - 92% polyester) ... 46

Tabel 4.8 Hasil pengujian tarik komposisi 8% rockwool - 92% polyester berdasarkan nilai rata-rata ... 46

Tabel 4.9 Hasil pengujian tarik spesimen I (12% rockwool - 88% polyester) ... 48

Tabel 4.10 Hasil pengujian tarik spesimen II (12% rockwool - 88% polyester) ... 49

Tabel 4.11 Hasil pengujian tarik spesimen III (12% rockwool - 88% polyester) ... 51

Tabel 4.12 Hasil pengujian tarik komposisi 12% rockwool - 88% polyester berdasarkan nilai rata-rata ... 51


(17)

masing-masing spesimen ... 52

Tabel 4.14 Nilai regangan maksimum rata-rata masing-masing spesimen ... 53

Tabel 4.15 Nilai modulus elastisitas rata-rata masing-masing spesimen ... 54

Tabel 4.16 Hasil pengujian impak komposisi 4% rockwool 96% polyester ... 56

Tabel 4.17 Hasil pengujian impak komposisi 8% rockwool 92% polyester ... 57

Tabel 4.18 Hasil pengujian impak komposisi 12% rockwool 88% polyester ... 57

Tabel 4.19 Nilai energi aktual ... 59

Tabel 4.20 Nilai energi impak ... 62


(18)

DAFTAR NOTASI

Notasi Arti Satuan

Ao E E’ EI Ea F f lo lt ∆l ε ρ σ

Luas awal spesimen Modulus Elastisitas

Energi untuk mematahkan spesimen Energi serap impak

Energi aktual yang dibutuhkan Beban

Kerugian energi yang disebabkan oleh gesekan Panjang awal spesimen

Panjang akhir spesimen Pertambahan panjang Regangan Massa jenis Tegangan mm2 MPa J J/mm2 J N J mm mm mm % kg/m3 MPa


(19)

ABSTRAK

Penggunaan komposit ringan sangat penting dalam meningkatkan kemampuan terbang Pesawat Tanpa Awak (Unmanned Aerial Vehicle = UAV) di udara. Salah satu keuntungan komposit diperkuat serat adalah komposit lebih ringan daripada metal dan relatif kuat. Sebagai penguat, penelitian ini menggunakan serat mineral berupa rockwool yang terbuat dari lelehan batuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh komposisi yang memiliki sifat mekanis terbaik dari bahan komposit berpenguat serat rockwool untuk aplikasi pembuatan pesawat tanpa awak. Material dibuat dengan bahan dasar resin polyester BQTN 157 EX, serat mineral rockwool sebagai penguat, dan katalis MEKP untuk mempercepat terjadinya reaksi polimerisasi. Kajian hanya dilakukan dengan variasi komposisi

rockwool-polyester (4%-96%)wt, (8%-92%)wt, (12%-88%)wt. Pembuatan komposit dilakukan dengan metode hand lay-up.Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik statik dan uji impak charpy. Parameter-parameter yang diteliti dari pengujian tarik statik adalah kekuatan tarik maksimal, regangan maksimal, dan modulus elastisitas. Sedangkan parameter-parameter yang diteliti dari pengujian impak adalah energi, dan kekuatan impak. Dari pengujian tarik statik yang dilakukan, didapatkan bahwa semakin banyak kadar rockwool pada komposit, maka kekuatan tarik juga akan meningkat. Kekuatan tarik maksimum terbesar dimiliki komposisi 12% rocwool yaitu sebesar 31,169 MPa, dengan regangan sebesar 1,56 % dan modulus elastisitas sebesar 3,133424 GPa. Dari pengujian impak, didapatkan nilai kekuatan impak terbesar dimiliki komposisi 4% rockwool

yaitu sebesar 3733.33 J/m2, sementara komposisi 12% rockwool memiliki kekuatan impak sebesar 2488.889 J/m2, dan komposisi 8% rockwool memiliki kekuatan impak terendah yaitu 2266.67 J/m2. Dan didapat komposisi rockwool -polyester (12%-88%)wt memiliki sifat mekanis terbaik diantara tiga komposisi yang diteliti untuk pesawat tanpa awak.

Kata kunci: Komposit, Resin Polyester, Rockwool, Uji Tarik Statik, Uji Impak Charpy.


(20)

ABSTRACT

The use of lightweight composites is very important in improving the flying ability of Unmanned Aerial Vehicle (UAV) in the air. One of the advantages of fiber-reinforced composites is they are ligther than metal and relative strong. As the reinforcement, this study uses a rockwool mineral fiber is made from molten rock. The purpose of this study was to obtain a composition that has the best mechanical properties of rockwool fiber composite material for the manufacture of unmanned aircraft applications. The composite is made by using polyester resin BQTN 157 EX, rockwool mineral fiber as the reinforcement, and MEKP catalyst to accelerate the polymerization reaction. Studies conducted with variations only rockwool - polyster composition (4%-96%) wt, (8%-92%) wt, (12%-88%) wt. The composite is made by using hand lay-up method. The tests performed are static tensile test and Charpy impact test. The parameters studied from static tensile testing are the ultimate tensile strength, maximum strain, and modulus of elasticity. While the parameters studied from impact testing are the energy of impact testing, and impact strength. From the static tensile testing performed, it was found that the more levels on the composite rockwool, the tensile strength will also increase. The highest ultimate tensile strength is owned by 12% rocwool composition that is equal to 31.169 MPa, with a strain of 1.56% and a modulus of elasticity of 3.133424 GPa. From impact testing, the highest impact strength is owned by 4% rockwool composition that is equal to 3733.33 J/m 2, while the composition of 12% rockwool has impact strength of 2488,889 J/m 2, and the composition of 8% rockwool has the lowest impact strength is 2266.67 J/m 2. And rockwool-polyester composition obtained (12% - 88%) wt has the best mechanical properties among the three compositions studied for unmanned aerial vehicle.

Keywords: Composite, Polyester Resin, Rockwool, Static Tensile Test, Charpy Impact Test.


(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pesawat Tanpa Awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV), adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata, kamera, maupun muatan lainnya. Pesawat tanpa awak memliki bentuk, ukuran, konfigurasi dan karakter yang bervariasi.

Kontrol pesawat tanpa awak ada dua variasi utama, variasi pertama yaitu dikontrol melalui pengendali jarak jauh dan variasi kedua adalah pesawat yang terbang secara mandiri berdasarkan program yang dimasukan kedalam pesawat sebelum terbang.

Pesawat tanpa awak juga semakin banyak digunakan untuk keperluan atau pemeriksaan yang dianggap terlalu kotor dan terlalu berbahaya untuk pesawat berawak.

Penggunaan komposit ringan sangat penting dalam meningkatkan kemampuan terbang UAV di udara. Untuk alasan bobot, aluminium adalah

satu-satunya logam yang digunakan dalam UAV. Penggunaan komposit dapat

mengurangi bobot keseluruhan UAV hingga 15-45% tergantung pada tingkat

penggunaan komposit.Pengurangan bobot di atas 50% memerlukan komposit

yang biayanya lebih mahal.Komposit telah digunakan dalam komponen beban

sederhana, yang terdiri dari sekitar 20% dari bobot pesawat.Untuk pengurangan bobot lebih lanjut, komposit harus digunakan dalam komponen beban yang lebih tinggi seperti ekor, sayap dan badan pesawat.

Plastik jenis termoset lebih banyak digunakan dibandingkan termoplastik karena plastik jenis termoset mudah mengisi serat, sehingga memungkinkan untuk

memproduksi bagian berbentuk kompleks.Termoset memberikan kekuatan dan


(22)

polyester,epoxy, fenolat, bismaleimide dan polimida.Serat yang paling umum digunakan adalah karbon dan grafit. Serat kevlar dan serat kaca juga digunakan. Serat organik memberikan kekuatan tinggi dan bobot yang rendah dan digunakan

lebih dalam UAV dari serat keramik dan logam.Graphite (> 95% karbon) dan

karbon (93 - 95% karbon) serat yang paling umum digunakan.Polimer organik

lainnya seperti Kevlar juga digunakan. Serat kaca digunakan karena biaya yang rendah dan cenderung lebih umum di sipil dari UAV militer.

