Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan prioritas masalah kebutuhan dasar personal hygiene di Rumah Sakit Jiwa daerah Provinsi Sumatera Utara Medan tahun 2014
Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
RAJA SIAGIAN LUBIS
112500043
PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. D
dengan prioritas masalah kebutuhan dasar personal hygiene di Rumah Sakit Jiwa daerah Provinsi Sumatera Utara Medan tahun 2014”. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahlimadya Keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu WARDIYAH DAULAY, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan bimbingan, dukungan dan arahan kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatra Utara Medan.
2. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.
3. Bapak Mula Tarigan, S.Kp, M.Kp, selaku Sekretaris Program studi DIII
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
4. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen penguji.
5. Ibu Salbiah, S.Kp, M.Kep, selaku Koordinator Mata Kuliah Riset
Keperawatan yang telah banyak memberi materi tentang riset.
6. Ibu Diah Arruum, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen pembimbing akademik
terimakasih atas perhatian dan dukungan yang diberikan kepada penulis.
7. Para dosen dan seluruh staff, yang banyak membantu dalam menyusun Karya
(4)
8. Teristimewa buat kedua orang tua saya yang tercinta (Alm. H. Thamrin Lubis) dan Hj. Nur Hasanah Lubis) serta semua keluarga yang telah banyak memberikan dorongan kepada penulis baik moril, spiritual dan material dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Juga buat orang yang sangat saya sayangi Ade Kasna Rosadi Pohan yang
selalu memberi dukungan dan semangat juga waktunya buat saya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Buat teman-teman seperjuangan di Fakultas Keperawatan Usu Dewa (M.
Ikhsan), Gondrong (M. Abdu), Botek (M. Faisal), Baygon (Bayu), Sigenk (Arif), Bung Yogi, Husen, Yardani Ziliwu, Nisa, Vini, dan seluruh teman-teman Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2011 yang telah berpartisipasi dan mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini semoga kita semua menjadi orang yang sukses nantinya.
11. Kawan-kawan seperjuangan di Organisasi Serikat Mahasiswa Indonesia
(Sadam, Azis, Muslim, Febri, Dedi, Dinal, Siti, dkk) tetaplah menjadi Mahasiswa Progresif.
12. Dan semua rekan-rekan di Fakultas Keperawatan USU stambuk 2011, 2012, 2013.
13. Bang Kholis yang selalu memotivasi dan slalu memberi dukungan kepada penulis supaya tetap semangat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun susunannya. Maka dengan segala kerendahan hati. Penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Medan, Juli 2014
(5)
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar isi ... iv
Bab 1 Pendahuluan ... 1
A. Latar belakang ... 1
B. Tujuan ... 3
Bab 2 Pengelolaan kasus ... 4
A. Konsep dasar personal hygien ... 4
1. Defenisi personal hygiene ... 4
2. Macam-macam personal hygiene ... 5
3. Tujuan personal hygiene ... 5
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene ... 5
5. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene ... 6
6. Tanda dan gejala ... 6
7. Jenis-jenis perawatan diri ... 8
8. Proses asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar personal hygiene... 8
9. Format pengkajian klien di rumah sakit ... 10
10. Analisa data ... 16
11. Perencanaan keperawatan dan rasional ... 17
12. Pelaksanaan keperawatan ... 18
Evaluasi ... 19
Bab 3 Kesimpulan dan Saran ... 20
A. Kesimpulan ... 20
B. Saran ... 20
Daftar pustaka ... 21 Catatan perkembangan
(6)
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa, halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia. Menurut Pratoharsoyo (2012), dari seluruh klien skizoprenia 70% diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiwa lain yang juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manik depresif dan delirium. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersefsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulasi eksteren persepi palsu. pasien halusinasi juga akan terganggu kebutuhan dasarnya terutama kebutuhan dasar fisiologi (Praptoharsoyo, 2012). Salah satu kebutuhan fisiologis pasien yg terganggu adalah kebutuhan personal hygienenya, hal ini di sebabkan karena terganggunya kognitif pasien sehingga pasien tidak peduli dengan dunia luar bahkan dengan kebutuhan dirinya sendiri khususnya kebutuhan personal hygienenya.
Kesehatan jiwa seseorang dikatakan sakit apabila ia tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari, dirumah, sekolah, dikampus, ditempat kerja dan lingkungan sosialnya. Seseorang yang mengalami gangguan jiwa akan mengalami ketidakmampuan berfungsi secara optimal dalam kehidupannya sehari-hari (Hawari, 2001).
Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini, menurut data Departemen Kesehatan tahun 2007 mencapai lebih dari 28 juta orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan 11,6% dari populasi dan 0,46% menderita gangguan jiwa berat (Purba, 2011). Masalah keperawatan yang paling sering ditemukan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) adalah perilaku kekerasan, halusinasi, menarik diri, harga diri rendah, waham, bunuh diri, ketergantungan napza, dan defisit perawatan diri. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari delapan masalah keperawatan diatas akan mempunyai manifestasi yang berbeda, proses terjadinya masalah yang berbeda dan sehingga dibutuhkan penanganan yang berbeda pula. Kedelapan masalah itu dipandang sama pentingnya, antara masalah satu dengan
(7)
lainnya. Namun, pada setiap masalah keperawatan jiwa diatas, yang selalu dan bahkan dapat terjadi pada tiap pasien yang mengalami gangguan jiwa adalah kurang perawatan diri. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan (Tarwoto & Wartonah, 2006).
Keterbatasan perawatan diri biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh pasien, sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian dan berhias. Keterbatasan tersebut akan terus berlanjut dalam pemenuhan kebutuhan dasar lainnya. Setiap makhluk hidup mempunyai kebutuhan, tidak terkecuali manusia. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam. Namun, pada hakikatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan tersebut bersifat manusiawi dan menjadi syarat untuk kelangsungan hidup manusia. Siapapun orangnya pasti memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar (Asmadi, 2008).
Perawatan diri atau kebersihan diri merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik fisik maupun psikologis, pemenuhan perawatan diri dipengaruhi oleh budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan (Hidayat, 2007).
Pasien defisit perawatan diri umumnya terjadi gangguan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya terutama kebutuhan fisiologis pasien, kebutuhan fisiologis akan mempengaruhi kebutuhan dasar lainnya, jika kebutuhan fisiologis pasien terganggu, selanjutnya seluruh kebutuhan menjadi terganggu sebagai dampak terganggunya kebutuhan psikologis. Oleh karena itu, perawat harus berupaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan menjalin rasa percaya dan berusaha memahami apa yang dirasakan oleh pasien. Keterbatasan perawatan diri biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh pasien, sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian dan berhias (Depkes, 2007).
(8)
Berdassarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 02 juni 2014, terdapat 37 pasien yang dirawat Di Ruangan Dolok Martimbang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Sumatera Utara, 30 orang mengalami diagnosa keperawatan Halusinasi dan 90% di antaranya mengalami masalah defisit perawatan diri salah satunya Tn. D.
Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang kebutuhan personal hygiene pada pasien halusinasi.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang mengalami masalah kebutuhan dasar personal hygiene di Rumah Sakit Jiwa daerah Sumatera Utara Medan.
Tujuan Khusus
a. Perawat mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Masalah
Kebutuhan Dasar Personal Hygiene.
b. Perawat mampu menegakkan Diagnosa Keperawatan pada Klien dengan
Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene.
c. Perawat mampu membuat Intervensi Keperawatan pada Klien dengan
Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene.
d. Perawat mampu melakukan Implementasi Keperawatan pada Klien
dengan Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene.
e. Perawat mampu membuat Evaluasi Keperawatan pada klien dengan
(9)
BAB 2
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep dasar personal hygiene 1. Defenisi Personal Hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. (Tarwoto dan wartonah, 2010).
Higiene perorangan yaitu suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Perry, 2005). Higiene perorangan dapat dilihat dari cara seseorang makan, mandi, mengenakan pakaian sehari-hari, serta kebersihan badan meliputi rambut, kuku, badan, telinga, gigi, dan sebagainya.
Maria (2009) juga mengatakan bahwa higiene perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Sebaliknya, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Melihat hal itu higiene perorangan diartikan sebagai kebersihan pribadi yang mencakup semua aktivitas serta bertujuan untuk mencapai kebersihan tubuh, meliputi mandi, merawat rambut, kuku, gigi, gusi dan membersihkan daerah genital.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Karena itu hendaknya setiap orang selalu berusaha supaya personal hygiennya dipelihara dan ditingkatkan. Kebersihan dan kerapian sangat penting dan diperlukan agar seseorang disenangi dan diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena kebersihan diperlukan agar seseorang dapat hidup secara sehat.
