6
hasil tes buta warna yang dilakukan secara konvensional menggunakan instrumen pengujian tes buta warna otomatis menggunakan software
berbasis visual basic dengan perangkat bantuan berupa notebook dan tablet Tab. Kesimpulan instrumen pengujian tes buta warna otomatis dapat
berfungsi dengan baik dalam melakukan tes buta warna secara otomatis, mudah digunakan, dan memenuhi syarat untuk mengajukan Hak Atas
Kekayaan Intelektual HAKI. Penelitian lain mengenai buta warna juga dilakukan oleh Cruz M.
Emerson, dkk 2010 yang menyatakan bahwa rata-rata penderita buta warna adalah siswa Sekolah Menengah Atas yang berjenis kelamin laki-
laki. Hal tersebut ditunjukkan dengan prosentase 5,17 atau 65 siswa dari 1258 siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“TES BUTA WARNA METODE ISHIHARA BERBASIS KOMPUTER KELAS XI JURUSAN
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 3 SEMARANG”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu:
1 Bagaimana cara membangun tes buta warna metode Ishihara berbasis
komputer?
7
2 Bagaimana hasil tes buta warna metode Ishihara berbasis komputer
pada siswa kelas XI TITL di SMK Negeri 3 Semarang? 3
Bagaimana tanggapan guru SMK Negeri 3 Semarang terhadap kelayakan tes buta warna metode Ishihara berbasis komputer?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul yang diambil penyusun, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1 Mengetahui cara membangun tes buta warna metode Ishihara berbasis
komputer. 2
Mengetahui hasil tes buta warna metode Ishihara berbasis komputer pada siswa kelas XI TITL di SMK Negeri 3 Semarang.
3 Mengetahui tanggapan guru SMK Negeri 3 Semarang terhadap
kelayakan tes buta warna metode Ishihara berbasis komputer.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini akan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:
1 Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai sumber acuan dalam penerimaan
siswa baru sehingga pihak sekolah dapat memilih siswa yang tidak mengalami buta warna.
2 Bagi siswa dapat memberikan informasi kepada para siswa mengenai
kondisi kesehatan mata khususnya tentang buta warna.
8
3 Bagi Lembaga Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang dapat
dijadikan sebagai tolak ukur kualitas lulusannya dan dasar dalam meningkatkan kualitas akademik dan kompetensi mahasiswa program
kependidikan sebagai calon guru yang profesional. 4
Dapat memperkaya wawasan pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia pendidikan, khususnya tentang tes buta
warna metode Ishihara di lingkungan sekolah. 5
Memberikan sumbangan konseptual bagi penelitian lain yang tertarik melakukan penelitian sejenis pada masa-masa yang akan datang.
1.5. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini perlu dilakukan pembatasan masalah agar permasalahan tidak meluas dan dapat dibahas secara mendalam, maka
penelitian ini diberikan batasan yaitu memfokuskan pada diagnosis buta warna metode Ishihara berbasis komputer tanpa melihat faktor kontras,
warna, kecerahan, dan ketajaman layar monitor.
1.6. Penegasan Istilah