Pengaruh dosis pupuk NPK Kujang terhadap pertumbuhan tiga jenis bahan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.)

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK KUJANG TERHADAP
PERTUMBUHAN TIGA JENIS BAHAN TANAMAN JARAK
PAGAR ( Jatropha curcas L.)

CEP IIP SUTISNA

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ABSTRAK
CEP IIP SUTISNA. Pengaruh dosis pupuk NPK Kujang terhadap pertumbuhan
tiga jenis bahan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.). Dibimbing oleh
MIFTAHUDIN dan DADANG.
Pemupukan yang sesuai sangat diperlukan oleh tanaman agar pertumbuhan
tanaman berlangsung secara optimal. Selain itu pemilihan bahan tanaman juga
merupakan faktor penting lainnya dalam meningkatkan produktivitas jarak pagar,
Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh dosis pemupukan NPK Kujang 30:6:8
dan jenis bahan tanaman terhadap komponen pertumbuhan dan produksi jarak

pagar. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan dua faktor yaitu
dosis pemupukan yang terdiri atas tiga taraf (0, 25, 50 g per tanaman) dan asal
bahan tanaman yang terdiri atas tiga taraf (biji, stek, micro cutting atau stek
pucuk). Masing-masing unit percobaan dilakukan tiga kali ulangan. Analisis
dengan menggunakan program SPSS 12.0 menunjukkan dosis pemupukan
mempengaruhi tinggi tanaman, dan diameter batang, sedangkan asal bahan
tanaman tidak mempengaruhi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah bunga
jantan dan betina, dan jumlah buah.

ABSTRACT
CEP IIP SUTISNA. The effect of NPK Kujang fertilizer doses on growth of three
type of Jatropha curcas L. plant source. Supervised by Miftahudin and Dadang.
The appropriate dose of fertilizer is needed to optimally increase the plant
growth, moreover the right type of plant sources become a significant factor that
affect the Jatropha curcas productivity. This study observed the effect of different
doses of NPK Kujang 30:6:8 and type of plant sources on the Jatropha curcas
growth component and productivity. This experiment was arranged in a split plot
design with two factors which consisted of three different fertilizer doses (0, 25,
50 g/plant) and three different plant sources (seed, micro cutting, and sprout
cutting). Each experimental unit was repeated three times. Dose analysis using

SPSS program Ver. 12.0 showed that the dose of fertilizer affected the plant
height and stem diameter, while the type of plant sources did not affect the plant
height, stem diameter, the number of staminate and karpelate flowers, and the
number of fruits.

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK KUJANG TERHADAP
PERTUMBUHAN TIGA JENIS BAHAN TANAMAN JARAK
PAGAR ( Jatropha curcas L.)

Cep Iip Sutisna
G34103022

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2008

Judul
Nama
NRP

: Pengaruh dosis pupuk NPK Kujang terhadap pertumbuhan tiga
jenis bahan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.)
: Cep Iip Sutisna
: G34103022

Menyetujui:

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Dr. Ir. Miftahudin, M. Si
NIP 131851281


Dr. Ir. Dadang, M. Sc
NIP 131879337

Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Dr. Drh. Hasim, DEA
NIP 131578806

Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cibinong-Cianjur pada tanggal 05 Agustus 1984 dari Bapak Acin
Bin Halimi dan Ibu Inni, Penulis adalah anak kedua dari lima bersaudara.
Tahun 2003 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Ciwidey dan pada tahun yang sama masuk
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB melalui Undangan
Seleksi Mahasiswa IPB (USMI).
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan kampus diantaranya pernah

menjabat sebagai staf di Departemen Minat dan Bakat Dewan Perwakilan Mahasiswa FMIPA, staf
Bio Science periode 2005/2006 Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMABIO), juga aktif sebagai
anggota di organisasi BIOWORD HIMABIO IPB, selain itu penulis juga aktif di kegiatan-kegiatan
kepanitiaan kampus. Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah menjadi asisten praktikum
mata kuliah Biologi Dasar untuk S1 Biologi, Taksonomi Tumbuhan Berpembuluh, Biologi Alga
dan Bryophyta. Selain aktif di kegiatan asistensi sebagai modal dasar dalam pengambangan jiwa
ilmiah, penulis melakukan studi lapang di Situ Gunung - Sukabumi dengan judul “Tanggap
Morfologi, Anatomi, dan Fisiologi pada Panicum palmifolium dan Axonopous compressus pada
Dua Kondisi yang Berbeda”. Selain itu pengalaman dunia kerja diperoleh dalam aktivitas praktik
lapang di PT Alam Indah Bunga Nusantara, Cianjur-Jawa Barat dengan judul “Varietas Krisan
Potong (Chrysanthemum spp,) dan Aspek Budidayanya”.

PRAKATA
Puji dan syukur hanya kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, Sholawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sahabat dan keluarganya.
Judul yang dipilih penulis dalam penelitian adalah “Pengaruh dosis pupuk NPK Kujang
terhadap pertumbuhan tiga jenis bahan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Miftahudin, M. Si dan Dr.Ir. Dadang, M. Sc
selaku pembimbing, yang telah sabar membimbing selama penulisan karya ilmiah ini. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga Jendral Suratto beserta Ibu, yang telah

memberikan tempat tinggal selama melakukan penelitian ini. Rasa terima kasih yang tak terhingga
penulis sampaikan kepada Bapak, Ibu, yang telah mendidik dan telah susah payah memberikan
yang terbaik, dan kasih sayang untuk anak-anaknya. Tidak lupa juga ibu Arie, ibu Carry, ibu Neny,
Novi, Taufiq, Eko, Ariyanto, Deris, Fajri, Ramsi, Arip, Nirwan, Bubun, Mas Yahya, Andeng dan
staf unit usaha jasa dan industri (UJI) Laboratorium Kultur Jaringan serta semua sahabatku
Biologi angkatan 40, 41, 39 dan 38 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah membantu,
memberi semangat dan dukungan, serta memberi warna kebersamaan yang begitu indah.

Bogor, Maret 2008

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................


viii

PENDAHULUAN ................................................................................................................

1

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat ........................................................................................................

2

Bahan .............................................................................................................................

2

Metode ...........................................................................................................................

2

Rancangan percobaan ..............................................................................................


2

Persiapan percobaan .................................................................................................

2

Pemupukan NPK Kujang 30:6:8 ..............................................................................

2

Pengamatan ..............................................................................................................

2

Tinggi Tanaman ...........................................................................................................

2

Diameter Batang Tanaman ..........................................................................................


2

Bunga ...........................................................................................................................

2

Buah .............................................................................................................................

3

PEMBAHASAN ..................................................................................................................

3

SIMPULAN ..........................................................................................................................

4

SARAN .................................................................................................................................


5

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................

5

HASIL

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Pengaruh pemupukan terhadap pertambahan tinggi tanaman .........................................

3

2 Pengaruh pemupukan terhadap pertambahan diameter batang tanaman ......................

3

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1 Unsur dan fungsi yang terkandung dalam pupuk NPK Kujang 30-6-8
PT Pupuk Kujang Cikampek-Jawa Barat ..........................................................................

8

2 Kondisi lahan pertanaman jarak pagar di Puri Cikeas-Bogor ........................................

9

3 Data pengamatan pertambahan tinggi, diameter batang, jumlah bunga dan jumlah buah
tanaman jarak pagar ..........................................................................................................

