Tingkat Kesegaran Ikan menurut SNI 01-02729.1-2006

hidup pada suhu kurang dari 20°C, mesofilik merupakan kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu 20°C-40°C, dan termofilik merupakan kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu lebih besar dari 40°C Badan Standarisasi Nasional, 2006. Uji mikrobiologi pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode TPC. Prosedur TPC dilakukan sesuai dengan metode penentuan Angka Lempeng Total SNI-01-2332.3-2006. Penanaman mikroba dilakukan dengan metode tuang, yaitu dengan cara menanamkan sampel ke dalam cawan Petri terlebih dahulu kemudian ditambahkan media tanam. Prinsip penggunaan metode penentuan Angka Lempeng Total ALT ini adalah dengan mengamati pertumbuhan mikroorganisme aerob dan anaerob psikrofilik, mesofilik dan termofilik pada sampel yang telah diinkubasi dalam media agar pada suhu 35°C ± 1°C selama 48jam ± 1 jam. Mikroorganisme dari sampel tersebut ditumbuhkan pada suatu media agar, maka mikroorganisme tersebut akan tumbuh dan berkembang biak dengan membentuk koloni yang dapat langsung dihitung. Inkubasi merupakan pengkondisian mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang biak sesuai dengan suhu dan waktu yang diperlukan Badan Standarisasi Nasional, 2006. Penentuan Angka Lempeng Total dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, metode cawan agar tuangpour plate yaitu dengan menanamkan sampel ke dalam cawan petri terlebih dahulu kemudian ditambahkan media agar. Kedua, metode cawan agar sebarspread plate yaitu dengan menuangkan terlebih dahulu media agar ke dalam cawanpetri baru kemudian contoh dan 25 diratakan pada permukaan agar dengan menggunakan batang pengaduk Badan Standarisasi Nasional, 2006. Perbedaan dari mikroorganisme dan koloni adalah sebagai berikut, mikroorganisme merupakan kelompok organisme yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dibawah mikroskop, sedangkan koloni merupakan sel mikroba yang tumbuh pada media agar dan dapat dilihat secara visual. Alat yang digunakan untuk menghitung jumlah koloni yang tumbuh adalah Coloni Counter.

2.6 Uji Organoleptik Produk Perikanan menurut SNI 2346:2011

Pengujian organoleptik merupakan cara pengujian menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk menilai mutu produk. Penilaian menggunakan alat indera ini meliputi spesifikasi mutu kenampakan, bau, rasa, dan tekstur serta beberapa faktor lain yang diperlukan untuk menilai produk tersebut. Pengujian organoleptik ini mempunyai peranan yang penting sebagai pendeteksian awal dalam menilai mutu untuk mengetahui penyimpangan dan perubahan dalam produk. Pengujian organoleptik merupakan cara pengujian menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk menilai mutu ikan hidup dan produk perikanan yang segar dan utuh. Sedangkan cara pengujian menggunakan indera manusia untuk menilai mutu produk perikanan yang sudah mengalami pengolahan disebut dengan pengujian sensori Badan Standarisasi Nasional, 2011. Pengujian organoleptik ini tidak dilakukan oleh sembarang orang, 26 yang bertugas menilai spesifikasi mutu produk secara subyektif disebut panelis. Panelis standar merupakan orang yang mempunyai kemampuan dan kepekaan tinggi terhadap spesifikasi mutu produk serta mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang cara-cara menilai organoleptiksensori dan lulus dalam seleksi pembentukan panelis standar. Masing-masing membutuhkan lembar penilaian score sheet yaitu alat bantu untuk membimbing panelis dalam menilai mutu suatu produk melalui spesifikasi yang menguraikan tingkatan mutu berdasarkan nilai Badan Standarisasi Nasional, 2011. Jumlah minimal panelis standar dalam satu kali pengujian adalah 6 orang, sedangkan untuk panelis non standar adalah 30 orang. Panelis non standar adalah orang yang belum terlatih dalam melakukan penilaian dan pengujian organoleptiksensori. Badan Standarisasi Nasional, 2011 Menurut SNI 2346 : 2011 tentang pengujian organoleptiksensori pada produk perikanan syarat-syarat panelis adalah sebagai berikut : a. Tertarik terhadap uji organoleptiksensori dan mau berpartisipasi. b. Konsisten dalam mengambil keputusan. c. Berbadan sehat, bebas dari penyakit THT, tidak buta warna serta gangguan psikologis. d. Tidak menolak terhadap makanan yang akan diuji tidak alergi. e. Tidak melakukan uji 1 jam sesudah makan. f. Menunggu minimal 20 menit setelah merokok, makan permen karet, makanan dan minuman ringan. 27 g. Tidak melakukan uji pada saat sakit influenza dan sakit mata. h. Tidak memakan makanan yang sangat pedas pada saat makan siang, jika pengujian dilakukan pada waktu siang hari. i. Tidak menggunakan kosmetik seperti parfum dan lipstik serta mencuci tangan dengan sabun yang tidak berbau pada saat dilakukan uji bau. Berdasarkan SNI 2346 : 2011, metode pengujian organoleptiksensori dibagi menjadi tiga macam, yaitu : 1. Uji deskripsi merupakan metode uji yang digunakan untuk mengidentifikasi spesifikasi organoleptiksensori suatu produk dalam bentuk uraian pada lembar penilaian meliputi spesifikasi kenampakan, bau, rasa, tekstur, dan spesifikasi lain yang erat hubungannya dengan kondisi sampel. 2. Uji hedonik merupakan metode uji yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap produk dengan menggunakan lembar penilaian. Jumlah tingkat kesukaan bervariasi tergantung dan rentangan mutu yang ditentukan, penilaian dapat diubah dalam bentuk angka dan selanjutnya dan selanjutnya dapat dianalisis secara statistik untuk penarikan kesimpulan. 3. Uji skor merupakan metode uji yang digunakan dalam menentukan tingkatan mutu berdasarkan skala angka 1 satu sebagai nilai terendah dan angka 9 sembilan sebagai nilai tertinggi dengan menggunakan lembar penilaian.

2.7 Uji Proksimat

Untuk mengetahui komposisi susunan kimia dan kegunaannya suatu bahan pangan dilakukan analisis kimia yang disebut analisis proksimat. Cara 28