Perubahan Kekerasan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Setelah Aplikasi Bahan Pemutih Karbamid Peroksida 16%

(1)

PERUBAHAN KEKERASAN SEMEN IONOMER KACA

MODIFIKASI RESIN SETELAH APLIKASI BAHAN PEMUTIH

KARBAMID PEROKSIDA 16%

SKRIPSI

Oleh:

SITI SYARIFAH HRP 090600128

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan

Teknologi Kedokteran Gigi

Tahun 2013

Siti Syarifah Hrp

Perubahan Kekerasan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Setelah Aplikasi

Bahan Pemutih Karbamid Peroksida 16%

xii + 31 Halaman

Semen ionomer kaca modifikasi resin merupakan semen ionomer kaca

konvensional yang dimodifikasi dengan menambahkan resin polimerisasi dikeraskan

dengan penyinaran (light cure) sehingga mempercepat reaksi pengerasan asam-basa.

Perubahan warna pada gigi yang ditambal biasanya diaplikasikan bahan pemutih.

Bahan pemutih eksterna yang digunakan karbamid peroksida. Karbamid peroksida

terurai menjadi urea, amonia, karbon dioksida dan hidrogen peroksida merupakan

bahan aktif. Pemecahan produk dapat mempengaruhi bahan tambal, ionomer kaca

dapat mengalami pelunakan karena terjadi erosi dan melepaskan kation logam dari

permukaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat ada tidaknya perubahan

kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin setelah berkontak dengan

gel karbamid peroksida 16%. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental

laboratorium dengan rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design.


(3)

berdiameter 10 mm dengan ketebalan 2 mm yang disinar dengan sinar tampak biru

selama 20 detik sebanyak 30 sampel dibagi atas 3 kelompok yaitu kelompok kontrol,

kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 3 hari dan 7 hari. Kekerasan

permukaan sampel diuji dengan menggunakan Vickers Hardness Test machine

dengan beban 100 gf selama 15 detik. Analisis data digunakan uji Anova One Way

dengan tingkat kemaknaan (p≤ 0,05). Dari hasil uji statistik Anova One Way didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan

kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 3 hari dengan nilai signifikan

sebesar 0,0001 (p≤0,05 ) dan antara kelompok kontrol dengan kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari dengan nilai signifikan sebesar 0,0001 (p≤ 0,05). Dari hasil bahwa terjadi perubahan kekerasan signifikan pada kelompok 3 hari

dan 7 hari setelah aplikasi karbamid peroksida 16%. Selain itu kelompok 3 hari

aplikasi karbamid peroksida 16% memiliki perbedaan yang bermakna bila

dibandingkan dengan kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari.


(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Proposal penelitian ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 25 April 2013

Pembimbing: Tanda tangan

Sumadhi S. drg., PhD NIP: 194603101971071001


(5)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 25 April 2013

TIM PENGUJI

KETUA : Hj. Lasminda Syafiar drg., M.kes ANGGOTA : 1. Sumadhi S. drg., PhD

2. Rusfian., M.kes 3. Astrid Yudhit., M.Si


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesikan skripsi ini yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. H. Nazruddin,drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort. Selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Sumadhi S., drg., Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing serta mengarahkan penulis hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Lasminda Syafiar, drg., M.kes selaku Ketua Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas kesediaannya menerima penulis untuk menyelesaikan skripsi di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas kesediaanya menerima penulis untuk menyelesaikan skripsi di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

5. Rika Mayasari Alamsyah, drg selaku dosen penasehat akademik yang telah banyak memberikan nasehat, arahan dan dukungan kepada penulis selama menjalankan pendidikan.

6. Prof. Dr. Ir. Syoni Soepriyanto M.Sc Selaku Manager selaku manajer Laboratorium Metalurgi Fisika dan Keramik Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung yang telah memberikan izin melakukan


(7)

penelitian di Laboratorium Metalurgi Fisika dan Keramik Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung.

7. Fajar Firdaus selaku teknisi laboratorium yang telah memberikan bantuan melakukan penelitian di Laboratorium Metalurgi Fisika dan Keramik Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung.

8. Maya Fitria, SKM,M.kes selaku dosen yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam melakukan analisis statistik di Departemen Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

9. Teristimewa penulis sampaikan kepada ayahanda Basauli Hrp dan ibunda Sri Susilawati sebagai orang tua yang telah berjerih lelah dengan segala kesabaran penuh membesarkan dan mendidik baik moril maupun materil kepada penulis dalam menuntut ilmu hingga selesainya skripsi ini, Juga kepada kakanda Siti Arina Hrp, Abangda Banir Hrp atas doa, cinta kasih dan dukungan, serta pengorbanan demi kebaikan dan kebahagiaan penulis.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu terselesaikannya skripsi ini dan memohon maaf apabila ada kesalahan selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 15 Mei 2013

Penulis,

( SITI SYARIFAH HRP)


(8)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ...

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin ... 4

2.2 Komposisi ... 4

2.3 Manipulasi ... 5

2.4 Reaksi Pengerasan ... 5

2.5 Sifat Fisik ... 6

2.6 Sifat Mekanis ... 6

2.6.1 Kekuatan Tekan ... 6

2.6.2 Kekuatan Tarik ... 7

2.6.3 Kekerasan ... 7

2.7 Uji Kekerasan vickers ... 7


(9)

2.9 Macam-macam Bahan Pemutih Eksterna ... 9

2.10 Prosedur Pemutihan dengan Karbamid ... 10

2.11Kerangka Konsep ... 10

2.12Kerangka Teori... 11

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ... 12

3.2Desain penelitian ... 12

3.3Tempat dan WaktuPenelitian ... 12

3.4 Sampel dan Besar Sampel ... 12

3.4.1 Sampel ... 12

3.4.2 Besar Sampel ... 13

3.5Variabel Penelitian ... 13

3.5.1 Variabel Bebas ... 13

3.5.2 Variabel Tergantung ... 13

3.5.3 Variabel Terkendali ... 13

3.5.4 Variabel Tak Terkendali ... 14

3.6Kriteria Sampel ... 14

3.6.1 Kriteria Inklusi ... 14

3.6.2 Kriteria Eklusi ... 14

3.7Definisi Operasional Variabel ... 14

3.8Alat dan Bahan Penelitian ... 15

3.4 Alat ... 15

3.8.1 Bahan.. ... 17

3.9Prosedur Kerja ... 19

3.10 Cara Pengumpulan Data ... 21

3.11 Pengolahaan Data dan Analisa Data ... 21

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1Hasil Penelitian ... 22

4.2Analisis Hasil Penelitian ... 24

BAB 5 PEMBAHASAN ... 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan ... 29

6.2Saran... ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi Bahan Saliva Buatan Menurut Fusayama ... 18

2. Nilai Kekerasan Permukaan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Setelah Aplikasi Karbamid Peroksida 16 % ... 22

3. Hasil Uji Anova One Way ... 24


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pengujian Vickers Hardness Test... 8