Dengan adanya pengembangan UAV, maka pengembangan dari sisi material ringan dan kuat untuk fuselage dan sayap pesawat itu sendiri merupakan sebuah kajian teoritis yang selayaknya mendapatkan perhatian dari para peneliti, sehingga diharapkan Pesawat UAV generasi selanjutnya memiliki unjuk kerja yang lebih baik karena menggunakan material yang ringan dan kuat.

Bahan komposit yang akan diteliti adalah campuran rockwool dengan resin

polyester. Penelitian ini dilakukan untuk mencari sifat mekanis yang berupa kekuatan tarik dan kekuatan impak dari bahan komposit tersebut.

Polyester merupakan resin yang paling banyak digunakan sebagai matrik untuk badan kapal, mobil, tandon air dan sebagainya. Umumnya resin polyester

mempunyai karakteristik tahan terhadap dingin relative baik, sifat listriknya terbaik diantara resin termoset, tahan terhadap asam kuat kecuali asam pengoksida, tetapi lemah terhadap alkali. Bahan ini akan mengalami retak dan pecah bila dimasukkan dalam air mendidih untuk waktu yang lama (±300 jam). Bahan ini mudah mengembang dalam pelarut stiren. Kemampuan terhadap cuaca sangat baik, juga tahan terhadap kelembaban dan sinar UV pada pemakaian outdoor. Bahan ini berupa cairan dengan viscositas yang relatif rendah, mengeras pada suhu kamar dengan penggunaan katalis metal ethil keton peroksida (MEKP) yang berfungsi sebagai zat untuk mempersingkat waktu pengerasan. Pada proses pengerasan tidak menghasilkan gas sewaktu pengesetan seperti banyak resin termoseting yang lainnya.

Sementara rockwool adalah serat mineral yang terbuat dari lelehan batu. Bahan baku utama rockwool adalah basalt, anorthosite, dan cemented briquettes. Ketersediaan dari bahan tersebut di alam cukup besar untuk memenuhi kebutuhan


(23)

manusia saat selama jutaan tahun. Rockwool memiliki sifat ringan, tahan api, dan menyerap kebisingan.

Melalui penelitian ini diharapkan didapatkan suatu bahan komposit yang ringan dan memiliki sifat mekanik (mechanical properties) yang baik.

1.2. Perumusan Masalah

Tren terkini dalam pembuatan struktur pesawat adalah dengan menggunakan bahan komposit sebagai elemen yang utama dengan sifat mekanik yang baik dan berbobot ringan. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian pada material komposit (rockwool dan resin polyester) untuk aplikasi pesawat tanpa awak (UAV). Dalam hal ini penelitian yang dilakukan adalah meneliti sifat mekanik dari bahan komposit tersebut melalui uji tarik statik dan impak.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibagi atas tujuan umum dan tujuan khusus.

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui karakteristik dari komposit rockwool dan polyester melalui

mechanical propertiesnya.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari penelitian adalah:

1. Mengetahui pengaruh komposisi serat rockwool dan resin polyester

terhadapkekuatan tarik komposit polyester diperkuat serat rockwool. 2. Mengetahui pengaruh komposisi serat rockwool dan resin polyester

terhadapkekuatan impak komposit polyester diperkuat serat rockwool. 3. Memperoleh nilai massa jenis material.

1.4. Batasan Masalah

Adapun batasan dari permasalahan ini hanya dibatasi pada kajian untuk mendapatkan mechanical properties komposit bermatriks polyester diperkuat


(24)

serat rockwool dengan pengujian tarik statik dan harga kekuatan impak dengan pengujian impak serta memperoleh nilai massa jenis dari material tersebut.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini disajikan dalam tulisan yang terdiri dari 5 bab. Dimana pada bab pertama memberikan gambaran menyeluruh mengenai tugas akhir yang meliputi pembahasan tentang latar belakang, perumusan dan batasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan.

Pada bab dua berisikan landasan teori dan studi literatur yang berkaitan dengan pokok permasalahan serta metode pendekatan yang digunakan untuk menganalisa persoalan.

Pada bab tiga memuat mencakup alat dan bahan yang digunakan, tempat dan waktu penelitian, metode pembuatan spesimen dan pengujian, diagram alir penelitian, variable penelitian serta berisi langkah-langkah pengujian yang digunakan dalam pengamatan.

Pada bab keempat berisikan tentang hasil dan pembahasan, berisi tentang hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil pengujian.

Pada bab kelima berisikan tentang kesimpulan dan saran, berisikan jawaban dari tujuan dari penelitian dan selanjutnya daftar pustaka serta lampiran.


(25)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pesawat Tanpa Awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV), adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan baik senjata, kamera, maupun muatan lainnya. Pesawat tanpa awak memliki bentuk, ukuran, konfigurasi dan karakter yang bervariasi.

Kontrol pesawat tanpa awak ada dua variasi utama, variasi pertama yaitu dikontrol melalui pengendali jarak jauh dan variasi kedua adalah pesawat yang terbang secara mandiri berdasarkan program yang dimasukan kedalam pesawat sebelum terbang.

Pesawat tanpa awak juga semakin banyak digunakan untuk keperluan atau pemeriksaan yang dianggap terlalu kotor dan terlalu berbahaya untuk pesawat berawak.

Penggunaan komposit ringan sangat penting dalam meningkatkan kemampuan terbang UAV di udara. Untuk alasan bobot, aluminium adalah

satu-satunya logam yang digunakan dalam UAV. Penggunaan komposit dapat

mengurangi bobot keseluruhan UAV hingga 15-45% tergantung pada tingkat

penggunaan komposit.Pengurangan bobot di atas 50% memerlukan komposit

yang biayanya lebih mahal.Komposit telah digunakan dalam komponen beban

sederhana, yang terdiri dari sekitar 20% dari bobot pesawat.Untuk pengurangan bobot lebih lanjut, komposit harus digunakan dalam komponen beban yang lebih tinggi seperti ekor, sayap dan badan pesawat.

Plastik jenis termoset lebih banyak digunakan dibandingkan termoplastik karena plastik jenis termoset mudah mengisi serat, sehingga memungkinkan untuk

memproduksi bagian berbentuk kompleks.Termoset memberikan kekuatan dan


(26)

polyester,epoxy, fenolat, bismaleimide dan polimida.Serat yang paling umum digunakan adalah karbon dan grafit. Serat kevlar dan serat kaca juga digunakan. Serat organik memberikan kekuatan tinggi dan bobot yang rendah dan digunakan

lebih dalam UAV dari serat keramik dan logam.Graphite (> 95% karbon) dan

karbon (93 - 95% karbon) serat yang paling umum digunakan.Polimer organik

lainnya seperti Kevlar juga digunakan. Serat kaca digunakan karena biaya yang rendah dan cenderung lebih umum di sipil dari UAV militer.

Dengan adanya pengembangan UAV, maka pengembangan dari sisi material ringan dan kuat untuk fuselage dan sayap pesawat itu sendiri merupakan sebuah kajian teoritis yang selayaknya mendapatkan perhatian dari para peneliti, sehingga diharapkan Pesawat UAV generasi selanjutnya memiliki unjuk kerja yang lebih baik karena menggunakan material yang ringan dan kuat.

Bahan komposit yang akan diteliti adalah campuran rockwool dengan resin

polyester. Penelitian ini dilakukan untuk mencari sifat mekanis yang berupa kekuatan tarik dan kekuatan impak dari bahan komposit tersebut.

Polyester merupakan resin yang paling banyak digunakan sebagai matrik untuk badan kapal, mobil, tandon air dan sebagainya. Umumnya resin polyester

mempunyai karakteristik tahan terhadap dingin relative baik, sifat listriknya terbaik diantara resin termoset, tahan terhadap asam kuat kecuali asam pengoksida, tetapi lemah terhadap alkali. Bahan ini akan mengalami retak dan pecah bila dimasukkan dalam air mendidih untuk waktu yang lama (±300 jam). Bahan ini mudah mengembang dalam pelarut stiren. Kemampuan terhadap cuaca sangat baik, juga tahan terhadap kelembaban dan sinar UV pada pemakaian outdoor. Bahan ini berupa cairan dengan viscositas yang relatif rendah, mengeras pada suhu kamar dengan penggunaan katalis metal ethil keton peroksida (MEKP) yang berfungsi sebagai zat untuk mempersingkat waktu pengerasan. Pada proses pengerasan tidak menghasilkan gas sewaktu pengesetan seperti banyak resin termoseting yang lainnya.