10

4 Data suhu udara Puri Cikeas-Bogor bulan Maret sampai April 2007 .............................

11

5 Data suhu udara Puri Cikeas-Bogor bulan Mei sampai Juni 2007 ...................................

12

6 Data curah hujan Puri Cikeas-Bogor bulan Februari sampai bulan Juni 2007 .................

13

PENDAHULUAN
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas
L.) dengan sinonim Jatropha acerifolia
Salisb. atau Curcas purgans Medik
termasuk dalam famili Euphorbiaceae, satu
famili dengan karet dan ubi kayu
(Sudarmadji et al. 2006). Jarak pagar
termasuk tanaman yang tahan kekeringan
dan cukup adaptif pada berbagai kondisi.
Akan tetapi ada permasalahan yang dihadapi
dalam pengembangan jarak pagar saat ini
yaitu belum adanya varietas atau klon
unggul, masih terbatasnya ketersediaan
benih, belum memadainya teknik budaya,
dan belum adanya standar harga serta belum
memadainya sistem pemasaran. Selain itu,
petani dan masyarakat yang berminat
menanam jarak pagar juga menghadapi
kendala akan sulit dan mahalnya transportasi
bibit dari sentra pembibitan ke lokasi tanam
(Haska et al. 2006).
Di Indonesia terdapat berbagai jenis
tanaman jarak antara lain jarak kepyar
(Ricinus communis), jarak bali (Jatropha
podagrica ), jarak ulung (J. gossypifolia)
dan jarak pagar (J. curcas). Di antara jenis
tanaman jarak tersebut yang memiliki
potensi besar dan paling prospektif untuk
dikembangkan sebagai penghasil minyak
bakar nabati (biodiesel) ialah jarak pagar
(Hambali et al. 2006).
Secara ekonomi tanaman jarak pagar
dapat dimanfaatkan seluruh bagiannya mulai
dari daun, buah, getah, dan batangnya.
Potensi terbesar jarak pagar terdapat pada
buah yang terdiri dari biji dan kulit
(cangkang). Biji yang menghasilkan minyak
jarak yang nantinya digunakan sebagai
sumber biodiesel.
Biodiesel merupakan bahan bakar dari
minyak nabati yang memiliki sifat
menyerupai minyak diesel atau solar. Bahan
bakar ini ramah lingkungan dan termasuk
bahan bakar yang dapat diperbaharui
(renewable), memiliki sumber daya energi
yang secara alamiah tidak akan habis dan
dapat berkelanjutan jika dikelola dengan
baik (Shintawaty 2006).
Sejalan dengan usaha pemanfaatan
tanaman jarak sebagai sumber biodiesel,
diperlukan upaya untuk meningkatkan
produktifitas tanaman jarak diantaranya
dengan pemilihan asal bahan tanaman (bibit)
dan pemupukan. Bahan tanaman merupakan
penentu keberhasilan budidaya tanaman
jarak pagar. Perbanyakan jarak pagar dapat
dilakukan secara generatif dengan biji,

secara vegetatif dengan stek atau kultur
jaringan. Penggunaan setek pucuk adalah
salah satu cara dalam memanfaatkan semua
bagian tanaman untuk bahan (Mahmud et al.
2006). Stek pucuk atau micro cutting
merupakan metode perbanyakan bibit secara
ex vitro. Kultur ex vitro merupakan salah
satu teknik perbanyakan yang relatif
sederhana, murah dan dapat menghasilkan
bibit tanaman yang sempurna dalam jumlah
banyak dan relatif seragam dalam umur,
tinggi tanaman, ketahanan terhadap hama
dan penyakit, maupun sifat-sifat unggul lain
seperti tanaman induknya (Haska et al.
2006). Keunggulan dari stek pucuk yaitu
tunas-tunas yang dihasilkan dari pohon
induk dapat langsung ditanam dalam media
tanah dengan aplikasi zat perangsang tunas
dan akar (Chalid et al. 2006).
Pemupukan
merupakan
kegiatan
menambahkan hara ke tanah atau ke tajuk
tanaman dengan tujuan untuk melengkapi
ketersediaan unsur hara (Novizan 2002).
Ada dua jenis pupuk yaitu pupuk organik
dan pupuk anorganik atau yang lebih dikenal
dengan pupuk kimia yaitu pupuk yang
dibuat oleh pabrik dengan cara meramu
berbagai unsur kimia sehingga memiliki
persentase kandungan hara yang sesuai.
Berdasarkan aplikasinya pupuk buatan ini
dibagi menjadi dua yaitu pupuk akar dan
pupuk daun (Novizan 2002). Menurut
Lingga & Marsono (2002) pupuk NPK
merupakan pupuk akar yang termasuk pupuk
majemuk yang mengandung tiga unsur, hasil
gabungan pupuk tunggal N, P, dan K.
Menurut Lingga (1998), setiap tanaman
memerlukan paling tidak 16 unsur atau zat
untuk pertumbuhannya yang normal. Dari
16 unsur tersebut, tiga unsur (C, O, H)
diperoleh dari udara, dan 13 unsur lainnya
diperoleh dari tanah (N, P, K, Ca, Mg, S, Cl,
Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo). Dari ke-13 unsur
tersebut, hanya enam unsur yang diambil
tanaman dalam jumlah besar (unsur makro)
yaitu N, P, K, S, Ca, dan Mg. Unsur hara
utama yang banyak dibutuhkan tanaman
tetapi namun jumlah atau ketersediaannya
sering kurang atau tidak mencukupi di
dalam tanah ialah N, P, dan K. Oleh karena
itu ketiga unsur ini ditambahkan dalam
bentuk pupuk (Soepardi 1983).
Sampai saat ini, perbandingan dan dosis
pemupukan yang tepat pada tanaman jarak
pagar belum ada standar khusus. Standar
yang digunakan masih menggunakan standar
baku dari jarak kepyar (Ricinus communis).
Standar pemupukan untuk jarak kepyar ialah

2
150 kg urea, 75 kg SP-36, dan 50 kg KCl
per ha (www://www.ditjenbun.deptan.go.id
8 Agustus 2006).
Pada penelitan ini pupuk NPK yang
digunakan merupakan komposisi yang sudah
dibuat oleh PT Pupuk Kujang dengan
perbandingan 30N:6P:8K. Pupuk NPK
Kujang ini memiliki keunggulan yaitu
merupakan campuran antara pupuk organik
dan anorganik (Lampiran 1). Berdasarkan
uji coba terhadap padi, pupuk NPK Kujang
ini dapat meningkatkan produktivitas padi
rata-rata sekitar 8 ton/ha.
Menurut Sutisna manajer produksi NPK
PT Pupuk Kujang menyebutkan bahwa
produksi NPK merupakan campuran antara
pupuk anorganik dengan pupuk organik
yang diperoleh dari sisa kotoran kelelawar
yang termasuk pupuk alam jenis guano dan
sisa tanaman kelapa sawit yang berfungsi
untuk mempercepat daya serap pupuk ke
dalam tanah, selain itu fungsi pupuk organik
yang ditambahkan ke pupuk NPK Kujang
tersebut ialah sebagai penyimpan air saat
musim kemarau serta mampu mengurangi
kejenuhan tanah yang terlalu banyak bahan
kimia (http://www.Pikiran-rakyat.com/cetak
/2007/032007/28/0602.htm 28 Maret 2007).
Selain itu Sutisna juga menambahkan bahwa
NPK Kujang ini merupakan upaya dalam
memanfaatkan produk ureanya untuk
diproduksi menjadi pupuk majemuk (NPK).
Tujuan
penelitian
ialah
untuk
mempelajari pengaruh dosis pupuk NPK
Kujang 30:6:8 dan jenis bahan tanaman
terhadap komponen pertumbuhan dan
produksi jarak pagar.

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
Februari sampai dengan Juni 2007 di Kebun
Jarak Pagar Kompleks Perumahan Puri
Cikeas,Bogor-Jawa Barat.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini ialah tanaman jarak yang berumur 9
bulan setelah tanam dan pupuk NPK Kujang
30:6:8.

