Latar Belakang Pengaruh Waktu Destilasi Terhadap Kadar Minyak Atsiri pada Kulit Kayu Manis (Cassia Indonesia)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kayumanis merupakan salah satu tanaman yang kulit batang, cabang dandahannya digunakan sebagai bahan rempah-rempah dan merupakan salah satukomoditas ekspor Indonesia. Tanaman kayumanis yang dikembangkan di Indonesia terutama adalah Cinnamomum burmanii Blume dengan daerah produksinya di Sumatera Barat dan Jambi dan produknya dikenal sebagai cassia-vera atau Korinjii cassia. Selain itu terdapatCinnamomum zeylanicum Nees, dikenal sebagai kayu manis Ceylon karena sebagian besar diproduksi di Srilangka Ceylon dan produknya dikenalsebagai cinnamon. Jenis kayumanis ini juga terdapat di pulau Jawa. Selain kedua jenis tersebut, terdapat pula jenis C. cassia yang terdapat di Cina Abdullah,1990.Sebagian besar kulit kayumanis yang diekspor Indonesia adalah jenisCinnamomum burmanii. Kulit kayumanis dapat digunakan langsung dalam bentukasli atau bubuk, minyak atsiri dan oleoresin. Minyak kayu manis dapat diperolehdari kulit batang, cabang, ranting dan daun pohon kayu manis dengan caradestilasi, sedangkan oleoresinnya dapat diperoleh dengan cara ekstraksi kulitkayu manis dengan pelarut organik Rusli dan Abdullah, 1988. Sampai saat ini Indonesia hanya mengekspor produk kayu manis Cinnamomum burmanii Blume dalam bentuk kulit yang merupakan komoditas ekspor penting bagi daerah tertentu seperti Sumatera Barat. Pada tahun 1987, dari Universitas Sumatera Utara 29.917 ton ekspor kayu manis dunia, 60-nya berasal dari Indonesia sebagaipenghasil utama kayu manis. Negara pengimpor utama kayu manis Indonesiaantara lain adalah Amerika, Kanada dan Jerman. Indonesia dikenal sebagaiprodusen utama kayu manis tetapi harga jual komoditas itu sangat rendah karena diekspor dalam bentuk bahan baku. Di masa depan sebaiknya harus diubahdengan terus berupaya melakukan diversifikasi produk dalam upayameningkatkan nilai tambah. Dengan mengolah kayu manis sebelum diekspormaka dipastikan akan diperoleh nilai tambah yang lebih besar dan mampumenaikkan harga di tingkat petani Tan, 1981. kayu manis adalah salah satu jenis rempah-rempah yang banyak digunakan sebagai bahan pemberi aroma dancitarasa dalam makanan dan minuman, dan bahan aditif pada pembuatan parfumserta obat-obatan. Penggunaan rempah- rempah secara tradisional biasanyadilakukan dengan menambahkan langsung bahan asal kedalam makanan danminuman, baik dalam bentuk utuh, rajangan atau dalam bentuk yang telahdihaluskan. Cara tersebut merupakan cara yang sederhana tetapi mengandungbeberapa kelemahan terutama bila diterapkan dalam skala industri. Kelemahankelemahantersebut antara lain : jumlah flavor yang terekstrak dan meresap kedalam makanan atau minuman rendah, bahan tidak seragam sehingga sulit untukdistandardisasi, kurang higienis, masih mengandung enzim lipase yang dapatmerusak bahan pangan dan bahan sering terkontaminasi oleh jamur, kotoran danbahan asing. Saat ini banyak industri makanan dan minuman menggunakanrempah-rempah bukan dalam bentuk asal melainkan dalam bentuk produk olahan Sundari,2001. Universitas Sumatera Utara Kulit kayu manis Cassia Indonesia yang sering digunakan sebagai penambah cita rasa makanan memiliki manfaat. Diantaranya, memiliki efek mengeluarkan angin, membangkitkan selera atau menguatkan lambung, dan lain- lain. Selain itu masyarakat pada umumnya sekarang ini lebih memilih menggunakan obat-obat alami untuk menyembuhkan penyakit, seperti penggunaan minyak kayu manis yang memiliki banyak kegunaannya. Rismunandar,2001 Dari penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk membuat karya ilmiah dengan judul Pengaruh Waktu Destilasi Terhadap Kadar Minyak Atsiri pada Kulit Kayu Manis Cassia Indonesia, sehingga dapat mengetahui mutu dari cassia Indonesia yang didapat melalui proses destilasi dari cassia indonesia yang di dapat dari komoditi yang tersedia di laboratorium minyak nabati dan rempah- rempah di UPTD. Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang, Medan.dengan berdasarkan pada SNI.

1.2 Perumusan Masalah