Sementara rockwool adalah serat mineral yang terbuat dari lelehan batu. Bahan baku utama rockwool adalah basalt, anorthosite, dan cemented briquettes. Ketersediaan dari bahan tersebut di alam cukup besar untuk memenuhi kebutuhan


(27)

manusia saat selama jutaan tahun. Rockwool memiliki sifat ringan, tahan api, dan menyerap kebisingan.

Melalui penelitian ini diharapkan didapatkan suatu bahan komposit yang ringan dan memiliki sifat mekanik (mechanical properties) yang baik.

1.2. Perumusan Masalah

Tren terkini dalam pembuatan struktur pesawat adalah dengan menggunakan bahan komposit sebagai elemen yang utama dengan sifat mekanik yang baik dan berbobot ringan. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian pada material komposit (rockwool dan resin polyester) untuk aplikasi pesawat tanpa awak (UAV). Dalam hal ini penelitian yang dilakukan adalah meneliti sifat mekanik dari bahan komposit tersebut melalui uji tarik statik dan impak.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibagi atas tujuan umum dan tujuan khusus.

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui karakteristik dari komposit rockwool dan polyester melalui

mechanical propertiesnya.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari penelitian adalah:

1. Mengetahui pengaruh komposisi serat rockwool dan resin polyester

terhadapkekuatan tarik komposit polyester diperkuat serat rockwool. 2. Mengetahui pengaruh komposisi serat rockwool dan resin polyester

terhadapkekuatan impak komposit polyester diperkuat serat rockwool. 3. Memperoleh nilai massa jenis material.

1.4. Batasan Masalah

Adapun batasan dari permasalahan ini hanya dibatasi pada kajian untuk mendapatkan mechanical properties komposit bermatriks polyester diperkuat


(28)

serat rockwool dengan pengujian tarik statik dan harga kekuatan impak dengan pengujian impak serta memperoleh nilai massa jenis dari material tersebut.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini disajikan dalam tulisan yang terdiri dari 5 bab. Dimana pada bab pertama memberikan gambaran menyeluruh mengenai tugas akhir yang meliputi pembahasan tentang latar belakang, perumusan dan batasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan.

Pada bab dua berisikan landasan teori dan studi literatur yang berkaitan dengan pokok permasalahan serta metode pendekatan yang digunakan untuk menganalisa persoalan.

Pada bab tiga memuat mencakup alat dan bahan yang digunakan, tempat dan waktu penelitian, metode pembuatan spesimen dan pengujian, diagram alir penelitian, variable penelitian serta berisi langkah-langkah pengujian yang digunakan dalam pengamatan.

Pada bab keempat berisikan tentang hasil dan pembahasan, berisi tentang hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil pengujian.

Pada bab kelima berisikan tentang kesimpulan dan saran, berisikan jawaban dari tujuan dari penelitian dan selanjutnya daftar pustaka serta lampiran.


(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada skripsi ini, yaitu cara-cara untuk mendapatkan nilai-nilai

properties yang dilakukan dengan pemodelan fisik hingga dilakukannya pengujian tarik dan impak. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu: Melakukan pembuatan spesimen uji dengan menggunakan bahan serat mineral berupa rockwool dan polyester, pengujian kekuatan tarik dan impak.

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Agustus 2013 sampai dengan bulan Maret 2014. Tempat dilaksanakannya pembuatan spesimen dan pengujian tarik statik adalah di Laboratorium Impact and Fracture Research Center (IFRC) program Magister dan Doktor Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Khusus untuk uji impak dilakukan di Laboratoriun Kimia Polimer Fakultas Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah: a. Rockwool

Pada penelitian ini, serat yang digunakan adalah berupa serat mineral, yaitu rockwool. Adapun rockwool yang digunakan diperlihatkan pada gambar 3.1.


(30)

b. Resin Polyester tak jenuh

Resin polyester tak jenuh berbentuk bahan kimia yang berbentuk cair, tetapi agak kental dan digunakan sebagai penguat antara serat rock wool. Resin polyester yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Resin polyester tak jenuh

c. Katalis MEKP

Setelah seluruh bahan serat rockwool dengan resin di campurkan, lalu di tambahkan dengan katalis yang berbentuk cairan yang digunakan untuk campuran resin dan serat yang berguna untuk mengeraskan resin. Katalis yang digunakan adalah jenis metil ethil keton peroksida (MEKP). Adapun katalis yang digunakan diperlihatkan pada gambar 3.3.


(31)

3.2.2 Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Jangka Sorong

Jangka sorong digunakan untuk mengukur dimensi spesimen. Adapun gambar dari jangka sorong diperlihatkan pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Jangka sorong

b. Timbangan digital

Timbangan digital digunakan untuk memperoleh berat dari serat dan bahan-bahan lain. Timbangan digital yang digunakan diperlihatkan pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Timbangan digital

Adapun spesifikasi dari timbangan digital yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Spesifikasi timbangan digital

Merk HENHERR

Tipe ACS-H

Readability 0.02 gram


(32)

c. Cawan Tuang

Cawan tuang berfungsi sebagai tempat pengadukan material komposit sebelum dituang ke dalam cetakan. Cawan ini terbuat dari plastik. Bahan plastik dipilih agar mempermudah peneliti untuk melihat campuran yang ada di dalamnya karena setiap sisi cawan tembus pandang. Cawan tuang diganti tiap kali pencampuran. Hal ini dilakukan demi menghindari terjadinya reaksi campuran spesimen lama dengan spesimen baru. Gambar cawan tuang dapat dilihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Cawan tuang

d. Kaca

Kaca digunakan sebagai alas dan menutup bagian atas cetakan. Hal ini dilakukan agar komposit yang dicetak mengikuti bentuk cetakan dengan baik. Kaca yang digunakan berukuran 22 cm x 22 cm dengan ketebalam 5 mm sebanyak 2 buah. Kaca yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.7.


(33)

e. Sendok Plastik

Sendok plastik berfungsi mengaduk campuran komposit. Pengadukan dilakukan perlahan-lahan hingga campuran rata. Gambar sendok plastik ditunjukkan pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Sendok plastik

f. Cetakan

Cetakan untuk pengujian tarik terbuat dari bahan logam. Sedangkan cetakan untuk pengujian impak terbuat dari baahn kaca. Cetakan berfungsi untuk memberi bentuk pada spesimen. Ukuran dari cetakan mengikuti standar ASTM D 638 untuk spesimen uji tarik dan ISO 179 untuk spesimen uji impak. Gambar cetakan uji tarik dan cetakan uji impak yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.9.

(a) (b)

Gambar 3.9 (a) Cetakan spesimen uji tarik (b) Cetakan spesimen uji impak


(34)

g. Alat Uji Tarik

Alat uji kekuatan tarik digunakan untuk mengetahui kekuatan dari suatu material yang telah dibentuk berdasarkan ukuran standar untuk pengujian tarik. Gambar alat uji tarik diperlihatkan pada gambar 3.10.

Gambar 3.10 Alat uji tarik

Adapun spesifikasi alat uji tarik yang digunakan diperlihatkan pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Spesifikasi alat uji tarik

Merk Shimadzu Servopulser

Model EHF-EB 100 KN-20L

Capasity 100KN±25 mm

No. Seri 141103900121

Hydraulic Fluid Source

- Hydraulic Power Supply (QF- 20A)

- Hydraulic Pump Model 3112

Controller Type 4826

Electric Motor 11 KW x 4P


(35)

h. Alat Uji Impak

Alat uji impak digunakan untuk mengetahui ketangguhan relatif dari suatu material dengan mematahkan benda uji yang terbuat dari material tersebut. Gambar alat uji impak diperlihatkan pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 Alat uji impak

Adapun spesifikasi alat uji impak yang digunakan diperlihatkan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Spesifikasi alat uji impak

Merk Wolpert

Tipe CPSA

Com. No. 8803104 / 0000

3.3 Pembuatan Spesimen

Bentuk dari spesimen pengujian tarik dan impak dapat dilihat pada gambar 3.12. Metode yang dilakukan dalam proses pembuatan spesimen adalah hand lay-up. Adapun langkah-langkah pembuatan spesimen dari komposit ini adalah:

1. Mempersiapkan semua alat dan bahan.

2. Menimbang semua bahan menurut takarannya masing-masing, yaitu 4%

rockwool dan 96 % resin polyester untuk komposisi satu, 8% rockwool dan 92% resin polyester untuk komposisi dua, 12% rockwool dan 88% resin


(36)

dengan perbandingan 15,15 gram resin ditambahkan katalis sebanyak 5 tetes pipet tetes.