Metode

Rancangan Percobaan. Penelitian ini
menggunakan rancangan petak terpisah
(split plot design) dengan dua faktor, yaitu
asal bahan tanaman terdiri atas tiga taraf
(biji, stek, micro cutting) dan dosis
pemupukan terdiri atas tiga taraf perlakuan
(0, 25, 50 g per tanaman). Masing-masing
unit percobaan dilakukan tiga kali ulangan.
Analisis data dilakukan dengan Analisis
Ragam Dua Arah (Two Way Analysis of
Variance) dengan menggunakan program
SPSS 12.0 (Statistical Package for the
Social Sciences).
Persiapan
Percobaan.
Meliputi
pembersihan lahan dari gulma dengan
menggunakan
herbisida,
pembuatan
piringan atau pembumbunan tanah di sekitar
tanaman (sekitar kanopi), penentuan blok
dan pemilihan tanaman, dari lahan seluas ±
2 ha (Lampiran 2) yang telah terdapat
tanaman jarak pagarnya, ditentukan tanaman
dari tiap blok lahan (biji, stek, dan micro
cutting) berdasarkan sumber eksplan yang
sudah tersedia. Pada setiap blok tersebut
ditentukan dan dipilih tanaman yang sehat,
bebas hama dan penyakit, serta belum
mengalami pembungaan untuk dijadikan
bahan pengamatan.
Pemupukan NPK 30:6:8. Pemberian
pupuk dilakukan pada awal percobaan
setelah pembumbunan di sekitar tanaman
selesai dengan cara membuat parit kecil
mengelilingi tanaman tersebut sekitar ± 20
cm dari batang utama, lalu menaburkan
pupuk pada lubang tersebut sesuai dosis,
setelah itu parit ditutup dengan tanah. Dosis
yang diberikan pada setiap tanaman yaitu 0,
25, 50 g per tanaman.
Pengamatan. Peubah yang diamati
yaitu : (1) Tinggi tanaman, yaitu batang
utama tanaman diukur dari permukaan tanah
sampai dasar tunas apikal, agar tidak terjadi
kekeliruan dalam mengukur maka dibuat
tanda pada batang tanaman tempat
pengukuran tersebut. (2) Diameter batang,
batang utama diukur dengan menggunakan
jangka sorong pada ketinggian 10 cm dari
permukaan tanah. (3) Rasio bunga jantan
dan bunga betina, bunga jantan dan bunga
betina dihitung sampai dengan pembungaan
malai ke dua. (4) Jumlah buah, yang
dihitung berdasarkan jumlah buah sampai
dengan malai kedua. Pengamatan dan
pengukuran dilakukan setiap minggu selama
tiga bulan, setelah diperoleh data maka data
pengamatan terakhir dikurangi dengan
pengamatan
awal
untuk
dilakukan
pengolahan data.

3

HASIL
Tinggi Tanaman
Asal bahan tanaman yang berasal dari
biji, stek, dan micro cutting tidak
berpengaruh nyata terhadap pertambahan
tinggi tanaman, sedangkan dosis pemupukan
berpengaruh nyata terhadap pertambahan
tinggi tanaman (Gambar 1).

terhadap jumlah bunga jantan maupun bunga
betina.
Hasil pengamatan terhadap bunga,
menunjukkan bahwa jumlah bunga jantan
lebih banyak dari pada jumlah bunga betina
dengan rasio antara bunga jantan dengan
bunga betina sebesar 3,205 artinya bunga
jantan lebih banyak tiga kali dari bunga
betina (Lampiran 3).

Jumlah pertambahan tinggi
tanaman (cm)

45

Dosis pupuk o g

40
35

Buah

Dosis pupuk 25 g

30

Dosis pupuk 50 g

25
20
15
10
5

Asal bahan tanaman jarak pagar tidak
berpengaruh nyata terhadap jumlah buah.
Begitu pula dengan dosis pemupukan (Tabel
1).

0
Stek

Biji

Micro cutting

Asal bahan tanaman

Gambar 1 Pengaruh pemupukan terhadap
pertambahan tinggi tanaman.
Pengamatan terhadap tinggi tanaman
dilakukan selama 3 minggu, sebanyak 12
kali pengukuran. Diperoleh hasil tertinggi
rata-rata pertambahan tanaman yaitu sekitar
37,3 cm dengan menggunakan dosis pupuk
25 g yang berasal dari stek (Lampiran 3).

Tabel 1 Pengaruh asal bahan tanaman dan
dosis pemupukan terhadap jumlah
buah
Asal
bahan
tanaman
Biji
Micro
cutting
Stek

Dosis pemupukan (g/tanaman)
0
7,0 ± 0,0

25

11,3 ± 5,8 2,0 ± 2,7

5,0 ± 0,0 8,0 ± 6,3
2,0 ± 0,0

50

6,7 ± 8,4

6,0 ± 5,0
11,0 ± 6,9

Diameter Batang Tanaman

Pertambahan diameter batang
tanaman (cm)

Asal bahan tanaman tidak berpengaruh
nyata terhadap pertambahan diameter jarak
pagar (Gambar 2). Sedangkan dosis
pemupukan berpengaruh nyata terhadap
pertambahan diameter batang. Rata-rata
pertambahan diameter tertinggi 0,64 cm dari
biji yang diberi pupuk 25 g (Lampiran 3).
0.8

Dosis pupuk 0 g

0.7
0.6

Dosis pupuk 25 g

0.5

Dosis pupuk 50 g

0.4
0.3
0.2
0.1
0
Stek

Biji

Micro cutting

Asal bahan tanaman

Gambar 2 Pengaruh pemupukan terhadap
pertambahan diameter batang
tanaman.

Bunga
Asal bahan tanaman dan
pemupukan tidak berpengaruh

dosis
nyata

PEMBAHASAN
Peningkatan pertumbuhan tanaman dapat
dilakukan antara lain dengan pemupukan.
Tinggi rendahnya dosis pemupukan
berpengaruh terhadap kualitas pertumbuhan
tanaman. Pertumbuhan tanaman yang
menjadi parameter pada penelitian ialah
pertambahan tinggi tanaman dan diameter
batang tanaman. Perlakuan dosis pupuk 25
gram per tanaman memberikan pertambahan
tinggi tanaman dan diameter batang tanaman
yang baik jika dibandingkan dengan dosis
50 gram per tanaman. Hal ini diduga
berkaitan dengan efektivitas dosis pupuk
NPK Kujang. Dosis pupuk yang baik ialah
dosis yang memberikan pertumbuhan
terhadap tanaman yang optimal. Perlakuan
dengan dosis pupuk yang terlalu tinggi
belum tentu efektif terhadap tanaman
bahkan dapat merugikan tanaman atau mati.
Rekomendasi kebutuhan pupuk untuk
jarak pagar sampai saat ini belum ada
standar. Petani melakukan pemupukan
berdasarkan standar acuan pada jarak kepyar.
Di Tamilnadu-India, Muthu Raj (2005)
merekomendasikan pemupukan N, P, dan K

