PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT SISWA KELAS IV SDN 2 GEDONG TATAAN PESAWARAN

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF NHT SISWA KELAS IV SDN 2 GEDONG TATAAN

PESAWARAN

Oleh WARIYANTI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) peningkatan aktivitas belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Gedong Tataan menggunakan pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT), 2) peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Gedong Tataan menggunakan pembelajaran kooperatifNumbered Head Together(NHT).

Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan tes pada setiap akhir siklus. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Kesimpulan penelitian adalah: 1) aktivitas siswa pada siklus pertama adalah 66,08% dan 92,86% pada siklus kedua, 2) prestasi belajar siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan, yaitu pada siklus pertama 67,86% dan pada siklus kedua 89,29%.


(2)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang ada dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.


(3)

Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah berdasarkan Permendiknas No. 41/2007 menyatakan bahwa proses pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi. Peserta didik diharapkan berpartisipasi aktif serta diberi ruang yang cukup untuk tumbuhnya prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik, serta psikologis mereka.

Saat ini, kurikulum yang digunakan menuntut siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Posisi siswa yang sebelumnya menjadi objek pembelajaran kini beralih menjadi subjek pembelajaran. Perubahan posisi ini menyebabkan terjadinya perubahan pola pembelajaran dari pembelajaran pasif menjadi aktif. Dengan demikian, ada tuntutan untuk menciptakan suasana siswa aktif di dalam kelas. Apalagi dalam pembelajaran matematika yang pada umumnya masih dianggap sulit oleh sebagian siswa.

Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan terendah dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dari jenjang inilah siswa dibekali kemampuan dan keterampilan dasar guna melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Keberhasilan di jenjang pendidikan dasar sangat menentukan keberhasilan di jenjang selanjutnya. Oleh karena itu, siswa diharapkan dapat menguasai semua materi pelajaran dengan baik tidak terkecuali pelajaran matematika.

Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar merupakan proses pendidikan yang berhubungan dengan keseharian siswa sehingga siswa mampu mengerti dan memahami kehidupan dirinya sebagai makhluk sosial dan


(4)

tampil hidup di lingkungannya. Pelajaran matematika berkaitan erat dengan kehidupan anak baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat.

Berlakunya Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal. Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada murid (student centered); dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan (Komarudin dalam Trianto, 2010: 8). Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan salah satunya tergantung pada proses belajar yang dialami siswa selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, suasana belajar yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar siswa.

Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah masalah rendahnya aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa. Hal ini juga dialami oleh siswa kelas IV SDN 2 Gedong Tataan Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Dari 28 siswa yang ada, hanya 19 atau 67% siswa yang aktif mengikuti proses belajar mengajar. Begitu juga dengan nilai ulangan tengah semester genap tahun pelajaran 2011/2012 nilai rata-rata siswa kelas IV masih rendah. Nilai rata-rata siswa kelas IV SDN 2 Gedong Tataan baru mencapai 59 dengan persentase banyaknya


(5)

siswa yang mendapat nilai lebih dari 60 hanya 46%. Hasil tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar di SDN 2 Gedong Tataan pada mata pelajaran matematika yaitu 60 dan 75% dengan urang-kurangnya 75%.

Rendahnya prestasi belajar matematika siswa diduga disebabkan oleh kesulitan memahami matematika, karena selama ini pembelajaran matematika masih bersifat konvensional dan monoton. Guru lebih banyak mendominasi dalam proses pembelajaran dengan lebih aktif berceramah untuk menyampaikan materi. Akibatnya, perasaan bosan belajar matematika muncul pada diri siswa.