(10)
2. Macam-macam Personal Hygiene
a. Perawatan kulit kepala dan rambut. b. Perawatan mata.
c. Perawatan hidung. d. Perawatan telinga.
e. Perawatan kuku kaki dan tangan. f. Perawatan kulit seluruh tubuh.
g. Perawatan tubuh keseluruhan (Tarwoto, 2010).
3. Tujuan perawatan Personal Hygiene
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang. b. Memelihara kebersihan diri seseorang.
c. Memperbaiki pesonal hygine yang kurang.
d. Pencegahan penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang. f. Menciptakan keindahan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
(11)
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun shampo dan lain-lain.
g. Kondisi fisik atau fisikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
5. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan intergritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksisosial.
6. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai berikut:
A. Personal hygiene a. Mandi
- Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan
- Tidak dapat mengeringkan tubuh
- Badan bau
(12)
b. Keramas
- Kulit kepala berketombe
- Banyak kutu
- Rambut kusam
- Rambut kotor dan bau
c. Sikat gigi
- Gigi kotor
- Terdapat karang gigi
- Adanya karies gigi
- Bau mulut
d. Gunting kuku
- Kuku tangan dan kaki panjang dan kotor
B. Berdandan
a. Berpakaian/berhias
- Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian
- menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian
- Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam
- Tidak dapat memilih pakaian
- Pakaian kotor
- Pakaian terlihat tidak rapi
b. Menyisir rambut
- Rambut berantakan
c. Berdandan
- Wajah kusam
- Tidak menggunakan bedak
d. Memakai wangi-wangian
(13)
7. Jenis-jenis Perawatan Diri
a. Kurang perawatan diri Mandi/kebersihan : Kurang perawatan diri
(mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Kurang perawatan diri Mengenakan pakaian/berhias : Kurang
perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Kurang perawatan diri Makan Kurang perawatan diri (makan) : adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.
d. Kurang perawatan diri toileting : Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah, 2004).
Dalam hal ini hanya di bahas mengenai mandi dan berdandan.
8. Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene
1. Pengkajian
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri maka tanda dan gejala dapat diperoleh melalui observasi pada pasien yaitu:
- Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
- Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut
acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan (Purba, 2012)
.
2. Analisa data
a. Data Subjektif
- Klien mengatakan dirinya malas mandi, karena klien takut di
kamar mandi dan peralatan mandi di rumah sakit kurang memadai - Klien mengatakan dirinya tidak pandai berdandan
(14)
b. Data Objektif
- Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan
rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang yang kotor.
- Ketidakmampuan berhias/berpakaian: ditandai dengan rambut
acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan (Fitria, 2010).
3. Rumusan masalah
Dari hasil pengkajian maka dapat dirumuskan masalah ketidakmampuan klien dalam melakukan perawatan diri meliputi mandi dan berdandan.
4. Perencanaan
a. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri dapat dilakukan tahapan tindakan yang meliputi:
- Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
- Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
- Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
- Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri b. Melatih pasien berhias/berpakaian
perawat dapat melatih pasien berdan dan untuk pasien laki-laki latihan meliputi:
- Cara berpakaian
- Menyisir rambut
(15)
FORMAT PENGAKAJIAN KLIEN DI RUMAH SAKIT
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Jenis klamin : Laki-Laki
Umur : 26 Tahun
Status perkawinan : Belum menikah
Agama : Kristen
Pendidikan : SMP
Alamat : Pancur batu
Tanggal Masuk RS : 16 maret 2014
No. Register : 02.50.35
Ruangan/Kamar : Dolok martimbang
Tanggal pengkajian : 02 juni 2014
Diagnosa medis : Skizofrenia
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya melakukan sesuatu dan klien juga mengatakan klien tidak pandai melakukan perawatan diri.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/Palliative 1. Apa penyebabnya :
Klien mengatakan kakeknya menurunkan ilmu hitam kepadanya 2. Hal-hal yang memperbaiki keadan
Meminum obat secara teratur B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
(16)
2. Bagaimana dilihat
Klien terlihat suka berbicara sendiri C. Region
1. Dimana lokasinya Di telinga
2. Apa menyebar Tidak
D. Severity
Klien mengatakan suara-suara itu sangat mengganggunya. E. Time
Jika klien sedang sendiri maka suara-suara itu datang
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASALALU
A. Penyakit yang pernah di alami
Sebelumnya pasien tidak pernah sakit yang menyebabkannya dirawat B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan
Tidak ada
C. Pernah dirawat/operasi
Klien tidak pernah di rawat/operasi D. Lama dirawat
Klien tidak pernah di rawat E. Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orangtua
Orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa seperti yang di alami klien
B. Saudara kandung
Tidak ada saudara kandung klien yang memiliki gangguan jiwa C. Penyakit keturunan yang ada
(17)
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa E. Anggota keluarga yang meniggal
Anggota keluarga klien belum ada yang meninggal F. Penyebab meninggal
Tidak ada
VI. RIWAYAT KEADAAN PISKOSOSISAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak sedang sakit tapi karena
keluarganya mengatakan untuk kesehatannya tinggal di rumah sakit maka pasien rela untuk tinggal di rumah sakit.