4
dengan perbandingan 46:48:24 kg/ha dengan
dosis 20 g Urea, 120 g SP-36, dan 16 g KCl,
sedangkan Ghos et al. (2006) menggunakan
pupuk N, P, dan K dengan masing-masing
dosis sebesar 140,2, 17,5 dan 458 kg/ha dan
memberikan respon baik terhadap tanaman
jarak pagar dengan menghasilkan biji
sebanyak 3 ton per hektarnya. Siregar et al.
(2005) mengasumsikan jika sama dengan
jarak kepyar maka dosis pupuk untuk jarak
pagar ialah sebasar 80 kg N, 18 kg P2O5, 12
kg CaO, dan 10 kg MgO per hektarnya, hal
tersebut berbeda untuk jarak kepyar Romli
dan Soenardi (1993) yang menyatakan
bahwa dengan dosis pupuk N 45 kg/ha
merupakan dosis yang optimal. Prawitasari
(2005) dan Hariyadi (2005), yang
memprediksi kebutuhan pupuk untuk
tanaman jarak pagar pada tahun pertama
sebesar 40 g Urea, 40 g SP-36, 40 g KCl,
dan 10 g Kieserit/tanaman atau setara
dengan 100 kg Urea, 100 kg SP-36, 100 kg
KCl, dan 25 kg Kieserit/ha yang
diaplikasikan dua kali dan terus meningkat
sampai tahun kelima. Sudarmadji et al.
(2006) menyebutkan untuk komposisi
pemupukan tanaman jarak pagar yaitu 22,5
kg N, 36 kg P2O5,dan 20 kg K2O per ha, hal
tersebut hampir sama dengan Nuryati (2006)
yang merekomendasikan pemupukan untuk
jarak pagar yaitu 20 g Urea, 20 g SP-36, 20
g KCl, dan 2 g Kieserit per tanaman per
tahun.
Dari berbagai rekomendasi di atas
digunakan dosis 25 dan 50 g per tanaman,
dan diharapkan dengan pemupukan 25 g per
tanaman dapat menghasilkan pertumbuhan
yang optimal seperti yang direkomendasikan
Nuryati (2006). Selain itu juga untuk
menekan biaya produksi yang tinggi
terutama harga pupuk yang semakin hari
semakin mahal, sehingga perbandingan
antara input dan output tidak terlalu besar
bahkan menghasilkan banyak input.
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa
NPK Kujang 30:6:8 dengan dosis 25 gram
per tanaman memberikan pertumbuhan yang
optimal terhadap pertambahan tinggi dan
diameter batang tanaman pada kebun
percobaan di Puri Cikeas-Bogor. Hal
tersebut belum dapat dijadikan acuan yang
baku untuk tanaman jarak pada kondisi dan
daerah yang berbeda karena perlu
penyesuaian dengan kondisi lingkungan
yang akan dijadikan tempat pembudidayaan
tanaman jarak pagar tersebut.
Kebun Puri Cikeas-Bogor terletak pada
ketinggian 190 m dpl, 106,7498o BT dan

6,5536o LS. Suhu rata-rata dari bulan
Februari sampai bulan Juni yaitu sebesar
26,4o C dengan suhu maksimum 28,3o C dan
suhu minimun 23,8o C (Lampiran 4 & 5).
Sedangkan rata-rata curah hujan dari bulan
Februari sampai bulan Juni yaitu sebesar
357 mm dengan rata-rata hujan sebesar 18
kali per bulannya (Lampiran 6). Jenis tanah
di Puri Cikeas menurut balai penelitian dan
pengembangan tanah, BPPT (1991) Bogor
secara umum termasuk ke dalam jenis
latosol merah. Tanah jenis ini memiliki sifat
fisik tanah cukup baik, bertekstur halus
sampai liat berat di seluruh lapisan, dengan
drainase baik, permeabilitas baik sampai
sedang, tanah jenis ini relatif lebih tahan
erosi, mudah diolah dan mempunyai tingkat
kesuburan yang cukup baik, pH tanah sekitar
4,7-5,6 di seluruh lapisan, serta kandungan
kalsium dan nitrogen total rendah sampai
sedang. Hal tersebut baik sebagai syarat
tumbuh jarak pagar, seperti yang disebutkan
dalam Hambali et al. (2006) bahwa jarak
pagar dapat tumbuh di dataran rendah
sampai ketinggian 1000 m dpl dengan pH
tanah sekitar 5-6,5. Franken (2005)
menyebutkan bahwa pH tanah yang kurang
dari 6 (asam) atau pH tanah antara 8,0-8,5
(basa) tidak baik untuk pertumbuhan
tanaman jarak pagar. Suhu rata-rata yang
diperlukan yaitu sekitar 20-28o C dengan
curah hujan 300-2380 mm/tahun, curah
hujan optimum untuk tanaman jarak pagar
yaitu 625 mm/tahun.
Bahan tanaman merupakan salah satu
penentu keberhasilan dalam budidaya
tanaman jarak pagar. Akibat permintaan
yang terus meningkat terhadap bahan
tanaman ini maka di lapangan masih
digunakannya bahan tanaman yang tidak
jelas secara genetik, tidak ada jaminan
kesehatan tanaman (dari hama penyakit
tanaman atau HPT), serta kemampuan
tumbuh
dan
potensi
produksinya.
Penggunaan bahan tanaman jarak pagar
dapat berasal dari perbanyakan generatif
(biji), vegetatif (stek batang, stek cabang,
okulasi, penyambungan dan micro cutting
atau stek pucuk), maupun secara kultur
jaringan (in vitro) dapat dijadikan sebagai
sumber bibit.
Berdasarkan hasil analisis, penggunaan
bahan tanaman yang berasal dari stek, biji,
dan micro cutting (stek pucuk) menunjukkan
pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap
semua parameter yang diamati, hal ini
berarti ketiga bahan tanaman tersebut
memiliki pertumbuhan yang sama. Oleh

5
karena itu, ketiga bahan tanaman tersebut
dapat dijadikan alternatif dalam penyediaan
bahan tanaman.
Keterbatasan bahan tanaman jarak pagar
sebagai sumber biji yang akan menghasilkan
minyak jarak pagar dapat diatasi dengan
penggunaan semua bagian tanaman baik
bahan tanaman yang berasal dari hasil
generatif (biji) maupun vegetatif (stek dan
micro cutting) hal itu tentu saja dapat
mengatasi keterbatasan jumlah produksi biji
jarak pagar.
Penggunaan bahan tanaman yang
berasal dari biji dapat digunakan untuk
budidaya jarak pagar dalam jangka panjang
karena memiliki struktur akar yang kuat
sehingga tidak mudah roboh (Syufri 2007).
Selain itu penggunaan bahan tanaman yang
berasal dari biji baik digunakan sebagai
tanaman
reboisasi
karena
mampu
mereklamasi lahan yang sudah kritis
sehingga mampu hidup di lahan-lahan yang
sudah terkontaminasi, berbatu, kering dan
lahan yang tandus. Penggunaan bahan
tanaman dari biji, kalau dibudidayakan
dengan baik dapat mencapai umur sekitar
25-30 tahun (Hambali et al. 2006).
Penggunaan bahan tanaman dari biji
memerlukan waktu yang lama agar sampai
siap jadi bibit. Maka penggunaan bahan
tanaman dari stek dapat menjadi alternatif.
Bahan tanaman yang berasal dari stek
memiliki keunggulan diantaranya umur
pembibitan
relatif
pendek,
tingkat
keberhasilan tinggi, lebih cepat berproduksi,
serta pemeliharaannya mudah. Sehingga
penggunaan bahan tanaman dari stek dapat
digunakan untuk skala industri karena dapat
digunakan juga untuk meningkatkan skala
produksi biji jarak pagar dalam jumlah
banyak akibat persediaan bahan tanaman
yang terbatas serta memperoleh bahan
tanaman stek lebih mudah dan pertumbuhan
yang cepat. Tetapi penggunaan stek untuk
produksi minyak jarak pagar memiliki
kelemahan karena sistem perakaran yang
serabut sehingga apabila tanaman tersebut
ditanam pada lahan yang tanahnya mudah
tererosi air hujan atau mudah terbawa angin
sehingga akan mengakibatkan tanaman
tersebut mudah roboh. Hal tersebut sama
halnya dengan penggunaan bahan tanaman
dari stek pucuk. Di samping itu penggunaan
bahan tanaman dari stek pucuk dapat
menjadi solusi lain dalam memanfaatkan
semua bagian tanaman jarak pagar.
Berdasarkan pengamatan di lapangan
jumlah bunga betina yang dihasilkan lebih

