B. Permasalahan
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi
permasalahan tersebut adalah : a. Bagaimana akibat hukum suksesi negara Timor Leste terhadap Indonesia?
b. Bagaimana keberadaan aset-aset Indonesia di wilayah Timor Leste setelah pemisahan?
c. Bagaimana penyelesaian terhadap aset-aset Indonesia di wilayah Timor Leste setelah pemisahan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui akibat hukum suksesi negara Timor Leste terhadap
Indonesia. 2. Untuk mengetahui keberadaan aset-aset Indonesia di wilayah Timor Leste
setelah pemisahan. 3. Untuk mengetahui penyelesaian terhadap aset-aset Indonesia di wilayah Timor
Leste setelah pemisahan. Manfaat penelitian di dalam pembahasan skripsi ini ditujukan kepada
berbagai pihak terutama : a. Secara teoritis untuk menambah literatur tentang Hukum Internasional
khususnya terhadap akibat suksesi negara.
Universitas Sumatera Utara
b. Secara praktis sebagai sumbangan pemikiran dan masukan mengenai permasalahan suksesi negara.
D. Keaslian Penulisan Adapun penulisan skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum
Internasional Tentang Akibat Hukum Suksesi Negara Timor Leste Terhadap Negara Indonesia
” ini merupakan luapan dari hasil pemikiran penulis sendiri. Penlisan skripsi yang bertemakan mengenai hukum internasional memang sudah
cukup banyak diangkat dan dibahas, namun skripsi dengan masalah suksesi negara Timor Leste ini belum pernah ditulis sebagai skripsi. Dan penulisan skripsi
ini tidak sama dengan penulisan skripsi lainnya. Sehingga penulisan skripsi ini masih asli serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan akademik.
E. Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian Negara
Negara adalah persekutuan hukum yang letaknya dalam suatu daerah tertentu dan mempunyai kekuasaan tertinggi guna menyelenggarakan kepentingan
umum dan kemakmuran bersama.
5
Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan
masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
5
JCT Simorangkir, dkk, 2009, Kamus Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 104.
Universitas Sumatera Utara
Unsur-unsur Negara meliputi 1. Penduduk
Penduduk merupakan warga negara yang memiliki tempat tinggal dan juga memiliki kesepakatan diri untuk bersatu. Warga negara adalah pribumi atau
penduduk asli Indonesia dan penduduk negara lain yang sedang berada di Indonesia untuk tujuan tertentu.
2. Wilayah Wilayah adalah daerah tertentu yang dikuasai atau menjadi teritorial dari
sebuah kedaulatan. Wilayah adalah salah satu unsur pembentuk negara yang paling utama. Wilaya terdiri dari darat, udara dan juga laut.
3. Pemerintah Pemerintah merupakan unsur yang memegang kekuasaan untuk menjalankan
roda pemerintahan. 2. Pengertian Suksesi
Secara harfiah, istilah Suksesi Negara State Succession atau Succession of State berarti “penggantian atau pergantian negara”. Namun istilah penggantian
atau pergantian negara itu tidak mencerminkan keseluruhan maksud maupun kompleksitas persoalan yang terkandung di dalam subjek bahasan state succession
itu. Suksesi negara didefinisikan sebagai Pengalihan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban negara-negara yang telah berubah atau kehilangan identitasnya kepada negara-negara atau kesatuan-kesatuan lain. Suksesi negara terjadi karena adanya
latar belakang yaitu adanya perubahan baik secara keseluruhan atau sebagian
Universitas Sumatera Utara
kedaulatan atas bagian-bagian wilayahnya negara yang bersangkutan. Jadi, Suksesi negara ini berawal dari adanya kondisi perubahan pada negara yang
bersangkutan.
6
Memang sulit untuk membuat suatu definisi yang mampu menggambarkan keseluruhan persoalan suksesi negara. Tetapi untuk memberikan gambaran
sederhana, suksesi negara adalah suatu keadaan di mana terjadi perubahan atau penggantian kedaulatan dalam suatu negara sehingga terjadi semacam “pergantian
negara” yang membawa akibat-akibat hukum yang sangat kompleks. Negara yang lama atau negara yang “digantikan” disebut dengan istilah Predecessor State,
sedangkan negara yang “menggantikan” disebut Successor State. Contohnya : sebuah wilayah yang tadinya merupakan wilayah jajahan dari suatu negara
kemudian memerdekakan diri. Predecessor state-nya adalah negara yang menguasai atau menjajah
wilayah tersebut, sedangkan successor state-nya adalah negara yang baru merdeka itu. Contoh lain, suatu negara terpecah-pecah menjadi beberapa negara baru,
sedangkan negara yang lama lenyap. Predecessor state-nya adalah negara yang hilang atau lenyap itu, sedangkan successor state-nya adalah negara-negara baru
hasil pecahan itu.
