Teori Pemidanaan Tinjauan Pustaka

36 d. Pencabutan surat ijin mengemudi e. Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana f. Perbaikan akibat-akibat tindaka pidana g. Latihan kerja h. Rehabilitasi i. Perawatan di suatu lembaga

2.1.4 Teori Pemidanaan

Hukum pidana sebagai alat Social Control yang mempunyai pengaruh preventif pencegahan terhadap terjadinya pelanggaran- pelanggaran norma hukum. Pemberian sanksi pidana atau pemidanaan itu terdapat suatu tagrik sesuatu yang menyedihkan, sehingga hukum pidana dikatakan sebagai mengiris dagingnya sendiri atau sebagai pedang bermata dua. Makna dari ucapan ini ialah bahwa hukum pidana yang melindungi benda hukum nyawa, harta, benda, kemerdekaan, kehormatan dalam pelaksanaannya, ialah apabila ada pelanggaran terhadap larangan dan perintahnya justru mengadakan perlukaan terhadap benda hukum sipelanggar sendiri. Misalnya penjahat yang oleh Negara hakim dijatuhi pidana mati dan kemudian dijalankan, artinya dengan sengaja Negara membunuhnya yang justru oleh dilindungi oleh hukum itu sendiri Sudarto, 1990 12 : 13. Ada berbagai macam pendapat mengenai teori pemidanaan, namun dapat dikelompokkan kedalam tiga golongan besar yaitu : Chazawi 2005 : 157 1 Teori Absolute atau Teori Pembalasan Vergeldings Theorien Dasar pijakan dari teori ini adalah pembalasan. Inilah dasar pembenar dari penjatuhan penderitaan berupa pidana itu pada 37 penjahat. Negara berhak menjatuhkan pidana karena penjahat tersebut telah melakukan penyerangan dan perkosaan pada hak dan kepentingan hukum pribadi, masyarakat atau negara yang telah dilindungi. Oleh karena itu, ia harus diberikan pidana yang setimpal dengan perbuatan berupa kejahatan yang dilakukannya. Penjatuhan pidana yang pada dasarnya penderitaan pada penjahat dibenarkan karena penjahat telah membuat penderitaan bagi orang lain. Setiap kejahatan tidak boleh tidak harus diikuti oleh pidana bagi pembuatnya, tidak dilihat akibat-akibat apa yang timbul dari penjatuhan pidana itu, tidak memperhatikan masa depan, baik terhadap diri penjahat maupun masyarakat. Menjatuhkan pidana tidak dimaksudkan untuk mencapai sesuatu yang praktis, tetapi bermaksud satu-satunya penderitaan bagi penjahat. 2 Teori Relatif atau Teori Tujuan Doel Theorien Teori relatif atau teori tujuan berpokok pada dasar bahwa pidana adalah alat untuk menegakkan tata tertip hukum dalam masyarakat. Tujuan pidana ialah tata tertib masyarakat, dan untuk menegakkan tata tertip itu diperlukan pidana. Pidana adalah alat untuk mencegah timbulnya suatu kejahatan, dengan tujuan agar tata tertib masyarakat tetap terpelihara. Ditinjau dari sudut pertahanan masyarakat itu tadi, pidana merupakan suatu yang terpaksa perlu noodzakelijk diadakan. Tiga macam sifat pidana dalam teori tujuan yaitu : 38 a. Bersifat menakut-nakuti afscbrikking b. Bersifat memperbaiki verbeteringreclasering c. Bersifat membinasakan onscbadelijk maken 3 Teori Gabungan vergenings theorien Teori gabungan ini mendasarkan pidana pada asasnya pembalasan dan asas pertahanan tata tertip masyarakat, dengan kata lain dua alas an itu menjai dasar dari penjatuhan pidana. Teori gabungan ini dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu sebagai berikut : a. Teori gabungan yang mengutamakan pembalasan, tetapi pembalasan itu tidak boleh melampaui batas dari apa yang perlu dan cukup untuk dapat dipertahankannya tata tertip masyarakat. b. Teori gabungan yang mengutamakan perlindungan tata tertip masyarakat, tetapi penderitaan atas dijatuhinya pidana tidak boleh lebih berat dari pada perbuatan yang dilakukan terpidana

2.1.5 Pidana Mati dalam Perundang-undangan Indonesia