1
BAB I PROFIL SISWA SEKOLAH MENENGAH
A. Pendahuluan
Jika satu kata dapat diungkapkan untuk menggambarkan populasi sekolah menengah, kata itu sebaiknya “beragam”. Bahwa guru-guru sekarang
harus bekerja dengan banyaknya siswa yang bermacam-macam dari
sebelumnya. Tidaklah mengejutkan, keanekaragaman ini membawa kita pada masalah yang ada.
Satu kesimpulan yang hampir tidak satupun yang membantah adalah bahwa ketidakpuasan dengan program sekolah dirasakan oleh besarnya siswa
menengah, menjadikan kesukaran-kesukaran bagi guru-guru sekolah
menengah. Kita tidak ingin memberi kesan yang terlalu negatif kepada siswa sekolah menengah dengan mendakwa figure ini.
B. Perubahan dari Siswa Sekolah Menengah
Berkembangnya teknologi keluarga berencana yang ada semakin banyak bertanggung jawab untuk perubahan yang penting dalam susunan usia
populasi penduduk Amerika. Dengan datangnya teknologi ini hampir seluruh negara di dunia dapat menerimanya selama akhir pertengahan tahun 1950-an.
Sebelum waktu itu khususnya 15 tahun setelah perang dunia II angka kesuburan kelahiran sangat tinggi. Angka kelahiran ini memuncak pada tahun
1957, yaitu 3,8 kelahiran per wanita. Sejak tahun 1957 angka kelahiran menurun sekitar 1,8 per wanita pada tahun 1978.
Untuk pendidik pengertian yang penting dari perubahan ini tetap menurun dari populasi usia di bawah 18 tahun. Tahun 1965 36 dari populasi
di bawah 18 tahun persentasi manusia di bawah 18 tahun turun, sedang tahun 1980 kira-kira 28. Jelasnya pendidikan Amerika telah berumur sudah lama
sekali. Pengaruh yang kuat dari kecenderungan ini pada pendaftaran sekolah adalah kompleks.
Pada pertengahan tahun 1980-an pendaftaran di sekolah dasar mulai naik, tetapi sekitar tahun 1990 pendaftaran di sekolah menengah mengalami
penurunan. Membengkaknya angka anak-anak usia sekolah dasar ini karena
2
sejumlah besar wanita memproduksi banyak anak, serta adanya pertumbuhan bayi yang dilahirkan pada pertengahan dunia 2 menjadi manusia 2, di samping
itu banyaknya usia muda yang memiliki 1 atau 2 anak. Membengkaknya angka usia sekolah dasar pada pertengahan tahun 1980 juga membawa dampak pada
pertumbuhan pendaftaran di sekolah menengah, tetapi hal ini tidak dirasakan sampai dengan 1990.
Pada pandangan pertama angka-angka siswa sekolah menengah menurun, memberi kesan bahwa kemungkinan pekerjaan untuk sekolah
menrengah, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Guru- guru tidak baik seluruhnya tahun 1980-an.
Kesimpulan ini tidak didukung oleh ujian yang lebih hati-hati dari informasi yang relevan. Kita butuh untuk mengingat bahwa pekerjaan guru dituntut fungsinya
dari 2 variabel, salah satunya adalah jumlah siswa gambaran ini berhubungan langsung dengan angka kelas yang membutuhkan guru. Kedua variable ini
mewakili menentukan kekurangan keluarga guru. Mari kita lihat apa yang terjadi dengan persediaan guru.
Lulusan guru menurun sejak tahun 1972. Penurunan ini dramatis, selanjutnya kecenderungan ini berlanjut. Semuanya menyatakan pada kita
bahwa persediaan guru baru menurun angkanya dengan cepat sedangkan jumlah siswa yang harus diajar meningkat jumlahnya. Kesannya selama tahun
1980-an permintaan guru makin besar daripada tahun-tahun sebelumnya. Tentu saja sepertinya variasi yang besar dalam kehebatan ini dari satu wilayah
negara ke lainnya. Pertumbuhan angka siswa yang tinggi juga mendorong semakin tingginya pelayanan guru, yang membawa dampak perlunya perluasan
atau peningkatan jumlah tenaga guru.
C. Minoritas Utama dalam Populasi Sekolah Menegah