IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN, INDUSTRI GULA
INDONESIA DAN DUNIA
Pabrik gula yang diteliti antara lain PTPN X terdiri dari 11 pabrik yaitu Cukir, Gempolkrep, Jombang Baru, Krembong, Lestari, Merican, Mojopanggung, Ngadirejo,
Pesantren Baru, Tulangan, Watutulis. PTPN XI terdiri dari 16 pabrik yaitu: Asembagoes, Gending, Jatoroto, Kanigoro, Kedawung, Olean, Pagotan, Pajarakan,
Panji, Purwodadi Prajekan, Rejosari, Semboro, Sedhono, Wonolangan, Wringinanom; PG PT Madu Baru. PTPN IX terdiri dari 8 pabrik yaitu Jatibarang, Pangka,
Sumberharjo, Sragi, Rendeng, Gondang Baru, Mojo, Tasikmadu, Cepiring. RNI I terdiri dari 5 pabrik yaitu Candi, Krebet Baru I dan II, Rejoagung Baru, Madukismo.
RNI II terdiri dari 5 pabrik yaitu Jatitujuh, Karang Suwung, Sindanglaut, Subang, Tersana Baru; PG Swasta yaitu PT Gunung Madu Plantation; sedangkan untuk gula
rafinasi yaitu PT Jawa Manis. Pada penelitian ini jumlah pabrik gula yang diteliti 45 buah dari 61 buah pabrik
yang aktif atau sekitar 73. Adapun pabrik gula yang belum sempat diteliti yaitu PT. Kebon Agung Kebon Agung Trangkil, PT. Bapippundip Pakis Baru; PTPN II Sei
Semayang, Kuala Madu, PTPN VII Bunga Mayang, Cintamanis; PTPN XIII Pelaihari; PTPN XIV Bone, Caming, Takalar; PT. Gula Putih Mataram; RNI III
Tolanghua; PT. Sweet Indolampung; PT. Indolampung Perkasa.
4.1 Masalah yang Dihadapi Pabrik Gula di Lokasi Penelitian
Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pabrik gula yang diteliti, adapun permasalahan tersebut antara lain adalah:
1. Masalah-masalah On farm: a. Sulitnya penambahan areal baru dan mempertahankan lahan yang sudah ada
b. Penyediaan agro input untuk budidaya tebu belum tepat jumlah, waktu, harga, dan mutu
c. Kurangnya sarana irigasipengairan, terutama untuk wilayah pengembangan di lahan kering
d. Keterbatasan alat pengolahan tanah terutama di lahan kering e. Keterbatasan infrastruktur jalan produksi, jembatan terutama untuk wilayah
pengembangan di luar Jawa
60 f. Fungsi kelembagaan petani belum optimal dalam mendukung peningkatan
produksi dan produktivitas g. Penerapan teknologi budidaya oleh petani yang belum optimal terkait dengan
keterbatasan permodalan h. Manajemen tebang muat angkut TMA belum mencapai standar manis bersih
segar MBS i. Penataan varietas tebu yang masih terhambat
2. Masalah-masalah Off farm: a. Tingkat efisiensi pabrik overall recovery masih jauh dibawah standar
b. Kinerja mesin dan peralatan pabrik gula yang kurang memadai c. Rendahnya tingkat otomatisasi pabrik yang mempengaruhi efisiensi dan daya
saing usaha d. Pengalihan teknologi proses sulfitasi menjadi karbonatasi belum menjadi
pertimbangan oleh perusahaan gula e. Belum berkembangnya diversifikasi produk termasuk energi untuk
meningkatkan daya saing industri gula.
3. Masalah lainnya yang dihadapi industri gula antara lain: a. Belum terjaminnya pendapatan petani dari aspek penetapan harga gula
b. Belum optimalnya peran lembaga riset dalam upaya peningkatan kinerja pergulaan nasional
c. Belum optimalnya dukungan lembaga keuanganperbankan dalam mendukung revitalisasi industri gula nasional
d. Masih lemahnya peran dan fungsi kelembagaan usahakoperasi dan kelembagaan organisasi petani tebu dalam mendukung upaya peningkatan
produksi dan pendapatan e. Kebijakan fiskal tarif bea masuk, pajak, retribusi serta berbagai pungutan
belum sepenuhnya mendukung pengembangan industri gula f. Belum adanya kebijakan terpadu untuk industri pergulaan nasional
g. Belum terealisasinya SNI wajib untuk standar gula kristal putih GKP
61 Sebagai tuntutan akademis, agar didapat data yang lebih mikro telah dilakukan
penelitian ke lapangan secara berkala yaitu ke Pabrik Gula Jati Tujuh yang termasuk dalam group RNI II. Pabrik gula Jatitujuh memiliki areal yang luasnya sebesar 11,821
ha tersebar di Kabupaten Majalengka. Lokasi kegiatan Pabrik Gula Jati Tujuh yang dibahas dalam studi AMDAL berada di Kabupaten Majalengka yaitu di Kecamatan Jati
Tujuh, Kecamatan Kertajati. Letak lokasi kegiatan cukup strategis karena mudah dicapai dari berbagai arah baik dari arah Indramayu dan Majalengka maupun dari arah
Cirebon.
4.2 Kondisi Umum Pabrik Gula di Lokasi Penelitian