3. Pengertian Hukum Internasional
Hukum Internasional adalah hukum yang berlaku antara negara-negara yang satu dengan yang lain, hukum mana menimbulkan hak-hak dan kewajiban-
6
The Angga Fantasy, “Suksesi negara”, http:anggafantasy.blogspot.com201110 pemisahan-negara.html, Diakses tanggal 22 Pebruari 2014.
Universitas Sumatera Utara
kewajiban terhadap negara-negara yang bersangkutan itu.
7
J.G Starke menyatakan bahwa hukum internasional dapat didefenisikan sebagai keseluruhan hukum-hukum yang untuk sebahagian besar terdiri dari
prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perilaku yang terhadapnya negara-negara merasa dirinya terikat untuk menaati, dan karenanya benar-benar ditaati secara
umum dalam hubungan-hubungan mereka secara umum dalam hubungan- hubungan mereka satu sama lain.
8
Definisi ini melampaui batasan tradisional hukum internasional sebagai suatu sistem yang semata-mata terdiri dari kaidah-kaidah yang mengatur
hubungan-hubungan sistem negara-negara saja. Definisi tradisional mengenai pokok permasalahan ini, yaitu dengan pembatasan pada perilaku negara-negara
inter se, dapat dijumpai dalam sebagian besar karya standar hukum internasional yang lebih tua usianya, tetapi mengingat perkembangan-perkembangan yang
terjadi selama empat dekade yang lampau, definisi tersebut tidak dapat berjalan sebagai suatu deskripsi komprehensif mengenai semua kaidah yang saat ini diakui
merupakan bagian dari hukum internasional.
9
Selanjutnya peraturan-peraturan hukum internasional tertentu diperluas kepada orang-perorangan dan satuan-satuan bukan negara sepanjang hak dan
kewajiban mereka berkaitan dengan masyarakat internasional dari negara-negara. Hukum internasional antara lain menetapkan aturan-aturan tentang hak-hak
wilayah dari negara berkaitan dengan darat, laut, dan ruang angkasa,
7
JCT Simorangkir, dkk, Op.Cit., hal. 67.
8
J. G. Starke, 2008, Pengantar Hukum Internasional 1, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 3
9
Ibid., hal. 3-4.
Universitas Sumatera Utara
perlindungan lingkungan internasional, perdagangan dann hubungan komersial internasional, penggunaan kekerasan oleh negara, dan hukum hak asasi manusia
serta hukum humaniter. Meskipun mengakui bahwa hukum internasional saat ini tidak hanya
mengatur hubungan antar negara, tetapi John O’Brien mengemukakan bahwa hukum internasional adalah sistem hukum yang terutama berkaitan dengan
hubungan antar negara. Apa yang dikemukakan oleh Brien ini dapat dipahami mengingat sampai saat ini negara adalah subjek yang paling utama. Adapun
subjek-subjek yang lain dapat dikatakan sebagai subjek derivatif atau turunan dari negara. Negalah yang menghendaki pengakuan mereka sebagai subyek hukum
internasional.
10
Selain istilah hukum internasional, orang juga mempergunakan istilah hukum bangsa-bangsa, hukum antar bangsa atau hukum antar negara untuk
lpangan hukum internasional. Aneka ragam istilah ini tidak saja terdapat dalam bahasa Indonesia, tetapi terdapat pula dalam bahasa berbagai bangsa yang telah
lama mempelajari hukum internasional sebagai suatu cabang ilmu hukum tersendiri.
11
Perbedaaan pendapat para sarjana ini disebabkan oleh cara pandang yang berbeda dalam melihat kedudukan hukum internasional. Hukum internasional
selalu diasosiasikan dengan pemerintahan dalam arti nasional, sehingga ketiadaan alat-alat atau sistem yang sama seperti negara akan menyebabkan hukum
10
Sefriani, 2011, Hukum Internasional Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Persada, hal. 3.
11
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, 2003, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Alumni, hal. 4.
Universitas Sumatera Utara
internasional selalu dipandang tidak mempunyai dasar serta selalu diperdebatkan. Hukum internasional terdiri dari:
1. Hukum perdata internasional, yakni hukum yang mengatur hubungan hukum antara warganegara-warganegara sesuatu negara dengan warganegara-
warganegara dari negara lain dalam hubungan internasional hubungan antar bangsa
2. Hukum publik Internasional hukum antar negara, ialah hukum yang mengatur hubungan antara negara yang satu dengan negara-negara yang lain
dalam hubungan internasional.