3. Mengoleskan permukaan cetakan dengan wax.

4. Meletakkan cetakan di atas permukaan yang rata, yaitu kaca.

5. Mencampurkan rockwool dan resin polyester sesuai dengan takaran komposisi dan aduk hingga tercampur rata selama 3 menit untuk komposisi satu, 5 menit untuk komposisi dua, dan 7 menit untuk komposisi tiga.

6. Menambahkan katalis pada campuran sesuai komposisi yang ditentukan dan aduk kembali 1 menit.

7. Menuangkan campuran ke dalam cetakan dan ratakan permukaan campuran pada cetakan.

8. Menjepit cetakan dengan kaca menggunakan ragum tangan untuk memberikan tekanan pada cetakan.

9. Selanjutnya membiarkan campuran tersebut pada tekanan atmosfir dan suhu kamar selama 24 jam.

10.Spesimen yang sudah kering dilepas dari cetakan.

(a) (b)

Gambar 3.12 (a) Spesimen uji tarik, (b) Spesimen uji impak

3.4 Pengujian Tarik

Tujuan dilakukannya pengujian tarik adalah untuk mengetahui kemampuan bahan tersebut menahan beban maksimum dan sejauh mana material


(37)

3.4.1 Set Up Pengujian Tarik

Gambar set up pengujian tarik dapat dilihat pada gambar 3.13. Gambar ini menerangkan nama dan kegunaan masing-masing bagian dari mesin uji tarik (tensile test).

a

b

c

d

e

f

Gambar 3.13 Set up pengujian tarik

Adapun keterangan gambar diatas adalah:

a. Load cell berfungsi mengubah gaya pembebanan menjadi sinyal listrik. b. Chuck berfungsi mengikat spesimen uji.

c. Hidrolik berfungsi menaik turunkan chuck atas.

d. Personal computer berfungsi menjalankan software pengujian, menerima hasil pengujian dan menampilkan grafik pengujian.

e. Controller berfungsi menghidup matikan alat uji tarik serta menangani pengukuran dan control.

f. Pin Crosshead Operation berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan chuck

atas agar penjepitan spesimen oleh chuck atas dapat dilakukan dengan baik

3.4.2 Prosedur Pengujian Tarik

Adapun prosedur pengujian pada pengujian tarik adalah sebagai berikut:


(38)

b. Menjepit spesimen pada chuck bawah pada mesin uji tarik.

c. Sesuaikan chuck atas dengan spesimen, lalu jepit spesimen pada chuck atas. d. Nyalakan mesin uji tarik dan laksanakan pembebanan tarik sampai spesimen

putus.

e. Menyimpan data hasil pengujian pada personal computer. f. Melepaskan benda uji dari chuck atas dan chuck bawah

3.5 Pengujian Impak

Tujuan dilakukannya pengujian impak adalah untuk mengetahui kekuatan material terhadap beban kejut yang nantinya akan diperoleh kekuatan impak dari material tersebut.

3.5.1 Set Up Pengujian Impak

Gambar set up pengujian tarik dapat dilihat pada gambar 3.14.

a

b

c

d

Gambar 3.14 Set up pengujian impak

Adapun keterangan gambar diatas adalah:

a. Pendulum sebagai beban yang akan diberikan pada spesimen.


(39)

c. Skala berfungsi untuk menunjukkan besarnya energi yang dihasilkan setelah pengujian.

d. Landasan impact tester berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan spesimen.

3.5.2 Prosedur Pengujian Impak

Adapun prosedur pengujian impak adalah sebagai berikut:

a. Ayunkan pendulum tanpa spesimen untuk mengetahui nilai kerugian energi. b. Tarik tuas pendulum untuk menahan pendulum.

c. Amati dan catat nilai kerugian energi yang terjadi. d. Letakkan spesimen pada landasan Impact Tester. e. Tekan tuas pendulum.

f. Pendulum menghantam spesimen.

g. Setelah spesimen putus, amati besar energi yang ditunjukkan pada skala. h. Kembalikan pendulum ke posisi semula.

i. Lepas spesimen dan ulangi langkah-langkah di atas untuk pengujian spesimen berikutnya

3.6 Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian menunjukkan proses yang dilakukan selama peneltian. Langkah awal dari penelitian ini adalah mempelajari tentang bahan penyusun komposit rockwool-polyester (studi literatur rockwool-polyester). Setelah itu dilanjutkan dengan proses pembuatan spesimen komposit rockwool-polyester. Setelah pembuatan spesimen selesai, maka akan dilakukan pengujian. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian tarik dan impak. Setelah dilakukan pengujian, maka akan didapat data dari hasil pengujian tersebut. Setelah didapat data dari hasil pengujian, maka akan dilakukan proses pengolahan data. Setelah dilakukan proses pengolahan data, maka selanjutnya akan dilakukan penulisan laporan. Setelah penulisan laporan ini selesai, maka penelitian ini sudah selesai dilaksanakan.

Secara garis besar pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan berurutan secara sistematis seperti ditunjukkan pada gambar 3.15.


(40)

Gambar 3.15 Diagram Alir Penelitian Mulai

Studi Literatur

Pembuatan Spesimen: -Pencampuran bahan

-Proses pencetakan spesimen

Pengujian

Data Pengujian

Pengolahan Data

Hasil

Laporan

Selesai Valid Tidak


(41)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pembuatan Spesimen Uji Tarik dari Proses Hand Lay-Up

Bentuk dari spesimen pengujian tarik sudah mempunyai standar dengan meenggunakan standar dari ASTM D638. Gambar spesimen pengujian tarik dari komposit rockwool-polyester dapat dilihat pada gambar 4.1.

(a) (b)

(c)

Gambar 4.1 Bentuk Spesimen Uji Tarik (a) 4% rockwool - 96% polyester, (b) 8% rockwool - 92% polyester, (c) 12% rockwool - 88% polyester.

4.2 Hasil Pengujian Tarik

Berikut adalah hasil pengujian tarik pada tiga komposisi yang berbeda dari komposit rockwool-polyester.


(42)

4.2.1 Komposisi 4% Rockwool - 96% Polyester

Berikut adalah gambar dari Grafik pengujian tarik: 1. Spesimen I 4% Rockwool - 96% Polyester

Dari pengujian tarik yang dilakukan, diperoleh grafik yang diperlihatkan pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Grafik Hasil uji tarik spesimen I (4% rockwool-96% polyester)

Grafik tegangan dan regangan yang terjadi diperlihatkan pada gambar 4.3.