Berdasarkan masalah tersebut maka diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu menciptakan keaktifan siswa saat proses pembelajaran. Salah satu upaya menciptakan keaktifan siswa yaitu dengan penerapan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama, siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Melalui kerja kelompok, maka siswa banyak terlibat dalam pembelajaran dan memiliki banyak pengalaman yang dapat berimbas pada meningkatnya hasil belajar. Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang digunakan pada pembelajaran matematika


(6)

yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang sederhana, dimana siswa akan lebih mudah dalam menyelesaikan tugas-tugas atau soal yang sulit jika mereka mendiskusikan dan bekerjasama dengan temannya. Siswa yang berkemampuan rendah mendapat kesempatan untuk dibimbing oleh temannya yang memiliki kemampuan lebih tinngi, sedangkan siswa yang berkemampuan lebih tinggi mendapat kesempatan untuk menjadi tutor sebaya sehingga pengetahuannya lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas maka agar aktivitas dan prestasi belajar matematika kelas IV SDN 2 Gedong Tataan dapat lebih baik dari sebelumnya, perlu dilakukan penelitian mengenai Peningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif NHT Siswa Kelas IV SDN 2 Gedong Tataan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:


(7)

1. Rendahnya aktivitas belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Gedong Tataan.

2. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Gedong Tataan.

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada masalah:

1. Aktivitas belajar matematika siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together(NHT) .

2. Prestasi belajar matematika siswa yang dilihat dari tes pada akhir setiap siklus.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) siswa kelas IV SDN 2 Gedong Tataan?

2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) siswa kelas IV SDN 2 Gedong Tataan?

1.5 Tujuan Penelitian


(8)

1. Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Gedong Tataan melalui model pembelajaran kooperatif tipeNumbered Head Together.

2. Peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Gedong Tataan melalui model pembelajaran kooperatif tipeNumbered Head Together.

1.6 Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

(1) Menemukan teori/pengetahuan baru tentang peningkatan aktivitas dan prestasi melalui model pembelajaran kooperatif tipeNumbered Head Together(NHT).

(2) Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. b. Manfaat praktis

(1) Bagi Guru

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) diharapkan menjadi salah satu alternatif bagi guru dalam memilih model pembelajaran sebagai upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN 2 Gedong Tataan.

(2) Bagi Siswa

Memperoleh pengalaman belajar yang lebih menarik, dapat meningkatkan penguasaan konsep matematika dan dapat maningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.


(9)

Meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang akademik dan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru, sebagai pertimbangan bagi kepala sekolah untuk menyediakan fasilitas atau media pembelajaran demi kelancaran proses pembelajaran.

(4) Bagi peneliti lain

(a) Sebagai bahan untuk penelitian lain.

(b) Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kemandirian belajar siswa.


(10)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Prestasi Belajar Matematika

Menurut Secada (Turmudi, 2009: 88), prestasi hasil belajar siswa dalam

seseorang mengetahui atau memiliki pengetahuan matematika. Semiawan dan Suseloarjo(Dhien, persadapendidikan.blogspot.com, 2011) bahwa prestasi belajar adalah sesuatu yang digunakan sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar umumnya dinyatakan dengan angka-angka sebagai laporan hasil kegiatan belajar.

Blog.tp.ac.id/pengertian-prestasi-belajar, 2012), bahwa prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

2. Prestasi belajar yang terutama dinilai adalah aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan,pemahaman,aplikasi,analisis,sintesa dan evaluasi.

3. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya atau dicapai seseorang setelah melakukan suatu proses belajar.


(11)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode tertentu yang dinyatakan dalam nilai.

2.2 Aktivitas Belajar Matematika

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2011: 171). Aktivitas diklasifikasikan menjadi beberapa macam, Paul D. Dierich (Hamalik, 2011: 172) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, yaitu:

a. Kegiatan-kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi,dan interupsi.

c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

d. Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.


(12)

e. Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. f. Kegiatan-kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. g. Kegiatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat kesimpulan.

h. Kegiatan-kegiatan emosional

Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.


(13)

2.3 Teori Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan,serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar (Trianto, 2010: 9). Menurut Winkel (Darsono dalam Yusuf dan Aulia, 2011: 7) belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Teori ini menekankan bahwa dalam belajar harus ada perubahan.

