14
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Hak Asasi Manusia HAM
2.1.1.1 Hakekat dan Pengertian Hak Asasi Manusia Istilah hak-hak asasi manusia merupakan terjemahan dari
istilah dalam bahasa Perancis droits de I homme dalam bahasa perancis yang berarti hak manusia , atau dalam bahasa Inggrisnya
human right, yang dalam bahasa Belanda disebut menselijke rechten. Di Indonesia umumnya dipergunakan istilah: hak-hak
asasi atau hak-hak fundamental yang merupakan terjemahan dari basic rights atau fundamental rights dalam bahasa Inggris dan
grondrechten atau fundamentele rechten dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Amerika Serikat selain digunakan istilah human
rights juga dipakai istilah civil rights Naning, 1983 : 7. HAM sering didefinisikan sebagai hak-hak yang
demikian melekat pada sifat manusia, sehingga tanpa hak-hak itu kita tidak mungkin mempunyai martabat
sebagai manusia inherent dignity. Dan karena itu pula dikatakan bahwa hak-hak tersebut adalah tidak dapat
dicabut inalienable dan tidak boleh dilanggar inviolable. Mukadimah UDHR mulai dengan kata-kata
ini, yaitu: ...recognition of the inherent dignity and of the equal and inalienable rights of all members of the
human family... . kata equal disini menunjukan tidak boleh adanya deskriminasi dalam perlindungan Negara
atau jaminan Negara atas hak-hak individu tersebut Reksodiputro, 1994 : 7.
15
Hak tersebut berarti : hak yang melekat pada martabat manusia yang melekatnya sebagai insan ciptaan Allah Yang
Maha Esa. Atau hak-hak dasar yang prinsip sebagai anugerah Illahi. Berarti hak-hak asasi manusia merupakan hak-hak yang
dimiliki manusia menurut kodratnya, yang tidak dapat dipisahkan dari hakekatnya. Karena itu hak asasi manusia
bersifat luhur dan suci. Sehingga secara ringkas dapat diartikan bahwa hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki
manusia sejak lahir sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat dirampas oleh siapapun Naning, 1983 : 8.
2.1.1.2 Hak Asasi Manusia dalam Lintasan Sejarah Hak asasi manusia HAM mempunyai sejarang yang
panjang dalam usahanya menegaskan hak-hak individu terhadap negara. Hal tersebut memperlihatkan betapa besarnya perhatian
masyarakat dunia terhadap pentingnya pengakuan hak asasi manusia.
Sejarah penghormatan hak asasi manusia sejak Nabi Musa dibangkitkan untuk memerdekakan umat Yahudi dari
perbudakan di Mesir, manusia telah menyadari tentang pentingnya
penegakan hak-haknya
dalam membela
kemerdekaan, kebenaran dan keadilan. Di Babylonia, terkenal hukum Hammurabi 2000 tahun sebelum Masehi merupakan
jaminan bagi hak-hak asasi manusia. Di Solon, 600 tahun
16
sebelum Masehi di Athena mengadakan pembaharuan dengan menyusun perundang-undangan yang memberikan perlindungan
keadilan dan membentuk mahkamah keadilan yang disebut Halilaea. Tokoh Flavius Anicius Justinian kaisar romawi 527
menciptakan peraturan hukum yang kemudian menjadi pola sistem hukum modern di negara barat yang bermula dari
jaminannya bagi keadilan dan hak-hak kemanusiaan. Filosof Yunani, seperti Socrates 470-399 dan Plato 428-348
meletakkan dasar bagi perlindungan dan jaminan diakuinya hak- hak asasi manusia Naning, 1983 : 8-9.
Namun kemudian sejarah juga mencatat, tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak asasi manusia terjadi di
Inggris, pada 15 Juni 1215 lahir Piagam Magna Charta yang terkenal. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya
perlindungan terhadap hak-hak asasi, karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih tinggi dari
pada kekuasan raja. Mekanisme perintis lainnya dalam perkembangan sejarah hak asasi manusia dengan berturut-turut
lahirnya Habeas Conpus Act tahun 1879 di Britania Raya. Bill of Rights Piagam Hak-hak di Britania Raya tahun 1689, Bill of
Rights Piagam Hak-hak Virginia, Amerika Serikat, yang disahkan 12 Juni 1776. Resolusi Amerika Serikat dengan
Declaration of Independence tanggal 4 Juli 1776 sebagai
17
deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh tiga belas negara bagian yang merupakan pula Piagam Hak
Asasi Manusia. Di Perancis, dengan Declaration des droits de I homme et du Citoyen Pernyataan Hak-Hak Manusia dan
Warga Negara tahun 1789 yang diprakarsai oleh J.J. Rousseau, Voltaire, Montesquieu yang bersemboyan : Liberte, egalite,
freternite kemerdekaan, persamaan, persudaraan Naning, 1983 : 9-11.
Setelah perang dunia II, dengan munculnya Perserikatan Bangsa-bangsa PBB dan Statuta Mahkamah Internasional
pada 26 Juni 1945, sejak Januari 1947 sidang umum PBB dimulai dengan rancangan Piagam Hak-hak Asasi Manusia dan
melahirkan deklarasi pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia dan disusul dengan tiga mekanisme internasional
dalam perjanjian-perjanjian konvensitraktat internasional dalam bentuk dokumen-dokumen internasional yang terkenal.
