dan seorang pedagang tersebut terdaftar pada SMS Short Message Service Banking. Ia menghimbau supaya nasabah tidak mudah memberitahukan pin kartu ATM dan
melakukan transaksi SMS Short Message Service Banking melalui orang yang tidak dikenal.
Dibalik hal serupa tersimpan pula risiko, untuk itu diperlukan pengaman yang baik. Lazimnya untuk SMS Short Message Service Banking, nasabah diberikan kode
pengenal userid dan PIN. Sebagai pengaman tambahan untuk SMS Short Message Service Banking, nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor handphone yang
digunakan oleh setiap nasabah. Dengan beragamnya kemudahan transaksi via SMS Short Message Service Banking, kini kita dapat memanfaatkannya dengan sebaik-
baiknya, namun juga dilibatkan dengan perlindungan hukum oleh Undang-Undang Perlindungan Konsumen serta Undang-Undang ITE. Dalam kasus di atas seharusnya
setiap insiden security pada system perbankan harus dikomunikasikan ke public dan memberikan penyuluhan kepada nasabah tentang hal tersebut, agar para nasabah tidak
terbuai oleh rasa keamanan yang palsu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tanggung Jawab Para Pihak Terkait Dalam Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Layanan Sms Banking berdasarkan Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1999 tentang Perlindugan Konsumen Jo Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informsi dan Transaksi Elektronik?
2. Bagaimana Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam Penyelenggaraan Layanan Sms Banking berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindugan Konsumen Jo Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informsi dan Transaksi Elektronik ?
4
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum terhadap nasabah yang tidak mengikuti layanan SMS Short Message Service Banking agar pada
kenyataannya nasabah tersebut tidak terdaftar SMS Short Message Service Banking secara sepihak, dengan melihat Undang-Undang Perlindungan
Konsumen dan Undang-Undang ITE. 2. Menganalisis dan menerapkan perlindungan hukum terhadap nasabah yang pada
akhirnya terdaftar SMS Short Message Service Banking secara sepihak sehingga menimbulkan kerugian berupa pembobolanpengurangan saldo
nasabah tersebut, dengan melihat Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang ITE.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nasabah
Menurut Pasal 1 angka 16 UU N0.10 tahun 1998 tentang Perbankan, menyebutkan : nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Pengertian nasabah
dalam penelitian ini dibatasi hanya nasabah penyimpan dana kreditor sebagai giran, deposan, penabung maupun pembeli surat berharga yang diterbitkan oleh bank. Bank
selaku penerima dana nasabah sebagai simpanan dikelola oleh bank yaitu menggunakannya untuk ditanamkan sebagai aktiva produktif tanpa mengurangi
kewajiban untukmenyediakan dana yang sewaktuwaktu atau pada tanggal jatuh temponyapenarikan dana oleh nasabah yang bersangkutan. Penyediaan dana tesebut
merupakan penanaman dalam alat likuid, yaitu kas, giro pada Bank Indonesia ataupun bank lain.
2.2 Transaksi Elektronik
Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang dimaksud dengan Transaksi Elektronik adalah
perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, danatau media elektronik lainnya.
2.3 Elektronic Banking
Menurut Pasal 1 ayat 3 Peraturan Bank Indonesia Nomor : 915PBI2007 tentang penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi oleh bank
umum,Electronic Banking adalah layanan yang memungkinkan nasabah bank untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan
melalui media elektronik antara lain ATM, phone banking, electronic fund transfer,internet banking, mobile phone.
6
2.4 SMS Banking
SMS Bankingmerupakan sebuah layanan perbankan yang diwujudkan dalam bentuk jalur elektronik yang memungkinkan para nasabah tertentu untuk melakukan
berbagai transaksi perbankan melalui fasilitas SMS pada telepon seluler. Manfaat SMS Banking :
Memudahkan transfer antara rekening dan pembayaran tagihan dimanapun dan
kapanpu selama ada sinyal provider selulernya.
Memudahkan pembayaran jika mengadakan transaksi online di internet.
Memudahkan pengecekan saldo terakhir yang ada di rekening termasuk bisa melihat 5 list terakhir transaksi terakhir aktivitas rekening.
Memudahkan dalam pembayaran listrik, TELKOM, PAM.
Tidak perlu mengantri di mesin ATM ataupun kantor bank.
Adapun beberapa kelemahan SMS Banking :
Proses data yang terkadang lambat pada jam-jam tertentu.
Karena melibatkan dua server, yaitu server bank dan server operator seluler, maka jika salah satu server mengalami perbaikan akan mengganggu dalam
proses bertransaksi. 2.5
Kesalahan tekhnis adalah kekeliruan yang bersifatmengenai sesuatu hal. 2.6
Human error sebagai kegagalan dari manusia untuk melakukan tugas yang telah didesain dalam batas ketepatan, rangkaian, atau waktu tertentu.
7
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Tanggung Jawab Para Pihak Terkait Dalam Perlindungan Hukum Terhadap