BAB 5 AUDIT SIKLUS KONVERSI PENGGAJIAN

AUDIT
AUDIT
SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI

Halaman

1

PENGERTIAN
PENGERTIAN SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI



Siklus konversi adalah siklus transaksi
yang berhubungan dengan kegiatan
produksi, mulai dari perencanaan
produksi, anggaran produksi,

pelaksanaan produksi, sampai dengan
pelaporan kegiatan produksi, baik untuk
laporan manajerial maupun laporan
keuangan.

Halaman

2

ARUS
ARUS KEGIATAN
KEGIATAN SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Marketing dan
Penjualan

Perencanaan dan
Penjadwalan
Produksi

Desain/Rekayasa Produk

Laporan:
• Persed. PDP
• Persed PJ.
• Kos Penj.

Pengolahan data
biaya produksi:
• Bahan Baku
• Tenaga Kerja
Langsung
• BOP

Anggaran
Produksi

Pelaksanaan
Produksi


Wajarkah?
Halaman

3

ARUS
ARUS DATA
DATA SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Persediaan
Bahan Baku

Biaya
Bahan Baku

Produk
Dalam Proses

Biaya

Gaji & Upah

Biaya
TK Langsung

Persediaan
Produk Jadi

Biaya
Produksi Lain

Biaya
Overhead

Kos
Penjualan

Tujuan audit adalah menguji kewajaran Persediaan
Produk Dalam Proses, Persediaan Produk Jadi,
dan Kos Penjualan.

Halaman

4

JURNAL
JURNAL DALAM
DALAM SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
1. Mencatat penggunaan bahan baku
Persediaan Barang Dalam Proses XXXX
Persediaan Bahan Baku XXXX
2. Mencatat penggunaan biaya tenaga kerja langsung
Persediaan Barang Dalam Proses XXXX
Biaya Gaji dan Upah XXXX
3. Mencatat pembebanan biaya overhead pabrik
Persediaan Barang Dalam Proses XXXX
BOP Dibebankan XXXX
4. Mencatat penyelesaian produk
Persediaan Produk Jadi XXXX

Persediaan Produk Dalam Proses XXXX
5. Mencatat kos penjualan
Kos Penjualan XXXX
Persediaan Produk Jadi XXXX
Halaman

5

TUJUAN
TUJUAN AUDIT
AUDIT




Tujuan audit siklus konversi adalah menguji
kewajaran asersi manajemen tentang
transaksi dan saldo akun siklus konversi.
Asersi manajemen adalah pernyataan
eksplisit tentang saldo akun, termasuk

pernyataan implisit tentang saldo akun yang
mencakup:
 Eksistensi dan terjadinya
 Kelengkapan
 Hak dan Kewajiban
 Penilaian atau alokasi
 Penyajian dan pengungkapan
Halaman

6

Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian
Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen



Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.




Pengujian asersi Eksistensi dan Terjadinya:
1. Membuktikan bahwa persediaan tersebut
benar-benar ada dan transaksinya benarbenar terjadi, misalnya dengan
melakukan penghitungan fisik persediaan,
serta memeriksa dokumen perencanaan
produksi, anggaran produksi, serta buktibukti pengeluaran biaya produksi.

Halaman

7

Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian
Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen





Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
Pengujian asersi Kelengkapan:
2. Membuktikan bahwa seluruh produk
jadi telah masuk ke dalam persediaan
produk jadi, misalnya dengan cara
memeriksa laporan biaya produksi
serta memeriksa kemungkinan adanya
produk jadi yang belum dimasukkan ke
dalam gudang sehingga tidak masuk
dalam perhitungan persediaan produk
jadi.
Halaman

8

Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian

Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen




Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
Pengujian asersi Hak dan Kewajiban:
3. Membuktikan bahwa produk jadi
adalah milik perusahaan, bukan produk
pesanan dari perusahaan lain (bukan
barang komisi untuk kasus persediaan
barang dagangan), misalnya dengan
cara wawancara dengan pejabat yang
bertanggungjawab serta memeriksa
dokumen-dokumen komitmen
produksi/barang komisi.
Halaman


9

Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian
Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen




Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
Pengujian asersi Penilaian dan Alokasi:
4. Memeriksa ketepatan perhitungan kos

produksi serta alokasi kos produksi ke dalam
persediaan produk jadi dan persediaan
produk dalam proses, misalnya dengan cara
secara sampling memeriksa bukti-bukti
penggunaan bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, serta BOP, kemudian melakukan
pemeriksaan ketepatan perhitungan biaya
produksi dalam laporan produksi.

