akan membantu reaksi silang cross-linking diantara gugus metakrilat. Bahan dapat menjadi keras dalam waktu 30 detik penyinaran. Jika tidak cukup sumber sinar yang
ada maka bahan akan tetap menjadi keras dalam waktu yang lebih lama yaitu 15-20 menit. Aktivasi sinar akan membentuk jembatan garam alumunium dan akan
dilanjutkan dengan reaksi asam basa setelah proses polimerisasi sampai proses pengerasan bahan sempurna. Sistem ini dikenal dengan proses curing disertai reaksi
redoks. Kelebihan bahan ini bila sinar dari sumber sinar tidak cukup penetrasinya ke bahan karena ketebalan restorasi maka reaksi redoks dapat mengeraskan bahan
bagian dalam restorasi.
14
2.5 Sifat Fisik
Dengan tambahan bahan resin secara signifikan dapat meningkatkan berbagai sifat dari bahan semen ionomer.
14
Sifat fisik semen ionomer kaca modifikasi resin lebih baik dibandingkan dengan semen ionomer kaca konvensional. Sifat-sifat
tersebut antara lain kelarutan yang rendah ketika diuji dengan asam laktat, akan menyerap air selama beberapa waktu karena kandungan monomer yang hidrofilik dan
warna tambalan lebih baik dalam menirukan warna alami email bila dibandingkan dengan semen ionomer kaca konvensional.
16
2.6 Sifat Mekanis
Semen ionomer kaca modifikasi resin memiliki sifat yang berbeda dengan bahan-bahan semen ionomer kaca konvensional. Sifat-sifat tersebut perlu diketahui
agar dipahami keterbatasannya dan kemampuan maksimumnya. Sifat mekanis yang
akan dibahas yaitu kekuatan tekan, kekuatan tarik dan kekerasan. 2.6.1
Kekuatan Tekan
Kekuatan tekan adalah stress maksimum yang dapat diterima oleh suatu bahan dalam tekanan tanpa terjadi fraktur. Kekuatan tekan semen ionomer kaca modifikasi
resin yaitu 85-126 Mpa.
16
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Kekuatan Tarik
Secara umum semen ionomer kaca modifikasi resin kekuatan tekan dan kekuatan tarik lebih tinggi daripada semen ionomer konvensional. Kekuatan tarik
yaitu 13-24 Mpa.
16
2.6.3 Kekerasan
Kekerasan juga digunakan sebagai indikasi dari resistensi terhadap abrasi. Secara umum hardness didefinisikan sebagai ketahanan permukaan suatu material
terhadap goresan atau lekukan. Kekerasan semen ionomer kaca modifikasi resin yaitu 40 KHN lebih baik daripada semen ionomer konvensional.
3
2.7 Uji Kekerasan Vickers
Uji kekerasan vickers menggunakan diamond indenter basis berbentuk squre dengan sudut yang terbentuk antara sisi yang berlawanan sebesar 136
. Metode ini untuk menguji kekerasan permukaan material dan dapat digunakan untuk mengukur
kekerasan bahan tambal gigi. Uji kekerasan material yang dihitung dari pemberian beban oleh diamond
indenter berbentuk piramid dengan puncak sudut 136 . Permukaan akan terkena
tekanan tertentu untuk jangka waktu tertentu melalui diamond indenter berbentuk piramid tersebut. Diagonal lekuk yang dihasilkan diukur dibawah mikroskop. Beban
bervariasi 1-120 kg 10-1200 N. Uji vickers ini sangat berguna dalam mengukur kekerasan material yang kecil dan sangat keras.
16
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Pengujian vickers hardness test
Kekerasan permukaan hasil indentasi dengan Vickers Hardness Test dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan rumus: F = Beban
d = Rata-rata panjang diagonal dari d1 dan d2 mm HV = Vickers Hardness
2.8 Bahan Pemutih Gigi
Material pemutih bertindak sebagai material pengoksidasi oksidator atau sebagai pereduksi reduktor. Hampir semua material pemutih adalah oksidator, dan
untuk ini cukup banyak tersedia preparatnya. Material yang banyak dipakai adalah larutan hidrogen peroksida dengan berbagai kekuatan, natrium perborat, dan
d= d1+d22
Universitas Sumatera Utara
karbamid peroksida. Natrium perborat dan karbamid peroksida adalah zat kimia yang secara bertahap terdegradasi sehingga melepaskan hidrogen dengan kadar yang
rendah. Hidrogen peroksida dan karbamid peroksida hanya diindikasikan untuk pemutihan eksterna sementara natrium perborat sebagian besar digunakan untuk
pemutihan interna. Semuanya terbukti efektif.
15
2.9 Macam-Macam Bahan Pemutih Eksterna