2. Bentuk dan Ukuran Sampel ... 12

3. Glass Slab ... 15

4. Spatula Plastis ... 15

5. Instrumen Plastis ... 15

6. Master Cast ... 15

7. Light Cure Unit ... 16

8. Wadah ... 16

9. Pinset ... 16

10. Ball Aplikator ... 17

11. Tissue ... 17

12. Vickers Hardness Test ... 17

13. Kertas Pasir ... 17

14. Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin ... 17

15. Karbamid Peroksida 16 %... 18

16. Saliva Buatan ... 18

17. A. Skematik Letak Titik Jejasan Pada Sampel ... 20

B. Bentuk Jejasan Vickers Hardness Test Pada Sampel ... 20

18. Rata-Rata Kekerasan Permukaan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Pada Kelompok Kontrol, 3 Hari dan 7 Hari Aplikasi Karbamid Peroksida 16%. ... 23


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kerangka Teori 2. Alur Penelitian


(13)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material dan

Teknologi Kedokteran Gigi

Tahun 2013

Siti Syarifah Hrp

Perubahan Kekerasan Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Setelah Aplikasi

Bahan Pemutih Karbamid Peroksida 16%

xii + 31 Halaman

Semen ionomer kaca modifikasi resin merupakan semen ionomer kaca

konvensional yang dimodifikasi dengan menambahkan resin polimerisasi dikeraskan

dengan penyinaran (light cure) sehingga mempercepat reaksi pengerasan asam-basa.

Perubahan warna pada gigi yang ditambal biasanya diaplikasikan bahan pemutih.

Bahan pemutih eksterna yang digunakan karbamid peroksida. Karbamid peroksida

terurai menjadi urea, amonia, karbon dioksida dan hidrogen peroksida merupakan

bahan aktif. Pemecahan produk dapat mempengaruhi bahan tambal, ionomer kaca

dapat mengalami pelunakan karena terjadi erosi dan melepaskan kation logam dari

permukaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat ada tidaknya perubahan

kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin setelah berkontak dengan

gel karbamid peroksida 16%. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental

laboratorium dengan rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design.


(14)

berdiameter 10 mm dengan ketebalan 2 mm yang disinar dengan sinar tampak biru

selama 20 detik sebanyak 30 sampel dibagi atas 3 kelompok yaitu kelompok kontrol,

kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 3 hari dan 7 hari. Kekerasan

permukaan sampel diuji dengan menggunakan Vickers Hardness Test machine

dengan beban 100 gf selama 15 detik. Analisis data digunakan uji Anova One Way

dengan tingkat kemaknaan (p≤ 0,05). Dari hasil uji statistik Anova One Way didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan

kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 3 hari dengan nilai signifikan

sebesar 0,0001 (p≤0,05 ) dan antara kelompok kontrol dengan kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari dengan nilai signifikan sebesar 0,0001 (p≤ 0,05). Dari hasil bahwa terjadi perubahan kekerasan signifikan pada kelompok 3 hari

dan 7 hari setelah aplikasi karbamid peroksida 16%. Selain itu kelompok 3 hari

aplikasi karbamid peroksida 16% memiliki perbedaan yang bermakna bila

dibandingkan dengan kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Semen ionomer kaca modifikasi resin merupakan semen ionomer kaca konvensional yang dimodifikasi dengan menambahkan resin polimerisasi yang dikeraskan dengan penyinaran (light cure) sehingga dapat mempercepat reaksi pengerasan asam-basa. Hal ini menyebabkan kepekaan semen terhadap kelembaban pada saat pengerasan berkurang, memperpanjang waktu kerja, dan memperpanjang setting time.1,2

Semen ionomer kaca modifikasi resin tersedia dalam bubuk dan cairan. Komponen bubuk terdiri dari kaca fluroaluminosilikat yang larut dalam asam yang dapat melepaskan ion-ion, inisiator untuk pengerasan dengan sinar dan resin polimerisasi. Komponen cairan biasanya mengandung larutan cair asam poliakrilat, air, monomer metakrilat, dan 2-hydroxyethylmethacrylate (HEMA).1 Pengerasan semen ionomer kaca modifikasi resin dapat dilakukan dengan sinar, menyebabkan bahan menjadi keras dengan aktivasi sinar dari sumber sinar tampak biru.2

Kekerasan semen ionomer kaca modifikasi resin yaitu 40 KHN.3 Semen ionomer modifikasi resin akan menyerap air selama beberapa waktu, karena kandungan monomer yang hidrofilik. Penyerapan air semen ionomer kaca modifikasi resin lebih tinggi daripada semen berbahan resin lainnya.4 Penyerapan air sangat merugikan karena mempengaruhi sifat mekanis semen ionomer kaca modifikasi resin terutama penurunan kekerasan.5

Metode pemutihan gigi bisa dilakukan sendiri dirumah oleh pasien dengan menggunakan bahan yang dijual bebas atau dilakukan dibawah pengawasan dokter gigi. Ada 2 macam bahan pemutih eksterna yang digunakan yaitu hidrogen peroksida dan karbamid peroksida. Karbamid peroksida mengandung hidrogen peroksida yang akan terurai menjadi H2O. Karbamid peroksida merupakan gabungan antara hidrogen


(16)

diklasifikasikan menurut prosedur yang diberikan in office atau home bleaching.7 Teknik home bleaching yaitu pasien mengaplikasikan bahan pemutih yang mengandung 15-20% karbamid peroksida dengan meletakkan pada cetakan atau tray yang terbuat dari plastik dan diaplikasikan ke gigi 4-8 jam setiap harinya.8 Proses pemutihan dapat berlangsung 7-14 hari.6

Akhir-akhir ini berkembang kontroversi mengenai efek pemutih terhadap material restorasi. Pemutihan gigi pada malam hari biasanya menggunakan karbamid peroksida. Pada aplikasi klinis karbamid peroksida terurai menjadi urea, amonia, karbon dioksida dan hidrogen peroksida yang merupakan bahan aktif. Pemecahan produk dapat mempengaruhi bahan tambal yang ada. Bahan tambal ionomer kaca dapat mengalami pelunakan karena terjadi erosi dan melepaskan kation logam dari permukaan.9 Jeferson dkk (2002) memeriksa perubahan persentase dari berat atom pada semen ionomer kaca setelah kontak dengan karbamid peroksida 10% dengan pH 4,5 dan melaporkan bahwa permukaan spesimen larut dan korosi dengan matriks dengan inti silika lebih terbuka dan terjadi penurunan kadar alumunium dan sebaliknya dengan temuan ini, tinggi dan rendah konsentrasi zat pemutih tidak menunjukkan pengaruh pada pelepasan fluoride pada bahan tambal gigi seperti semen ionomer kaca konvensional dan semen ionomer kaca modifikasi resin.8 Attin dkk (2002) melaporkan bahwa tidak ada perubahan kekerasan pada permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin setelah aplikasi bahan pemutih karbamid peroksida 10%.8 Taher (2005) menemukan bahwa penurunan kekerasan yang signifikan pada semen ionomer kaca modifikasi resin, setelah aplikasi bahan karbamid peroksida 15% yaitu 2,6% lebih rendah dari grup kontrol. Untuk pemutihan secara in-office dengan 35% karbamid peroksida, persentase penurunan kekerasan yaitu 23,1%.10 Uji in vitro menyimpulkan bahwa konsentrasi yang lebih rendah (5%) dari karbamid peroksida memerlukan waktu yang lebih lama dalam pemutihkan gigi dan akhirnya mencapai hasil pemutihan yang sama seperti konsentrasi yang lebih tinggi (16%).11

Seringkali ditemukan di praktek dokter gigi perubahan warna pada gigi yang telah ditambal. Perubahan warna pada gigi yang ditambal biasanya diaplikasikan bahan pemutih.12 Tetapi bahan pemutih karbamid peroksida dapat mengubah sifat


(17)

mekanis bahan tambal seperti kekerasan.8 Karena alasan-alasan tersebut, penggunaan bahan pemutih, hasil dan efeknya terhadap bahan tambal semen ionomer kaca

modifikasi resin perlu diteliti lebih lanjut.