B. Konsep diri
- Gambaran diri :
Klien tidak merasakan ada yang kurang dari tubuhnya.
- Ideal diri :
Klien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah
- Harga diri :
Klien mengatakan dirinya sudah tidak berguna lagi untuk keluarganya
- Peran diri :
Klien sebagai seorang laki-laki belum berrumah tangga dan sebagai anak
- Identitas :
klien merupakan serang laki-laki tamatan SMP C. Keadaan emosi
Keadaan emsional pasien tampak labil D. Hubungan sosisal
- Orang yang berarti :
Menurut klien orang yg paling brarti adalah keluarganya
- Hubungan dengan keluarga :
(18)
- Hubungan dengan orang lain :
Selama klien di rawat di rumah sakit jiwa hubungan sosialisasinya dengan orang lain cukup baik
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien merasa tidak ada hambatan berhubungan dengan orang lain E. Spiritual
- Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama kristen - Kegiatan ibadah
Klien tidak pernah mengikuti ibadah semenjak dia di rawat di Rumah Sakit Jiwa
VII. STATUSMENTAL
A. Tingkat kesadaran
Klien sadar penuh (compos metis), tidak mengalami disorientasi B. Penampilam
Klien berpakaian tidak rapi, kuku kotor, kulit berdaki dan bau, rambut kotor
C. Pembicaran
Selama pengkajian dengan wawancara klien mudah di ajak bicara D. Alam perasaan
Klien tampak tenang E. Afek
Afek datar
F. Interaksi selama wawancara
Selama dilakukan wawancara, klien tampak biasa saja G. Persepsi
Klien mengatakan tidak ada lagi gunanya semua, karna dia telah ditinggalkan keluarganya di rumah sakit jiwa
H. Proses pikir
(19)
I. Isi pikir
Klien tampak tidak tau apa yang di lakukannya dan hanya menbayangkan sesuatu yang tidak nyata.
J. Waham
Klien tidak mengalami waham K. Memory
Klien masih mengingat jangka pendek dan jangka panjang tetapi klien terlalu berlebihan saat bercerita
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
Klien tampak tidak rapi, pada saat pengkajian klien tampak kurang bersemangat
B. Tanda-tanda vital
Suhu Tubuh : 36.6 0
TB : 170 Cm
BB : 65 kg
C
Tekanan Darah : 120/80Mmgh
Nadi : 60x/Menit
Pernapasan : 24x/Menit
IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
A. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
- Nafsu/selera makan : Nafsu makan baik
- Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri pada ulu hati
- Alergi : Tidak memiliki riwayat alergi
- Mual dan muntah : Tidak ada mual dan muntah
- Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa):
Klien memisahkan diri ketika makan.
Waktu pemberian makan : Pagi, siang, sore
(20)
- Waktu pemberian cairan : Tidak ditentukan
- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah):
Kesulitan mengunyah karena gigi banyak yang tanggal.
B. Perawatan diri /personal hygiene
- Kebersihan tubuh : Terlihat tidak bersih
- Kebersihan gigi dan mulut : Terlihat kotor
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku terlihat panjang dan Kotor
C. Pola kegiatan/aktivitas
Aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian, dilakukan secara mandiri.
D. Pola eliminasi 1. BAB
- Pola BAB : 1 x sehari
- Karakter feses : kadang keras kadang lembek
2. BAK
Klien kurang lebih 3 kali sehari BAK
E. Mekanime koping
Saat ada masalah klien hanya bisa memendam masalahya sendiri tanpa menceritakannya kepada siapapun.
(21)
ANALISA DATA
No. Data Penyebab Masalah Keperawatan
1. DS:
- Klien mengatakan dirinya
malas mandi.