(43)

Tabel 4.1 Hasil pengujian tarik spesimen I (4% rockwool - 96% polyester)

Keterangan Satuan Nilai

Tebal (Thickness) mm 6

Lebar (Width) mm 12

Luas (Area) mm2 72

Beban Maksimum (Maximum Load) kgf 140,22

Tegangan Tarik Maksimum (UTS) MPa 19,10498

L0 mm 80

Saat Beban Maksimum mm 1,298

Regangan Maksimum (Max Strain) % 1,6225

Modulus Elastisitas MPa 2599,971

2. Spesimen II (4% Rockwool - 96% Polyester)

Dari pengujian tarik yang dilakukan, diperoleh grafik yang diperlihatkan pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Grafik Hasil uji tarik spesimen II (4% rockwool - 96% polyester)


(44)

Gambar 4.5 Grafik tegangan regangan spesimen II (4% rockwool - 96%

polyester)

Dari grafik, diperoleh hasil:

Tabel 4.2 Hasil pengujian tarik spesimen II (4% rockwool - 96% polyester)

Keterangan Satuan Nilai

Tebal (Thickness) mm 6

Lebar (Width) mm 12

Luas (Area) mm2 72

Beban Maksimum (Maximum Load) kgf 158,01

Tegangan Tarik Maksimum (UTS) MPa 21,52886

L0 mm 80

Saat Beban Maksimum mm 1,472

Regangan Maksimum (Max Strain) % 1,84


(45)

3. Spesimen III (4% Rockwool - 96% Polyester)

Dari pengujian tarik yang dilakukan, diperoleh grafik yang diperlihatkan pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Grafik Hasil uji tarik spesimen III (4% rockwool - 96% polyester)

Grafik tegangan dan regangan yang terjadi diperlihatkan pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Grafik tegangan regangan spesimen III (4% rockwool - 96%


(46)

Dari grafik, diperoleh hasil:

Tabel 4.3 Hasil pengujian tarik spesimen III (4% rockwool - 96% polyester)

Keterangan Satuan Nilai

Tebal (Thickness) mm 6

Lebar (Width) mm 12

Luas (Area) mm2 72

Beban Maksimum (Maximum Load) kgf

150,71 Tegangan Tarik Maksimum (UTS) MPa 20,53424

L0 mm 80

Saat Beban Maksimum mm 1,559

Regangan Maksimum (Max Strain) %

1,95 Modulus Elastisitas MPa 3358,5625

Dari hasil pengujian 3 spesimen di atas, didapat nilai rata-rata tegangan tarik maksimum (ultimate tensile stength), regangan maksimum (maximum strain), dan modulus elastisitas (modulus of elasticity) yang diperlihatkan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil pengujian tarik komposisi 4% rockwool - 96% polyester

berdasarkan nilai rata-rata

Spesimen σUTS (MPa) εmax (%) E (MPa)

I 19,10498 1,6225 2559,971

II 21,52886 1,84 2998,112

III 20,53424 1,95 3358,56


(47)

4.2.2 Komposisi 8% Rockwool - 92% Polyester

Berikut adalah gambar dari Grafik pengujian tarik: 1. Spesimen I 8% Rockwool - 92% Polyester

Dari pengujian tarik yang dilakukan, diperoleh grafik yang diperlihatkan pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Grafik Hasil uji tarik spesimen I (8% rockwool - 92% polyester)

Grafik tegangan dan regangan yang terjadi diperlihatkan pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Grafik tegangan regangan spesimen I (8% rockwool - 92%


(48)

Dari grafik, diperoleh hasil:

Tabel 4.5 Hasil pengujian tarik spesimen I (8% rockwool - 92% polyester)

Keterangan Satuan Nilai

Tebal (Thickness) mm 6

Lebar (Width) mm 12

Luas (Area) mm2 72

Beban Maksimum (Maximum Load) kgf 181,71

Tegangan Tarik Maksimum (UTS) MPa

24,75799

L0 mm 80

Saat Beban Maksimum mm 0,886

Regangan Maksimum (Max Strain) % 1,1075

Modulus Elastisitas MPa 2927,96552

2. Spesimen II (8% Rockwool - 92% Polyester)

Dari pengujian tarik yang dilakukan, diperoleh grafik yang diperlihatkan pada gambar 4.10.


(49)

Grafik tegangan dan regangan yang terjadi diperlihatkan pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 Grafik tegangan regangan spesimen II (8% rockwool - 92%

polyester)

Dari grafik, diperoleh hasil:

Tabel 4.6 Hasil pengujian tarik spesimen II (8% rockwool - 92% polyester)

Keterangan Satuan Nilai

Tebal (Thickness) mm 6

Lebar (Width) mm 12

Luas (Area) mm2 72

Beban Maksimum (Maximum Load) kgf 185,68

Tegangan Tarik Maksimum (UTS) MPa

25,2989

L0 mm 80

Saat Beban Maksimum mm 1,696

Regangan Maksimum (Max Strain) % 2,12


(50)

3. Spesimen III (8% Rockwool - 92% Polyester)

Dari pengujian tarik yang dilakukan, diperoleh grafik yang diperlihatkan pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Grafik Hasil uji tarik spesimen III (8% rockwool - 92% polyester)

Grafik tegangan dan regangan yang terjadi diperlihatkan pada gambar 4.13.


(51)

Dari grafik, diperoleh hasil:

Tabel 4.7 Hasil pengujian tarik spesimen III (8% rockwool - 92% polyester)

Keterangan Satuan Nilai

Tebal (Thickness) mm 6

Lebar (Width) mm 12

Luas (Area) mm2 72

Beban Maksimum (Maximum Load) kgf

209,52 Tegangan Tarik Maksimum (UTS) MPa

28,5471

L0 mm 80

Saat Beban Maksimum mm

1,078 Regangan Maksimum (Max Strain) %

1,3475 Modulus Elastisitas MPa

3001,133

Dari hasil pengujian 3 spesimen di atas, didapat nilai rata-rata tegangan tarik maksimum (ultimate tensile stength), regangan maksimum (maximum strain), dan modulus elastisitas (modulus of elasticity) yang diperlihatkan pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil pengujian tarik komposisi 8% rockwool - 92% polyester

berdasarkan nilai rata-rata

Spesimen σUTS (MPa) εmax (%) E (MPa)

I

II

III


(52)

4.2.3 Komposisi 12% Rockwool - 88% Polyester

Berikut adalah gambar dari Grafik pengujian tarik: 1. Spesimen I (12% Rockwool - 88% Polyester)

Dari pengujian tarik yang dilakukan, diperoleh grafik yang diperlihatkan pada gambar 4.14.

Gambar 4.14 Grafik Hasil uji tarik spesimen I (12% rockwool - 88% polyester)

Grafik tegangan dan regangan yang terjadi diperlihatkan pada gambar 4.15.


(53)

Dari grafik, diperoleh hasil:

Tabel 4.9 Hasil pengujian tarik spesimen I (12% rockwool - 88% polyester)

Keterangan Satuan Nilai

Tebal (Thickness) mm 6

Lebar (Width) mm 12

Luas (Area) mm2 72

Beban Maksimum (Maximum Load) kgf 219,54

Tegangan Tarik Maksimum (UTS) MPa 29,91233

L0 mm 80

Saat Beban Maksimum mm 1,172

Regangan Maksimum (Max Strain) % 1,465

Modulus Elastisitas MPa 2932,938

2. Spesimen II (12% Rockwool - 88% Polyester)

Dari pengujian tarik yang dilakukan, diperoleh grafik yang diperlihatkan pada gambar 4.16.


(54)

Grafik tegangan dan regangan yang terjadi diperlihatkan pada gambar 4.17.

Gambar 4.17 Grafik tegangan regangan spesimen II (12% rockwool - 88%

polyester)

Dari grafik, diperoleh hasil:

Tabel 4.10 Hasil pengujian tarik spesimen II (12% rockwool - 88% polyester)

Keterangan Satuan Nilai

Tebal (Thickness) mm 6

Lebar (Width) mm 12

Luas (Area) mm2 72

Beban Maksimum (Maximum Load) kgf 245,14

Tegangan Tarik Maksimum (UTS) MPa 33,40033

L0 mm 80

Saat Beban Maksimum mm 1,449

Regangan Maksimum (Max Strain) % 1,8113


(55)

3. Spesimen III (12% Rockwool - 88% Polyester)

Dari pengujian tarik yang dilakukan, diperoleh grafik yang diperlihatkan pada gambar 4.18.

Gambar 4.18 Grafik Hasil uji tarik spesimen III (12% rockwool - 88% polyester)

Grafik tegangan dan regangan yang terjadi diperlihatkan pada gambar 4.19.

