sendiri atau dengsn teman saat pembelajaran , bermain sendiri, menggangu teman,
siswa ramai
saat pembelajaran
berubah menjadi
siswa memperlihatkan penjelasan guru, siswa lebih antusias dalam berdikusi mau
berkerja sama dengan teman kelompoknya dan berani bertanya. c.
Hasil penelitian ini juga menunjukan peningkatan penguasaan materi dengan metode inkuiri. Peningkatan ini dapat dilihat berdasarkan ketiga hasil tes
yang dilakukan pada siswa kelas V SD N Maoslor 04, yang meliputi hasil tes awal Pra Siklus, tes akhir siklus I, dan tes akhir siklus 2. Hasil tes awal
menunjukan nilai rata-rata kelas sebesar 59.26. Hasil tes siklus I, nilai rata- rata kelas menjadi 67.41. Hal ini menujukan padapeningkatan sebesar 8,15.
Pada siklus I nilai rata-rata kelas menjadi 76,67. Berarti terjadi peningkatan sebesar 17,41, dari prasiklus kesiklusII dan 9,25 dari siklus I ke siklus II.
Serta hasil yang di capai tersebut sudah memenuhi target yang ditetapkan. Peningkatan nilai rata-rata ini membuktikan keberhasilan pembelajaran IPA
materi batuan dengan metode inkuiri berbantuan KIT IPA
C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dan guru serta sumber belajar pada lingkungan. Dalam proses pembelajaran, guru maupun
siswa di tuntut untuk berperan aktif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, oleh karena itu dibutuhkan suatu netode pembelajaran yang dapat memgaktifkan siswa
dan guru dalam proses pembelajaran.
Pada kondisi awal pembelajaran masih menggunakan metode konvesional. Dimana, dalam proses pembelajaran sepenuhnya ada pada kendali
guru. Pengalaman siswa hanya terbatas pada mendemgarkan ceramah guru. Perkembangan berfikir sangatlah kecil dan terbatas sehingga terjadi proses berfikir
dengan taraf yang sangat rendah Untuk meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran dan hasil belajar
digunakan metode pembelajaran inkuiri. Dengan metode inkuiri anak bisa lebih aktif dan suasana belajar menjadi menarik. Pembelajaran ini bisa melibatkan siswa
secara langsung untuk menemukan informasi dan menjawab pertanyaan. Sebelum menggunakan metode inkuiri siswa kurang tertarik pada
pelajaran IPS, sehingga hasil belajar menurun. Setelah guru menggunakan model pembelajaran inkuiri aktivitas siswa meningkat, dan hasil belajar IPS siswa
meningkat. Komponen-komponen yang tersusun dalam metode inkuri memungkinkan terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusifuntuk belajar
sehingga dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran, bekerjasama dengan teman secara efektif, dan berinteraksi dengan guru dengan guru dalam pembelajaran. SD
Negeri Gajahkumpul.
Berdasarkan uraian tersebut kerangka berfikir dalam penelitian, dapat digambarkan dalam bagan di bawah ini
D. Hipotesis Tindakan
a. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri dalam pembelajaran IPS kompetensi dasar
mendiskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman social dan budaya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Gajahkumpul Batangan, Pati.
40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama Arikunto, 2006:91.
Metode penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Taggart. Kemmis dan Taggart dalam Kasihani kasbolah, 2001:10 mengemukakan bahwa penelitian
tidakan kelas merupakan suatu lingkaran atau rangkaian langkah-langkah a spiral of step yang satu dengan yang lain saling berhubungan
Rencana I Rencana II
Rencana III
Refleksi Siklus I Tindakan Refleksi Siklus II Tindakan
Observasi Observasi Gambar 3.1. Tindakan Penelitian Model
Kemmis dan M.C Taggart Zainal Aqib,2006:31