- Klien mengatakan dirinya
tidak pandai berdandan. DO:
- Klien terlihat jorok, kulit
berdaki dan bau, rambut kotor, gigi kotor, serta kuku panjang yang kotor.
- Rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, klien tidak berdandan
- Klien takut
di kamar mandi dan peralatan
mandi di Rumah Sakit tidak
memadai
Defisit Perawatan Diri
mandi dan berdandan
Masalah Keperawatan
Defisit Perawatan Diri mandi dan Berdandan
Diagnosa Keperawatan
(22)
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari/ Tanggal
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Selasa, 03 juni 2014 Defisit Perawatan Diri mandi dan Berdandan
Tujuan dan Kriteria Hasil:
Tujuan keperawatan: Untuk meningkatkan
minat dan motivasinya klien agar memperhatikan kebersihan diri dan berdandan
Kriteria hasil:
- Klien dapat memenuhi kebutuhan personal
hygienenya dan berdandan
- Klien dapat menjaga kebersihan diri dan berdandan
Rencana Tindakan Rasional 1. Strategi Pertemuan 1
- Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
- Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri (mandi, sikat gigi, gunting kuku, dan keramas)
- Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga
kebersihan diri
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
Klien dapat memenuhi
kebutuhan personal hygiene dan dapat menjaga
kebersihan dirinya.
2. Strategi Pertemuan 2
- Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien - Menjelaskan cara berdandan
- Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
Memantau kemajuan serta aktivitas yang dipilih dan dilatih bersama dengan klien
(23)
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/ tanggal
No. Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Selasa /03 juni 2014
1. 1. Strategi Pertemuan 1 3. Menjelaskan pentingnya
kebersihan diri
4. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri (mandi, sikat gigi, gunting kuku, dan keramas)
5. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri 6. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
S:
- Pasien mengatakan kalau
mandi badan jadi segar.
- Pasien mengatakan kalau
mandi perlu sabun, odol, sikat gigi dan shampo. O :
- Klien terlihat rileks dan segar.
A: Masalah teratasi sebagian. P:Intervensi dilanjutkan.
2. Strategi Pertemuan 2 - Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien - Menjelaskan cara berdandan
(menyisir rambut, dan berpakaian)
- Membantu pasien
memprkatekkan cara berdandan
- Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
S: klien mengatakan kalau berdandan dirinya lebih rapi dan ganteng
O: Klien tampak rapi dan berdandan.
A: Masalah sebagian Teratasi.
(24)
EVALUASI
Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan untuk klien gangguan personaln hygiene dan berdandan (purba, 2012)
1. Klien dapat menyebutkan: - Penyebab tidak merawat diri. - Manfaat menjaga perawatan diri. - Tanda-tanda bersih dan rapi.
- Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan. 2. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:
- Kebersihan diri (personal hygiene) - Mandi
(25)
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan masalah kurang perawaatan diri (personal hygiene) dan berdandan pada Tn. D dapat disimpulkan setelah dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak pandai dan malas melakukan perawatan diri. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis merencanakan beberapa tindakan yang sudah diuraikan yaitu jelaskan pada klien perawatan diri yang benar, menjelaskan cara mandi yang benar, menyisir dan mencukur rambut.
Dengan demikian setelah dilakukan tindakan tersebut pasien dapat memberikan respon yang positif karena tindakan yang dilakukan efektif untuk mengatasi masalah kurang perawatan diri (personal hygiene) dan berdandan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari, klien tampak bersih dan mengerti perawatan diri dengan benar. Hal ini berarti Kurang perawatan diri (personal hygiene) dan berdandan teratasi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengambil saran dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan.
1. Untuk perawat
Bagi seorang perawat sebaiknya harus memahami dan mengerti kebutuhan klien memenuhi kebutuhan perawatan dirinya. Dan perawat dapat memberikan nasehat, motivasi, dorongan pada klien yang mengalami kurang kebersihan diri agar dapat melakukan perawatan diri pada dirinya dan dapat memberikan asuhan keperawatan perawatan diri dengan baik.
2. Untuk Rumah Sakit
Bagi rumah sakit agar dapat memfasilitasi klien dalam melakukan perawatan dirinya secara individu, agar dapat memberikan atau membiasakan klien dalam melakukan perawatan diri secara individu.
(26)
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Depkes. (2007). Standar Pedoman Perawatan Jiwa. Jakrta: EGC
Fitria Nita, (2010). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP).
Jakarta: Salemba Medika.
Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta: Momedia.
Purba dkk. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Masalah Psikologi dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.