2.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas timbul permasalahan apakah penggunaan karbamid peroksida 16 % sebagai bahan pemutih gigi berpengaruh terhadap kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin.

2.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat ada tidaknya perubahan kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin setelah aplikasi bahan pemutih menggunakan karbamid peroksida 16%.

2.4 Hipotesis Penelitian

Tidak ada perubahan kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin bila diaplikasikan bahan pemutih karbamid peroksida 16% setelah 3 hari dan 7 hari.

2.5 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini dapat diketahui kemungkinan perubahan kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin setelah dilakukan aplikasi bahan pemutih menggunakan karbamid peroksida 16%.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin

Semen ionomer kaca telah digunakan secara luas dibidang kedokteran gigi. Sejak diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971. Ionomer kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan yang menggunakan bubuk kaca silika dan larutan asam poliakrilat. Bahan ini mendapatkan namanya dari formulanya yaitu suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil. Semen ionomer kaca disebut juga semen polialkenoat. Perusahaan mencoba memberbaiki sifat-sifat dari semen ionomer kaca konvensional dengan memadukan resin sehingga bahan ini dikenal sebagai semen ionomer kaca modifikasi resin. Semen ionomer kaca modifikasi resin merupakan semen ionomer konvensional dimodifikasi dengan menambahkan gugus fungsional resin polimerisasi yang dikeraskan dengan sinar tampak biru.1

Semen ionomer kaca modifikasi resin digunakan sebagai bahan tambal untuk menahan tekanan yang rendah dan direkomendasikan untuk pasien dengan resiko karies yang tinggi. Restorasi ini lebih estetik daripada semen ionomer kaca karena adanya kandungan resin. Bahan ini dikembangkan untuk memperbaiki sifat dari semen ionomer kaca konvensional yaitu waktu kerja dan setting time yang lama, kekerasan yang rendah. Kelompok bahan ini telah dikenali dengan beberapa nama, termasuk semen ionomer kaca yang dikeraskan dengan sinar dan semen ionomer kaca yang dikeraskan dengan pengerasan ganda ( pengerasannya dengan reaksi asam-basa dan sinar).13

2.2Komposisi Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin

Bahan semen ionomer kaca modifikasi resin terdiri atas bubuk dan cairan, dimana bubuk terdiri atas silika (SiO2), alumina (Al2O3), Calcium fluoride (CaF2),


(19)

strontium, barium atau zinc oxide, inisiator pengerasan dan resin polimerisasi.3 Sementara cairannya harus disimpan dalam botol bewarna gelap karena untuk mencegah pengaruh sinar terhadap cairan. Isi cairan mempunyai komposisi yang bervariasi diantara produk yang beredar di pasaran tetapi secara umum terdiri atas asam poliakrilat, air, monomer metakrilat, 2-hydroxyehylmetacrylate (HEMA) dan katalisator peka cahaya.1 Pilihan bahan resin sangat terbatas kerena pada dasarnya semen ionomer kaca adalah material yang berbasis air dan juga bahan resin perlu larut dalam air. HEMA adalah bahan monomer monovinil yang bersifat hidrofilik dan sangat efektif yang akan segera larut dalam air.14

2.3Manipulasi Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin

Pada semen ionomer kaca modifikasi resin rasio bubuk dan cairan yaitu 1,6 g bubuk dan 1,0 g cairan. Bubuk harus diaduk sebelum dikeluarkan dan cairan diteteskan dalam arah vertikal.1 Bubuk dan cairan semen ionomer kaca modifikasi resin dalam proporsi yang tepat diletakkan pada kertas pad atau glass slab. Bubuk dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama dicampur dengan cairan dan diaduk rata menggunakan spatula plastis, lalu sisa bahan tadi ditambahkan. Waktu pencampuran selama 30 detik untuk menghasilkan konsistensi yang untuk penyemenan.3,18,19 Semen ionomer kaca modifikasi resin disinari dengan sinar tampak biru selama 30 detik sehingga mempercepat pengerasan semen. Semen ionomer kaca modifikasi resin dapat diaplikasikan pada gigi yang sudah bersih dan kering. Sebagian produk merokomendasikan penggunaan kondisioner untuk peningkatan ikatan pada dentin. HEMA merupakan allergen yang dapat berkontak sehingga dianjurkan harus

menggunakan sarung tangan.1

2.4Reaksi Pengerasan

Reaksi pengerasan seperti pada semen ionomer kaca adalah reaksi asam-basa pada saat bubuk pertama kali dicampur. Reaksi terjadi berlangsung lebih lambat sehingga memberikan waktu kerja yang lebih lama. Pengerasan bahan dipercepat dengan aktivasi sinar karena terjadi polimerisasi dari HEMA dan kopolimer yang ada


(20)

akan membantu reaksi silang (cross-linking) diantara gugus metakrilat. Bahan dapat menjadi keras dalam waktu 30 detik penyinaran. Jika tidak cukup sumber sinar yang ada maka bahan akan tetap menjadi keras dalam waktu yang lebih lama yaitu 15-20 menit. Aktivasi sinar akan membentuk jembatan garam alumunium dan akan dilanjutkan dengan reaksi asam basa setelah proses polimerisasi sampai proses pengerasan bahan sempurna. Sistem ini dikenal dengan proses curing disertai reaksi redoks. Kelebihan bahan ini bila sinar dari sumber sinar tidak cukup penetrasinya ke bahan karena ketebalan restorasi maka reaksi redoks dapat mengeraskan bahan bagian dalam restorasi.14

2.5 Sifat Fisik

Dengan tambahan bahan resin secara signifikan dapat meningkatkan berbagai sifat dari bahan semen ionomer.14 Sifat fisik semen ionomer kaca modifikasi resin lebih baik dibandingkan dengan semen ionomer kaca konvensional. Sifat-sifat tersebut antara lain kelarutan yang rendah ketika diuji dengan asam laktat, akan menyerap air selama beberapa waktu karena kandungan monomer yang hidrofilik dan warna tambalan lebih baik dalam menirukan warna alami email bila dibandingkan dengan semen ionomer kaca konvensional.16

2.6Sifat Mekanis

Semen ionomer kaca modifikasi resin memiliki sifat yang berbeda dengan bahan-bahan semen ionomer kaca konvensional. Sifat-sifat tersebut perlu diketahui agar dipahami keterbatasannya dan kemampuan maksimumnya. Sifat mekanis yang akan dibahas yaitu kekuatan tekan, kekuatan tarik dan kekerasan.