Halaman

10

Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian
Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen




Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
Pengujian asersi Penyajian dan
Pengungkapan:
5. Mereview ketepatan klasifikasi persediaan

dalam neraca, misalnya persediaan
bahan baku, persediaan produk dalam
proses, serta persediaan produk jadi,
termasuk pengungkapan yang diperlukan.

Halaman

11

RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Secara umum risiko siklus konversi sama
dengan siklus yang lain, yaitu terdiri dari
risiko bawaan dan risiko pengendalian.
1. Risiko bawaan, adalah risiko salah saji
yang tidak disebabkan oleh kelemahan
sistem, tetapi disebabkan oleh
karakteristik transaksi, misalnya
kompleksitas standard akuntansi,
kerumitan perhitungan, kecenderungan
manajemen untuk memanipulasi
informasi dan seterusnya.
Halaman

12

RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
2. Risiko pengendalian, adalah risiko salah
saji yang disebabkan oleh kegagalan SPI
untuk mencegah terjadinya salah saji.
Risiko bawaan akan disebut sebagai
risiko pengendalian, pada saat risiko
bawaan sudah dicoba diatasi dengan
membentuk sistem pengendalian, tetapi
sistem pengendalian ternyata gagal di
dalam mencegah terjadinya salah saji.

Halaman

13

RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Secara lebih rinci, potensi salah saji dalam asersi
siklus konversi antara lain sebagai berikut:
1. Volume produksi yang tinggi membuat
potensi salah saji menjadi tinggi.
2. Kompleksitas proses penentuan kos produksi,
terutama masalah pembebanan atau alokasi
biaya produksi tidak langsung (biaya
overhead prabrik).
3. Jika perusahaan memproduksi berbagai jenis
produk, penentuan kos produksi akan
menjadi semakin komplek.
Halaman

14

RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
4.

5.

6.

Jika produk jadi/bahan baku disimpan
dalam berbagai gudang, pengendalian fisik
persediaan menjadi semakin komplek.
Persediaan produk jadi/bahan baku
kemungkinan cepat rusak dan cepat
usang,
Persediaan produk jadi kemungkinan dijual
dengan garansi, tidak ada jaminan bahwa
produk yang telah dijual tidak dikembalikan
lagi oleh pembeli.
Halaman

15

RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
7.

Produk dibuat dalam jumlah
terlampau banyak atau terlampau
sedikit.
8.
Kontrol kualitas tidak ketat.
9.
Kos produksi tidak akurat.
10. Penurunan nilai produk karena
usang/rusak tidak teridentifikasi.

Halaman

16

SISTEM
SISTEM PENGENDALIAN
PENGENDALIAN INTEREN
INTEREN (SPI)
(SPI)






Sistem Pengendalian Interen adalah
serangkaian kebijakan, prosedur, dan berbagai
metode yang dirancang untuk mengendalikan
kegiatan interen organisasi, termasuk untuk
menjamin keandalan informasi akuntansi.
Untuk keperluan audit auditor harus memahami
SPI dan mengujinya untuk mengukur potensi
terjadinya salah saji dalam laporan keuangan.
Elemen-elemen SPI yang penting untuk
dipahami dan dievaluasi efektifitasnya oleh
auditor adalah dokumen transaksi, dokumen
pembukuan, serta pemisahan fungsi transaksi.
Halaman

17

SISTEM
SISTEM PENGENDALIAN
PENGENDALIAN INTEREN
INTEREN



COSO telah mengembangkan framework
SPI yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mengembangan SPI.



Framework SPI sangat membantu dalam
untuk memahami dan menguji SPI
secara efektif dan efisien.



Berdasarkan framework COSO, unsurunsur SPI adalah:
Halaman

18

SISTEM
SISTEM PENGENDALIAN
PENGENDALIAN INTEREN
INTEREN
1.
2.
3.
4.
5.

Lingkungan pengendalian
Asesmen risiko
Aktivitas pengendalian
Sistem informasi dan komunikasi
Monitoring

Memahami dan menguji SPI pada dasarnya
adalah memahami dan menguji eksistensi
dari elemen-elemen SPI tersebut di atas.
Halaman

19

DOKUMEN
DOKUMEN




Dalam audit siklus konversi, auditor harus
memahami dokumen transaksi dan
dokumen pembukuan yang berhubungan
dengan aktivitas siklus konversi.
Dokumen transaksi mencakup antara lain:
1. Perencanaan produksi.
2. Anggaran produksi.
3. Bukti permintaan bahan baku dan
bahan pembantu.

