BAB 5 AUDIT SIKLUS KONVERSI PENGGAJIAN
AUDIT
AUDIT
SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Halaman
1
PENGERTIAN
PENGERTIAN SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
•
Siklus konversi adalah siklus transaksi
yang berhubungan dengan kegiatan
produksi, mulai dari perencanaan
produksi, anggaran produksi,
pelaksanaan produksi, sampai dengan
pelaporan kegiatan produksi, baik untuk
laporan manajerial maupun laporan
keuangan.
Halaman
2
ARUS
ARUS KEGIATAN
KEGIATAN SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Marketing dan
Penjualan
Perencanaan dan
Penjadwalan
Produksi
Desain/Rekayasa Produk
Laporan:
• Persed. PDP
• Persed PJ.
• Kos Penj.
Pengolahan data
biaya produksi:
• Bahan Baku
• Tenaga Kerja
Langsung
• BOP
Anggaran
Produksi
Pelaksanaan
Produksi
Wajarkah?
Halaman
3
ARUS
ARUS DATA
DATA SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Persediaan
Bahan Baku
Biaya
Bahan Baku
Produk
Dalam Proses
Biaya
Gaji & Upah
Biaya
TK Langsung
Persediaan
Produk Jadi
Biaya
Produksi Lain
Biaya
Overhead
Kos
Penjualan
Tujuan audit adalah menguji kewajaran Persediaan
Produk Dalam Proses, Persediaan Produk Jadi,
dan Kos Penjualan.
Halaman
4
JURNAL
JURNAL DALAM
DALAM SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
1. Mencatat penggunaan bahan baku
Persediaan Barang Dalam Proses XXXX
Persediaan Bahan Baku XXXX
2. Mencatat penggunaan biaya tenaga kerja langsung
Persediaan Barang Dalam Proses XXXX
Biaya Gaji dan Upah XXXX
3. Mencatat pembebanan biaya overhead pabrik
Persediaan Barang Dalam Proses XXXX
BOP Dibebankan XXXX
4. Mencatat penyelesaian produk
Persediaan Produk Jadi XXXX
Persediaan Produk Dalam Proses XXXX
5. Mencatat kos penjualan
Kos Penjualan XXXX
Persediaan Produk Jadi XXXX
Halaman
5
TUJUAN
TUJUAN AUDIT
AUDIT
•
•
Tujuan audit siklus konversi adalah menguji
kewajaran asersi manajemen tentang
transaksi dan saldo akun siklus konversi.
Asersi manajemen adalah pernyataan
eksplisit tentang saldo akun, termasuk
pernyataan implisit tentang saldo akun yang
mencakup:
Eksistensi dan terjadinya
Kelengkapan
Hak dan Kewajiban
Penilaian atau alokasi
Penyajian dan pengungkapan
Halaman
6
Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian
Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen
•
Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
•
Pengujian asersi Eksistensi dan Terjadinya:
1. Membuktikan bahwa persediaan tersebut
benar-benar ada dan transaksinya benarbenar terjadi, misalnya dengan
melakukan penghitungan fisik persediaan,
serta memeriksa dokumen perencanaan
produksi, anggaran produksi, serta buktibukti pengeluaran biaya produksi.
Halaman
7
Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian
Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen
•
•
Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
Pengujian asersi Kelengkapan:
2. Membuktikan bahwa seluruh produk
jadi telah masuk ke dalam persediaan
produk jadi, misalnya dengan cara
memeriksa laporan biaya produksi
serta memeriksa kemungkinan adanya
produk jadi yang belum dimasukkan ke
dalam gudang sehingga tidak masuk
dalam perhitungan persediaan produk
jadi.
Halaman
8
Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian
Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen
•
•
Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
Pengujian asersi Hak dan Kewajiban:
3. Membuktikan bahwa produk jadi
adalah milik perusahaan, bukan produk
pesanan dari perusahaan lain (bukan
barang komisi untuk kasus persediaan
barang dagangan), misalnya dengan
cara wawancara dengan pejabat yang
bertanggungjawab serta memeriksa
dokumen-dokumen komitmen
produksi/barang komisi.
Halaman
9
Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian
Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen
•
•
Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
Pengujian asersi Penilaian dan Alokasi:
4. Memeriksa ketepatan perhitungan kos
produksi serta alokasi kos produksi ke dalam
persediaan produk jadi dan persediaan
produk dalam proses, misalnya dengan cara
secara sampling memeriksa bukti-bukti
penggunaan bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, serta BOP, kemudian melakukan
pemeriksaan ketepatan perhitungan biaya
produksi dalam laporan produksi.
Halaman
10
Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian
Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen
•
•
Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
Pengujian asersi Penyajian dan
Pengungkapan:
5. Mereview ketepatan klasifikasi persediaan
dalam neraca, misalnya persediaan
bahan baku, persediaan produk dalam
proses, serta persediaan produk jadi,
termasuk pengungkapan yang diperlukan.
Halaman
11
RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Secara umum risiko siklus konversi sama
dengan siklus yang lain, yaitu terdiri dari
risiko bawaan dan risiko pengendalian.
1. Risiko bawaan, adalah risiko salah saji
yang tidak disebabkan oleh kelemahan
sistem, tetapi disebabkan oleh
karakteristik transaksi, misalnya
kompleksitas standard akuntansi,
kerumitan perhitungan, kecenderungan
manajemen untuk memanipulasi
informasi dan seterusnya.
Halaman
12
RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
2. Risiko pengendalian, adalah risiko salah
saji yang disebabkan oleh kegagalan SPI
untuk mencegah terjadinya salah saji.
Risiko bawaan akan disebut sebagai
risiko pengendalian, pada saat risiko
bawaan sudah dicoba diatasi dengan
membentuk sistem pengendalian, tetapi
sistem pengendalian ternyata gagal di
dalam mencegah terjadinya salah saji.