Anthony Robbins (Trianto, 2010: 15) mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jerome Brunner dalam Romberg & Kaput (Trianto, 2010: 15) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman / pengetahuan yang sudah dimilikinya. Menurut teori konstruktivisme, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya (Nur dalam Trianto, 2010: 28).


(14)

eksternal dalam suatu pembelajaran, agar siswa memperoleh hasil belajar yang diharapkan (Trianto, 2010: 27). Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran berupa perubahan tingkah laku yang relatif tetap (Darsono dalam Yusuf dan Aulia, 2011: 7).

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, hasil belajar merupakan kapasitas terukur dari perubahan individu yang diinginkan melalui perlakuan pembelajaran tertentu. Hasil belajar merupakan hasil kegiatan dari belajar dalam bentuk pengetahuan sebagai akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan siswa. Hasil belajar digunakan sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Laporan hasil belajar siswa biasanya dinyatakan dalam bentuk angka-angka untuk menentukan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar diartikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam proses belajar mengajar sebagai hasil evaluasi yang dilakukan guru. Sunarya (Wisang Geni, mahera.net/2011/01/arti-pengertian-definisi-prestasi-belajar/, 2011

perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian


(15)

akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

2.4 Pembelajaran Kooperatif

Artzt & Newman (Trianto, 2010: 56) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya. Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivisme. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.

Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru (Slavin, 1995; Eggen & Kauchak dalam Trianto, 2010: 56).

Johnson & Johnson (Trianto, 2010: 57) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar


(16)

belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah (Louisell & Descamps dalam Trianto, 2010: 56). Zamroni (Trianto, 2010: 57) mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Di samping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa. Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat.

Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut. Tujuan-tujuan pembelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk dalam Trianto, 2010: 59).

Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata sosial, kemampuan dan ketidakmampuan (Ibrahim, dkk dalam Trianto, 2010: 60). Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

Pembelajaran kooperatif bertitik tolak dari pandangan John Dewey dan Herbert Thelan (Ibrahim dalam Trianto, 2010: 63) yang menyatakan


(17)

pendidikan dalam masyaratkat yang demokratis seyogianya mengajarkan proses demokratis secara lanngsung. Tingkah laku kooperatif dipandang oleh Dewey dan Thelan sebagai dasar demokrasi, dan sekolah dipandang sebagai laboratorium untuk mengembangkan tingkah laku demokrasi.

Arends (dalam Trianto, 2010: 65) menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajar;

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah;

3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam; dan

4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tersebut memerlukan kerja sama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan dan penghargaan. Keberhasilan pembelajaran ini tergantung dari keberhasilan masing-masing individu dalam kelompok, di mana keberhasilan tersebut sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam belajar kelompok.

Pembelajaran kooperatif terdiri dari (Trianto, 2010: 67): Student Teams Achievement Division (STAD), JIGSAW, Investigasi Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan Pendekatan Struktural yang meliputi Think Pair Share(TPS) dan Numbered Head Together(NHT).


(18)

2.5 Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Head Together(NHT)

Numbered Head Together(NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif kelas terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (Trianto, 2010: 82) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru menggunakan struktur empat fase yaitu (Trianto, 2010: 82-83):

a. Fase 1: Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 - 5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 5.

b. Fase 2: Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.

c. Fase 3: Berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. d. Fase 4: Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai diminta menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Setiap tim dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT ini terdiri dari siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Di sini ketergantungan positif juga dikembangkan, dan yang berkemampuan kurang terbantu oleh yang berkemampuan lebih. Yang berkemampuan tinggi bersedia membantu meskipun mungkin mereka tidak dipanggil untuk menjawab. Bantuan yang diberikan dengan motivasi tanggung jawab atas nama baik


(19)

kelompok. Yang paling lemah diharapkan sangat antusias dalam memahami permasalahan dan jawabannya karena mereka merasa merekalah yang akan ditunjuk guru untuk menjawab.