Halaman

20

DOKUMEN
DOKUMEN
4. Data jam kerja.
5. Data tingkat penyelesaian produk.
6. Bukti pembayaran gaji, baik untuk
tenaga kerja langsung dan tenaga kerja
tak langsung.
7. Bukti-bukti biaya produksi tidak
langsung.
8. Bukti penyerahan produk (move ticket).

Halaman

21

DOKUMEN
DOKUMEN



Dokumen pembukuan mencakup antara lain:
1. Jurnal, buku pembantu, dan buku besar
untuk:
 Biaya bahan baku dan bahan pembantu.
 Biaya tenaga kerja (dan alokasi biaya
tenaga kerja).
 Biaya overhead pabrik.
 Persediaan produk dalam proses.
 Persediaan produk jadi

2. Laporan produksi.

Halaman

22

FUNGSI-FUNGSI
FUNGSI-FUNGSI TRANSAKSI
TRANSAKSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Fungsi riset dan pengembangan produk.
Fungsi perencanaan dan penjadwalan produksi.
Fungsi penganggaran produksi.
Fungsi pelaksanaan produksi.
Fungsi akuntansi kos (akuntansi biaya)
Fungsi pengamanan dan penilaian persediaan.

Auditor harus memperhatikan dan mengantisipasi
berbagai macam risiko dalam pelaksanaan masingmasing fungsi transaksi dan memasukkannya ke
dalam agenda pokok pelaksanaan audit.
Halaman

23

ARUS
ARUS PEMBUKUAN
PEMBUKUAN SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Transaksi siklus
produksi:
• Rekayasa produk.
• Perencanaan,
penjadwalan, dan
anggaran.
• Pengeluaran biaya
produksi, baik biaya
langsung maupun
biaya tidak langsung.
Audit untuk menguji
kewajaran saldo akun

Atau
Bukti
Transaksi
Jurnal/Register
Buku
Besar
Laporan
Keuangan

Buku
Pembantu
Laporan
Manajerial

Halaman

24

MATERIALITAS
MATERIALITAS






Materialitas adalah tingkat salah saji yang
berpengaruh besar terhadap keputusan
pengguna laporan keuangan.
Angka materialias ditentukan berdasarkan
tingkat risiko salah saji; semakin tinggi tingkat
risiko salah saji, semakin rendah toleransi
terhdap salah saji (angka materialitasnya
semakin kecil).
Angka materialitas penting sebagai pedoman
bagi auditor dalam mensikapi salah saji yang
ditemukannya.
Halaman

25

SPI,
SPI, MATERIALITAS,
MATERIALITAS, DAN
DAN BUKTI
BUKTI AUDIT
AUDIT
SISTEM
PENGENDALIAN
INTEREN

MATERIALITAS/
RISIKO AUDIT

BUKTI
AUDIT

EFEKTIF

RELATIF BESAR

RELATIF SEDIKIT

TIDAK EFEKTIF

RELATIF KECIL

RELATIF BANYAK

Pengertian risiko audit adalah kesediaan/keberanian
auditor untuk mengambil risiko (acceptable audit risk).
Pada saat sistem pengendalian interen efektif, auditor
berani mengambil risiko yang lebih besar, untuk
memberikan pendapat atas kewajaran saldo rekening,
auditor hanya membutuhkan bukti audit dalam jumlah
relatif sedikit.
Halaman

26

PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
(Bahan
(Bahan Baku,
Baku, Produk
Produk Dalam
Dalam Proses,
Proses, Produk
Produk Jadi)
Jadi)




Sifat, saat, dan luas pengujian substantif
didasarkan pada potensi salah saji masingmasing saldo akun.
Prosedur pengujian substantif mencakup:
1. Prosedur pendahuluan
2. Prosedur pengujian analitis
3. Prosedur Pengujian transaksi
4. Prosedur pengujian saldo akun
5. Prosedur pengujian estimasi akuntansi
6. Prosedur pengujian penyajian dan
pengungkapan
Halaman

27

PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN



Prosedur pendahuluan, ditujukan untuk menyiapkan
bukti-bukti yang akan diuji, mencakup prosedur:
a. Mencocokkan saldo awal (persediaan) ke saldo per
audit tahun sebelumnya.
b. Memeriksa dan mencatat kemungkinan adanya
transaksi yang tidak lazim, baik dari segi jumlah
maupun sumbernya.
c. Memeriksa kesesuaian antar data pembukuan,
misalnya antara jurnal, buku besar dan buku
pembantu.
d. Memeriksa kebenaran penjumlahan dan
perhitungan-perhitungan penting yang lain.

