strontium, barium atau zinc oxide, inisiator pengerasan dan resin polimerisasi.
3
Sementara cairannya harus disimpan dalam botol bewarna gelap karena untuk mencegah pengaruh sinar terhadap cairan. Isi cairan mempunyai komposisi yang
bervariasi diantara produk yang beredar di  pasaran tetapi secara umum terdiri atas asam poliakrilat, air, monomer metakrilat,  2-hydroxyehylmetacrylate  HEMA dan
katalisator peka cahaya.
1
Pilihan bahan resin sangat terbatas kerena pada dasarnya semen ionomer kaca adalah material yang berbasis air dan juga bahan resin perlu
larut dalam air. HEMA adalah bahan monomer monovinil yang bersifat hidrofilik dan sangat efektif yang akan segera larut dalam air.
14
2.3 Manipulasi Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin
Pada semen ionomer kaca modifikasi resin rasio bubuk dan cairan  yaitu 1,6 g bubuk dan 1,0 g cairan. Bubuk  harus diaduk  sebelum dikeluarkan dan cairan
diteteskan dalam arah vertikal.
1
Bubuk dan cairan  semen ionomer kaca modifikasi resin dalam proporsi yang tepat diletakkan pada kertas pad atau glass slab. Bubuk
dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama dicampur dengan cairan dan diaduk rata menggunakan spatula plastis, lalu sisa bahan tadi ditambahkan. Waktu pencampuran
selama 30 detik untuk menghasilkan konsistensi yang untuk penyemenan.
3,18,19
Semen ionomer kaca modifikasi resin disinari dengan sinar tampak  biru  selama 30 detik
sehingga mempercepat pengerasan semen. Semen ionomer  kaca  modifikasi resin dapat diaplikasikan pada gigi  yang sudah bersih dan kering. Sebagian produk
merokomendasikan penggunaan kondisioner untuk peningkatan ikatan pada dentin. HEMA merupakan allergen yang dapat berkontak sehingga dianjurkan harus
menggunakan sarung tangan.
1
2.4 Reaksi Pengerasan
Reaksi pengerasan seperti pada semen ionomer kaca adalah reaksi asam-basa pada saat bubuk  pertama kali dicampur. Reaksi terjadi berlangsung lebih lambat
sehingga memberikan waktu kerja yang lebih lama. Pengerasan bahan dipercepat dengan aktivasi sinar karena terjadi polimerisasi dari HEMA dan kopolimer yang ada
Universitas Sumatera Utara
akan membantu reaksi silang cross-linking diantara gugus metakrilat. Bahan dapat menjadi keras dalam waktu 30 detik penyinaran. Jika tidak cukup sumber sinar yang
ada maka bahan akan tetap menjadi keras dalam waktu yang lebih lama yaitu 15-20 menit. Aktivasi sinar akan membentuk jembatan garam alumunium dan akan
dilanjutkan dengan reaksi asam basa setelah proses polimerisasi sampai proses pengerasan bahan sempurna. Sistem ini dikenal dengan proses curing disertai reaksi
redoks. Kelebihan bahan ini bila sinar dari sumber sinar tidak cukup penetrasinya ke bahan karena ketebalan restorasi maka reaksi redoks dapat mengeraskan bahan
bagian dalam restorasi.
14
2.5 Sifat Fisik