sedikit dibandingkan dengan bunga jantan.
Hal ini tentu saja mempengaruhi
produktivitas biji jarak yang dihasilkan.
Seperti yang dilakukan para peneliti dari
Pusat Penelitian dan Pengembangan
(PUSLITBANG) Perkebunan di Kebun
Induk Jarak Pagar Pakuwon, Sukabumi,
Jawa Barat pada awal bulan April 2006
menunjukkan bahwa persentase bunga
betina per rangkaian bunga sangat rendah,
rata-rata hanya ditemukan 1-3 bunga betina
di antara lebih dari 10 bunga jantan. Hal
tersebut berkaitan dengan genetik yang perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut. Sifat
genetik bibit yang baik sangat berpengaruh
terhadap jumlah bunga baik jantan maupun
bunga betina. Seperti dalam penelitian
Hartati et al. (2006 ) dikatakan bahwa
kebanyakan tanaman, produksi benih jarak
pagar dipengaruhi oleh faktor genetik dan
faktor lingkungan. Fenotip dari tanaman
jarak pagar merupakan hasil interaksi kedua
faktor
tersebut.
Hasil
penelitian
menunjukkan adanya interaksi faktor
genetik dan lingkungan yang signifikan pada
tanaman jarak pagar. Faktor genetik yang
mempengaruhi di antaranya potensi tanaman
membentuk bunga jantan dan betina,
sedangkan faktor lingkungan diantaranya
ketersediaan air, cahaya, kesuburan tanah,
angin, hujan, dan serangga.
Faktor genetik dapat diatasi dengan
melakukan seleksi tanaman yang dipilih
adalah tanaman yang memiliki persentase
bunga betina cukup besar. Faktor
lingkungan
dapat
diatasi
dengan
memperbaiki kondisi lingkungan yang
kurang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tanaman seperti kecukupan
akan air, hara, dan penyinaran. Di samping
itu bila diperlukan memberikan perlakuan
terhadap tanaman seperti pemangkasan.
Semua faktor penentu tersebut perlu
diperhatikan lebih jauh agar target produksi
benih jarak pagar dapat tercapai (Hartati et
al. 2006).
Bunga betina merupakan salah satu
faktor penentu dalam produksi buah dan biji
yang akan digunakan untuk bahan baku
biodiesel, pakan ternak, dan pembuatan
sabun. Buah yang banyak sangat ditentukan
oleh jumlah bunga betina, selain dari faktor
serangga yang memberikan kontribusi
sebagai penyerbuk. Bunga jarak merupakan
bunga berkelamin tunggal, biasanya terdiri
dari 100 bunga atau lebih dengan persentase
bunga betina sekitar 5-10%, sisanya ialah

6
bunga jantan (Mahmud et al. 2006 &
Nuryati 2006).
Hasil
observasi
di
lapangan
menunjukkan selain bunga betina yang
relatif sedikit juga bunga relatif mudah
gugur misalnya karena terpaan angin atau
goyangan serta guyuran air hujan sehingga
berpengaruh terhadap produksi biji jarak
pagar yang dihasilkan, hal ini tentu saja akan
mengurangi produktivitas dari jarak pagar
sebagai bahan baku biodiesel. Sehingga
perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
mempelajari hal tersebut kalau tidak maka
produktivitas biji jarak pagar akan rendah.
SIMPULAN
Dosis pemupukan NPK kujang 25 gram
per tanaman memberikan respon yang baik
terhadap pertumbuhan jarak pagar pada
Kebun Jarak Pagar di Puri Cikeas-Bogor.
Bahan tanaman yang berasal dari stek, biji,
dan micro cutting memiliki kemampuan
pertumbuhan yang tidak berbeda.

SARAN
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai
aspek fisiologi tanaman jarak pagar yang
mendapat pemupukan NPK Kujang karena
hasil dari penelitian ini terdapat jumlah
bunga
jantan
yang
lebih
banyak
dibandingkan dengan bunga betina, dan
bunga mudah gugur sehingga berakibat
terhadap produksi buah.

DAFTAR PUSTAKA
[BPPT] Balai Penelitian dan Pengembangan
Tanah. 1991. Laporan Akhir
Penelitian
Tanah
daerah
JABOTABEK III (Jawa Barat).
Bogor : Departemen Pertanian
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Pertanian-Pusat
Penelitian Tanah
Chalid M, Romli M, Istiana H. 2006.
Regenerasi tunas jarak pagar
(Jatropha curcas L.) melalui micro
cutting. Bogor : Balai Penelitian
Tanaman dan serat.
Franken YJ. 2006. Jatropha curcas
plantation. [Terhubung Berkala].
http://www.fact-fuels.org/media_en

/FACT_newsletter_4.
2008].

[23

Maret

Ghos A, et al. 2006. Respon of Jatropha
curcas under different spacing to
Jatropha de-oiled cake. [Terhubung
Berkala]. http://www.fact-fuels.org/
Media_en/jatropha_presscake_as_fer
tilizer. [20 Maret 2008].
Hambali E, et al. 2006. Jarak Pagar
Tanaman
Penghasil
Biodiesel.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Hartati S. 2006. Persentase bunga betina
sebagai salah satu faktor penentu
produksi benih jarak pagar (Jatropha
curcas L.). Info tek jarak pagar.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Pekebunan.
Hariyadi. 2005. Sistem Budidaya Tanaman
Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn).
Di dalam : Prosiding Seminar
Nasional Pengembangan Jarak
Pagar (Jatropha curcas Linn) untuk
Biodiesel dan Minyak Bakar; Bogor,
22 Desember 2005 : Pusat Penelitian
dan Bioenergi. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.
Haska N, Novita L, Minaldi, Tajuddin T.
2006. Penyediaan Bibit Tanaman
Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
dengan Metode Ex Vitro. Bogor :
Balai Pengkajian Bioteknologi,
BPPT.
Lingga P. 1998. Petunjuk Penggunaan
Pupuk Ed. 15. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Lingga

P, Marsono. 2002. Petunjuk
Penggunaan Pupuk. Jakarta :
Penebar Swadaya.

Mahmud Z, Rivaie AA, Allorerung D. 2006.
Budi Daya Tanaman Jarak Pagar.
Bogor : Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan.
Marsono, Sigit P. 2001. Pupuk Akar, Jenis
dan Aplikasi. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Muthu Raj S. 2005. The Cultivation Aspects
of Jatropha curcas. [Terhubung
Berkal].http://www.jatrophacurcasin
dia.com/cultivation.ht. [20 Maret
2008].

Novizan. 2002. Petunjuk Penggunaan
Pupuk Yang Efektif. Jakarta :
Agromedia Pustaka.
Nuryati S. 2006. Biologi Bunga. [Terhubung
Berkala].http://www.ditjenbun.depta
n.go.id/web/tahunanbun/index.php?
[8 Agustus 2006].
Prawitasari T. 2005 Teknologi perbanyakan
bibit jarak pagar (Jatropha curcas
Linn) secara konvensional dan kultur
jaringan. Di dalam : Prosiding
Seminar Nasional Pengembangan
Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn)
untuk Biodiesel dan Minyak Bakar;
Bogor. 22 Desember 2005 : Pusat
Penelitian dan Bioenergi, Bogor :
Institut Pertanian Bogor.
Romli M, Soenardi. 1993. Pengaruh jarak
tanam dan dosis pupuk N terhadap
pertumbuhan dan hasil pada dua
galur jarak. Bogor : Balai Penelitian
Tembakau dan Serat.
Romli M, Hariyono B, Machfud M. 2006.
Pengaruh dosis pupuk N, P, dan K
terhadap pertumbuhan dan hasil
jarak pagar (Jatropha curcas L.) Di
dalam : Karmawati E, editor.
Prosiding Lokakarya II status
Teknologi tanaman Jarak Pagar
(Jatropha curcas L.); Bogor, 29
November 2006, Bogor : Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Pertanian-Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan Perkebunan. Hal 3035.
Siregar H, Herianto, Achsani NA. 2005.
Analisis usahatani dan skala usaha

tanaman jarak. Di dalam : Prosiding
Seminar Nasional Pengembangan7
Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn)
untuk Biodiesel dan Minyak Bakar;
Bogor, 22 Desember 2005 : Pusat
Penelitian dan Bioenergi, Bogor :
Institut Pertanian Bogor.
Sutisna.
2007.
Untuk
mengatasi
menumpuknya pupuk urea PKC
mengintensifkan NPK. [Terhubung
Berkala]. http:// www. Pikiranrakyat.com/cetak/2007/032007/28/0
602.htm. [28 Maret 2007].
Sudarmadji, Suwarso, Heliyanto B, Sudarmo
H. 2006. Aksesi Potensial Jarak
Pagar (Jatropha curcas L.). Bogor :
Balai Penelitian Tembakau dan Serat.
Shintawaty A. 2006. Prospek pengembangan
biodiesel dan bioetanol sebagai
bahan bakar alternatif di Indonesia.
[Terhubung Berkala]. http:// www.
Prn2.usm.my/mainsite/plant/jatropha.
htm [29 Juni 2006]
Syufri A. 2007. Bertanam jarak pagar.
Singgalang : 20. [Harian Independen
singgalang].http://www.sumbar.litba
ng.deptan.gi.id/Sing08042007 as.pdf.
[18 Februari 2008].
Soepardi G. 1983. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Departeman Tanah – Fakultas
Pertanian. Bogor : Institut Petanian
Bogor.