12
Hukum internasional mengikat secara hukum. Kekuatan mengikat hukum internasional ditegaskan dalam dalam Piagam Pembentukan Organisasi
Perserikatan Bangsa-bangsa, yang dirumuskan di San Fransisco tahun 1945. Piagam ini baik secara tegas maupun implisit didasarkan atas legalitas yang
sebenarnya dari hukum internasional. Hal ini juga secara tegas dinyatakan dalam ketentuan-ketentuan Statuta Mahkamah Internasional yang dilampirkan pada
piagam, dimana fungsi Mahkamah dalam Pasal 38 dinyatakan untuk memutuskan sesuai dengan hukum internasional sengketa-sengketa demikian yang diajukan
kepadanya. Salah satu manifestasi multipartit yang paling akhir yang mendukung legalitas hukum internasional adalah Deklarasi Helsinki pada 1 Agustus 1975.
12
CST Kansil, 1986, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, hal. 460.
Universitas Sumatera Utara
F. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Sifatmateri penelitian
Sifat penelitian ini adalah normatif, yaitu merupakan suatu bentuk penulisan hukum yang mendasarkan pada karekteristik ilmu hukum yang
normatif.
13
2. Sumber data
Adapun sumber data penelitian ini didapatkan melalui: a. Bahan hukum primer, dalam penelitian ini dipakai konvensi internasional
yang mengatur masalah suksesi negara. b. Bahan hukum sekunder, berupa bacaan yang relevan dengan materi yang
diteliti. c. Bahan hukum tertier, yaitu dengan menggunakan kamus hukum maupun
kamus umum dan website internet baik itu melalui Google maupun Yahoo. 3. Alat pengumpul data
Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah melalui studi dokumen dan penelusuran kepustakaan.
4. Analisis data
Untuk mengolah data yang didapatkan dari penelusuran kepustakaan, studi dokumen, maka hasil penelitian ini menggunakan analisa kualitatif. Analisis
13
Asri Wijayanti, 2011, Strategi Penulisan Hukum, Bandung: Lubuk Agung, hal. 43.
Universitas Sumatera Utara
kualitatif ini pada dasarnya merupakan pemaparan tentang teori-teori yang dikemukakan, sehingga dari teori-teori tersebut dapat ditarik beberapa hal yang
dapat dijadikan kesimpulan dalam pembahasan skripsi ini.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari 5 lima bab yang masing-masing bab terdiri dari beberapa bab yang akan diuraikan di bawah ini.
Bab pertama yang merupakan Bab Pendahuluan. Bab ini pada dasarnya membahas tentang: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Keaslian Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan.
Bab Kedua, yang berjudul Tinjauan Hukum Internasional Tentang suksesi Negara. Bab kedua ini membahas tentang: Negara dan Suksesi Negara, Jenis-
Jenis Suksesi Negara, Akibat Suksesi Negara serta Sekilas Sejarah Timor Leste. Bab Ketiga yang berjudul: Akibat Hukum Suksesi Negara Timor Leste
Terhadap Negara Indonesia. Bab ini membahas tentang: Yurisdiksi Kedaulatan Negara Suatu WIlayah, Aset Indonesia di Timor Leste, Keberadaan Aset-Aset
Indonesia di Wilayah Timor Leste Setelah Pemisahan serta Akibat Hukum Pemisahan Negara Timor Leste Terhadap Indonesia.
Bab Keempat Berjudul: Penyelesaian Terhadap Aset-Aset Indonesia di Wilayah Timor Leste Setelah Pemisahan. Bab ini membahas tentang:
Permasalahan Akibat Suksesi Negara Timor Leste serta Penyelesaian Terhadap Aset-Aset Indonesia di Wilayah Timor Leste Setelah Pemisahan.
Universitas Sumatera Utara
Bab Kelima berjudul Kesimpulan dan Saran. Bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TENTANG SUKSESI NEGARA
A. Negara dan Suksesi Negara
1. Pengertian Negara
Negara merupakan subyek hukum yang terpenting par excelence, dibanding dengan subyek-subyek hukum internasional lainnya. Sebagai subyek
hukum internasional negara memiliki hak-hak dan kewajiban menurut hukum internasional.
14
Negara adalah subyek hukum ekonomi internasional yang utama.
15
Fenwick sebagaimana dikutip oleh Huala Adolf mendefinisikan sebagai suatu masyarakat politik yang diorganisir secara tetap, menduduki suatu daerah
tertentu dan hidup dalam batas-batas daerah tersebut, bebas dari pengawasan negara lain, sehingga dapat bertindak sebagai badan yang merdeka di muka
bumi”.
16
Negara adalah subjek hukum internasional dalam arti yang klasik dan telah demikian halnya sejak lahirnya hukum internasional. Bahkan hingga sekarangpun
masih ada anggapan bahwa hukum internasional itu pada hakikatnya adalah hukum antar negara.
17
Negara adalah subjek hukum yang paling utama, terpenting dan memiliki
14
Huala Adolf, 2002, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 1.
15
Huala Adolf, 2003, Hukum Ekonomi Internasional, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 62
16
Ibid., hal. 1-2.
17
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Op.Cit., hal. 98.
14
Universitas Sumatera Utara