Larangan Kuasa Substitusi dalam Pembuatan SKMHT terhadap Pemegang Hak Tanggungan

B. Larangan Kuasa Substitusi dalam Pembuatan SKMHT terhadap Pemegang Hak Tanggungan

Kewenangan PPAT membuat Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan selain tercantum dalam Pasal 15 ayat 1 juga berdasarkan Penjelasan Umum angka 7 yang antara lain menyatakan bahwa : 1 PPAT adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta pemindahan hak atas tanah dan akta lain dalam rangka pembebanan hak atas tanah, yang berbentuk aktanya ditetapkan, sebagai bukti dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai tanah yang terletak dalam daerah kerjanya masing-masing. Sebagai pejabat umum tersebut maka aktaakta yang dibuat oleh PPAT merupakan akta otentik. 2 Pembuatan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan selain kepada Notaris, ditugaskan juga kepada PPAT yang keberadaannya sampai pada wilayah kecamatan untuk memudahkan pelayanan kepada pihak-pihak yang memerlukan. 42 Dengan demikian jika Notaris berwenang membuat Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan untuk tanah-tanah diseluruh wilayah Indonesia, maka PPAT hanya boleh membuat Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan untuk tanah-tanah yang berada di wilayah jabatannya terutama ditempat-tempat dimana tidak ada Notaris yang bertugas. Surat Kuasa tersebut harus diberikan langsung oleh pemberi Hak Tanggugnan dan wajib memenuhi persyaratan 42 bid., hal. 167-168. Universitas Sumatera Utara mengenai muatannya sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 15 ayat 1 Undang- Undang Hak Tanggungan. Jika Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan tidak dibuat sendiri oleh pemberi Hak Tanggungan atau tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas maka Surat Kuasa yang bersangkutan batal demi hukum, artinya Surat Kuasa itu tidak dapat digunakan sebagai dasar pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan. Undang-Undang Hak Tanggungan secara tegas membatasi isi atau muatan dari Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yaitu hanya memuat perbuatan hukum membebankan Hak Tanggungan. Jadi tidak boleh memuat kuasa-kuasa melakukan perbuatan hukum lain yang bermaksud mendukung tercapainya maksud pemberian jaminan yang bersangkutan misalnya, tidak memuat kuasa untuk menjual, menyewakan objek Hak Tanggungan, memperpanjang hak atas tanah atau untuk mengurus perpanjangan sertifikat, mengurus balik nama dan sebagainya. Jika memang dikehendaki, hal-hal semacam itu dapat dimuat di dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan namun bukan sebagai kuasa tetapi hanya berupa Hak Tanggungan seperti halnya yang dimuat dalam Pasal 11 ayat 2 a sampai dengan k. Selain itu, jika dalam Surat Kuasa Memasang Hipotik SKMH debitor dapat memberi kuasa kepada kreditor dengan hak substitusi, maka menurut Undang-Undang Hak Tanggungan, Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan tidak boleh memuat kuasa substitusi yaitu penggantian penerima kuasa melalui pengadilan. Namun juka penerima kuasa memberikan kuasa kepada pihak lain dalam rangka penugasan untuk bertindak mewakilinya misalnya, Direksi Bank Universitas Sumatera Utara menugaskan pelaksanaan kuasa yang diterimanya kepada Kepala Cabangnya atau pihak lain, maka ini bukan merupakan substitusi Penjelasan Pasal 15 ayat 1 huruf b. Guna mencegah berlarut-larutnya pemberian kuasa dan terjadinya penyalahgunaan serta demi tercapainya kepastian hukum, maka berlakunya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan dibatasi jangka waktunya, untuk hak atas tanah, yang sudah terdaftar, wajib diiukti dengan pembuatan Akta Pembuatan Hak Tanggungan selambat-lambatna 1 satu bulan sesudah diberikan, sedangkan terhadap hak atas tanah yang belum terdaftar harus dipenuhi dalam waktu 3 tiga bulan. Dalam Peraturan Menteri Agraria atau Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1996 tentang Penetapan Batas Waktu Penggunaan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Untuk Menjamin Pelunasan Kredit-Kredit Tertentu, seperti kredit usaha kecil, berlaku sampai berakhirnya perjanjian pokok kredit usaha kecil tersebut; sedangkan untuk objek Hak Tanggungan berupa hak atas tanah yang pensertifikatannya sedang dalam pengurusan, berlaku sampai terbitnya sertifikat hak atas tanah tersebut ditambah tiga bulan. Pasal 15 ayat 1 UU Nomor 4 Tahun 1996 memuat larangan dan persyaratan bagi sahnya SKMHT sebagai berikut : 1 Dilarang SKMHT memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lainnya daripada membebankan Hak Tanggungan. Tidak dilarang pemberi kuasa memberikan janji-janji yang dimaksudkan dalam Pasal 11 ayat 2 UU Nomor 4 Tahun 1996. Universitas Sumatera Utara 2 Dilarang memuat kuasa substitusi. “Substitusi” adalah penggantian penerima kuasa melalui peralihan, hingga ada penerima kuasa baru. 3 Wajib dicantumkan secara jelas obyek Hak Tanggungan, jumlah utang, nama serta identitas kreditornya, nama serta identitas debitor, apabila debitor bukan pemberi Hak Tanggungan. Apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi atau dilanggar larangan-larangan di atas, SKMHT yang bersangkutan menjadi batal demi hukum. 43 4 Perlindungan Bagi Kreditor Pemegang Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Kuasa untuk memberikan Hak Tanggungan tidak dapat ditarik kembali dan tidak dapat berakhir oleh sebab apapun juga, juga jika Pemberi Hak Tanggungan meninggal dunia. Kuasa tersebut berakhir setelah dilaksanakan atau telah habis jangka waktunya. Hal tersebut diatur oleh undang-undang dalam rangka melindungi kepentingan kreditor sebagai pihak yang umumnya diberi kuasa untuk membebankan Hak Tanggungan yang dijanjikan. 44 Pasal 15 ayat 1 UU Nomor 4 Tahun 1996 memuat larangan dan persyaratan bagi sahnya SKMHT sebagai berikut : 1 Dilarang SKMHT memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lainnya daripada membebankan Hak Tanggungan. Tidak dilarang pemberi kuasa memberikan janji-janji yang dimaksudkan dalam Pasal 11 ayat 2 UU Nomor 4 Tahun 1996. 43 Penjelasan Pasal 15 UU Nomor 4 Tahun 1996. 44 Ibid. Universitas Sumatera Utara 2 Dilarang memuat kuasa substitusi. “Substitusi” adalah penggantian penerima kuasa melalui peralihan, hingga ada penerima kuasa baru. 3 Wajib dicantumkan secara jelas obyek Hak Tanggungan, jumlah utang, nama serta identitas kreditornya, nama serta identitas debitor, apabila debitor bukan pemberi Hak Tanggungan. Apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi atau dilanggar larangan-larangan di atas, SKMHT yang bersangkutan menjadi batal demi hukum. 45 4 Perlindungan Bagi Kreditor Pemegang Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Kuasa untuk memberikan Hak Tanggungan tidak dapat ditarik kembali dan tidak dapat berakhir oleh sebab apapun juga, juga jika Pemberi Hak Tanggungan meninggal dunia. Kuasa tersebut berakhir setelah dilaksanakan atau telah habis jangka waktunya. Hal tersebut diatur oleh undang-undang dalam rangka melindungi kepentingan kreditor sebagai pihak yang umumnya diberi kuasa untuk membebankan Hak Tanggungan yang dijanjikan. 46 “Sesuai dengan kewenangannya sebagaimana terdapat dalam Pasal 15 ayat 3 UUJN, bahwa Notaris mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam Peraturan perundang-undangan, selain itu dalam UUHT sendiri juga tidak ada pembatasan kewenangan notaris dalam pembuatan SKMHT dan dalam hal ini 45 Ibid 46 Ibid Universitas Sumatera Utara notaris bukan hanya sebagai petugas pengisi blangko tetapi sebagai pejabat umum yang mempunyai kewenangan untuk membuat akta secara notariil” 47