8
Lampiran 1 Unsur dan fungsi yang terkandung dalam pupuk NPK Kujang 30-6-8 PT Pupuk Kujang
Cikampek-Jawa Barat
1

2

3

4

Unsur hara makro primer : N-P-K
a). Nitrogen (N), fungsinya :
¾ Merangsang pertumbuhan vegetatif
¾ Membentuk tanaman lebih hijau
¾ Menambah kandungan protein
¾ Mempercepat perbanyakan sel-sel tumbuhan
b). Posfor (P), fungsinya :
¾ Merangsang pertumbuhan akar
¾ Membentuk titik tumbuh tanaman
¾ Mempercepat masa panen
¾ Merangsang pertumbuhan bunga
¾ Meningkatkan bunga menjadi buah
c). Kalium (K), fungsinya :
¾ Merangsang pertumbuhan fase awal
¾ Memperkuat tegaknya batang
¾ Meningkatkan kualitas gabah, buah, dan umbi
¾ Menambah daya tahan terhadap hama dan penyakit
Unsur hara makro sekunder : Ca-Mg-S
¾ Sebagai regulator dalam penyerapan unsur lain seperti P dan K
¾ Sebagai aktivator berbagai enzim tanaman
¾ Membantu menetralisir pH tanah
¾ Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan gulma
¾ Membantu translokasi pati dan distribusi posfor di dalam tanaman
Unsur hara mikro : Zn-Fe-Mn-Cu-B-Mo-Cl-Si
¾ Merangsang enzim pertumbuhan sehingga unsur-unsur makro menjadi lebih
efektif
¾ Membantu tanaman dalam transpor energi untuk pertumbuhan sel
¾ Meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit
Unsur Organik dalam pupuk anorganik
¾ Mengandung unsur makro danmikro yang lengkap sehingga memperkaya
unsur hara yang diserap tanaman
¾ Mempengaruhi fisik tanah menjadi lebih gembur, proses oksidasi menjadi
lebih baik sehingga unsur hara menjadi lebih baik
¾ Mencegah kehilangan unsur hara, karena unsur organik mampu
meningkatkan kapasitas tukar kation
¾ Menaikkan daya serap tanah terhadap air, sehingga menjaga ketersediaan air
dalam tanah
¾ Meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme tanah, sehingga terjadi
keseimbangan sistem ekologi

Sumber : Kantor pusat PT Pupuk Kujang, Cikampek-Jawa Barat, November 2006

10
Lampiran
L
2 Kondisi
K
lahann pertanaman kebun jarak ppagar di Puri Cikeas-Bogor
C
r

(aa)

(b)

(c)

(d)

Keterangan : (a) kondisi penampakaan keseluruhaan lahan; (b) area
a micro cutting; (c) areaa biji;
(d) area sttek.

10
Lampiran 3 Data pengamatan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah bunga dan buah tanaman jarak
pagar
Asal
Dosis
bahan
(g/tanaman)
tananam

Stek

Biji

Micro
cutting

0

1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
45,0 45,2 53,0 54,5 61,0 63,0 65,0 65,0 66,0 66,0 66,0 66,0

21,0

25

60,2 62,3 71,7 72,7 76,3 79,0 86,0 87,0 91,0 92,7 95,5 98,0

37,3

50

62,7 63,7 67,0 67,3 70,2 71,7 73,1 74,2 77,5 79,2 82,2 84,0

20,8

0

58,5 61,0 66,0 67,5 70,5 72,0 73,5 75,5 75,5 76,0 76,0 76,5

18,0

25

69,7 71,2 74,3 74,7 78,3 79,5 83,5 84,0 89,3 94,0 97,8 101,0

31,7

50

61,9 62,7 64,9 64,9 67,5 67,8 69,0 70,2 72,7 73,7 76,0 79,0

17,1

0

21,5 24,0 30,0 31,0 38,0 40,0 41,0 41,5 42,0 42,0 42,0 42,5

21,0

25

28,5 31,0 36,9 37,7 40,2 41,5 45,7 46,3 49,3 50,2 53,5 59,0

30,0

50

52,3 53,5 56,5 57,2 59,6 60,7 62,5 63,5 66,8 67,7 69,8 71,0

18,5
Pertambahan
diameter
batang
tanaman (cm)

Asal
Dosis
bahan
(g/tanaman)
tananam

Stek

Biji
Micro
cutting

0
25
50
0
25
50
0
25
50

Pengukuran minggu ke (cm)
1
1,60
1,73
1,62
1,60
1,91
1,91
1,13
1,42
1,38

Asal
Dosis
bahan
(g/tanaman)
tanaman
Biji

Stek

Micro
cutting

Pertambahan
tinggi
tanaman (cm)

Pengukuran minggu ke (cm)

0
25
50
0
25
50
0
25
50

2
3 4
5
6
1,60 1,63 1,63 1,67 1,67
1,79 1,89 1,90 2,09 2,13
1,66 1,71 1,74 1,82 1,90
1,67 1,67 1,70 1,70 1,70
1,99 2,07 2,10 2,26 2,33
1,92 1,93 1,95 2,07 2,09
1,15 1,19 1,19 1,38 1,38
1,42 1,46 1,52 1,64 1,70
1,40 1,43 1,45 1,59 1,63
Malai bunga ke-1

7
1,67
2,17
1,93
1,70
2,40
2,12
1,38
1,72
1,65

8
1,67
2,20
2,00
1,73
2,40
2,10
1,38
1,80
1,70

9
1,67
2,20
2,00
1,79
2,50
2,20
1,38
1,80
1,70

Rata-rata

10 11 12
1,67 1,67 1,67
2,23 2,30 2,27
1,96 2,00 1,96
1,79 1,79 1,83
2,46 2,50 2,55
2,17 2,20 2,19
1,38 1,38 1,38
1,77 1,80 1,80
1,68 1,70 1,70
Malai bunga ke-2

0,07
0,54
0,34
0,23
0,64
0,28
0,25
0,38
0,32

Rata-rata

∑♂

∑♀

∑ buah

∑♀

∑♂

∑ buah

75,0

6,0

5,0

110,0

2,0

2,0

129,0

9,7

6,7

98,0

5,0

4,7

14,7

1,0

0,0

34,7

2,7

3,0

98,0

3,0

0,0

72,0

3,0

2,0

58,7

3,7

3,0

50,0

5,3

5,5

119,0

11,0

6,0

114,0

6,0

5,0

95,0

8,0

2,0

69,0

4,0

3,0

150,0

7,3

4,3

124,0

5,7

3,7

178,0

7,3

4,0

100,0

5,3

2,0

11
Lampiran 4 Data suhu udara Puri Cikeas-Bogor bulan Maret sampai April 2007
Lintang
Bujur
Ketinggian
Tgl

07.00
1
23,0
2
23,6
3
24,2
4
24,2
5
22,6
6
22,8
7
23,3
8
23,2
9
24,8
10
23,6
11
23,0
12
23,0
13
23,8
14
22,7
15
22,4
16
23,6
17
23,4
18
22,8
19
23,4
20
23,0
21
23,4
22
24,3
23
23,4
24
24,0
25
23,9
26
23,7
27
23,3
28
23,2
29
23,3
30
24,2
31
22,4
Jumlah 725,5
Rataan 23,4
MAX
24,8
MIN
22,4