Halaman
13
RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Secara lebih rinci, potensi salah saji dalam asersi
siklus konversi antara lain sebagai berikut:
1. Volume produksi yang tinggi membuat
potensi salah saji menjadi tinggi.
2. Kompleksitas proses penentuan kos produksi,
terutama masalah pembebanan atau alokasi
biaya produksi tidak langsung (biaya
overhead prabrik).
3. Jika perusahaan memproduksi berbagai jenis
produk, penentuan kos produksi akan
menjadi semakin komplek.
Halaman
14
RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
4.
5.
6.
Jika produk jadi/bahan baku disimpan
dalam berbagai gudang, pengendalian fisik
persediaan menjadi semakin komplek.
Persediaan produk jadi/bahan baku
kemungkinan cepat rusak dan cepat
usang,
Persediaan produk jadi kemungkinan dijual
dengan garansi, tidak ada jaminan bahwa
produk yang telah dijual tidak dikembalikan
lagi oleh pembeli.
Halaman
15
RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
7.
Produk dibuat dalam jumlah
terlampau banyak atau terlampau
sedikit.
8.
Kontrol kualitas tidak ketat.
9.
Kos produksi tidak akurat.
10. Penurunan nilai produk karena
usang/rusak tidak teridentifikasi.
Halaman
16
SISTEM
SISTEM PENGENDALIAN
PENGENDALIAN INTEREN
INTEREN (SPI)
(SPI)
•
•
•
Sistem Pengendalian Interen adalah
serangkaian kebijakan, prosedur, dan berbagai
metode yang dirancang untuk mengendalikan
kegiatan interen organisasi, termasuk untuk
menjamin keandalan informasi akuntansi.
Untuk keperluan audit auditor harus memahami
SPI dan mengujinya untuk mengukur potensi
terjadinya salah saji dalam laporan keuangan.
Elemen-elemen SPI yang penting untuk
dipahami dan dievaluasi efektifitasnya oleh
auditor adalah dokumen transaksi, dokumen
pembukuan, serta pemisahan fungsi transaksi.
Halaman
17
SISTEM
SISTEM PENGENDALIAN
PENGENDALIAN INTEREN
INTEREN
•
COSO telah mengembangkan framework
SPI yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mengembangan SPI.
•
Framework SPI sangat membantu dalam
untuk memahami dan menguji SPI
secara efektif dan efisien.
•
Berdasarkan framework COSO, unsurunsur SPI adalah:
Halaman
18
SISTEM
SISTEM PENGENDALIAN
PENGENDALIAN INTEREN
INTEREN
1.
2.
3.
4.
5.
Lingkungan pengendalian
Asesmen risiko
Aktivitas pengendalian
Sistem informasi dan komunikasi
Monitoring
Memahami dan menguji SPI pada dasarnya
adalah memahami dan menguji eksistensi
dari elemen-elemen SPI tersebut di atas.
Halaman
19
DOKUMEN
DOKUMEN
•
•
Dalam audit siklus konversi, auditor harus
memahami dokumen transaksi dan
dokumen pembukuan yang berhubungan
dengan aktivitas siklus konversi.
Dokumen transaksi mencakup antara lain:
1. Perencanaan produksi.
2. Anggaran produksi.
3. Bukti permintaan bahan baku dan
bahan pembantu.
Halaman
20
DOKUMEN
DOKUMEN
4. Data jam kerja.
5. Data tingkat penyelesaian produk.
6. Bukti pembayaran gaji, baik untuk
tenaga kerja langsung dan tenaga kerja
tak langsung.
7. Bukti-bukti biaya produksi tidak
langsung.
8. Bukti penyerahan produk (move ticket).
Halaman
21
DOKUMEN
DOKUMEN
•
Dokumen pembukuan mencakup antara lain:
1. Jurnal, buku pembantu, dan buku besar
untuk:
Biaya bahan baku dan bahan pembantu.
Biaya tenaga kerja (dan alokasi biaya
tenaga kerja).
Biaya overhead pabrik.
Persediaan produk dalam proses.
Persediaan produk jadi
2. Laporan produksi.
Halaman
22
FUNGSI-FUNGSI
FUNGSI-FUNGSI TRANSAKSI
TRANSAKSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Fungsi riset dan pengembangan produk.
Fungsi perencanaan dan penjadwalan produksi.
Fungsi penganggaran produksi.
Fungsi pelaksanaan produksi.
Fungsi akuntansi kos (akuntansi biaya)
Fungsi pengamanan dan penilaian persediaan.
Auditor harus memperhatikan dan mengantisipasi
berbagai macam risiko dalam pelaksanaan masingmasing fungsi transaksi dan memasukkannya ke
dalam agenda pokok pelaksanaan audit.
Halaman
23
ARUS
ARUS PEMBUKUAN
PEMBUKUAN SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Transaksi siklus
produksi:
• Rekayasa produk.
• Perencanaan,
penjadwalan, dan
anggaran.
• Pengeluaran biaya
produksi, baik biaya
langsung maupun
biaya tidak langsung.
Audit untuk menguji
kewajaran saldo akun
Atau
Bukti
Transaksi
Jurnal/Register
Buku
Besar
Laporan
Keuangan
Buku
Pembantu
Laporan
Manajerial
Halaman
24
MATERIALITAS
MATERIALITAS
•
•
•
Materialitas adalah tingkat salah saji yang
berpengaruh besar terhadap keputusan
pengguna laporan keuangan.
Angka materialias ditentukan berdasarkan
tingkat risiko salah saji; semakin tinggi tingkat
risiko salah saji, semakin rendah toleransi
terhdap salah saji (angka materialitasnya
semakin kecil).
Angka materialitas penting sebagai pedoman
bagi auditor dalam mensikapi salah saji yang
ditemukannya.