C. Aspek Hukum dari SKMHT terhadap UU No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan.

Dokumen yang terkait

Penjualan Agunan Secara Lelang Tanpa Persetujuan Pemberi Hak Tanggungan Diikuti Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (Studi Putusan Nomor 348/ PDT.G/ 2009/PN.TNG)

1 72 143

Analisis Yuridis Atas Eksistensi Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Yang Diingkari Debitur

3 50 134

Dilema Perberlakuan Pembatasan Jangka Waktu Pendaftaran Hak Tanggungan (Studi Pada Kantor Pertanahan Kota Medan)

0 26 148

PENDAHULUAN Tinjauan Yuridis Tentang Hak Kreditor Dalam Melaksanakan Eksekusi Selaku Pemegang Hak Tanggungan Dikaitkan Dengan Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Dan Undang – Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penunda

0 2 14

KAJIAN HUKUM TERHADAP SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG Kajian Hukum Terhadap Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (Skmht) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan (Studi pada Kantor Not

0 2 13

PENDAHULUAN Kajian Hukum Terhadap Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (Skmht) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan (Studi pada Kantor Notaris di Purwodadi).

0 0 14

KAJIAN HUKUM TERHADAP SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG Kajian Hukum Terhadap Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (Skmht) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan (Studi pada Kantor Not

0 2 22

TINJAUAN YURIDIS KEDUDUKAN SURAT KUASA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN | REZAH | Legal Opinion 5217 17070 2 PB

0 0 10

SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN

0 0 12

PENGUASAAN SATU OBJEK HAK TANGGUNGAN OLEH DUA SUBJEK HUKUM DITINJAU DARI PASAL 5 UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN - Repository UNRAM

0 0 16