Gambar 4.19 Grafik tegangan regangan spesimen III (12% rockwool - 88%


(56)

Dari grafik, diperoleh hasil:

Tabel 4.11 Hasil pengujian tarik spesimen III (12% rockwool - 88% polyester)

Keterangan Satuan Nilai

Tebal (Thickness) mm 6

Lebar (Width) mm 12

Luas (Area) mm2 72

Beban Maksimum (Maximum Load) kgf 221,61

Tegangan Tarik Maksimum (UTS) MPa 30,19436

L0 mm 80

Saat Beban Maksimum mm 1,125

Regangan Maksimum (Max Strain) % 1,4063

Modulus Elastisitas MPa 3117,4

Dari hasil pengujian 3 spesimen di atas, didapat nilai rata-rata tegangan tarik maksimum (ultimate tensile stength), regangan maksimum (maximum strain), dan modulus elastisitas (modulus of elasticity) yang diperlihatkan pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil pengujian tarik komposisi 12% rockwool - 88% polyester

berdasarkan nilai rata-rata

Spesimen σUTS (MPa) εmax (%) E (MPa)

I 29.91233 1.465 2932.938

II 33.40033 1.81125 3349.933

III 30.19436 1.40625 3117.4


(57)

4.2.4 Perbandingan Hasil Pengujian Tarik

Berikut adalah perbandingan hasil pengujian tarik yang dilakukan: a. Tegangan tarik maksimum

Nilai tegangan tarik maksimum untuk masing-masing spesimen diperlihatkan pada tabel 4.13.

Tabel 4.13 Nilai tegangan tarik maksimum rata-rata masing-masing spesimen

Komposisi

Rockwool-Polyester Spesimen (MPa) (MPa)

(4-96) %

I 19,10498

20,38936 II 21,52886

III 20,5342

(8-92) %

I 24,75799

26,20132917 II 25,2989

III 28,5471

(12-88) %

I 29,91233

31,16900417 II 33,40033

III 30,19436

Grafik nilai tegangan tarik maksimum masing-masing spesimen dapat dilihat pada gambar 4.20

Gambar 4.20 Grafik nilai tegangan tarik maksimum rata-rata (MPa) vs komposisi


(58)

Gambar 4.20 memperlihatkan bahwa semakin besar penambahan serat

rockwool di dalam komposit, maka kekuatan tarik maksimum komposit akan semakin besar. Nilai kekuatan tarik maksimum tertinggi dimiliki oleh komposisi 12% rockwool - 88% polyester, sebesar 31.16900417 MPa.

b. Regangan maksimum

Nilai regangan maksimum untuk masing-masing spesimen diperlihatkan pada tabel 4.14.

Tabel 4.14 Nilai regangan maksimum rata-rata masing-masing spesimen

Komposisi

Rockwool-Polyester Spesimen (%) (%)

(4-96) %

I 1,6225

1,804167 II 1,84

III 1,95

(8-92) %

I 1,1075

1,525 II 2,12

III 1,3475

(12-88) %

I 1,465

1,560833 II 1,81125

III 1,40625

Grafik nilai regangan maksimum masing-masing spesimen dapat dilihat pada gambar 4.21.


(59)

Gambar 4.21 memperlihatkan bahwa semakin besar penambahan serat

rockwool di dalam komposit, maka regangan maksimum yang terjadi akan semakin kecil. Nilai regangan maksimum dimiliki oleh komposisi 4% rockwool - 96% polyester sebesar 1.804167 %.

c. Modulus elastisitas

Nilai modulus elastisitas untuk masing-masing spesimen diperlihatkan pada tabel 4.15.

Tabel 4.15 Nilai modulus elastisitas rata-rata masing-masing spesimen

Komposisi Rockwool-Polyester

Spesimen

(MPa) (MPa)

(4-96) %

I 2559,971

2972,215 II 2998,112

III 3358,56

(8-92) %

I 2927,966

2883,662 II 2721,886

III 3001,133

(12-88) %

I 2932,938

3133,424 II 3349,933

III 3117,4

Grafik nilai modulus elastisitas masing-masing spesimen dapat dilihat pada gambar 4.22.

Gambar 4.22 Grafik nilai modulus elastisitas rata-rata (%) vs komposisi


(60)

Gambar 4.22 memperlihatkan bahwa semakin besar penambahan serat

rockwool di dalam komposit, maka modulus elastisitas yang terjadi akan semakin besar. Terjadi penurunan nilai modulus elastisitas pada komposisi 8% rockwool - 92% polyester. Nilai regangan maksimum dimiliki oleh komposisi 12% rockwool

- 88% polyester.

Gambar patahan spesimen setelah dilakukan pengujian tarik diperlihatkan pada gambar 4.23.

(a) (b)

(c)

Gambar 4.23 Bentuk patahan spesimen uji tarik (a) 4% rockwool - 96%


(61)

4.3Hasil Pembuatan Spesimen Uji Impak dari Proses Hand Lay-Up

Bentuk dari spesimen pengujian impak menggunakan standar ISO 179. Gambar spesimen pengujian impak dapat dilihat pada gambar 4.24.

(a) (b)

(c)

Gambar 4.24 Bentuk Spesimen Uji Impak (a) 4% rockwool - 96% polyester, (b) 8% rockwool - 92% polyester, (c) 12% rockwool - 88% polyester.

4.4Hasil Pengujian Impak

Berikut adalah hasil dari pengujian impak yang dilakukan.

4.4.1 Komposisi 4% Rockwool - 96% Polyester

Hasil pengujian impak untuk komposisi 4% rockwool - 96% polyester

dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.16 Hasil pengujian impak komposisi 4% rockwool - 96% polyester Komposisi

Rockwool-Polyester Spesimen E’ (J)

(4-96) %

I 0,29

II 0,33


(62)

4.4.2 Komposisi 8% Rockwool - 92% Polyester

Hasil pengujian impak untuk komposisi 8% rockwool - 92% polyester

dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.17 Hasil pengujian impak komposisi 8% rockwool - 92% polyester Komposisi

Rockwool-Polyester Spesimen E’ (J)

(8-92) %

I 0,21

II 0,18

III 0,18

4.4.3 Komposisi 12% Rockwool - 88% Polyester

Hasil pengujian impak untuk komposisi 12% rockwool - 88% polyester

dapat dilihat pada tabel 4.18.

Tabel 4.18 Hasil pengujian impak komposisi 8% rockwool - 92% polyester Komposisi

Rockwool-Polyester Spesimen E’ (J)

(12-88) %

I 0,24

II 0,20

III 0,18

a. Energi aktual

Dari hasil pengujian impak didapatkan nilai f (kerugian energi pada alat). Nilai f didapat dengan cara mengayunkan pendulum dari sudut 160o sebagai sudut simpang awal ayunan pendulum tanpa spesimen. Dari pengujian tersebut didapat nilai sebesar 0,02 Joule sebagai nilai f. Energi aktual dari uji impak merupakan energi yang didapat dari pengujian (E) dikurang kerugian energi pada alat (f). Dapat dihitung dengan persamaan:

Ea = E’ – f


(63)

E’ = Energi yang didapat dari hasil Pengujian (Joule)

f = kerugian energi pada alat (Joule)

Nilai Energi aktual untuk masing-masing spesimen adalah: 1. Spesimen I (4% rockwool – 96% polyester)

Maka, Ea = E’ – f = 0,29 – 0,02 = 0,27 J

2. Spesimen II (4% rockwool – 96% polyester)

Maka, Ea = E’ – f = 0,33 – 0,02 = 0,31 J

3. Spesimen III (4% rockwool – 96% polyester)

Maka, Ea = E’ – f = 0,28 – 0,02 = 0,26 J

4. Spesimen I (8% rockwool – 92% polyester)

Maka, Ea = E’ – f = 0,21 – 0,02 = 0,19 J

5. Spesimen II (8% rockwool – 92% polyester)

Maka, Ea = E’ – f = 0,18 – 0,02 = 0,16 J

6. Spesimen III (8% rockwool – 92% polyester)

Maka, Ea = E’ – f = 0,18 – 0,02 = 0,16 J

7. Spesimen I (12% rockwool – 88% polyester)

Maka, Ea = E’ – f = 0,24 – 0,02 = 0,22 J

8. Spesimen II (12% rockwool – 88% polyester)


(64)

9. Spesimen III (12% rockwool – 88% polyester)

Maka, Ea = E’ – f = 0,18 – 0,02 = 0,16 J

Nilai energi aktual dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut.