Tarwoto dan Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
(1)
ANALISA DATA
No. Data Penyebab Masalah
Keperawatan 1. DS:
- Klien mengatakan dirinya malas mandi.
- Klien mengatakan dirinya tidak pandai berdandan.
DO:
- Klien terlihat jorok, kulit berdaki dan bau, rambut kotor, gigi kotor, serta kuku panjang yang kotor.
- Rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi,
pakaian tidak sesuai, klien tidak berdandan
- Klien takut di kamar mandi dan peralatan
mandi di Rumah Sakit tidak
memadai
Defisit Perawatan Diri
mandi dan berdandan
Masalah Keperawatan
Defisit Perawatan Diri mandi dan Berdandan
Diagnosa Keperawatan
(2)
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Hari/ Tanggal
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Selasa, 03 juni 2014 Defisit Perawatan Diri mandi dan Berdandan
Tujuan dan Kriteria Hasil:
Tujuan keperawatan: Untuk meningkatkan minat dan motivasinya klien agar memperhatikan kebersihan diri dan berdandan
Kriteria hasil:
- Klien dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya dan berdandan
- Klien dapat menjaga kebersihan diri dan berdandan
Rencana Tindakan Rasional
1. Strategi Pertemuan 1
- Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
- Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri (mandi, sikat gigi, gunting kuku, dan keramas)
- Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Klien dapat memenuhi
kebutuhan personal hygiene dan dapat menjaga
kebersihan dirinya.
2. Strategi Pertemuan 2
- Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien - Menjelaskan cara berdandan
- Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan - Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
Memantau kemajuan serta aktivitas yang dipilih dan dilatih bersama dengan klien
(3)
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/ tanggal
No. Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Selasa /03 juni 2014
1. 1. Strategi Pertemuan 1 3. Menjelaskan pentingnya
kebersihan diri
4. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri (mandi, sikat gigi, gunting kuku, dan keramas)
5. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri 6. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
S:
- Pasien mengatakan kalau mandi badan jadi segar. - Pasien mengatakan kalau
mandi perlu sabun, odol, sikat gigi dan shampo. O :
- Klien terlihat rileks dan segar.
A: Masalah teratasi sebagian. P:Intervensi dilanjutkan.
2. Strategi Pertemuan 2 - Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien - Menjelaskan cara berdandan
(menyisir rambut, dan berpakaian)
- Membantu pasien memprkatekkan cara berdandan
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
S: klien mengatakan kalau berdandan dirinya lebih rapi dan ganteng
O: Klien tampak rapi dan berdandan.
A: Masalah sebagian Teratasi.
(4)
EVALUASI
Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan untuk klien gangguan personaln hygiene dan berdandan (purba, 2012)
1. Klien dapat menyebutkan: - Penyebab tidak merawat diri. - Manfaat menjaga perawatan diri. - Tanda-tanda bersih dan rapi.
- Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan. 2. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:
- Kebersihan diri (personal hygiene) - Mandi
(5)
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan masalah kurang perawaatan diri (personal hygiene) dan berdandan pada Tn. D dapat disimpulkan setelah dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak pandai dan malas melakukan perawatan diri. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis merencanakan beberapa tindakan yang sudah diuraikan yaitu jelaskan pada klien perawatan diri yang benar, menjelaskan cara mandi yang benar, menyisir dan mencukur rambut.
Dengan demikian setelah dilakukan tindakan tersebut pasien dapat memberikan respon yang positif karena tindakan yang dilakukan efektif untuk mengatasi masalah kurang perawatan diri (personal hygiene) dan berdandan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari, klien tampak bersih dan mengerti perawatan diri dengan benar. Hal ini berarti Kurang perawatan diri (personal hygiene) dan berdandan teratasi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mengambil saran dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan.
1. Untuk perawat
Bagi seorang perawat sebaiknya harus memahami dan mengerti kebutuhan klien memenuhi kebutuhan perawatan dirinya. Dan perawat dapat memberikan nasehat, motivasi, dorongan pada klien yang mengalami kurang kebersihan diri agar dapat melakukan perawatan diri pada dirinya dan dapat memberikan asuhan keperawatan perawatan diri dengan baik. 2. Untuk Rumah Sakit
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Depkes. (2007). Standar Pedoman Perawatan Jiwa. Jakrta: EGC
Fitria Nita, (2010). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP).
Jakarta: Salemba Medika.
Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta: Momedia.
Purba dkk. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Masalah Psikologi dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press.
Tarwoto dan Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.