2.6.1 Kekuatan Tekan

Kekuatan tekan adalah stress maksimum yang dapat diterima oleh suatu bahan dalam tekanan tanpa terjadi fraktur. Kekuatan tekan semen ionomer kaca modifikasi resin yaitu 85-126 Mpa.16


(21)

2.6.2 Kekuatan Tarik

Secara umum semen ionomer kaca modifikasi resin kekuatan tekan dan kekuatan tarik lebih tinggi daripada semen ionomer konvensional. Kekuatan tarik yaitu 13-24 Mpa.16

2.6.3 Kekerasan

Kekerasan juga digunakan sebagai indikasi dari resistensi terhadap abrasi. Secara umum hardness didefinisikan sebagai ketahanan permukaan suatu material terhadap goresan atau lekukan. Kekerasan semen ionomer kaca modifikasi resin yaitu 40 KHN lebih baik daripada semen ionomer konvensional.3

2.7 Uji Kekerasan Vickers

Uji kekerasan vickers menggunakan diamond indenter basis berbentuk squre dengan sudut yang terbentuk antara sisi yang berlawanan sebesar 1360. Metode ini untuk menguji kekerasan permukaan material dan dapat digunakan untuk mengukur kekerasan bahan tambal gigi.

Uji kekerasan material yang dihitung dari pemberian beban oleh diamond indenter berbentuk piramid dengan puncak sudut 1360. Permukaan akan terkena tekanan tertentu untuk jangka waktu tertentu melalui diamond indenter berbentuk piramid tersebut. Diagonal lekuk yang dihasilkan diukur dibawah mikroskop. Beban bervariasi 1-120 kg (10-1200 N). Uji vickers ini sangat berguna dalam mengukur kekerasan material yang kecil dan sangat keras.16


(22)

Gambar 1. Pengujian vickers hardness test

Kekerasan permukaan hasil indentasi dengan Vickers Hardness Test dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan rumus: F = Beban

d = Rata-rata panjang diagonal dari d1 dan d2 (mm) HV = Vickers Hardness

2.8Bahan Pemutih Gigi

Material pemutih bertindak sebagai material pengoksidasi (oksidator) atau sebagai pereduksi (reduktor). Hampir semua material pemutih adalah oksidator, dan untuk ini cukup banyak tersedia preparatnya. Material yang banyak dipakai adalah larutan hidrogen peroksida dengan berbagai kekuatan, natrium perborat, dan

d= (d1+d2)/2


(23)

karbamid peroksida. Natrium perborat dan karbamid peroksida adalah zat kimia yang secara bertahap terdegradasi sehingga melepaskan hidrogen dengan kadar yang rendah. Hidrogen peroksida dan karbamid peroksida hanya diindikasikan untuk pemutihan eksterna sementara natrium perborat sebagian besar digunakan untuk pemutihan interna. Semuanya terbukti efektif.15

2.9Macam-Macam Bahan Pemutih Eksterna

1. Karbamid Peroksida

Karbamid peroksida yang juga disebut nama urea hidrogen peroksida dengan rumus molekul CH2N2OH2O2 dengan berat molekulnya 94,07 dan merupakan agen

bleaching, antiseptik dan desinfektan. Karbamid peroksida tidak berbau, tidak toksik dan berbentuk kristal putih yang dapat larut dalam alkohol, eter dan air, kombinasi urea dan hidrogen peroksida.6

Karbamid peroksida yang ada di pasaran tidak hanya mengandung karbamid peroksida, akan tetapi juga mengandung bahan tambahan lain misalnya polimer karboksi polimetilen (karbopol), fenasitin, trietanolamin, gliserol dan anhidra. Karbopol berfungsi untuk menambah kekentalan dan daya lekat, memperlambat proses pelepasan oksigen karbamid peroksid, serta bertahan lebih lama.17

Karbamid peroksida digunakan pada pemutihan eksterna dan dikaitkan dengan berbagai kerusakan gigi dan jaringan lunak disekitarnya ( biasanya ringan). Material ini dapat mempengaruhi kekuatan resin komposit serta penutupannya dan meningkatkan proses korosi amalgam. Oleh karena itu, material ini harus dipakai dengan sangat hati-hati, biasanya dibawah pengawasan ketat dokter gigi.15

2. Hidrogen Peroksida

Hidrogen peroksida berbentuk cairan jernih, sangat tidak stabil, tidak berbau dan bersifat asam. Konsentrasi hidrogen peroksid yang melebihi 10% bersifat kaustik dan sangat mengiritasi jaringan sehingga pemakaiannya harus hati-hati. Daerah yang terkena kontak hidrogen peroksid harus dicuci dengan air. Bahan pemutih ini


(24)

merupakan oksidator kuat, mudah dicampur dengan air, alkohol atau eter. Hidrogen peroksid cenderung melepaskan onasen atau menangkap elektron sehingga berfungsi sebagai oksidator.17

2.10 Prosedur Pemutihan dengan Karbamid Peroksida

Ada 2 cara pemutihan gigi dengan menggunakan karbamid peroksida dengan home bleaching dan in office bleaching.7 Home bleaching menggunakan 10-16% karbamid peroksida dengan meletakkannya pada cetakan atau tray yang terbuat dari plastik dan diaplikasikan pada gigi selama 4-8 jam.8 Proses pemutihan dapat berlangsung 7-14 hari.6 In office bleaching yang pemutihan gigi dilakukan oleh dokter gigi selama 1-2 jam diruang praktek dengan menggunakan konsentrasi

karbamid peroksida 35%.6

2.11 Kerangka Konsep

Semen ionomer kaca modifikasi resin restorative cement

Perubahan kekerasan Aplikasi karbamid peroksida 16%


(25)

2.12 Kerangka Teori

Semen ionomer kaca modifikasi resin

Komposisi

Alumina (Al2O3)

Alumunium fluoride

• Silika

• Alumina

• Calcium fluoride

• Sodium fluoride

• Alumunium phospat

• Alumunium fluoride

• Lanthanum

• Strontium

• Barium

• Inisiator pengerasan

• Resin polimerisasi

Sifat

Sifat fisik

Sifat mekanis

Kekuatan tekan

Kekuatan tarik

Kekerasan

Karbamid peroksida 16 % Kelarutan


(26)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorium.

3.2 DESAIN PENELITIAN

Posttest Only Control Group Design.

3.3 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Tempat : 1. Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan

2. Laboratorium Metalurgi Fisika dan Keramik Fakultas

Pertambangan dan Perminyakan ITB

Waktu : Februari 2013

3.4 SAMPEL DAN BESAR SAMPEL

3.4.1 SAMPEL

Semen ionomer kaca modifikasi resin berbentuk tablet berdiameter 10 mm dengan ketebalan 2 mm.

10 mm 2mm


(27)

3.4.2 BESAR SAMPEL

Pada penelitian ini besar sampel diestimasi berdasarkan rumus berikut: (t - 1) (r - 1) ≥ 15

Keterangan: t : jumlah perlakuan r: jumlah sampel

Dalam penelitian ini terdapat tiga kelompok sampel, maka t = 3 dan jumlah sampel (r) tiap kelompok dapat ditentukan sebagai berikut:

(3– 1) (r – 1)≥ 15 2 (r – 1)≥ 15 2r – 2≥ 15 2r ≥15 + 2 r ≥ 8,5

Jadi jumlah sampel minimal yang dibutuhkan yaitu 9 untuk masing-masing kelompok, namun dalam penelitian ini digunakan 10 sampel untuk masing-masing kelompok.