Halaman

28

PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
2. Prosedur analitis. Tujuan prosedur analitis
adalah memprediksi potensi salah saji karena
adanya transaksi/saldo rekening yang tidak
lazim. Prosedur ini dilakukan dengan cara
melakukan berbagai, misalnya:
a. Review trend persediaan dan data industri.
b. Rasio perputaran persediaan.
c. Review hubungan persediaan, pembelian,
produksi, dan penjualan.
d. Membandingkan hasil analisis dengan
angka-angka prediksi yang diharapkan.
Halaman

29

PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
3. Pengujian transaksi

Persediaan
Secara
sampling:
vouching &
tracing
atas bukti
pendebitan
Persediaan.

XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX

Saldo

XXX

xxx

XXX

Secara
sampling:
vouching &
tracing atas
bukti pengkreditan
persediaan.
Pengujian
saldo
akun

xxx
xxx

Halaman

30

PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
3. Prosedur pengujian detil transaksi. Prosedur ini
merupakan tindak lanjut dari prosedur
sebelumnya, dengan tujuan untuk menguji
validitas transaksi dan pembukuan atas sampel
transaksi yang dipilih. Prosedur ini mencakup:
a. Vouching sampel debit rekening Persediaan
ke faktur pembelian dan dokumen
pendukungnya,, laporan produksi, dan retur
penjualan.
b. Vouching kredit rekening persediaan ke
faktur penjualan dan dokumen
pendukungnya.
Halaman

31

PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
Tracing sampel faktur pembelian, laporan
produksi, dan penjualan ke rekening
Persediaan.
d. Menguji ketepatan pisah batas (cut-off)
transaksi pembelian, retur pembelian,
penyelesaian produk, dan penjualan.
 Perhatikan kemungkinan adanya
transaksi pembelian atau penjualan
dengan syarat FOB shipping point atau
FOB destination yang keliru periode
pembukuannya.
 Perhatikan kemungkinan adanya produk
selesai yang belum masuk gudang dan
tidak dilaporkan sebagai persediaan.
c.

Halaman

32

PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
4.

Pengujian detil saldo rekening. Tujuan pengujian
adalah untuk sekali lagi memastikan kewajaran
saldo persediaan, mengingat pengujian selalu
dilakukan berdasarkan sampel trasaksi. Cara
pengujian:
a. Lakukan perhitungan fisik persediaan.
b. Tentukan saat dan luas pengujian.
c. Evaluasi kecukupan perencanaan perhitungan
fisik persediaan yang dibuat oleh klien.
d. Perhatikan kemungkinan adanya penurunan
nilai persediaan.
e. Lakukan konfirmasi atas persediaan yang
berada di luar lokasi perusahaan.
f. Lakukan review terhadap prosedur penilaian
persediaan.
Halaman

33

PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
5. Review penyajian dan pengungkapan.
a. Periksa ketepatan klasifikasi dan
penyajian persediaan dalam neraca.
b. Periksa kontrak-kontrak penjualan
konsinyasi dan penjaminan
persediaan atas suatu utang.
c. Periksa kecukupan pengungkapan.

Halaman

34

Contoh
Contoh Kertas
Kertas Kerja
Kerja Persediaan
Persediaan
Indek: PSD-1
PERSEDIAAN PRODUK JADI
(Daftar Utama)

Saldo persediaan per 31/12 06
750.000.000 a
Kos produk selesai tahun 2007 12.000.000.000 b
Kos penjualan tahun 2007
-11.927.500.000 c
Retur penjualan (kos)
2.500.000 d
Kos penjualan setelah retur 11.925.000 e
Saldo persediaan per 31/12/07
825.000.000 f
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Sesuai dengan saldo per audit tahun 2006.
Telah dilakukan pengujian atas kos produksi tahun 2007 (lihat KK: PSD - 2)
Telah dilakukan pengujian atas kos penjualan tahun 2007 (lihat KK: PSD - 3)
Telah dilakukan pengujian atas retur penjualan tahun 2007 (lihat KK: PSD - 4)
Sesuai dengan kos penjualan dalam laporan rugi-laba (lihat KK: WTB – Rugi-Laba)
Telah dilakukan pengujian saldo, mencakup perhitungan fisik dan penilaian persediaan
dengan metode LCOM, jumlah sesuai dengan saldo persediaan dalam neraca (lihat KK:
PSD – 5 dan WTB – Neraca).
Dibuat oleh: Adam A, 5 Januari 2008
Direview oleh: Agus, 7 Januari 2008

Halaman

35

AUDIT
AUDIT SIKLUS
SIKLUS
SUMBERDAYA
SUMBERDAYA MANUSIA
MANUSIA DAN
DAN
PENGGAJIAN
PENGGAJIAN

Halaman

36

SIKLUS
SIKLUS SDM
SDM DAN
DAN PENGGAJIAN
PENGGAJIAN





Siklus SDM adalah siklus transaksi yang
berhubungan dengan SDM, mulai dari
rekrutmen, pelatihan, penggajian, pemberian
bonus dan penghargaan, pemberian sanksi,
sampai dengan pemberhentian karyawan, baik
karena pensiun atau karena sebab lain.
Tujuan audit siklus SDM dan penggajian adalah
untuk menguji kewajaran asersi manajemen
yang berhubungan dengan transaksi akuntansi
bidang SDM dan penggajian.