2.6 Pembelajaran Matematika SD

Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Muhsetyo, dkk, 2009: 1.26).

Menurut Muhsetyo dkk (2009:1.26) salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran metematika, yang sesuai dengan (1) topik yang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan intelektual peserta didik, (3) prinsip dan teori belajar, (4) keterlibatan aktif peserta didik, (5) keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, dan (6) pengembangan pemahaman penalaran matematis.

Tujuan pembelajaran matematika di SD adalah:

a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif.

b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari hari dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

c. Menambah dan mengembangkan keterampilan berhitung dengan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.

d. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika dasar sebagai bekal untuk melanjutkan kependidikan menengah, dan


(20)

e. Membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat dan disiplin.

Agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain perkembangan kognitif anak, pengalaman belajar dan strategi pembelajaran matematika itu sendiri. Perkembangan kognitif anak melalui pengetahuan dan pemahaman konsep dasar matematika di Sekolah Dasar harus dimulai dari yang kongkret ke abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang komplek dan pengulangan materi dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.

2.7 Kerangka Berpikir Penelitian

Banyak siswa yang menganggap bahwa matematika itu sulit, tidak menarik dan membosankan, hal ini sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa di kelas. Kondisi ini juga disebabkan oleh pembelajaran yang masih bersifat monoton, guru belum menggunakan model pembelajaran yang menarik. Rendahnya aktivitas siswa di kelas saat pembelajaran berlangsung, secara tidak langsung sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran, penggunaan model pembelajaran yang menarik mempunyai arti penting untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Dalam hal ini peneliti memanfaatkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Sehingga diharapkan dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN 2 Gedong Tataan.


(21)

2.8 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir tersebut di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Melalui pemanfaatan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together(NHT) dapat meningkatkan aktivitas belajar bagi siswa kelas IV SDN 2 Gedong Tataan.

2. Melalui pemanfaatan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar bagi siswa kelas IV SDN 2 Gedong Tataan.


(22)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran (Zainal Aqib, 2009: 19). PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, refleksi.

Secara keseluruhan, keempat tahapan dalam PTK membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral. Untuk mengatasi suatu masalah, mungkin diperlukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus dua dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus satu. Siklus tiga dilaksanakan karena siklus dua belum mengatasi masalah. Keempat tahapan dalam siklus tersebut dapat digambarkan dalam bentuk spiral berikut:


(23)

DST

Gambar 3.1 Spiral Tindakan Kelas (Hopkins, Zainal Aqib, 2009 : 31)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gedong Tataan tahun pelajaran 2011/2012. Pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian

Identifikasi Masalah

Perencanaan

Aksi

Observas i

Aksi Refleksi

Perencanaa n Ulang Observa

si Refleksi


(24)

didasarkan atas pertimbangan peneliti yang bertugas sebagai guru kelas di SD negeri 2 Gedong Tataan Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran agar dapat lebih efisien, efektif dan bermanfaat.

3.3 Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti, subjek peneliti adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Gedong Tataan Kecamatan Gedong Tataan tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 28 siswa, terdiri dari 11 putri dan 17 putra.

3.4 Prosedur Penelitian

Sesuai dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari 4 tahap yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting).

3.4.1 Tahap Pratindakan

Tahap pratindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tes awal atau pendahuluan yang skornya digunakan sebagai skor dasar (skor awal). Nilai tes awal diambil dari nilai ujian tengah semester genap tahun pelajaran 2011/2012.


(25)

2. Skor tes awal kemudian diurutkan dari skor tertinggi ke skor terendah, setelah itu dilakukan pembentukkan kelompok yang beranggotakan 4-6 orang dengan beberapa pengaturan sehingga terbentuk kelompok yang heterogen baik dari segi kemampuan akademik maupun jenis kelamin.

3. Menjelaskan kepada siswa maksud serta langkah-langkah pembelajaran dengan mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipeNumbere Head Together(NHT).