3.5 VARIABEL PENELITIAN

3.5.1 Variabel Bebas

Waktu aplikasi bahan pemutih karbamid peroksida 16% pada permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin.

3.5.2 Variabel Tergantung

Kekerasan semen ionomer kaca modifikasi resin.

3.5.3 Variabel Terkendali

1. Rasio bubuk dan cairan semen ionomer kaca modifikasi resin. 2. Bahan pemutih yang digunakan untuk proses pemutihan sampel. 3. Konsentrasi karbamid peroksida yang digunakan untuk proses


(28)

4. Jenis sinar LED

5. Jarak penyinaran 1 mm

6. Intensitas sinar 450-700 mW/Cm2 7. Arah sinar tegak lurus 900

8. Waktu penyinaran 20 detik

3.5.4 Variabel Tak Terkendali

1. Suhu

2. Kecepatan pengadukan sampel semen ionomer kaca modifikasi

3.6 KRITERIA SAMPEL

3.6.1 Kriteria Inklusi

1. Sampel semen ionomer kaca modifikasi resin memiliki permukaan yang halus.

2. Sampel berbentuk bulat sempurna dengan diameter 10 mm dan tebal 2 mm.

3.6.2 Kriteria Eksklusi 1. Sampel memiliki poreus

2. Sampel kotor dan terkontaminasi bahan lain

3.7 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

1. Semen ionomer modifikasi resin adalah semen ionomer kaca

konvensional yang dimodifikasi dengan menambahkan resin polimerisasi yang dikeraskan dengan penyinaran (light cure).

2. Kekerasan adalah ketahanan suatu bahan terhadap tekanan dan goresan pada permukaan bahan.

3. Karbamid peroksida 16 % adalah suatu bahan pemutih gigi yang


(29)

3.8 ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

3.8.1 Alat

1. Glass slab

Gambar 3. Glass slab

2. Spatula plastis

Gambar 4. Spatula plastis

3. Instrumen plastis

Gambar 5. Instrumen plastis

4. Master cast


(30)

5. Light Cure Unit ( LITEX 680A, Amerika )

Gambar 7. Light Cure Unit

6. Kertas Pasir

Gambar 8. Kartas Pasir

7. Wadah

Gambar 9. Wadah

8. Pinset


(31)

10.Ball aplikator

Gambar 11. Ball aplikator

11. Tissue

Gambar 12. Tissue

9. Vickers Hardness Test (Leco tipe M 400 H1, Akashi Corporation, Jepang)

Gambar 13. Vickers Hardness Test

3.8.2 Bahan

1. Semen ionomer kaca modifikasi resin ( Fuji II LC, Japan )


(32)

2. Karbamid Peroksida 16% (NiteWhite, USA)

Gambar 15. Karbamid peroksida 16%

3. Saliva buatan menurut Fusayama (Laboratorium Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia)

Gambar 16. Saliva buatan

Tabel 1. Komposisi bahan saliva buatan menurut Fusayama24

Bahan Konsentrasi bahan (mmoL/L)

Natrium (Na) 15,33

Kalium ( K) 5,37

Kalsium ( Ca) 5,40

Magnesium (Mg) 0,02

Chlorida ( Cl) 23,02

Phospate ( PO4) 4,23

Urea 16,65

Na2S 15,34


(33)

3.9 PROSEDUR KERJA

Pembuatan Sampel dengan Menggunakan Master Cast Sebagai Cetakan : 1. Bubuk semen ionomer kaca modifikasi resin harus diaduk sebelum

dikeluarkan. Perbandingan bubuk dengan cairan sekitar 1 : 2. Bubuk dan cairan semen ionomer kaca modifikasi resin diletakkan pada glass slab, kemudian bubuk dibagi dua bagian. Bagian pertama dicampur dengan cairan dan diaduk rata menggunakan spatula plastis, lalu sisa bahan ditambahkan. Waktu pencampuran selama 30 detik.

2. Semen ionomer kaca modifikasi resin dimasukkan ke dalam master cast dengan mould cetakan diameter 10 mm dan tebal 2 mm menggunakan plastis instrumen, lalu sampel semen ionomer kaca modifikasi resin pada master cast disinari dengan sinar tampak biru selama 20 detik.

3. Sampel semen ionomer kaca modifikasi resin dikeluarkan dari mold cetakan, semen ionomer kaca modifikasi resin dibuat sebanyak 30 sampel dan disimpan dalam wadah selama 24 jam. Sampel dirapikan menggunakan kertas pasir.

Perlakuan dan Pengukuran pada Sampel :

1. Kelompok 1 : 10 buah sampel semen ionomer kaca modifikasi resin tidak dilakukan aplikasi karbamid peroksida 16% (kontrol). Pengukuran dilakukan pada 3 titik terletak segaris pada garis diameter sampel yaitu pada titik pengukuran sentral sampel dan pada 2 mm dari sampel. Pengukuran dilakukan dengan alat uji kekerasan Vickers Hardness Test dengan memberi tekanan sebesar 100 gf selama 15 detik. Untuk mendapatkan data VHN.


(34)

(a) (b)

Gambar 17. (a) Skematik Letak Titik Jejasan Pada Sampel (b) Bentuk Jejasan Vickers Hardness Test Pada Sampel

2. Kelompok 2 : Diaplikasikan gel karbamid peroksida 16% pada seluruh permukaan dan diratakan menggunakan ball aplikator diletakkan dalam wadah, kemudian setelah 4 jam sampel diambil meggunakan pinset dicuci pada air mengalir dan dikeringkan dengan kertas tissue, lalu sampel direndam dalam saliva buatan sampai waktu aplikasi selanjutnya. Saliva buatan diganti setiap hari. Begitu seterusnya pengaplikasian gel karbamid peroksida setiap hari selama 3 hari. Setelah 3 hari aplikasi gel karbamid peroksida 16% pada sampel ditandai 3 titik pengukuran terletak segaris pada garis diameter sampel yaitu pada titik pengukuran sentral sampel dan pada 2 mm dari sampel. Pengukuran dilakukan dengan alat uji kekerasan Vickers Hardness Test dengan memberi tekanan sebesar 100 gf selama 15 detik. Untuk mendapatkan data VHN.

3. Kelompok 3 : Diaplikasikan gel karbamid peroksida 16% pada seluruh permukaan dan diratakan menggunakan ball aplikator diletakkan dalam wadah, kemudian setelah 4 jam sampel diambil meggunakan pinset dicuci pada air mengalir dan dikeringkan dengan kertas tissue, lalu sampel direndam dalam saliva buatan sampai waktu aplikasi selanjutnya. Saliva diganti setiap hari. Begitu seterusnya pengaplikasian gel karbamid peroksida setiap hari selama 7 hari. Setelah 7 hari aplikasi gel karbamid peroksida 16% pada sampel ditandai 3 titik pengukuran terletak segaris pada garis diameter sampel yaitu pada titik pengukuran sentral sampel dan pada 2 mm dari sampel.


(35)

Pengukuran dilakukan dengan alat uji kekerasan Vickers Hardness Test dengan memberi tekanan sebesar 100 gf selama 15 detik. Untuk mendapatkan data VHN.