Halaman
25
SPI,
SPI, MATERIALITAS,
MATERIALITAS, DAN
DAN BUKTI
BUKTI AUDIT
AUDIT
SISTEM
PENGENDALIAN
INTEREN
MATERIALITAS/
RISIKO AUDIT
BUKTI
AUDIT
EFEKTIF
RELATIF BESAR
RELATIF SEDIKIT
TIDAK EFEKTIF
RELATIF KECIL
RELATIF BANYAK
Pengertian risiko audit adalah kesediaan/keberanian
auditor untuk mengambil risiko (acceptable audit risk).
Pada saat sistem pengendalian interen efektif, auditor
berani mengambil risiko yang lebih besar, untuk
memberikan pendapat atas kewajaran saldo rekening,
auditor hanya membutuhkan bukti audit dalam jumlah
relatif sedikit.
Halaman
26
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
(Bahan
(Bahan Baku,
Baku, Produk
Produk Dalam
Dalam Proses,
Proses, Produk
Produk Jadi)
Jadi)
•
•
Sifat, saat, dan luas pengujian substantif
didasarkan pada potensi salah saji masingmasing saldo akun.
Prosedur pengujian substantif mencakup:
1. Prosedur pendahuluan
2. Prosedur pengujian analitis
3. Prosedur Pengujian transaksi
4. Prosedur pengujian saldo akun
5. Prosedur pengujian estimasi akuntansi
6. Prosedur pengujian penyajian dan
pengungkapan
Halaman
27
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
•
Prosedur pendahuluan, ditujukan untuk menyiapkan
bukti-bukti yang akan diuji, mencakup prosedur:
a. Mencocokkan saldo awal (persediaan) ke saldo per
audit tahun sebelumnya.
b. Memeriksa dan mencatat kemungkinan adanya
transaksi yang tidak lazim, baik dari segi jumlah
maupun sumbernya.
c. Memeriksa kesesuaian antar data pembukuan,
misalnya antara jurnal, buku besar dan buku
pembantu.
d. Memeriksa kebenaran penjumlahan dan
perhitungan-perhitungan penting yang lain.
Halaman
28
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
2. Prosedur analitis. Tujuan prosedur analitis
adalah memprediksi potensi salah saji karena
adanya transaksi/saldo rekening yang tidak
lazim. Prosedur ini dilakukan dengan cara
melakukan berbagai, misalnya:
a. Review trend persediaan dan data industri.
b. Rasio perputaran persediaan.
c. Review hubungan persediaan, pembelian,
produksi, dan penjualan.
d. Membandingkan hasil analisis dengan
angka-angka prediksi yang diharapkan.
Halaman
29
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
3. Pengujian transaksi
Persediaan
Secara
sampling:
vouching &
tracing
atas bukti
pendebitan
Persediaan.
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Saldo
XXX
xxx
XXX
Secara
sampling:
vouching &
tracing atas
bukti pengkreditan
persediaan.
Pengujian
saldo
akun
xxx
xxx
Halaman
30
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
3. Prosedur pengujian detil transaksi. Prosedur ini
merupakan tindak lanjut dari prosedur
sebelumnya, dengan tujuan untuk menguji
validitas transaksi dan pembukuan atas sampel
transaksi yang dipilih. Prosedur ini mencakup:
a. Vouching sampel debit rekening Persediaan
ke faktur pembelian dan dokumen
pendukungnya,, laporan produksi, dan retur
penjualan.
b. Vouching kredit rekening persediaan ke
faktur penjualan dan dokumen
pendukungnya.
Halaman
31
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
Tracing sampel faktur pembelian, laporan
produksi, dan penjualan ke rekening
Persediaan.
d. Menguji ketepatan pisah batas (cut-off)
transaksi pembelian, retur pembelian,
penyelesaian produk, dan penjualan.
Perhatikan kemungkinan adanya
transaksi pembelian atau penjualan
dengan syarat FOB shipping point atau
FOB destination yang keliru periode
pembukuannya.
Perhatikan kemungkinan adanya produk
selesai yang belum masuk gudang dan
tidak dilaporkan sebagai persediaan.
c.
Halaman
32
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
4.
Pengujian detil saldo rekening. Tujuan pengujian
adalah untuk sekali lagi memastikan kewajaran
saldo persediaan, mengingat pengujian selalu
dilakukan berdasarkan sampel trasaksi. Cara
pengujian:
a. Lakukan perhitungan fisik persediaan.
b. Tentukan saat dan luas pengujian.
c. Evaluasi kecukupan perencanaan perhitungan
fisik persediaan yang dibuat oleh klien.
d. Perhatikan kemungkinan adanya penurunan
nilai persediaan.
e. Lakukan konfirmasi atas persediaan yang
berada di luar lokasi perusahaan.
f. Lakukan review terhadap prosedur penilaian
persediaan.
Halaman
33
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
5. Review penyajian dan pengungkapan.
a. Periksa ketepatan klasifikasi dan
penyajian persediaan dalam neraca.
b. Periksa kontrak-kontrak penjualan
konsinyasi dan penjaminan
persediaan atas suatu utang.
c. Periksa kecukupan pengungkapan.
Halaman
34
Contoh
Contoh Kertas
Kertas Kerja
Kerja Persediaan
Persediaan
Indek: PSD-1
PERSEDIAAN PRODUK JADI
(Daftar Utama)
Saldo persediaan per 31/12 06
750.000.000 a
Kos produk selesai tahun 2007 12.000.000.000 b
Kos penjualan tahun 2007
-11.927.500.000 c
Retur penjualan (kos)
2.500.000 d
Kos penjualan setelah retur 11.925.000 e
Saldo persediaan per 31/12/07
825.000.000 f
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Sesuai dengan saldo per audit tahun 2006.