Halaman

37

AKTIVITAS
AKTIVITAS TRANSAKSI
TRANSAKSI
KEBUTUHAN
SDM

REKRUTMEN

TRAINING DAN
ORIENTASI

KEBIJAKAN
SDM & GAJI

DISTRIBUSI
BIAYA GAJI

WAJARKAH?

PENCATATAN
GAJI

PEMBAYARAN
GAJI

EVALUASI

GAJI/BONUS/
POTONGAN/
SANKSI

Halaman

38

TRANSAKSI
TRANSAKSI DAN
DAN AKUN
AKUN









Biaya Gaji (mencakup gaji pokok, komisi,
tunjangan, dan bonus).
Biaya Gaji Langsung.
Biaya Gaji Tidak Langsung (BOP).
Utang Gaji
Utang Potongan Gaji (potongan gaji yang
belum disetor ke yang berhak).
Utang PPh. 21
Akun bank untuk gaji.

Halaman

39

RISIKO
RISIKO SALAH
SALAH SAJI
SAJI






Risiko salah saji atas gaji relatif kecil
mengingat jumlah gaji dapat dengan
mudah dibandingkan dengan periode
sebelumnya, namun demikian masalah
risiko penggajian tetap perlu diwaspadai.
Kesalahan perhitungan upah lembur.
Kesalahan perhitungan potongan gaji,
baik potongan pajak maupun potongan
yang lain.
Halaman

40

RISIKO
RISIKO SALAH
SALAH SAJI
SAJI





Kesalahan penyetoran potongan atas
gaji, terutama pajak, sehingga
menimbulkan denda pajak.
Kesalahan penggunaan tarif gaji.
Pembayaran gaji fiktif, karena kontrol
yang lemah atas pembayaran gaji untuk
jumlah karyawan yang cukup besar.

Halaman

41

DOKUMEN
DOKUMEN
Dokumen Transaksi:
1. Surat keputusan pengangkatan/
pemberhentian karyawan.
2. Skema kebijakan penggajian, bonus,
penghargaan, dan bantuan.
3. Data jam kerja/data unit output per
karyawan.
4. Data prestasi kerja karyawan.
5. Data skema gaji per karyawan.
6. Data diri per karyawan (untuk kepentingan
penghitungan pajak).
Halaman

42

DOKUMEN
DOKUMEN
7. Data potongan gaji per karyawan.
8. Bukti pembayaran gaji dan pemotongan
pajak.
9. Bukti pembayaran pajak.
Dokumen Pembukuan:
10. Daftar gaji/register gaji.
11. Rekening bank untuk gaji (sistem imprest).
12. Daftar distribusi/alokasi biaya gaji.
13. Daftar pemotongan pajak.
Halaman

43

DOKUMEN
DOKUMEN
5. Laporan pembayaran pajak.
6. Rekening-rekening penggajian, seperti: Biaya
Gaji, Utang Gaji, PPh. 21, Utang Potongan
Gaji (potongan gaji yang belum disetor ke
yang berhak).

Halaman

44

FUNGSI
FUNGSI TRANSAKSI
TRANSAKSI
1. Rekrutmen karyawan.
2. Otorisasi perubahan tarif gaji.
3. Penyiapan dan penyediaan jam kerja serta
data dasar penggajian yang lain.
4. Pembuatan daftar gaji dan penyelesaian
potongan atas gaji.
5. Pencatatan biaya gaji.
6. Pembayaran gaji.
Auditor harus memperhatikan dan mengantisipasi
risiko dalam pelaksanaan masing-masing fungsi
transaksi, dan memasukkannya agenda utama
pelaksanaan audit.
Halaman

45

PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF
1.
2.

3.
4.

Bandingkan biaya gaji dan utang gaji dengan
tahun sebelumnya.
Hitung rasio biaya gaji terhadap penjualan
bersih, bandingkan dengan rasio tahun
sebelumnya.
Hitung rasio PPh. 21 atas biaya gaji,
bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya.
Lakukan pengujian detail transaksi secara
sampel.

Halaman

46

Terimakasih
Terimakasih

Halaman

47