3.4.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan 1. Perencanaan (planning)

Menyusun rancangan pembelajaran dan menyusun lembar kegiatan yang akan diberikan kepada siswa, mempersiapkan model pembelajaran, menyusun alat evaluasi.

2. Tindakan (acting)

Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan.

Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah sebagai berikut: a. Guru mengawali pelajaran dengan memberikan motivasi dan

apersepsi.

b. Guru membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 orang setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.

c. Guru menjelaskan kepada siswa tentang proses pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togethter(NHT).


(26)

(1) Guru dan siswa tanya jawab tentang macam macam bentuk bangun datar.

(2) Kelompok diberi lembar kerja tentang materi bangun datar, kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.

(3) Setelah selesai berdiskusi, guru memanggil salah satu nomor dari kelompok dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka, kelompok yang lain menanggapi, guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

(4) Guru dan siswa berdiskusi tentang soal yang telah dikerjakan. (5) Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari

materi yang telah dipelajari. e. Guru memberikan tes.

3. Observasi

Observasi dilakukan terhadap: proses pembelajaran, aktivitas belajar siswa, tes digunakan untuk menilai kemampuan siswa. Observasi dan evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. 4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan setelah proses belajar mengajar berlangsung. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil belajar dan pengamatan, serta menentukan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan selanjutnya.


(27)

Adapun alur pelaksanaan tindakan secara garis besar dapat dilihat pada gambar berikut :

SIKLUS I

SIKLUS II

DST

Gambar 3.2 Alur Pelaksanaan Tindakan

3.5 Metode Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pengajar dan aktivitas siswa selama penelitian sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian perencanaan tindakan dengan tindakan. Data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa yang meliputi: a. Memperhatikan penjelasan guru.

b. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. c. Mengerjakan LKS atau tugas.

d. Berdiskusi antar siswa dalam kelompok.

e. Mempresentasikan hasil diskusi atau menanggapi diskusi kelas. RENCANA

TINDAKAN PELAKSANAANTINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI

RENCANA TINDAKAN PELAKSANAAN

TINDAKAN OBSERVASI


(28)

2. Tes

Tes tiap akhir siklus digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dari setiap siklusnya. Alat yang digunakan yaitu butir soal.

3.6 Instrumen Penelitian

Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen aktivitas belajar siswa

No Aktivitas yang diamati Kode aktivitas

1 Memperhatikan penjelasan guru 1

2 Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dari

guru 2

3 Mengerjakan tugas/LKS 3

4 Berdiskusi antar siswa dalam kelompok 4 5 Mempresentasikan hasil diskusi atau menanggapi

diskusi kelas 5

Jumlah aktivitas

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen tes prestasi belajar siswa

SK:8.Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar

KD: 8.3 Mengidentifikasi benda-benda dan bangun datar simetris

No Indikator KKO Jumlah

soal

Nomor

soal Siklus 1

Mengelompokkan dan memberi contoh bangun datar yang simetris dan tidak simetris.

C2 1 2

Siklus I 2 Menyebutkan ciri bangun datar

yang simetris. C1 1 1

3 Membuat bangun-bangun datar

yang simetris. C3 1 5

4 Menunjukkan bangun datar

yang tidak memiliki simetri. C1 1 7 5

Mengidentifikasi dan menggunakan garis simetri pada bangun datar sederhana.

C3 2 4, 8


(29)

(benda-benda) yang simetris. 7 Menentukan sumbu simetri

suatu bangun datar. C1 3 3,9, 10

Jumlah 10 10

SK: 8.Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar

KD: 8.4 Menentukan hasil pencerminan suatu bangun datar

No Indikator KKO Jumlah

soal

Nomor

soal Siklus 1 Menjelaskan sifat-sifat

pencerminan. C2 1 1

Siklus II 2 Menggambar cerminan dari

bangun datar sederhana. C3 4 2,3,4,5

Jumlah soal 5 5

3.7 Analisis Data

Data yang telah diperoleh pada setiap tahapan tindakan penelitian dianalisis dengan menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang dianalisis adalah data aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk menganalisis data siswa dilakukan perhitungan sebagai berikut:

a. Menentukan siswa aktif dilakukan dengan cara mendata melalui lembar observasi aktivitas pada setiap pertemuan. Contoh lembar observasi siswa adalah sebagai berikut:

Table 3.3 Lembar Observasi Siswa

No Nama Jenis aktivitas Skor %Ai Keterangan 1 2 3 4 5

Jumlah Rata-rata


(30)

Keterangan:

81% - 100% = Sangat aktif 61% - 80% = Aktif 41% - 60% = Cukup aktif 21% - 40% = Kurang aktif 1% - 20% = Tidak aktif

b. Menghitung persentase siswa aktif dengan rumus:

Keterangan :

A = Persentase aktivitas siswa N = Jumlah seluruh siswa

c. Data kuantitatif dianalisis dengan statistik deskriptif untuk menemukan persentase, dan nilai rata-rata. Hasil analisis dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.4 Data Prestasi Belajar Siswa

No Nama Skor

Jumlah Rata-rata

Persentase ketuntasan belajar

Untuk menganalisis/menghitung persentase siswa tuntas belajar pada setiap siklus dengan rumus:

Persentase aktivitas siswa

: N) X 100%

Px = (Fx : N) X 100%


(31)

Keterangan:

Px = Persentase ketuntasan belajar pada siklus ke-x

-x N = Jumlah seluruh siswa

Untuk menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:

Keterangan:

R = Nilai rata-rata, = Jumlah skor

N = Jumlah seluruh siswa (Wardhani dan Wihardit, 2008: 5.19)

3.8 Indikator Keberhasilan

Tolak ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari:

1. Persentase jumlah siswa yang aktif mencapai sekurang-kurangnya 75% dari 28 siswa yang ada.

2.

siswa yang ada. S : N


(32)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT SISWA

KELAS IV SDN 2 GEDONGTATAAN PESAWARAN

(Skripsi)

Oleh WARIYANTI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan

S1 PGSD DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(33)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 3.1

Kisi- 27 3.2 Kisi-kisi

27 3.3 Lembar 29 3.4 Data Prestasi 29 4.1 Hasil Tes Prestasi 35 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru 36 4.3 Hasil Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus II 41 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II 42


(34)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI

BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT

SISWA KELAS IV SDN 2 GEDONGTATAAN PESAWARAN

Nama Mahasiswa : WARIYANTI

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013109170

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002

Dosen Pembimbing

Dr. Herpratiwi, M.Pd. NIP 19640914 198712 2 001


(35)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Dr. Herpratiwi, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Djalaludin Genap, M.Si.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(36)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME, karena atas rahmat dan hidayahNya tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif NHT Siswa Kelas IV SDN 2

sarjana Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Lampung.

4. Ibu Dr. Herpratiwi, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan telah bersedia meluangkan waktu serta mencurahkan pikirannya dalam mmbimbing penulis selama menyusun tugas akhir ini.


(37)

5. Bapak Drs. Djalaludin Genap, M.Si, selaku dosen pembahas yang dengan sabar memberikan masukan, arahan dan bimbingan bagi penulis selama menyusun tugas akhir ini.

6. Kepala Sekolah SDN 2 Gedong Tataan Pesawaran, yang telah bersedia memberikan waktu serta izin dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Dewan guru SDN 2 Gedong Tataan Pesawaran.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan motivasi dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua khususnya Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Gedong Tataan, Agustus 2012

Penulis


(38)

MOTTO

rintangan menjadi tidak ada. Bukan karena mudah kita yakin bisa, tapi karena kita yakin bisa, semuanya menjadi mudah. Bukan karena bahagia kita bersyukur, tapi


(39)

PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Wariyanti

NPM : 1013109170

Program Studi : S-1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Lokasi Penelitian : SDN 2 Gedong Tataan Pesawaran

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang berjudul

adalah asli hasil penelitian saya, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila dikemudian hari ternyata, pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku.