Telah dilakukan pengujian atas kos produksi tahun 2007 (lihat KK: PSD - 2)
Telah dilakukan pengujian atas kos penjualan tahun 2007 (lihat KK: PSD - 3)
Telah dilakukan pengujian atas retur penjualan tahun 2007 (lihat KK: PSD - 4)
Sesuai dengan kos penjualan dalam laporan rugi-laba (lihat KK: WTB – Rugi-Laba)
Telah dilakukan pengujian saldo, mencakup perhitungan fisik dan penilaian persediaan
dengan metode LCOM, jumlah sesuai dengan saldo persediaan dalam neraca (lihat KK:
PSD – 5 dan WTB – Neraca).
Dibuat oleh: Adam A, 5 Januari 2008
Direview oleh: Agus, 7 Januari 2008
Halaman
35
AUDIT
AUDIT SIKLUS
SIKLUS
SUMBERDAYA
SUMBERDAYA MANUSIA
MANUSIA DAN
DAN
PENGGAJIAN
PENGGAJIAN
Halaman
36
SIKLUS
SIKLUS SDM
SDM DAN
DAN PENGGAJIAN
PENGGAJIAN
•
•
Siklus SDM adalah siklus transaksi yang
berhubungan dengan SDM, mulai dari
rekrutmen, pelatihan, penggajian, pemberian
bonus dan penghargaan, pemberian sanksi,
sampai dengan pemberhentian karyawan, baik
karena pensiun atau karena sebab lain.
Tujuan audit siklus SDM dan penggajian adalah
untuk menguji kewajaran asersi manajemen
yang berhubungan dengan transaksi akuntansi
bidang SDM dan penggajian.
Halaman
37
AKTIVITAS
AKTIVITAS TRANSAKSI
TRANSAKSI
KEBUTUHAN
SDM
REKRUTMEN
TRAINING DAN
ORIENTASI
KEBIJAKAN
SDM & GAJI
DISTRIBUSI
BIAYA GAJI
WAJARKAH?
PENCATATAN
GAJI
PEMBAYARAN
GAJI
EVALUASI
GAJI/BONUS/
POTONGAN/
SANKSI
Halaman
38
TRANSAKSI
TRANSAKSI DAN
DAN AKUN
AKUN
•
•
•
•
•
•
•
Biaya Gaji (mencakup gaji pokok, komisi,
tunjangan, dan bonus).
Biaya Gaji Langsung.
Biaya Gaji Tidak Langsung (BOP).
Utang Gaji
Utang Potongan Gaji (potongan gaji yang
belum disetor ke yang berhak).
Utang PPh. 21
Akun bank untuk gaji.
Halaman
39
RISIKO
RISIKO SALAH
SALAH SAJI
SAJI
•
•
•
Risiko salah saji atas gaji relatif kecil
mengingat jumlah gaji dapat dengan
mudah dibandingkan dengan periode
sebelumnya, namun demikian masalah
risiko penggajian tetap perlu diwaspadai.
Kesalahan perhitungan upah lembur.
Kesalahan perhitungan potongan gaji,
baik potongan pajak maupun potongan
yang lain.
Halaman
40
RISIKO
RISIKO SALAH
SALAH SAJI
SAJI
•
•
•
Kesalahan penyetoran potongan atas
gaji, terutama pajak, sehingga
menimbulkan denda pajak.
Kesalahan penggunaan tarif gaji.
Pembayaran gaji fiktif, karena kontrol
yang lemah atas pembayaran gaji untuk
jumlah karyawan yang cukup besar.
Halaman
41
DOKUMEN
DOKUMEN
Dokumen Transaksi:
1. Surat keputusan pengangkatan/
pemberhentian karyawan.
2. Skema kebijakan penggajian, bonus,
penghargaan, dan bantuan.
3. Data jam kerja/data unit output per
karyawan.
4. Data prestasi kerja karyawan.
5. Data skema gaji per karyawan.
6. Data diri per karyawan (untuk kepentingan
penghitungan pajak).
Halaman
42
DOKUMEN
DOKUMEN
7. Data potongan gaji per karyawan.
8. Bukti pembayaran gaji dan pemotongan
pajak.
9. Bukti pembayaran pajak.
Dokumen Pembukuan:
10. Daftar gaji/register gaji.
11. Rekening bank untuk gaji (sistem imprest).
12. Daftar distribusi/alokasi biaya gaji.
13. Daftar pemotongan pajak.
Halaman
43
DOKUMEN
DOKUMEN
5. Laporan pembayaran pajak.
6. Rekening-rekening penggajian, seperti: Biaya
Gaji, Utang Gaji, PPh. 21, Utang Potongan
Gaji (potongan gaji yang belum disetor ke
yang berhak).
Halaman
44
FUNGSI
FUNGSI TRANSAKSI
TRANSAKSI
1. Rekrutmen karyawan.
2. Otorisasi perubahan tarif gaji.
3. Penyiapan dan penyediaan jam kerja serta
data dasar penggajian yang lain.
4. Pembuatan daftar gaji dan penyelesaian
potongan atas gaji.
5. Pencatatan biaya gaji.
6. Pembayaran gaji.
Auditor harus memperhatikan dan mengantisipasi
risiko dalam pelaksanaan masing-masing fungsi
transaksi, dan memasukkannya agenda utama
pelaksanaan audit.
Halaman
45
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF
1.
2.
3.
4.
Bandingkan biaya gaji dan utang gaji dengan
tahun sebelumnya.
Hitung rasio biaya gaji terhadap penjualan
bersih, bandingkan dengan rasio tahun
sebelumnya.
Hitung rasio PPh. 21 atas biaya gaji,
bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya.
Lakukan pengujian detail transaksi secara
sampel.
