BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi yang semakin berkembang saat ini, telah menciptakan jenis-jenis dan peluang-peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi bisnis
semakin banyak dilakukan secara elektronika. Sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan
perbuatan hukum seperti misalnya melakukan jual-beli. Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam segala aspek kehidupan kita, salah
satunya dengan cara SMS Short Message Service Banking. Saluran SMS Short Message Service Banking ini pada dasarnya evolusi lebih
lanjut dari Phone Banking, yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur transaksi yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo
rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran kartu kredit, listrik, dan telepon, dan pembelian voucher. Untuk transaksi lainnya pada dasarnya dapat pula
dilakukan, namun tergantung pada akses yang dapat diberikan bank. Saluran ini sebenarnya termasuk praktis namun dalam prakteknya sedikit merepotkan karena
nasabah harus menghapal kode-kode transaksi dalam pengetikan SMS Short Message Service. Akhir-akhir ini kasus pembobolan saldo rekening nasabah perbankan melalui
SMS Short Message Service Banking semakin marak. Salah satu berita ditemui, seorang pedagang buah membawa uang hasil dari jualan dagangan buahnya itu sebesar
puluhan juta diserahkan ke teller dimaksudkan untuk ditabung, berselang beberapa menit ia bermaksud mengecek uangnya memastikan masuk ke mesin ATM. Namun
yang didapati depan layar saldo hanya ratusan ribu rupiah. Ia mengaku bahwa tidak mempunyai SMS Short Message Service Banking sejak menjadi nasabah di bank
tersebut dan percaya kepada bank tersebut tapi baru kali ini menabung lalu hilang uang. Area manager bank mengatakan ada dugaan pembobolan nasabahnya melalui SMS
Short Message Service Banking yang sedang diselidiki pihaknya dan Polda. Menyatakan ada indikasi uang diambil melalui SMS Short Message Service Banking
3
dan seorang pedagang tersebut terdaftar pada SMS Short Message Service Banking. Ia menghimbau supaya nasabah tidak mudah memberitahukan pin kartu ATM dan
melakukan transaksi SMS Short Message Service Banking melalui orang yang tidak dikenal.
Dibalik hal serupa tersimpan pula risiko, untuk itu diperlukan pengaman yang baik. Lazimnya untuk SMS Short Message Service Banking, nasabah diberikan kode
pengenal userid dan PIN. Sebagai pengaman tambahan untuk SMS Short Message Service Banking, nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor handphone yang
digunakan oleh setiap nasabah. Dengan beragamnya kemudahan transaksi via SMS Short Message Service Banking, kini kita dapat memanfaatkannya dengan sebaik-
baiknya, namun juga dilibatkan dengan perlindungan hukum oleh Undang-Undang Perlindungan Konsumen serta Undang-Undang ITE. Dalam kasus di atas seharusnya
setiap insiden security pada system perbankan harus dikomunikasikan ke public dan memberikan penyuluhan kepada nasabah tentang hal tersebut, agar para nasabah tidak
terbuai oleh rasa keamanan yang palsu.
1.2 Rumusan Masalah