Tabel 4.19 Nilai Enegi Aktual

Komposisi

Rockwool-Polyester Spesimen

E’ (J)

Ea

(J)

(J)

(4-96) %

I 0,29 0,27

0,28 II 0,33 0,31

III 0,28 0,26

(8-92) %

I 0,21 0,19

0,17 II 0,18 0,16

III 0,18 0,16

(12-88) %

I 0,24 0,22

0,18666667 II 0,2 0,18

III 0,18 0,16

Grafik nilai energi aktual rata-rata dapat dilihat pada gambar 4.25


(65)

b. Energi serap impak

Untuk mencari nilai energi serap impak menggunakan rumus:

Dimana:

EI = Energi Serap Impak (J/mm2) Ea = Energi aktual (Joule)

A = Luas Penampang (mm2) = p x l = 15 mm x 5 mm = 75mm2

Nilai energi serap impak untuk masing-masing spesimen adalah: 1. Spesimen I (4% rockwool – 96% polyester)

Maka,

A EI = Ea

2

2 0.0036J/mm

75 J 0.27 = = m

2. Spesimen II (4% rockwool – 96% polyester)

Maka,

A EI = Ea

2 2

6 0.00413333J/mm

10 x 75 J 0.31 = = m

3. Spesimen III (4% rockwool – 96% polyester)

Maka,

A EI = Ea

6 2 0.00346667J/mm2 10 x 75 J 0.26 = = m

4. Spesimen I (8% rockwool – 92% polyester)

Maka,

A EI = Ea


(66)

2 2

6 0.00253333J/mm

10 x 75 J 0.19 = = m

5. Spesimen II (8% rockwool – 92% polyester)

Maka,

A EI = Ea

6 2 0.00213333J/mm2 10 x 75 J 0.16 = = m

6. Spesimen III (8% rockwool – 92% polyester)

Maka,

A EI = Ea

2 2

6 0.00213333J/mm

10 x 75 J 0.16 = = m

7. Spesimen I (12% rockwool – 88% polyester)

Maka,

A EI = Ea

2 2

6 0.00293333J/mm

10 x 75 J 0.22 = = m

8. Spesimen II (12% rockwool – 88% polyester)

Maka,

A EI = Ea

2 2

6 0.0024J/mm

10 x 75 J 0.18 = = m

9. Spesimen III (12% rockwool – 88% polyester)

Maka,

A EI = Ea

2 2

6 0.00213333J/mm

10 x 75 J 0.16 = = m


(67)

Nilai energi serap impak dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut.

Tabel 4.20 Nilai Enegi Serap Impak

Komposisi

Rockwool-Polyester Spesimen

EI (J/mm2)

EI (J/mm2)

(4-96) %

I 0.0036

0.003733 II 0.00413333

III 0.00346667

(8-92) %

I 0.00253333

0.002267 II 0.00213333

III 0.00213333

(12-88) %

I 0.00293333

0.002489 II 0.0024

III 0.00213333

Grafik nilai energi serap impak rata-rata dapat dilihat pada gambar 4.26

Gambar 4.26 Grafik nilai energi impak rata-rata vs komposisi rockwool

polyester (%)

Gambar 4.26 memperlihatkan bahwa semakin banyak kadar rockwool, maka kekuatan impak cenderung menurun. Namun pada komposit dengan kadar


(68)

J/mm2. Kekuatan impak maksimum dimiliki oleh komposit dengan kadar

rockwool 4%. Gambar patahan spesimen setelah dilakukan pengujian impak diperlihatkan pada gambar 4.27.

(a) (b)

(c)

Gambar 4.27 Bentuk patahan spesimen uji impak (a) 4% rockwool - 96%

polyester, (b) 8% rockwool - 92% polyester, (c) 12% rockwool - 88% polyester.

4.5 Massa jenis

Untuk mendapatkan nilai massa jenis, dilakukan penimbangan material komposit dengan timbangan digital. Pengukuran volume dilakukan dengan memodelkan benda kerja pada software solidwork dan volume diperoleh dari perintah mass properties pada solidwork. Untuk mencari massa jenis digunakan rumus:

V m

=

ρ

Dimana:

ρ = Massa Jenis (gr/cm3) m = Massa (gr)


(69)

Nilai massa jenis untuk masing-masing komposisi adalah: 1. 4% Rockwool - 96% Polyester

Maka, 05676 . 15 7 . 18 = = V m ρ

= 1,2442 gr/cm3 = 1244,2 kg/m3

2. 8% Rockwool - 92% Polyester

Maka, 05676 . 15 20 = = V m ρ

= 1,3283 gr/cm3 = 1328,3 kg/m3

3. 12% Rockwool - 88% Polyester

Maka, 05676 . 15 22 = = V m ρ

= 1,46114 gr/cm3 = 1461,14 kg/m3

Grafik massa jenis dapat dilihat pada gambar 4.28.

Gambar 4.28 Grafik nilai massa jenis (kg/m3) vs komposisi rockwool-polyester

Dari grafik di atas, semakin banyak kadar rockwool yang di tambahkan, semakin besar massa jenis dari komposit tersebut.


(70)

Hasil riset komposit polyester diperkuat serat rockwool sebelumnya (Nurdiana, 2012) dan riset yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.21.

Tabel 4.21 Hasil riset komposit polyester diperkuat serat rockwool

Variabel Satuan Nurdiana Fauzi

Komposisi

Rockwool-polyester % 37,5 – 62,5 4 - 96 8 - 92 12 – 88

MPa 27,54 20,38936 26,20132 31,169 % 24,836 1,804167 1,525 1,56083 E MPa 187,1 2972,215 2883,662 3133,42


(71)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Semakin banyak persentase rockwool, maka kekuatan tarik komposit

polyester diperkuat serat rockwool akan semakin besar Dengan kekuatan tarik maksimum dimiliki komposit dengan komposisi 12% serat rockwool, yaitu sebesar 31,169 MPa. Dan kekuatan tarik minimum dimiliki komposit dengan komposisi 4% serat rockwool, yaitu sebesar 20.38936MPa.

2. Komposisi serat rockwool dan resin polyester mempengaruhi kekuatan impak komposit dengan kekuatan impak maksimum dimiliki komposit dengan komposisi 4% serat rockwool, yaitu sebesar 0.003733 J/mm2. Komposisi 12% serat rockwool memiliki kekuatan impak sebesar 0.002489 J/mm2.Dan kekuatan impak minimum dimiliki komposit dengan komposisi 8% serat rockwool, yaitu sebesar 0.002267 J/mm2.

3. Nilai massa jenis maksimum dimiliki oleh komposit dengan komposisi 12% serat rockwool, yaitu sebesar 1461,14 kg/m3, dan nilai massa jenis minimum dimiliki oleh komposit dengan komposisi 4% serat rockwool, yaitu sebesar 1244,2 kg/m3.

5.2 Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan komposit polyester

diperkuat serat rockwool agar menggunakan metode lain dalam proses pembuatannya untuk menghindari timbulnya void.

2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya yang menggunakan komposit

polyester diperkuat serat rockwool agar proses pencampuran bahan dilakukan dengan kecepatan rendah untuk menghindari buih.

3. Untuk pengembangan selanjutnya, peneliti menyarankan agar komposisi yang dipakai dalam pembuatan komposit polyester diperkuat serat

rockwool ditambah dengan material lain yang dapat menambah kekutan impak.


(72)

DAFTAR PUSTAKA

Brown, Roger. 2002. Handbook of Polymer Testing. United Kingdom: Rapra Technology Limited.

Callister Jr, W.D. 2004. Material Science and Engineering: An Introduction. New York: John Wiley&Sons.

Chaula, K.K. 1987. Composite materials, First Ed. Berlin: Springer-Verlag New York Inc.

Dieter, George E. 1993. Metalurgi Mekanik. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Gere, M.J., & Timoshenko, P.S. 1987. Mekanika Bahan. Terjemahan oleh Hans J. Wospakri. Jakarta: Erlangga.

Hashim, J. 2003. Pemprosesan Bahan. First Ed. Johor Bahru: Cetak Ratu Sdn. Bhd.

Hosford, William.F. 2005. Mechanical Behaviour of Materials. University of Michigan, New York: Cambridge University Press.

Johnson, W. 1972. Impact Strength of Material. London: Edward Arnold Press.