Halaman
46
Terimakasih
Terimakasih
Halaman
47
AUDIT
SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Halaman
1
PENGERTIAN
PENGERTIAN SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
•
Siklus konversi adalah siklus transaksi
yang berhubungan dengan kegiatan
produksi, mulai dari perencanaan
produksi, anggaran produksi,
pelaksanaan produksi, sampai dengan
pelaporan kegiatan produksi, baik untuk
laporan manajerial maupun laporan
keuangan.
Halaman
2
ARUS
ARUS KEGIATAN
KEGIATAN SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Marketing dan
Penjualan
Perencanaan dan
Penjadwalan
Produksi
Desain/Rekayasa Produk
Laporan:
• Persed. PDP
• Persed PJ.
• Kos Penj.
Pengolahan data
biaya produksi:
• Bahan Baku
• Tenaga Kerja
Langsung
• BOP
Anggaran
Produksi
Pelaksanaan
Produksi
Wajarkah?
Halaman
3
ARUS
ARUS DATA
DATA SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Persediaan
Bahan Baku
Biaya
Bahan Baku
Produk
Dalam Proses
Biaya
Gaji & Upah
Biaya
TK Langsung
Persediaan
Produk Jadi
Biaya
Produksi Lain
Biaya
Overhead
Kos
Penjualan
Tujuan audit adalah menguji kewajaran Persediaan
Produk Dalam Proses, Persediaan Produk Jadi,
dan Kos Penjualan.
Halaman
4
JURNAL
JURNAL DALAM
DALAM SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
1. Mencatat penggunaan bahan baku
Persediaan Barang Dalam Proses XXXX
Persediaan Bahan Baku XXXX
2. Mencatat penggunaan biaya tenaga kerja langsung
Persediaan Barang Dalam Proses XXXX
Biaya Gaji dan Upah XXXX
3. Mencatat pembebanan biaya overhead pabrik
Persediaan Barang Dalam Proses XXXX
BOP Dibebankan XXXX
4. Mencatat penyelesaian produk
Persediaan Produk Jadi XXXX
Persediaan Produk Dalam Proses XXXX
5. Mencatat kos penjualan
Kos Penjualan XXXX
Persediaan Produk Jadi XXXX
Halaman
5
TUJUAN
TUJUAN AUDIT
AUDIT
•
•
Tujuan audit siklus konversi adalah menguji
kewajaran asersi manajemen tentang
transaksi dan saldo akun siklus konversi.
Asersi manajemen adalah pernyataan
eksplisit tentang saldo akun, termasuk
pernyataan implisit tentang saldo akun yang
mencakup:
Eksistensi dan terjadinya
Kelengkapan
Hak dan Kewajiban
Penilaian atau alokasi
Penyajian dan pengungkapan
Halaman
6
Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian
Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen
•
Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
•
Pengujian asersi Eksistensi dan Terjadinya:
1. Membuktikan bahwa persediaan tersebut
benar-benar ada dan transaksinya benarbenar terjadi, misalnya dengan
melakukan penghitungan fisik persediaan,
serta memeriksa dokumen perencanaan
produksi, anggaran produksi, serta buktibukti pengeluaran biaya produksi.
Halaman
7
Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian
Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen
•
•
Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
Pengujian asersi Kelengkapan:
2. Membuktikan bahwa seluruh produk
jadi telah masuk ke dalam persediaan
produk jadi, misalnya dengan cara
memeriksa laporan biaya produksi
serta memeriksa kemungkinan adanya
produk jadi yang belum dimasukkan ke
dalam gudang sehingga tidak masuk
dalam perhitungan persediaan produk
jadi.
Halaman
8
Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian
Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen
•
•
Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
Pengujian asersi Hak dan Kewajiban:
3. Membuktikan bahwa produk jadi
adalah milik perusahaan, bukan produk
pesanan dari perusahaan lain (bukan
barang komisi untuk kasus persediaan
barang dagangan), misalnya dengan
cara wawancara dengan pejabat yang
bertanggungjawab serta memeriksa
dokumen-dokumen komitmen
produksi/barang komisi.
Halaman
9
Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian
Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen
•
•
Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
Pengujian asersi Penilaian dan Alokasi:
4. Memeriksa ketepatan perhitungan kos
produksi serta alokasi kos produksi ke dalam
persediaan produk jadi dan persediaan
produk dalam proses, misalnya dengan cara
secara sampling memeriksa bukti-bukti
penggunaan bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, serta BOP, kemudian melakukan
pemeriksaan ketepatan perhitungan biaya
produksi dalam laporan produksi.
Halaman
10
Ilustrasi
Ilustrasi Pengujian
Pengujian Asersi
Asersi Manajemen
Manajemen
•
•
Persediaan Produk Jadi Rp776 juta.
Pengujian asersi Penyajian dan
Pengungkapan:
5. Mereview ketepatan klasifikasi persediaan
dalam neraca, misalnya persediaan
bahan baku, persediaan produk dalam
proses, serta persediaan produk jadi,
termasuk pengungkapan yang diperlukan.
Halaman
11
RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Secara umum risiko siklus konversi sama
dengan siklus yang lain, yaitu terdiri dari
risiko bawaan dan risiko pengendalian.
1. Risiko bawaan, adalah risiko salah saji
yang tidak disebabkan oleh kelemahan
sistem, tetapi disebabkan oleh
karakteristik transaksi, misalnya
kompleksitas standard akuntansi,
kerumitan perhitungan, kecenderungan
manajemen untuk memanipulasi
informasi dan seterusnya.
Halaman
12
RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
2. Risiko pengendalian, adalah risiko salah
saji yang disebabkan oleh kegagalan SPI
untuk mencegah terjadinya salah saji.
Risiko bawaan akan disebut sebagai
risiko pengendalian, pada saat risiko
bawaan sudah dicoba diatasi dengan
membentuk sistem pengendalian, tetapi
sistem pengendalian ternyata gagal di
dalam mencegah terjadinya salah saji.