3.10 CARA PENGUMPULAN DATA

Data didapatkan dari hasil pengukuran kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin dengan aplikasi karbamid peroksida 16% setelah 3 hari, 7 hari dan tanpa aplikasi karbamid peroksida 16% (kontrol).

3.11 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer yaitu SPSS versi 16. Data yang telah ada disajikan dalam bentuk tabel kemudian dilakukan analisis statistik menggunakan uji Anova One Way. Analisa data untuk melihat perbedaan kekerasan semen ionomer kaca modifikasi resin dengan aplikasi karbamid peroksida 16% setelah 3 hari, 7 hari dan tanpa aplikasi karbamid peroksida 16% (kontrol).


(36)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini berupa kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin dalam VHN dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Nilai kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin setelah aplikasi karbamid peroksida 16 %

No Kontrol (VHN) 3 hari (VHN) 7 hari (VHN)

1 41,0 39,1 31,5

2 41,6 36,4 41,6

3 45,5 37,0 34,3

4 44,7 36,0 32,4

5 43,7 38,1 31,5

6 41,7 35,7 35,7

7 41,4 38,4 32,6

8 45,1 39,6 29,9

9 42,8 38,2 35,7

10 42,3 38,1 36,2

Rata-rata ±SD 42,98 ± 1.65918 37,66 ± 1.32010 34,14 ± 3.36822

Dari data diatas terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata dimana kelompok tanpa aplikasi diperoleh nilai rata-rata sebesar 42,98 ± 1,66 VHN, kelompok aplikasi karbamid 16% selama 3 hari nilai rata-rata sebesar 37,66 ± 1,32


(37)

VHN dan kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari nilai rata-rata sebesar 34,14 ± 3,37 VHN.

Perbedaan rata-rata hasil pengukuran kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin pada masing-masing waktu yang berbeda dapat dilihat pada gambar 18.

Gambar 18. Rata-rata kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin pada kelompok kontrol, 3 hari dan 7 hari aplikasi karbamid peroksida 16%.

Keterangan :

I :Kelompok kontrol (tanpa aplikasi pemutih) II :Kelompok dengan aplikasi bahan pemutih selama 3 hari III :Kelompok dengan aplikasi bahan pemutih selama 7 hari

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

0 3 7

VHN


(38)

4.2Analisis Hasil Penelitian

Hasil penelitian data pengukuran kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin kelompok tanpa aplikasi (kontrol) dan kelompok diaplikasi bahan pemutih karbamid peroksida 16%, dianalisis secara statistik menggunakan uji Anova One Way dengan tingkat kemaknaan p ≤ 0,05. Hasil uji statistik ini selengkapnya

dapat dilihat ditabel 3.

Tabel 3. Hasil uji anova one way

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 396.128 2 198.064 37.511 .000

Within Groups 142.564 27 5.280

Total 538.692 29

Pada tabel diatas dapat terlihat kolom Sig diperoleh nilai p value = 0,000. Dengan demikian hasil yang diperoleh p<0,05, maka diperoleh bahwa Ho (Hipotesa) ditolak. Sehingga kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat perbedaan yang bermakna pada tiap kelompok perlakuan (pada kelompok kontrol, 3 hari dan 7 hari aplikasi karbamid peroksida 16%).

Setelah didapat perbedaan yang signifikan, dapat dilakukan uji analisis lanjutan (Post Hoc) dilakukan uji Least Significant Difference (LSD) untuk membandingkan perbedaan hasil kekerasan semen ionomer kaca mofikasi resin kelompok kontrol dengan semen ionomer kaca modifikasi resin yang diaplikasikan karbamid peroksida 16% selama 3 hari dan 7 hari. Hasil uji statistik ini selengkapnya dapat dilihat ditabel 4.


(39)

Tabel 4. Nilai signifikasi antar kelompok perlakuan

Perbandingan Antar Kelompok Perlakuan

Mean Difference P

I-II 5.32000* 0,0001

I-III 8.84000* 0,0001

II-I -5.32000* 0,0001

II-III 3.52000* 0,002

III-I -8.84000* 0,0001

III-II -3.52000* 0,002

Keterangan :

* : Perubahan signifikan pada uji Anova one way (p 0,05)

I : Kelompok kontrol (tanpa aplikasi)

II : Kelompok dengan aplikasi bahan pemutih selama 3 hari III : Kelompok dengan aplikasi bahan pemutih selama 7 hari

Dari hasil uji uji analisis lanjutan (Post Hoc) dilakukan uji Least Significant Diffrence (LSD) (Tabel 3) terlihat bahwa pada perbandingan antara kelompok kontrol dengan kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 3 hari diperoleh signifikan sebesar 0,0001 (p≤ 0,05), antara kelompok kontrol dengan kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari diperoleh signifikan 0,0001 (p≤0,05) dan antara kelompok aplikasi pemutih selama 3 hari dengan kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari diperoleh signifikan sebesar 0,002 (p≤0,05).


(40)

BAB 5

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian ini diperoleh rata-rata hasil pengukuran kekerasan permukaan pada sampel semen ionomer kaca modifikasi resin (Tabel 1) yaitu 42,98 ± 1,66 VHN pada kelompok tanpa aplikasi karbamid 16%, 37,66 ± 1,32 VHN selama 3 hari aplikasi karbamid peroksida 16% dan 34,14 ± 3,37 VHN pada kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari. Terlihat bahwa terdapat penurunan rata-rata nilai kekerasan permukaan pada setiap perlakuan aplikasi karbamid peroksida 16% selama 3 hari dan aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (tanpa aplikasi). Dari hasil tersebut nilai perubahan kekerasan yang terbesar yaitu pada sampel semen ionomer kaca modifikasi resin yang diaplikasikan karbamid peroksida selama 7 hari dan yang terkecil pada sampel semen ionomer kaca modifikasi resin yang diaplikasikan karbamid peroksida 16% selama 3 hari.

Data tersebut menunjukkan waktu pengaplikasian karbamid peroksida pada semen ionomer kaca modifikasi resin mempengaruhi nilai kekerasan permukaan semen ionomer kaca modifikasi resin. Dari data terlihat semakin lama waktu aplikasi sampel semen ionomer kaca modifikasi resin maka nilai kekerasan permukaan semakin menurun.

Dari hasil uji Anova One Way terlihat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 3 hari dan kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari.

Pada perbandingan antara kelompok kontrol dengan kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 3 hari juga memiliki perbedaan yang bermakna nilai p sebesar 0,0001. Dari data yang terkumpul terlihat bahwa perubahan kekerasan yang terbesar adalah pengukuran kekerasan kelompok aplikasi karbamid peroksida 16%


(41)

selama 7 hari terlihat dari antara kelompok kontrol dengan kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari diperoleh nilai p sebesar 0,0001 sehingga memiliki perbedaan yang bermakna (p≤0,05). Penurunan kekerasan pada kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari sebesar 8,8 VHN.

Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan semen ionomer kaca modifikasi resin bisa menurun apabila diaplikasikan karbamid peroksida. Penurunan kekerasan disebabkan oleh bahan aktif dari karbamid peroksida. Karbamid peroksida terurai menjadi urea, amonia, karbon dioksida dan hidrogen peroksida yang merupakan bahan aktif. Pemecahan produk tersebut dapat mempengaruhi semen ionomer kaca modifikasi resin dapat mengalami pelunakkan karena terjadi erosi dari matriks ionomer kaca dengan melepaskan kation logam dari permukaan. Hal ini yang menyebabkan semen ionomer kaca modifikasi resin mengalami penurunan tingkat kekerasan.24 Perbandingan antara kelompok aplikasi karbamid peroksida 16% selama 3 hari dengan aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari terdapat perbedaan yang bermakna kekerasan yang signifikan sebesar 0,002 (p≤0,05).

Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang didapatkan Campos dkk (2003) melaporkan bahwa penggunaan 10-15% karbamid peroksida menyebabkan penurunan kekerasan permukaan beberapa material restoratif yaitu compomer, semen ionomer kaca modifikasi resin dan silver amalgam.23 Taher (2005) menemukan bahwa penurunan kekerasan yang signifikan pada semen ionomer kaca modifikasi resin, setelah aplikasi bahan karbamid peroksida 15% yaitu 2,6% lebih rendah dari grup kontrol. Untuk pemutihan secara in office dengan 35% karbamid peroksida, persentase penurunan kekerasan yaitu 23,1%.10 Wedady (2007) mengatakan bahwa setelah aplikasi Nite White yang mengandung 10% karbamid peroksida menyebabkan penurunan kekerasan pada semen ionomer kaca modifikasi resin.24 Sementara itu Jeferson dkk (2002) memeriksa perubahan persentase dari berat atom pada semen ionomer kaca setelah kontak dengan karbamid peroksida 10% dengan pH 4,5 dan melaporkan bahwa permukaan spesimen larut dan korosi dengan matriks dengan inti silika lebih terbuka dan terjadi penurunan kadar alumunium dan


(42)

sebaliknya dengan temuan ini, tinggi dan rendah konsentrasi zat pemutih tidak menunjukkan pengaruh pada pelepasan fluoride pada bahan tambal gigi seperti semen ionomer kaca konvensional dan semen ionomer kaca modifikasi resin.8


(43)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi perubahan kekerasan signifikan pada kelompok 3 hari dan 7 hari setelah aplikasi karbamid peroksida 16%. Selain itu kelompok 3 hari aplikasi karbamid peroksida 16% memiliki perbedaan yang bermakna bila dibandingkan dengan kelompok dengan aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari.

6.2 Saran

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut.

2. Diharapkan penelitian lanjutan dapat meneliti perubahan sifat mekanis maupun sifat fisis semen ionomer kaca modifikasi resin lainnya pada saat diaplikasikan bahan pemutih dengan lama waktu aplikasi yang berbeda ataupun kadar bahan pemutih yang berbeda.

3. Diharapkan penelitian lanjutan yang lebih jauh dan mendalam untuk mengetahui lebih pasti penyebab perubahan kekerasan semen ionomer kaca modifikasi resin saat diaplikasikan bahan pemutih pada penelitian ini dan penelitian-penelitian sebelumnya.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

1. Van Noort R. Introduction to dental material. 3rd Ed. Toronto: Mosby Elsevier., 2007: 127-40

2. Irawan B. Material Restorasi Direk Kedokteran Gigi Saat ini. J Dent Ind 2004; 11 (1) : 24-8

3. Manappalil JJ. Basic Dental Material. New Delhi: Jaypee Brother., 1998: 220-29.

4. McCabe JF, Walls AWG. Applied dental materials. 9th ed. United Kingdom: Blackwell publishing LTD., 2008: 245 – 56.

5. Water sorption of resin-modified

glass-ionomer cements photoactivated with LED.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17242796 ( Oktober 3.2012)

6. Suprastiwi E. Penggunaan Karbamid Peroksida Sebagai Bahan Pemutih Gigi. J Dent Ind 2005; 12 (3) : 139-45

7. Tjuatja L, Mulyawati M. Halim FS. Perbedaan kekerasan miko permukaan resin komposit mikrofil dan nanno fill pada penggunaan bahan karbamid peroksida 45% dan hidrogen peroksida 38% secara in office bleaching. J Ked 2006; 264-69

8. Attin T, Hannig C, Wiegand A, Attin R. Effect of bleaching on restorative material and restorations-a systematic review. J Dent Mat 2004; 852-61

9. Ayad NM. The Effect of a Current Home Bleaching Agent on the Color of Nine Tooth-Colored Restorative Materials Stained with Common Beverages: An In Vitro Study. http://www.ispub.com/journal.html (Oktober. 3 2012)

10.El-Mur J, Ruel D, Annie J. Effect of external bleaching on restorative Material: A review. JCDA 2011; 2-6

11.Tam L. The Safety of Home Bleaching Techniques. JCDA 1999; 453-55

12.Briso AL, Tunas IT, Almeida LC. Effects of Five Carbmide Peroxide Bleaching Gels on Composite Resin Microhardness. J Acta Odont 2010; 27-30

13.Anusavice KJ. Philip Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi. 10th ed. Alih bahasa. Johan arief Budiman, Susi Purwoko. Jakarta: EGC, 2003: 449-60


(45)

14.Irawan B. Glass-Ionomer modifikasi resin. J Dent Ind 2004; 11 (1) : 45-6

15.Walton, R.E., Torabinejad M. Prinsip & praktik Endodonsia. Ed 3. Alih bahasa. Narlan Sumawinata. Jakarta: EGC., 2001: 459.

16.Craig, RG, John MP. Restorative Dental material. 12 th ed., London: Mosby., 2002: 288-315.

17.Halim HS. Perawatan diskolorisasi gigi dengan teknik bleaching. Jakarta: Universitas Trisakti., 2006: 23-25

18.Baum L, Phillips RW, Lund MR. Buku Ajar Ilmu konservasi gigi. 3th ed. Alih Bahasa. Rasinta Tarigan. Jakarta: EGC., 1997: 173-81.

19.Ferracane JL. Material in Dentistry : Principles and Aplications. 2nd ed. Baltimore : Lippincott Williams & Wilkins., 2001: 101-04

20.Hanafiah KA. Rancangan Percobaan Teori & Aplikasi. Ed 3., Jakarta: PT RajaGrafindo Persada., 2003: 9-10

21.Wahyono T. Belajar Sendiri SPSS 16 (Statistical Product and Service Solutions). Jakarta: PT Elex Media Komputindo., 2008: 121-27

22.

peroxide gels on microhardness of restoration materials. (Oktober. 3 2012)

23.Awliya W. Effect Of Bleaching Agents And Whitening Tooth Pastes On Color Stability And Microhardness Of Restorative Materials. Pakistan Oral & Dental Journal. 2007; 249-56

24.Leung VWH, Darvell BW. Artificial Saliva For In Vitro Studies Of Dental Material. Journal of Dentistry 1997; 25:475-84


(46)

Lampiran 1 Kerangka Teori

Semen ionomer kaca modifikasi resin

Komposisi

Alumina (Al2O3)

Alumunium fluoride

• Silika

• Alumina

• calcium fluoride

• Sodium fluoride

• Alumunium phospat

• Alumunium fluoride

• Lanthanum

• Strontium

• Barium

• Inisiator pengerasan

• Resin polimerisasi

Sifat

Sifat fisik

Sifat mekanis

Compressive strenght

Tensile strength

Hardness

Karbamid peroksida 16 % Kelarutan


(47)