Jones, R.M. 1975. Mechanics of Composites Material. Washington D.C. USA: Scripta Book Company.

Michael. 2013. Daya Serap Air Dan Kandungan Serat (Fiber Content) Komposit Poliester Tidak Jenuh (Unsaturated Polyester) Berpengisi Serat

Tandan Kosong Sawit Dan Selulosa,Skripsi. Departemen Teknik

Kimia FT-USU.

Ningsih, Maulida. 2012. Analisa Kekuatan Material Expanded Polyolefin (Epo) Foam Pada Pesawat Aeromodelling Melalui Uji Tarik Dan Impak. Skripsi. Departemen Teknik Mesin FT-USU.

Schwartz, M.M. 1984. Composite Material Handbook. US: Mc. Graw Hill Book Company.

Smith, William F. 1986, Material Science And Engineering, US: McGraw-Hill Book Company.

Van Vlack, Lawrence H. 1987.Elements Of Materials Science And Engineering, Fifth Ed, University of Michigan: Addison-Wesley Publishing Company


(73)

(74)

LAMPIRAN I

DATA HASIL UJI KEKUATAN TARIK Komposisi

Rockwool-Polyester Spesimen (MPa) (MPa) (%) (%) (MPa) (MPa)

(4-96) %wt

I 19.10498

20.38936

1.6225

1.804167

2559.971

2972.215 II 21.52886 1.84 2998.112

III 20.5342 1.95 3358.56

(8-92) %wt

I 24.75799

26.20132917

1.1075

1.525

2927.966

2883.662 II 25.2989 2.12 2721.886

III 28.5471 1.3475 3001.133

(12-88) %wt

I 29.91233

31.16900417

1.465

1.560833

2932.938

3133.424 II 33.40033 1.81125 3349.933


(75)

LAMPIRAN II

DATA HASIL UJI KEKUATAN IMPAK DAN MASSA JENIS Komposisi

Rockwool-Polyester Spesimen

E’ (J) Ea (J) (J) (J/mm2)

(J/mm2)

ρ (kg/mm3)

(4-96) %wt

I 0.29 0.27

0.28

0.0036

0.003733 1244,2 II 0.33 0.31 0.00413333

III 0.28 0.26 0.00346667

(8-92) %wt

I 0.21 0.19

0.17

0.00253333

0.002267 1328,3 II 0.18 0.16 0.00213333

III 0.18 0.16 0.00213333

(12-88) %wt

I 0.24 0.22

0.18666667

0.00293333

0.002489 1461,14 II 0.2 0.18 0.0024


(1)

Hasil riset komposit polyester diperkuat serat rockwool sebelumnya (Nurdiana, 2012) dan riset yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.21.

Tabel 4.21 Hasil riset komposit polyester diperkuat serat rockwool Variabel Satuan Nurdiana Fauzi Komposisi

Rockwool-polyester % 37,5 – 62,5 4 - 96 8 - 92 12 – 88 MPa 27,54 20,38936 26,20132 31,169

% 24,836 1,804167 1,525 1,56083

E MPa 187,1 2972,215 2883,662 3133,42


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Semakin banyak persentase rockwool, maka kekuatan tarik komposit polyester diperkuat serat rockwool akan semakin besar Dengan kekuatan tarik maksimum dimiliki komposit dengan komposisi 12% serat rockwool, yaitu sebesar 31,169 MPa. Dan kekuatan tarik minimum dimiliki komposit dengan komposisi 4% serat rockwool, yaitu sebesar 20.38936MPa.

2. Komposisi serat rockwool dan resin polyester mempengaruhi kekuatan impak komposit dengan kekuatan impak maksimum dimiliki komposit dengan komposisi 4% serat rockwool, yaitu sebesar 0.003733 J/mm2. Komposisi 12% serat rockwool memiliki kekuatan impak sebesar 0.002489 J/mm2.Dan kekuatan impak minimum dimiliki komposit dengan komposisi 8% serat rockwool, yaitu sebesar 0.002267 J/mm2.

3. Nilai massa jenis maksimum dimiliki oleh komposit dengan komposisi 12% serat rockwool, yaitu sebesar 1461,14 kg/m3, dan nilai massa jenis minimum dimiliki oleh komposit dengan komposisi 4% serat rockwool, yaitu sebesar 1244,2 kg/m3.

5.2 Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan komposit polyester diperkuat serat rockwool agar menggunakan metode lain dalam proses pembuatannya untuk menghindari timbulnya void.

2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya yang menggunakan komposit polyester diperkuat serat rockwool agar proses pencampuran bahan dilakukan dengan kecepatan rendah untuk menghindari buih.

3. Untuk pengembangan selanjutnya, peneliti menyarankan agar komposisi yang dipakai dalam pembuatan komposit polyester diperkuat serat rockwool ditambah dengan material lain yang dapat menambah kekutan impak.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Brown, Roger. 2002. Handbook of Polymer Testing. United Kingdom: Rapra Technology Limited.

Callister Jr, W.D. 2004. Material Science and Engineering: An Introduction. New York: John Wiley&Sons.

Chaula, K.K. 1987. Composite materials, First Ed. Berlin: Springer-Verlag New York Inc.

Dieter, George E. 1993. Metalurgi Mekanik. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Gere, M.J., & Timoshenko, P.S. 1987. Mekanika Bahan. Terjemahan oleh Hans

J. Wospakri. Jakarta: Erlangga.

Hashim, J. 2003. Pemprosesan Bahan. First Ed. Johor Bahru: Cetak Ratu Sdn. Bhd.

Hosford, William.F. 2005. Mechanical Behaviour of Materials. University of Michigan, New York: Cambridge University Press.

Johnson, W. 1972. Impact Strength of Material. London: Edward Arnold Press. Jones, R.M. 1975. Mechanics of Composites Material. Washington D.C. USA:

Scripta Book Company.

Michael. 2013. Daya Serap Air Dan Kandungan Serat (Fiber Content) Komposit Poliester Tidak Jenuh (Unsaturated Polyester) Berpengisi Serat Tandan Kosong Sawit Dan Selulosa, Skripsi. Departemen Teknik Kimia FT-USU.

Ningsih, Maulida. 2012. Analisa Kekuatan Material Expanded Polyolefin (Epo) Foam Pada Pesawat Aeromodelling Melalui Uji Tarik Dan Impak. Skripsi. Departemen Teknik Mesin FT-USU.

Schwartz, M.M. 1984. Composite Material Handbook. US: Mc. Graw Hill Book Company.

Smith, William F. 1986, Material Science And Engineering, US: McGraw-Hill Book Company.

Van Vlack, Lawrence H. 1987.Elements Of Materials Science And Engineering, Fifth Ed, University of Michigan: Addison-Wesley Publishing Company


(4)

(5)

LAMPIRAN I

DATA HASIL UJI KEKUATAN TARIK Komposisi

Rockwool-Polyester Spesimen (MPa) (MPa) (%) (%) (MPa) (MPa)

(4-96) %wt

I 19.10498

20.38936

1.6225

1.804167

2559.971

2972.215

II 21.52886 1.84 2998.112

III 20.5342 1.95 3358.56

(8-92) %wt

I 24.75799

26.20132917

1.1075

1.525

2927.966

2883.662

II 25.2989 2.12 2721.886

III 28.5471 1.3475 3001.133

(12-88) %wt

I 29.91233

31.16900417

1.465

1.560833

2932.938

3133.424

II 33.40033 1.81125 3349.933


(6)

LAMPIRAN II

DATA HASIL UJI KEKUATAN IMPAK DAN MASSA JENIS Komposisi

Rockwool-Polyester Spesimen

E’ (J) Ea (J) (J) (J/mm2)

(J/mm2)

ρ (kg/mm3)

(4-96) %wt

I 0.29 0.27

0.28

0.0036

0.003733 1244,2

II 0.33 0.31 0.00413333

III 0.28 0.26 0.00346667

(8-92) %wt

I 0.21 0.19

0.17

0.00253333

0.002267 1328,3

II 0.18 0.16 0.00213333

III 0.18 0.16 0.00213333

(12-88) %wt

I 0.24 0.22

0.18666667

0.00293333

0.002489 1461,14

II 0.2 0.18 0.0024