Halaman
13
RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Secara lebih rinci, potensi salah saji dalam asersi
siklus konversi antara lain sebagai berikut:
1. Volume produksi yang tinggi membuat
potensi salah saji menjadi tinggi.
2. Kompleksitas proses penentuan kos produksi,
terutama masalah pembebanan atau alokasi
biaya produksi tidak langsung (biaya
overhead prabrik).
3. Jika perusahaan memproduksi berbagai jenis
produk, penentuan kos produksi akan
menjadi semakin komplek.
Halaman
14
RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
4.
5.
6.
Jika produk jadi/bahan baku disimpan
dalam berbagai gudang, pengendalian fisik
persediaan menjadi semakin komplek.
Persediaan produk jadi/bahan baku
kemungkinan cepat rusak dan cepat
usang,
Persediaan produk jadi kemungkinan dijual
dengan garansi, tidak ada jaminan bahwa
produk yang telah dijual tidak dikembalikan
lagi oleh pembeli.
Halaman
15
RISIKO
RISIKO SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
7.
Produk dibuat dalam jumlah
terlampau banyak atau terlampau
sedikit.
8.
Kontrol kualitas tidak ketat.
9.
Kos produksi tidak akurat.
10. Penurunan nilai produk karena
usang/rusak tidak teridentifikasi.
Halaman
16
SISTEM
SISTEM PENGENDALIAN
PENGENDALIAN INTEREN
INTEREN (SPI)
(SPI)
•
•
•
Sistem Pengendalian Interen adalah
serangkaian kebijakan, prosedur, dan berbagai
metode yang dirancang untuk mengendalikan
kegiatan interen organisasi, termasuk untuk
menjamin keandalan informasi akuntansi.
Untuk keperluan audit auditor harus memahami
SPI dan mengujinya untuk mengukur potensi
terjadinya salah saji dalam laporan keuangan.
Elemen-elemen SPI yang penting untuk
dipahami dan dievaluasi efektifitasnya oleh
auditor adalah dokumen transaksi, dokumen
pembukuan, serta pemisahan fungsi transaksi.
Halaman
17
SISTEM
SISTEM PENGENDALIAN
PENGENDALIAN INTEREN
INTEREN
•
COSO telah mengembangkan framework
SPI yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mengembangan SPI.
•
Framework SPI sangat membantu dalam
untuk memahami dan menguji SPI
secara efektif dan efisien.
•
Berdasarkan framework COSO, unsurunsur SPI adalah:
Halaman
18
SISTEM
SISTEM PENGENDALIAN
PENGENDALIAN INTEREN
INTEREN
1.
2.
3.
4.
5.
Lingkungan pengendalian
Asesmen risiko
Aktivitas pengendalian
Sistem informasi dan komunikasi
Monitoring
Memahami dan menguji SPI pada dasarnya
adalah memahami dan menguji eksistensi
dari elemen-elemen SPI tersebut di atas.
Halaman
19
DOKUMEN
DOKUMEN
•
•
Dalam audit siklus konversi, auditor harus
memahami dokumen transaksi dan
dokumen pembukuan yang berhubungan
dengan aktivitas siklus konversi.
Dokumen transaksi mencakup antara lain:
1. Perencanaan produksi.
2. Anggaran produksi.
3. Bukti permintaan bahan baku dan
bahan pembantu.
Halaman
20
DOKUMEN
DOKUMEN
4. Data jam kerja.
5. Data tingkat penyelesaian produk.
6. Bukti pembayaran gaji, baik untuk
tenaga kerja langsung dan tenaga kerja
tak langsung.
7. Bukti-bukti biaya produksi tidak
langsung.
8. Bukti penyerahan produk (move ticket).
Halaman
21
DOKUMEN
DOKUMEN
•
Dokumen pembukuan mencakup antara lain:
1. Jurnal, buku pembantu, dan buku besar
untuk:
Biaya bahan baku dan bahan pembantu.
Biaya tenaga kerja (dan alokasi biaya
tenaga kerja).
Biaya overhead pabrik.
Persediaan produk dalam proses.
Persediaan produk jadi
2. Laporan produksi.
Halaman
22
FUNGSI-FUNGSI
FUNGSI-FUNGSI TRANSAKSI
TRANSAKSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Fungsi riset dan pengembangan produk.
Fungsi perencanaan dan penjadwalan produksi.
Fungsi penganggaran produksi.
Fungsi pelaksanaan produksi.
Fungsi akuntansi kos (akuntansi biaya)
Fungsi pengamanan dan penilaian persediaan.
Auditor harus memperhatikan dan mengantisipasi
berbagai macam risiko dalam pelaksanaan masingmasing fungsi transaksi dan memasukkannya ke
dalam agenda pokok pelaksanaan audit.
Halaman
23
ARUS
ARUS PEMBUKUAN
PEMBUKUAN SIKLUS
SIKLUS KONVERSI
KONVERSI
Transaksi siklus
produksi:
• Rekayasa produk.
• Perencanaan,
penjadwalan, dan
anggaran.
• Pengeluaran biaya
produksi, baik biaya
langsung maupun
biaya tidak langsung.
Audit untuk menguji
kewajaran saldo akun
Atau
Bukti
Transaksi
Jurnal/Register
Buku
Besar
Laporan
Keuangan
Buku
Pembantu
Laporan
Manajerial
Halaman
24
MATERIALITAS
MATERIALITAS
•
•
•
Materialitas adalah tingkat salah saji yang
berpengaruh besar terhadap keputusan
pengguna laporan keuangan.
Angka materialias ditentukan berdasarkan
tingkat risiko salah saji; semakin tinggi tingkat
risiko salah saji, semakin rendah toleransi
terhdap salah saji (angka materialitasnya
semakin kecil).
Angka materialitas penting sebagai pedoman
bagi auditor dalam mensikapi salah saji yang
ditemukannya.