Lampiran 2 Alur penelitian :

Tanpa aplikasi karbamid peroksida 16%

Pembuatan 30 sampel semen

ionomer kaca modifikasi resin

Dengan aplikasi karbamid peroksida 16%

Analisis data

4 jam selama 7 hari 4 jam selama

3 hari

Pengukuran kekerasan

Pengukuran kekerasan Pengukuran

kekerasan

Pengambilan data

Pengambilan data

Pengambilan data 24 jam

Rendam saliva

Rendam saliva


(48)

Lampiran 3

PERSONALIA DAN ORGANISASI

Nama Lengkap : Siti Syarifah hrp

NIM : 090600128

Alamat : Jln. Stella 1 no 77. Medan

No. Telp. : 085763351399

Pangkat/Jabatan : Mahasiswa FKG USU

Tempat Penelitian : 1. Departemen Ilmu Material dan Teknologi Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan

2. Laboratorium Metalurgi Fisika dan Keramik Fakultas

Pertambangan dan Perminyakan ITB


(1)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi perubahan kekerasan signifikan pada kelompok 3 hari dan 7 hari setelah aplikasi karbamid peroksida 16%. Selain itu kelompok 3 hari aplikasi karbamid peroksida 16% memiliki perbedaan yang bermakna bila dibandingkan dengan kelompok dengan aplikasi karbamid peroksida 16% selama 7 hari.

6.2 Saran

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut.

2. Diharapkan penelitian lanjutan dapat meneliti perubahan sifat mekanis maupun sifat fisis semen ionomer kaca modifikasi resin lainnya pada saat diaplikasikan bahan pemutih dengan lama waktu aplikasi yang berbeda ataupun kadar bahan pemutih yang berbeda.

3. Diharapkan penelitian lanjutan yang lebih jauh dan mendalam untuk mengetahui lebih pasti penyebab perubahan kekerasan semen ionomer kaca modifikasi resin saat diaplikasikan bahan pemutih pada penelitian ini dan penelitian-penelitian sebelumnya.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

1. Van Noort R. Introduction to dental material. 3rd Ed. Toronto: Mosby Elsevier., 2007: 127-40

2. Irawan B. Material Restorasi Direk Kedokteran Gigi Saat ini. J Dent Ind 2004; 11 (1) : 24-8

3. Manappalil JJ. Basic Dental Material. New Delhi: Jaypee Brother., 1998: 220-29.

4. McCabe JF, Walls AWG. Applied dental materials. 9th ed. United Kingdom: Blackwell publishing LTD., 2008: 245 – 56.

5. Water sorption of resin-modified

glass-ionomer cements photoactivated with LED.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17242796 ( Oktober 3.2012)

6. Suprastiwi E. Penggunaan Karbamid Peroksida Sebagai Bahan Pemutih Gigi. J Dent Ind 2005; 12 (3) : 139-45

7. Tjuatja L, Mulyawati M. Halim FS. Perbedaan kekerasan miko permukaan resin komposit mikrofil dan nanno fill pada penggunaan bahan karbamid peroksida 45% dan hidrogen peroksida 38% secara in office bleaching. J Ked 2006; 264-69

8. Attin T, Hannig C, Wiegand A, Attin R. Effect of bleaching on restorative material and restorations-a systematic review. J Dent Mat 2004; 852-61

9. Ayad NM. The Effect of a Current Home Bleaching Agent on the Color of Nine Tooth-Colored Restorative Materials Stained with Common Beverages: An In Vitro Study. http://www.ispub.com/journal.html (Oktober. 3 2012)

10.El-Mur J, Ruel D, Annie J. Effect of external bleaching on restorative Material: A review. JCDA 2011; 2-6

11.Tam L. The Safety of Home Bleaching Techniques. JCDA 1999; 453-55

12.Briso AL, Tunas IT, Almeida LC. Effects of Five Carbmide Peroxide Bleaching Gels on Composite Resin Microhardness. J Acta Odont 2010; 27-30


(3)

14.Irawan B. Glass-Ionomer modifikasi resin. J Dent Ind 2004; 11 (1) : 45-6

15.Walton, R.E., Torabinejad M. Prinsip & praktik Endodonsia. Ed 3. Alih bahasa. Narlan Sumawinata. Jakarta: EGC., 2001: 459.

16.Craig, RG, John MP. Restorative Dental material. 12 th ed., London: Mosby., 2002: 288-315.

17.Halim HS. Perawatan diskolorisasi gigi dengan teknik bleaching. Jakarta: Universitas Trisakti., 2006: 23-25

18.Baum L, Phillips RW, Lund MR. Buku Ajar Ilmu konservasi gigi. 3th ed. Alih Bahasa. Rasinta Tarigan. Jakarta: EGC., 1997: 173-81.

19.Ferracane JL. Material in Dentistry : Principles and Aplications. 2nd ed. Baltimore : Lippincott Williams & Wilkins., 2001: 101-04

20.Hanafiah KA. Rancangan Percobaan Teori & Aplikasi. Ed 3., Jakarta: PT RajaGrafindo Persada., 2003: 9-10

21.Wahyono T. Belajar Sendiri SPSS 16 (Statistical Product and Service Solutions). Jakarta: PT Elex Media Komputindo., 2008: 121-27

22.

peroxide gels on microhardness of restoration materials. (Oktober. 3 2012)

23.Awliya W. Effect Of Bleaching Agents And Whitening Tooth Pastes On Color Stability And Microhardness Of Restorative Materials. Pakistan Oral & Dental Journal. 2007; 249-56

24.Leung VWH, Darvell BW. Artificial Saliva For In Vitro Studies Of Dental Material. Journal of Dentistry 1997; 25:475-84


(4)

Lampiran 1 Kerangka Teori

Semen ionomer kaca modifikasi resin

Komposisi

Alumina (Al2O3)

Alumunium fluoride • Silika

• Alumina

• calcium fluoride • Sodium fluoride • Alumunium phospat • Alumunium fluoride • Lanthanum

• Strontium • Barium

• Inisiator pengerasan • Resin polimerisasi

Sifat

Sifat fisik

Sifat mekanis

Compressive strenght

Tensile strength

Hardness Kelarutan


(5)

Lampiran 2 Alur penelitian :

Tanpa aplikasi karbamid peroksida 16%

Pembuatan 30 sampel semen

ionomer kaca modifikasi resin

Dengan aplikasi karbamid peroksida 16%

Analisis data

4 jam selama 7 hari 4 jam selama

3 hari

Pengukuran kekerasan

Pengukuran kekerasan Pengukuran

kekerasan

Pengambilan data

Pengambilan data

Pengambilan data 24 jam

Rendam saliva

Rendam saliva


(6)

Lampiran 3

PERSONALIA DAN ORGANISASI

Nama Lengkap : Siti Syarifah hrp

NIM : 090600128

Alamat : Jln. Stella 1 no 77. Medan

No. Telp. : 085763351399

Pangkat/Jabatan : Mahasiswa FKG USU

Tempat Penelitian : 1. Departemen Ilmu Material dan Teknologi Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan

2. Laboratorium Metalurgi Fisika dan Keramik Fakultas Pertambangan dan Perminyakan ITB