BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam untuk
memperoleh informasi dan menggali realita tentang perilaku seksual yang dilakukan oleh informan yang berpacaran di Kecamatan Medan Petisah Tahun 2012
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Petisah, yang dikenal sebagai salah satu wilayah, sering dianggap oleh khalayak ramai sebagai wilayah prostitusi
sehingga beresiko terhadap masyarakat di sekitarnya terutama bagi kaum remaja untuk terpapar dan berdampak terhadap perilaku seksual mereka.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari Februari sampai Juli 2012.
3.3 Informan Penelitian
Informan dalam penelitian saya ini terdiri dari 4 pasang remaja, 2 dewasa muda dan ibu remaja putri tersebut.
1. Afsaana 14 Tahun vs Van Damme 15 Tahun
2. Anjaana 14 Tahun vs Rambo 16 Tahun
3. Amisha 17 Tahun vs Salman 20 Tahun
4. Ayen 19 Tahun vs Anton 23 Tahun
Alasan memilih pelaku tersebut diatas adalah : a.
Mereka adalah remaja yang telah melakukan seks pranikah saat berpacaran b.
Memberikan informasi yang dibutuhkan c.
Peneliti dengan informan bertetangga Dalam penelitian ini dengan pertimbangan etika, nama dan identitas informan
peneliti samarkan untuk melindungi pelaku dari bermacam-macam hal yang merugikan dan merusak nama baik pelaku.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, peneliti tinggal, berinteraksi dan bergaul secara terus menerus dengan remaja yang pacaran yang tinggal di daerah Terimeri
.
Dalam penelitian ini peneliti menjadi partisipan diantara keempat pasangan informan ini.
Hampir dua bulan ini peneliti melakukan observasi dan wawancara mendalam terhadap masing-masing mereka 4 pasang remaja dan 2 dewasa muda yang ada di
lingkungan Terimeri Gang Pyaasa. Di antaranya adalah Afsaana, Anjaana, Amisha dan Ayen. Afsaana dan Anjaana adalah sepasang anak kembar. Tapi mereka memiliki
cerita yang berbeda tentang pacaran serta apa yang membuat mereka sampai ke tahap hubungan seksual.
1. Afsaana Perempuan, 14 Tahun dengan Van Damme Laki-laki, 15 Tahun
Peneliti ikut menemani mereka sampai ke pemandian alam Tuntungan, membeli kondom, dan peneliti menyaksikan adegan mesra itu sampai ke tahap
hubungan seksual dan menunggui mereka sampai selesai melakukan hubungan intim di kamar yang mereka sewa. Peneliti mendengarkan mereka bercerita di kamar
masing-masing dengan mendatangi rumahnya dengan alasan makan, mandi dan main-main. Peneliti juga harus menghadapi ibu mereka yang luar biasa marahnya jika
ketahuan anaknya pacaran hanya karena ibu mereka takut jika anaknya hamil di luar nikah. Membantu ibunya memasak untuk mengetahui apa sebenarnya alasan ibunya
sehingga marah-marah jika teman laki-laki datang ke rumah. Ibunya menganggap bahwa jika ada laki-laki datang ke rumah, itu berarti anaknya sama dengan
perempuan malam yang didatangi atau dijemput “tamu” setiap malam. 2.
Anjaana Perempuan, 14 Tahun dengan Rambo Laki-laki, 16 Tahun Peneliti menemani mereka pacaran di rumah Rambo di Anggara. Peneliti
harus merasakan sempit dan pengap rumah itu. Menunggui mereka sampai selesai pacaran di kamarnya. Mereka pacaran di kamar dan peneliti dibiarkan menonton TV
di luar. 3.
Amisha Perempuan, 17 Tahun dengan Salman Laki-laki, 20 Tahun Peneliti tidur dengan mereka Amisha dan Salman di kamar Amisha, dan
menyaksikan dengan mata kepala saya mereka melakukan hubungan seksual. Peneliti ikut mereka juga ke diskotik untuk merayakan peresmian hubungan mereka yang ke 4
tahun dan mabuk-mabukan, pulang pukul 04.00 Wib dini hari dalam keadaan setengah sadar
4. Ayen Perempuan, 19 Tahun dengan Anton Laki-laki, 23 Tahun
Mereka memiliki cerita cinta yang tidak kalah serunya. Setiap peneliti mengetahui mereka ada di rumah, peneliti akan langsung mendatangi rumahnya
dengan alasan main-main atau dengan alasan yang masuk akal. Setiap sore peneliti dan Ayen jalan-jalan sore dan duduk santai di Ring Road Jalan Ngumban Surbakti
sambil makan bubur atau minum kopi dengan mereka kalau sekiranya Anton ada. Pulangnya sekitar pukul 01.00 dini hari. Dan terkadang peneliti tidur di rumahnya
sambil bercerita seputar hubungan mereka. Hubungan informan dengan peneliti, tidak ada ikatan saudara namun karena
terlalu akrabnya sehingga peneliti menganggap mereka seperti saudara sendiri. Peneliti dan pelaku sama-sama tinggal di Terimeri Gang Pyaasa. Peneliti dan pelaku
bertetangga dekat. Berada dalam satu komplek. Setiap hari berjumpa dan membicarakan tentang banyak hal. Dari perbincangan kami yang cukup serius selama
hampir 4 bulan ini banyak hal yang menjadi perhatian peneliti terutama Afsaana dan Anjaana. Mulai masalah sifat ibu mereka yang over protektif dan kasar maupun
masalah cinta. Masalah cinta inilah yang menjadi topik yang sangat serius dibahas, hal ini
mungkin karena mereka berdua masih berumur 14 tahun jadi tak heranlah ketika membahas masalah cinta mereka akan mengalir begitu saja.
3.5 Metode Analisa Data