Halaman
25
SPI,
SPI, MATERIALITAS,
MATERIALITAS, DAN
DAN BUKTI
BUKTI AUDIT
AUDIT
SISTEM
PENGENDALIAN
INTEREN
MATERIALITAS/
RISIKO AUDIT
BUKTI
AUDIT
EFEKTIF
RELATIF BESAR
RELATIF SEDIKIT
TIDAK EFEKTIF
RELATIF KECIL
RELATIF BANYAK
Pengertian risiko audit adalah kesediaan/keberanian
auditor untuk mengambil risiko (acceptable audit risk).
Pada saat sistem pengendalian interen efektif, auditor
berani mengambil risiko yang lebih besar, untuk
memberikan pendapat atas kewajaran saldo rekening,
auditor hanya membutuhkan bukti audit dalam jumlah
relatif sedikit.
Halaman
26
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
(Bahan
(Bahan Baku,
Baku, Produk
Produk Dalam
Dalam Proses,
Proses, Produk
Produk Jadi)
Jadi)
•
•
Sifat, saat, dan luas pengujian substantif
didasarkan pada potensi salah saji masingmasing saldo akun.
Prosedur pengujian substantif mencakup:
1. Prosedur pendahuluan
2. Prosedur pengujian analitis
3. Prosedur Pengujian transaksi
4. Prosedur pengujian saldo akun
5. Prosedur pengujian estimasi akuntansi
6. Prosedur pengujian penyajian dan
pengungkapan
Halaman
27
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
•
Prosedur pendahuluan, ditujukan untuk menyiapkan
bukti-bukti yang akan diuji, mencakup prosedur:
a. Mencocokkan saldo awal (persediaan) ke saldo per
audit tahun sebelumnya.
b. Memeriksa dan mencatat kemungkinan adanya
transaksi yang tidak lazim, baik dari segi jumlah
maupun sumbernya.
c. Memeriksa kesesuaian antar data pembukuan,
misalnya antara jurnal, buku besar dan buku
pembantu.
d. Memeriksa kebenaran penjumlahan dan
perhitungan-perhitungan penting yang lain.
Halaman
28
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
2. Prosedur analitis. Tujuan prosedur analitis
adalah memprediksi potensi salah saji karena
adanya transaksi/saldo rekening yang tidak
lazim. Prosedur ini dilakukan dengan cara
melakukan berbagai, misalnya:
a. Review trend persediaan dan data industri.
b. Rasio perputaran persediaan.
c. Review hubungan persediaan, pembelian,
produksi, dan penjualan.
d. Membandingkan hasil analisis dengan
angka-angka prediksi yang diharapkan.
Halaman
29
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
3. Pengujian transaksi
Persediaan
Secara
sampling:
vouching &
tracing
atas bukti
pendebitan
Persediaan.
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Saldo
XXX
xxx
XXX
Secara
sampling:
vouching &
tracing atas
bukti pengkreditan
persediaan.
Pengujian
saldo
akun
xxx
xxx
Halaman
30
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
3. Prosedur pengujian detil transaksi. Prosedur ini
merupakan tindak lanjut dari prosedur
sebelumnya, dengan tujuan untuk menguji
validitas transaksi dan pembukuan atas sampel
transaksi yang dipilih. Prosedur ini mencakup:
a. Vouching sampel debit rekening Persediaan
ke faktur pembelian dan dokumen
pendukungnya,, laporan produksi, dan retur
penjualan.
b. Vouching kredit rekening persediaan ke
faktur penjualan dan dokumen
pendukungnya.
Halaman
31
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
Tracing sampel faktur pembelian, laporan
produksi, dan penjualan ke rekening
Persediaan.
d. Menguji ketepatan pisah batas (cut-off)
transaksi pembelian, retur pembelian,
penyelesaian produk, dan penjualan.
Perhatikan kemungkinan adanya
transaksi pembelian atau penjualan
dengan syarat FOB shipping point atau
FOB destination yang keliru periode
pembukuannya.
Perhatikan kemungkinan adanya produk
selesai yang belum masuk gudang dan
tidak dilaporkan sebagai persediaan.
c.
Halaman
32
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
4.
Pengujian detil saldo rekening. Tujuan pengujian
adalah untuk sekali lagi memastikan kewajaran
saldo persediaan, mengingat pengujian selalu
dilakukan berdasarkan sampel trasaksi. Cara
pengujian:
a. Lakukan perhitungan fisik persediaan.
b. Tentukan saat dan luas pengujian.
c. Evaluasi kecukupan perencanaan perhitungan
fisik persediaan yang dibuat oleh klien.
d. Perhatikan kemungkinan adanya penurunan
nilai persediaan.
e. Lakukan konfirmasi atas persediaan yang
berada di luar lokasi perusahaan.
f. Lakukan review terhadap prosedur penilaian
persediaan.
Halaman
33
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF PERSEDIAAN
PERSEDIAAN
5. Review penyajian dan pengungkapan.
a. Periksa ketepatan klasifikasi dan
penyajian persediaan dalam neraca.
b. Periksa kontrak-kontrak penjualan
konsinyasi dan penjaminan
persediaan atas suatu utang.
c. Periksa kecukupan pengungkapan.
Halaman
34
Contoh
Contoh Kertas
Kertas Kerja
Kerja Persediaan
Persediaan
Indek: PSD-1
PERSEDIAAN PRODUK JADI
(Daftar Utama)
Saldo persediaan per 31/12 06
750.000.000 a
Kos produk selesai tahun 2007 12.000.000.000 b
Kos penjualan tahun 2007
-11.927.500.000 c
Retur penjualan (kos)
2.500.000 d
Kos penjualan setelah retur 11.925.000 e
Saldo persediaan per 31/12/07
825.000.000 f
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Sesuai dengan saldo per audit tahun 2006.
