Persyaratan Penjamah Makanan Karakteristik Penjamah Makanan

41

2.1.3.3 Persyaratan Penjamah Makanan

Penjamah makanan dalam melakukan kegiatan pelayanan penanganan makanan harus memenuhi persyaratan antara lain Kepmenkes No 942MenkesSKVII2003 : 1. Tidak menderita penyakit mudah menular misal : batuk, pilek, influenza, diare, penyakit perut sejenisnya; 2. Menutup luka pada luka terbuka bisul atau luka lainnya 3. Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian; 4. Memakai celemek, dan tutup kepala; 5. Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan. 6. Menjamah makanan harus memakai alat perlengkapan, atau dengan alas tangan 7. Tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan telinga, hidung, mulut atau bagian lainnya 8. Tidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut atau hidung.

2.1.3.4. Karakteristik Penjamah Makanan

Karakteristik penjamah makanan dapat diketahui sebagai berikut : 1. Umur Umur mendapatkan perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemauan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Menurut teori 42 psikologi perkembangan pekerja umur dapat digolongkan menjadi dewasa awal dan dewasa lanjut. Umur pekerja dewasa awal diyakini dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi gangguan penyakit dengan cara menjaga kebersihan perorangan. Untuk melakukan kegiatan tersebut, pekerja muda akan lebih disiplin menjaga kesehatannya. Sedangkan pada umur dewasa lanjut akan mengalami kebebasan dalam kehidupan bersosialisasi, kewajiban-kewajiban pekerja usia lanjut akan berkurang terhadap kehidupan bersama. Masa dewasa dibagi menjadi awal dengan usia 18-40 tahun dan dewasa lanjut dengan usia 41-60 tahun sedangkan lansia di atas 60 tahun Irwanto, 2002:32. Semakin bertambah umur seseorang maka dalam hal kebersihan dan kesehatan akan mengalami penurunan. 2. Jenis Kelamin Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara mereka berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Baik dalam melakukan hal kebersihan wanita lebih cenderung ke arah lebih bersih dari pada pria. Karena pria berperilaku dan melakukan sesuatu atas dasar pertimbangan rasional dan akal sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional dan perasaan. 3. Pendidikan Pencegahan penyakit bawaan makanan adalah melalui pendidikan bagi penjamah makanan dalam hal keamanan makanan Andry Hartono, 2005:39. 43 Pendidikan untuk menjamin keamanan makanan adalah dengan pelatihan HACCP. Manfaat bagi penjamah makanan adalah supaya penjamah makanan belajar berfikir secara kritis dan analitis tentang unsur-unsur makanan termasuk air, produk, peralatan, proses pengolahan dan bahaya yang ditimbulkan apabila mengabaikan kebersihan dalam menangani makanan Andry Hartono, 2005:120. 4. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang Soekidjo Notoatmojo, 2007:143. Pengetahuan dilakukan sebelum melalukukan suatu perbuatan secara sadar. Pengetahuan dapat diperoleh melalui informasi yang disampaikan tenaga professional kesehatan, orang tua, guru, buku, media massa, dan sumber lainnya. Pengetahuan juga bias didapat melalui pengalaman Andry Hartono, 2006:94. Dalam “ Dictionary Of Education” menyebutkan bahwa pendidikan merupakan suatu faktor yang melatarbelakangi pengetahuan dan selanjutnya pengetahuan mempengaruhi perilaku Massudi Suwandi, 2003:30. Menurut Andry Hartono 2006:56 pendidikan bagi penjamah makanan dan konsumen 44 mengenai cara-cara penanganan makanan yang hygienis merupakan unsur yang sangat menentukan didalam mencegah penyakit bawaan makanan. Setiap kontaminasi baik yang terjadi diawal maupun akibat penanganan selama penyiapannya, bila tidak dikendalikan pada tahap ini akan memberikan dampak negatif secara langsung bagi kesehatan konsumennya. Pendidikan bagi masyarakat dan penjamah baik yang domestic maupun professional mengenai cara-cara menyiapkan makanan yang aman sangat penting untuk menjamin agar : 1 Makanan tidak terkontaminasi oleh mereka sendiri 2 Kontaminan yang mungkin ada dalam bahan pangan dapat dihilangkan atau dikurangi sampai ke tingkat yang aman 3 Pertumbuhan mikroorganisme sampai mencapai tingkat yang menimbulkan penyakit, ataupun menghasilkan toksin dapat dicegah 4 Makanan terkontaminasi yang tidak bisa dianggap aman dapat dihindari

2.1.3.5 Hubungan Praktek Higiene dengan Keberadaan Escherichia coli pada

Dokumen yang terkait

Hubungan Higiene Personal Pedagang dan Sanitasi Makanan dengan Keberadaan Escherichia coli pada Nasi Rames di Pasar Johar Kota Semarang Tahun 2011

0 14 124

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA SAMBAL MAKANAN YANG DIJUAL OLEH WARUNG MAKAN DI DAERAH SEKITAR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2014.

1 14 12

Kualitas Mikrobiologi Buah pada Rujak yang Dijual di Sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta Berdasarkan Kondisi Penyimpanan Buah

0 2 8

KELAYAKAN KONSUMSI BUAH PADA RUJAK DENGAN METODE MPN YANG DIJUAL DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KELAYAKAN KONSUMSI BUAH PADA RUJAK DENGAN METODE MPN YANG DIJUAL DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 2 15

PENDAHULUAN KELAYAKAN KONSUMSI BUAH PADA RUJAK DENGAN METODE MPN YANG DIJUAL DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 2 5

DAFTAR PUSTAKA KELAYAKAN KONSUMSI BUAH PADA RUJAK DENGAN METODE MPN YANG DIJUAL DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 2 4

Artikel Publikasi: KELAYAKAN KONSUMSI BUAH PADA RUJAK KELAYAKAN KONSUMSI BUAH PADA RUJAK DENGAN METODE MPN YANG DIJUAL DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 3 13

HUBUNGAN ANTARA PRAKTIK HIGIENE PENJAMAH DENGAN KEBERADAAN Hubungan Antara Praktik Higiene Penjamah Dengan Keberadaan Coliform Pada Cincau Hitam Yang Dijual Di Lingkungan Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 11

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kawasan Universitas Muhammadyah Surakarta.

0 5 16

(ABSTRAK)Hubungan antara Higiene Penjamah dan Sanitasi Makanan dengan Keberadaan Bakteri Escherichia coli (Studi pada Warung Jus Buah di Sekitar Kampus UNNES Sekaran Gunungpati Semarang Tahun 2011).

0 0 1