Dokumen-dokumen internasional tersebut dikenal dengan istilah the international bill of human rights . Yang dimaksud
dengan international bill ini, adalah keempat dokumen PBB sebagai berikut Reksodiputro, 1994, : 2 :
1 Universal Declaration of Human Rights UDHR Declaration yang diterima oleh sidang umum PBB pada
tanggal 10 Desember 1948 sebagai deklarasi pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia.
18
2 International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights ESCR Covenant yang diterima pada tanggal 16
Desember 1966 dan baru dapat berlaku 3 Januari 1976. 3 International Covenant on Civil and Political Rights CPR
Covenant yang diterima pada tanggal 16 Desember 1966 dan baru dapat berlaku 23 Maret 1976.
4 Optional Protocol to the International Covenant on Civil and Political Rights Optional Protocol yang diterima pada
tanggal 16 Desember 1966 dan baru dapat berlaku 23 Maret 1976.
2.1.1.3 Hak Asasi Manusia dalam Undang Undang Dasar Republik Indonesia 1945
Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang
menjunjung tinggi hak asasi manusia serta menjamin semua warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum. Oleh
karena itu negara wajib memberikan penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak individu warga negaranya tanpa
terkecuali. Karena negara Indonesia adalah negara yang berdasar
atas hukum rechtsstaat, maka pertama-tama HAM harus merupakan bagian dari hukum Indonesia dan selanjutnya harus
ada prosedur hukum untuk mempertahankan dan melindungi
19
HAM itu. Dalam kaitan ini maka fungsi pengadilan untuk menentukan ada atau tidak adanya pelanggaran atas ketentuan
HAM sangat dan mempunyai kedudukan utama. Karena itu suatu pemantauan nasional atas pelaksanaan HAM harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut Reksodiputro, 1994 : 13: 1 Menjadikan HAM bagian dari hukum Indonesia.
2 Terdapat prosedur hukum untuk mempertahankan dan melindungi HAM tersebut.
3 Terdapat pengadilan yang bebas an independent judiciary, dan
4 Adanya pula profesi hukum yang bebas an independent legal profession.
Pokok-pokok jaminan, pengakuan dan perlindungan bagi hak asasi manusia tercermin dengan jelas dalam Pembukaan
UUD 1945 dan sudah memperoleh status dan dasar hukum yang kuat serta tidak dapat dirubah oleh siapapun. Menurut Prof.
Dardji Darmodihardjo S.H. dkk, pokok-pokok atau prinsip- prinsip dasar pemikiran tentang hak-hak asasi manusia di dalam
Pembukaan UUD 1945 secara garis-garis besar dapat dirumuskan sebagai berikut Naning, 1983, 73-74 :
1 Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan Indonesia
adalah berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Berarti, suatu prinsip meyakini dan mengakui bahwa
kemerdekaan nasional dan kemerdekaan pribadi warganegaranya adalah anugerah dari Tuhan Yang
Maha Esa. Karenanya, bangsa Indonesia dan pribadi warga negara berkewajiban untuk selalu bersyukur
berterima kasih kepa Tuhan Yang Maha Esa.
2 Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Berarti, suatu prinsip
kemerdekaannasional yang
mengayomi
20
kemerdekaan warga negara, segenap golongan dan lapisan masyarakat.
3 Untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Berarti, suatu
prinsip pengakuan dan jaminan atas hak-hak asasi kesejahteraan sosial ekonomi dan sosial budaya
warga negara.
4 Untuk ikut
melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Berarti, suatu prinsip pengakuan atas hak-hak asasi manusia atau menghormati setiap
bangsa
di dunia,
perdamaian hidup
dan kesejahteraannya keadilan sosial.
5 Bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan pancasila. Karenanya, lembaga
negara dan pemerintah Indonesia berkewajiban menegakkan hukum dan keadilan demi hak-hak
asasi rakyat warganegarannya, demi kedamaian, keadilan dan kebenaran.
Setelah reformasi, Pasal-pasal tentang ketentuan HAM dimasukkan dalam satu bab baru yang terdapat di dalam bab
XA. Salah satu hak asasi yang paling fundamental adalah hak untuk hidup bagi setiap orang yang terdapat dalam Pasal 28A
UUD 1945 yang berbunyi : Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan kehidupannya . Hal ini sangat jelas memperlihatkan bahwa hidup
manusia merupakan hal yang sangat penting bahkan untuk dipertahankan dan dilindungi. Akan tetapi sebaliknya hidup
manusia kemungkinan juga bisa diserang oleh negara yang dalam hal ini apabila terdapat seseorang atau beberapa orang
yang telah melakukan kejahatan-kejahatan berat yang dapat
21
diancam dengan pidana mati. Secara langsung maupun tidak langsung kedua hal tersebut sangat bertentangan baik secara
hierarki perundang-undangan maupun asas-asas HAM.
2.1.2 Sistem Peradilan Pidana