Telah dilakukan pengujian atas kos produksi tahun 2007 (lihat KK: PSD - 2)
Telah dilakukan pengujian atas kos penjualan tahun 2007 (lihat KK: PSD - 3)
Telah dilakukan pengujian atas retur penjualan tahun 2007 (lihat KK: PSD - 4)
Sesuai dengan kos penjualan dalam laporan rugi-laba (lihat KK: WTB – Rugi-Laba)
Telah dilakukan pengujian saldo, mencakup perhitungan fisik dan penilaian persediaan
dengan metode LCOM, jumlah sesuai dengan saldo persediaan dalam neraca (lihat KK:
PSD – 5 dan WTB – Neraca).
Dibuat oleh: Adam A, 5 Januari 2008
Direview oleh: Agus, 7 Januari 2008
Halaman
35
AUDIT
AUDIT SIKLUS
SIKLUS
SUMBERDAYA
SUMBERDAYA MANUSIA
MANUSIA DAN
DAN
PENGGAJIAN
PENGGAJIAN
Halaman
36
SIKLUS
SIKLUS SDM
SDM DAN
DAN PENGGAJIAN
PENGGAJIAN
•
•
Siklus SDM adalah siklus transaksi yang
berhubungan dengan SDM, mulai dari
rekrutmen, pelatihan, penggajian, pemberian
bonus dan penghargaan, pemberian sanksi,
sampai dengan pemberhentian karyawan, baik
karena pensiun atau karena sebab lain.
Tujuan audit siklus SDM dan penggajian adalah
untuk menguji kewajaran asersi manajemen
yang berhubungan dengan transaksi akuntansi
bidang SDM dan penggajian.
Halaman
37
AKTIVITAS
AKTIVITAS TRANSAKSI
TRANSAKSI
KEBUTUHAN
SDM
REKRUTMEN
TRAINING DAN
ORIENTASI
KEBIJAKAN
SDM & GAJI
DISTRIBUSI
BIAYA GAJI
WAJARKAH?
PENCATATAN
GAJI
PEMBAYARAN
GAJI
EVALUASI
GAJI/BONUS/
POTONGAN/
SANKSI
Halaman
38
TRANSAKSI
TRANSAKSI DAN
DAN AKUN
AKUN
•
•
•
•
•
•
•
Biaya Gaji (mencakup gaji pokok, komisi,
tunjangan, dan bonus).
Biaya Gaji Langsung.
Biaya Gaji Tidak Langsung (BOP).
Utang Gaji
Utang Potongan Gaji (potongan gaji yang
belum disetor ke yang berhak).
Utang PPh. 21
Akun bank untuk gaji.
Halaman
39
RISIKO
RISIKO SALAH
SALAH SAJI
SAJI
•
•
•
Risiko salah saji atas gaji relatif kecil
mengingat jumlah gaji dapat dengan
mudah dibandingkan dengan periode
sebelumnya, namun demikian masalah
risiko penggajian tetap perlu diwaspadai.
Kesalahan perhitungan upah lembur.
Kesalahan perhitungan potongan gaji,
baik potongan pajak maupun potongan
yang lain.
Halaman
40
RISIKO
RISIKO SALAH
SALAH SAJI
SAJI
•
•
•
Kesalahan penyetoran potongan atas
gaji, terutama pajak, sehingga
menimbulkan denda pajak.
Kesalahan penggunaan tarif gaji.
Pembayaran gaji fiktif, karena kontrol
yang lemah atas pembayaran gaji untuk
jumlah karyawan yang cukup besar.
Halaman
41
DOKUMEN
DOKUMEN
Dokumen Transaksi:
1. Surat keputusan pengangkatan/
pemberhentian karyawan.
2. Skema kebijakan penggajian, bonus,
penghargaan, dan bantuan.
3. Data jam kerja/data unit output per
karyawan.
4. Data prestasi kerja karyawan.
5. Data skema gaji per karyawan.
6. Data diri per karyawan (untuk kepentingan
penghitungan pajak).
Halaman
42
DOKUMEN
DOKUMEN
7. Data potongan gaji per karyawan.
8. Bukti pembayaran gaji dan pemotongan
pajak.
9. Bukti pembayaran pajak.
Dokumen Pembukuan:
10. Daftar gaji/register gaji.
11. Rekening bank untuk gaji (sistem imprest).
12. Daftar distribusi/alokasi biaya gaji.
13. Daftar pemotongan pajak.
Halaman
43
DOKUMEN
DOKUMEN
5. Laporan pembayaran pajak.
6. Rekening-rekening penggajian, seperti: Biaya
Gaji, Utang Gaji, PPh. 21, Utang Potongan
Gaji (potongan gaji yang belum disetor ke
yang berhak).
Halaman
44
FUNGSI
FUNGSI TRANSAKSI
TRANSAKSI
1. Rekrutmen karyawan.
2. Otorisasi perubahan tarif gaji.
3. Penyiapan dan penyediaan jam kerja serta
data dasar penggajian yang lain.
4. Pembuatan daftar gaji dan penyelesaian
potongan atas gaji.
5. Pencatatan biaya gaji.
6. Pembayaran gaji.
Auditor harus memperhatikan dan mengantisipasi
risiko dalam pelaksanaan masing-masing fungsi
transaksi, dan memasukkannya agenda utama
pelaksanaan audit.
Halaman
45
PENGUJIAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF
SUBSTANTIF
1.
2.
3.
4.
Bandingkan biaya gaji dan utang gaji dengan
tahun sebelumnya.
Hitung rasio biaya gaji terhadap penjualan
bersih, bandingkan dengan rasio tahun
sebelumnya.
Hitung rasio PPh. 21 atas biaya gaji,
bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya.
Lakukan pengujian detail transaksi secara
sampel.
Halaman
46
Terimakasih
Terimakasih
Halaman
47