: 6,5536o LS
: 106,7498o BT
: 190 m dpl
Suhu bulan April (oC)
Suhu bulan Maret (oC)
13.00 18.00 Rataan MAX MIN 07.00 13.00 18.00 Rataan MAX MIN
30,5 25,0
25,4
31,0
22,4 22,7 30,6 25,0
25,3
32,3
22,3
26,0 25,0
24,6
28,4
22,8 23,8 31,6 27,7
26,7
32,3
23,2
28,2 28,0
26,2
29,4
22,6 22,9 31,8 23,8
25,4
32,8
22,5
24,6 24,5
24,4
29,7
23,1 22,9 29,3 26,8
25,5
31,6
22,6
30,6 23,7
24,9
31,5
22,3 24,2 29,5 26,3
26,1
30,9
23,7
28,8 25,6
25,0
29,2
22,1 23,9 27,3 24,3
24,9
30,5
23,5
26,2 24,3
24,3
27,4
22,7 22,1 31,5 25,1
25,2
32,1
21,7
28,8 27,6
25,7
29,3
22,6 23,6 31,6 25,4
26,1
31,8
23,2
28,6 26,6
26,2
30,4
24,4 23,0 31,0 24,5
25,4
31,9
22,4
28,2 27,8
25,8
30,0
23,2 23,4 30,8 23,8
25,4
31,8
23,2
30,0 28,8
26,2
30,6
22,4 23,6 28,4 26,8
25,6
30,0
22,8
30,7 29,7
26,6
31,7
22,5 23,2 31,2 25,4
25,8
31,7
22,9
27,7 24,8
25,0
29,7
23,4 23,2 31,4 25,9
25,9
31,6
22,7
31,6 23,9
25,2
32,8
22,6 24,0 31,2 25,4
26,2
31,7
23,4
31,6 25,0
25,4
32,2
22,2 23,7 30,5 27,8
26,4
31,0
22,7
31,4 25,0
25,9
31,6
23,4 24,0 30,4 26,5
26,2
32,2
23,8
30,7 28,4
26,5
31,6
23,1 24,7 27,0 26,9
25,8
30,4
24,4
29,0 26,8
25,4
30,6
22,3 23,2 32,0 24,8
25,8
32,6
22,9
32,0 24,2
25,8
32,2
22,8 24,3 30,6 25,2
26,1
30,6
23,6
28,5 26,7
25,3
30,0
22,6 22,5 31,2 29,0
26,3
32,0
22,2
30,5 27,5
26,2
30,9
23,1 23,5 31,6 27,2
26,5
32,6
23,3
30,3 26,2
26,3
30,6
23,0 24,2 30,9 26,0
26,3
30,9
23,8
29,4 27,3
25,9
30,5
23,4 22,7 31,0 25,6
25,5
31,6
22,4
31,6 29,2
27,2
32,5
23,8 22,9 26,4 24,7
24,2
31,9
22,7
30,9 26,6
26,3
31,4
23,4 23,1 30,6 25,8
25,7
32,2
22,8
30,2 27,0
26,2
30,6
23,4 23,1 30,0 25,2
25,4
30,4
22,8
30,0 24,8
25,4
30,1
22,8 23,0 30,6 23,0
24,9
31,2
22,7
30,5 26,0
25,7
30,5
22,9 22,5 30,7 29,2
26,2
31,5
22,0
31,8 28,5
26,7
32,1
23,0 23,3 31,4 29,3
26,8
32,2
22,8
26,6 25,1
25,0
30,8
23,7 23,4 29,5 25,5
25,5
30,2
23,1
30,8 24,6
25,1
31,2
22,1
916,3 814,2 795,4 950,5 710,1 700,6 911,6 777,9 772,7 946,5 688,1
29,6 26,3
25,7
30,7
22,9 23,4 30,4 25,9
25,8
31,6
22,9
32,0 29,7
27,2
32,8
24,4 24,7 32,0 29,3
26,8
32,8
24,4
24,6 23,7
24,3
27,4
22,1 22,1 26,4 23,0
24,2
30,0
21,7

Sumber : Badan Klimatologi tingkat I daerah Jawa Barat, Bogor 2008

12
Lampiran 5 Data suhu udara Puri Cikeas-Bogor bulan Mei sampai Juni 2007

07.0
0
22,4
24,3
22,5
23,0
23,6
23,0
23,2
24,5
23,6
23,2
23,0
23,5
23,5
23,5
23,5
24,2
22,6
22,9
22,5
23,4
22,9
23,6
23,4
22,8
23,7
23,0
22,8
23,0
23,0
22,9
23,2
720,
2

: 6,5536o LS
: 106,7498o BT
: 190 m dpl
Suhu bulan Mei (oC)
13.0 18.0 Rataa MA
0
0
n
X
31,0 27,1
25,7
31,5
24,4 24,5
24,4
29,3
31,0 27,9
26,0
31,3
31,7 28,6
26,6
32,4
30,8 24,2
25,6
32,0
31,9 25,8
25,9
32,3
32,0 29,2
26,9
32,8
32,2 27,6
27,2
32,8
31,8 23,9
25,7
33,0
31,6 25,2
25,8
32,0
29,1 26,4
25,4
31,0
29,9 27,2
26,0
30,9
31,2 27,4
26,4
31,7
26,4 25,3
24,7
27,7
29,8 27,0
26,0
30,5
27,8 25,8
25,5
29,4
31,8 24,6
25,4
32,3
31,6 24,8
25,6
31,7
31,6 28,9
26,4
33,0
31,6 26,1
26,1
32,9
31,6 27,7
26,3
32,7
31,4 26,0
26,2
32,8
30,7 28,2
26,4
32,0
31,3 28,9
26,5
32,6
31,8 28,5
26,9
32,7
31,8 28,4
26,6
32,2
31,3 27,9
26,2
31,6
31,8 28,8
26,7
32,4
32,0 26,6
26,2
32,4
31,6 24,0
25,4
32,4
28,0 25,5
25,0
31,2
952, 828,
985,
5
0
805,2
5

23,2
24,5
22,4

30,7
32,2
24,4

Lintang
Bujur
Ketinggian
Tgl
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
JML
Rataa
n
MAX
MIN

26,7
29,2
23,9

26,0
27,2
24,4

31,8
33,0
27,7

22,0
24,0
22,2
22,8
23,5
22,6
22,8
24,3
23,2
22,8
22,6
22,9
23,2
23,2
23,2
23,9
22,4
22,6
22,1
23,2
22,7
22,5
23,0
22,6
23,4
22,7
22,2
22,8
22,8
22,4
23,0
709,
6

07.0
0
23,6
24,5
22,5
22,6
23,5
21,4
23,0
24,0
23,3
23,0
22,5
20,7
20,8
22,4
23,0
23,4
23,8
21,9
23,9
24,0
22,6
21,5
22,2
22,2
21,1
23,1
23,0
23,2
21,7
22,6

Suhu bulan Juni (oC)
13.0 18.0 Rataa MA
0
0
n
X
31,0 24,3
25,6
31,5
30,4 25,8
26,3
31,4
31,1 28,4
26,1
32,0
31,7 28,5
26,4
32,3
25,9 24,0
24,2
29,5
29,7 25,1
24,4
30,6
30,9 26,3
25,8
31,5
31,7 24,5
26,1
32,2
30,6 27,6
26,2
32,2
31,3 28,0
26,3
32,2
30,4 27,0
25,6
31,6
30,6 27,9
25,0
31,4
31,2 28,0
25,2
32,0
32,0 28,4
26,3
32,8
31,4 28,9
26,6
32,3
31,6 25,4
26,0
32,4
31,0 23,6
25,6
31,4
30,9 28,3
25,8
31,8
27,4 25,1
25,1
28,7
26,6 24,0
24,7
27,6
31,1 23,6
25,0
31,2
31,2 28,2
25,6
32,4
31,6 28,8
26,2
32,4
31,4 28,9
26,2
32,0
30,7 28,4
25,3
31,5
31,0 28,6
26,5
31,7
30,0 26,4
25,6
31,0
23,4 24,8
23,7
28,2
30,4 27,5
25,3
31,8
31,2 25,2
25,4
31,4

681,
0

909,
4

799,
5

767,7

941,
0

668,
9

22,9
24,3
22,0

22,7
24,5
20,7

30,3
32,0
23,4

26,7
28,9
23,6

25,6
26,6
23,7

31,4
32,8
27,6

22,3
23,9
20,0

MIN

Sumber : Badan Klimatologi tingkat I daerah Jawa Barat, Bogor 2008

MIN
23,4
23,5
22,4
22,4
23,4
21,2
21,0
23,9
22,6
22,6
22,2
20,0
20,5
22,0
22,8
23,0
23,4
21,2
23,2
23,5
22,5
21,2
22,0
22,1
20,8
22,7
22,6
23,0
21,4
22,4

13
Lampiran 6 Data curah hujan Puri Cikeas-Bogor bulan Februari sampai
bulan Juni 2007
Curah hujan (mm)

Tanggal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
Jumlah hari
hujan

Februari
18
76
74
71
26
19
24
1
2
10
21
4
2
60
29
19
18
26
42
2
4
12
16
7
7

April
6
4
1
48
61
39
27
34
9
16
1
8
19
8
29
39
28
1
19
11
3
6
-

590

Maret
6
4
7
2
21
19
18
4
31
2
4
31
6
8
2
1
41
207

Juni
39
31
8
71
2
1
3
2
1
30
69
2

417

Mei
21
39
48
34
1
2
4
47
13
42
2
4
51
2
310

25

17

22

14

12

Sumber : Badan klimatologi tingkat I daerah Jawa Barat, Bogor 2008
Keterangan : tanda – artinya tidak ada hujan

259

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK KUJANG TERHADAP
PERTUMBUHAN TIGA JENIS BAHAN TANAMAN JARAK
PAGAR ( Jatropha curcas L.)

CEP IIP SUTISNA

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ABSTRAK
CEP IIP SUTISNA. Pengaruh dosis pupuk NPK Kujang terhadap pertumbuhan
tiga jenis bahan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.). Dibimbing oleh
MIFTAHUDIN dan DADANG.
Pemupukan yang sesuai sangat diperlukan oleh tanaman agar pertumbuhan
tanaman berlangsung secara optimal. Selain itu pemilihan bahan tanaman juga
merupakan faktor penting lainnya dalam meningkatkan produktivitas jarak pagar,
Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh dosis pemupukan NPK Kujang 30:6:8
dan jenis bahan tanaman terhadap komponen pertumbuhan dan produksi jarak
pagar. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan dua faktor yaitu
dosis pemupukan yang terdiri atas tiga taraf (0, 25, 50 g per tanaman) dan asal
bahan tanaman yang terdiri atas tiga taraf (biji, stek, micro cutting atau stek
pucuk). Masing-masing unit percobaan dilakukan tiga kali ulangan. Analisis
dengan menggunakan program SPSS 12.0 menunjukkan dosis pemupukan
mempengaruhi tinggi tanaman, dan diameter batang, sedangkan asal bahan
tanaman tidak mempengaruhi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah bunga
jantan dan betina, dan jumlah buah.

ABSTRACT
CEP IIP SUTISNA. The effect of NPK Kujang fertilizer doses on growth of three
type of Jatropha curcas L. plant source. Supervised by Miftahudin and Dadang.
The appropriate dose of fertilizer is needed to optimally increase the plant
growth, moreover the right type of plant sources become a significant factor that
affect the Jatropha curcas productivity. This study observed the effect of different
doses of NPK Kujang 30:6:8 and type of plant sources on the Jatropha curcas
growth component and productivity. This experiment was arranged in a split plot
design with two factors which consisted of three different fertilizer doses (0, 25,
50 g/plant) and three different plant sources (seed, micro cutting, and sprout
cutting). Each experimental unit was repeated three times. Dose analysis using
SPSS program Ver. 12.0 showed that the dose of fertilizer affected the plant
height and stem diameter, while the type of plant sources did not affect the plant
height, stem diameter, the number of staminate and karpelate flowers, and the
number of fruits.

PENDAHULUAN
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas
L.) dengan sinonim Jatropha acerifolia
Salisb. atau Curcas purgans Medik
termasuk dalam famili Euphorbiaceae, satu
famili dengan karet dan ubi kayu
(Sudarmadji et al. 2006). Jarak pagar
termasuk tanaman yang tahan kekeringan
dan cukup adaptif pada berbagai kondisi.
Akan tetapi ada permasalahan yang dihadapi
dalam pengembangan jarak pagar saat ini
yaitu belum adanya varietas atau klon
unggul, masih terbatasnya ketersediaan
benih, belum memadainya teknik budaya,
dan belum adanya standar harga serta belum
memadainya sistem pemasaran. Selain itu,
petani dan masyarakat yang berminat
menanam jarak pagar juga menghadapi
kendala akan sulit dan mahalnya transportasi
bibit dari sentra pembibitan ke lokasi tanam
(Haska et al. 2006).
Di Indonesia terdapat berbagai jenis
tanaman jarak antara lain jarak kepyar
(Ricinus communis), jarak bali (Jatropha
podagrica ), jarak ulung (J. gossypifolia)
dan jarak pagar (J. curcas). Di antara jenis
tanaman jarak tersebut yang memiliki
potensi besar dan paling prospektif untuk
dikembangkan sebagai penghasil minyak
bakar nabati (biodiesel) ialah jarak pagar
(Hambali et al. 2006).
Secara ekonomi tanaman jarak pagar
dapat dimanfaatkan seluruh bagiannya mulai
dari daun, buah, getah, dan batangnya.
Potensi terbesar jarak pagar terdapat pada
buah yang terdiri dari biji dan kulit
(cangkang). Biji yang menghasilkan minyak
jarak yang nantinya digunakan sebagai
sumber biodiesel.
Biodiesel merupakan bahan bakar dari
minyak nabati yang memiliki sifat
menyerupai minyak diesel atau solar. Bahan
bakar ini ramah lingkungan dan termasuk
bahan bakar yang dapat diperbaharui
(renewable), memiliki sumber daya energi
yang secara alamiah tidak akan habis dan
dapat berkelanjutan jika dikelola dengan
baik (Shintawaty 2006).
Sejalan dengan usaha pemanfaatan
tanaman jarak sebagai sumber biodiesel,
diperlukan upaya untuk meningkatkan
produktifitas tanaman jarak diantaranya
dengan pemilihan asal bahan tanaman (bibit)
dan pemupukan. Bahan tanaman merupakan
penentu keberhasilan budidaya tanaman
jarak pagar. Perbanyakan jarak pagar dapat
dilakukan secara generatif dengan biji,

secara vegetatif dengan stek atau kultur
jaringan. Penggunaan setek pucuk adalah
salah satu cara dalam memanfaatkan semua
bagian tanaman untuk bahan (Mahmud et al.
2006). Stek pucuk atau micro cutting
merupakan metode perbanyakan bibit secara
ex vitro. Kultur ex vitro merupakan salah
satu teknik perbanyakan yang relatif
sederhana, murah dan dapat menghasilkan
bibit tanaman yang sempurna dalam jumlah
banyak dan relatif seragam da