Gedong Tataan, Agustus 2012 Yang membuat pernyataan

Wariyanti NPM. 1013109170


(40)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini kepada:

1. Kedua orangtuaku, Bapak dan Ibu tercinta yang telah mendidik, mendoakan, dan selalu memberi nasehat terbaik untuk keberhasilan dan kesuksesan penulis.

2. Saudara-saudaraku tersayang yang selalu mendukung keberhasilan penulis (Mbak Tik, Mas Agus, Dek Jadi, Tiara, Mercy).

3. Abang Riswan yang selalu sabar memberi semangat, mendoakan dan selalu mendukung keberhasilan penulis.

4. Sahabat-sahabat terbaikku (Tiwi, Risti, Mpeb, Woro, Arum, dan Mbak Okta).

5. Teman-teman satu kelompok bimbingan (Yuni, Dita, Leni, Bu Hartini, dan Bu Siti Zubaidah) yang saling mendukung dan memberi semangat hingga tugas akhir ini selesai.

6. Kepala SDN 2 Gedong Tataan dan rekan-rekan guru yang telah berusaha membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Teman-teman angkatan tahun 2010 Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.

8.


(41)

(42)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bagelen, Gedong Tataan pada tanggal 18 Juli 1987, terlahir dari pasangan ayahanda bernama Saman dan Ibunda Tukinah. Lulus SDN 4 Bagelen tahun1999, melanjutkan di SMP Negeri 1 Gedong Tataan lulus tahun 2002.

Kemudian melanjutkan di SMA Negeri 1 Gedong Taaan lulus tahun 2005 dan melanjutkan kuliah pada Program Studi D2 PGSD FKIP Universitas Lampung lulus tahun 2007.

Tahun 2008 penulis diterima sebagai CPNS dan mengajar di SDN 2 Gedong Tataan sampai dengan sekarang. Tahun 2010 penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.


(1)

5. Bapak Drs. Djalaludin Genap, M.Si, selaku dosen pembahas yang dengan sabar memberikan masukan, arahan dan bimbingan bagi penulis selama menyusun tugas akhir ini.

6. Kepala Sekolah SDN 2 Gedong Tataan Pesawaran, yang telah bersedia memberikan waktu serta izin dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Dewan guru SDN 2 Gedong Tataan Pesawaran.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan motivasi dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua khususnya Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Gedong Tataan, Agustus 2012

Penulis


(2)

MOTTO

rintangan menjadi tidak ada. Bukan karena mudah kita yakin bisa, tapi karena kita yakin bisa, semuanya menjadi mudah. Bukan karena bahagia kita bersyukur, tapi


(3)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Wariyanti

NPM : 1013109170

Program Studi : S-1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Lokasi Penelitian : SDN 2 Gedong Tataan Pesawaran

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang berjudul

adalah asli hasil penelitian saya, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila dikemudian hari ternyata, pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku.

Gedong Tataan, Agustus 2012 Yang membuat pernyataan

Wariyanti NPM. 1013109170


(4)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini kepada:

1. Kedua orangtuaku, Bapak dan Ibu tercinta yang telah mendidik, mendoakan, dan selalu memberi nasehat terbaik untuk keberhasilan dan kesuksesan penulis.

2. Saudara-saudaraku tersayang yang selalu mendukung keberhasilan penulis (Mbak Tik, Mas Agus, Dek Jadi, Tiara, Mercy).

3. Abang Riswan yang selalu sabar memberi semangat, mendoakan dan selalu mendukung keberhasilan penulis.

4. Sahabat-sahabat terbaikku (Tiwi, Risti, Mpeb, Woro, Arum, dan Mbak Okta).

5. Teman-teman satu kelompok bimbingan (Yuni, Dita, Leni, Bu Hartini, dan Bu Siti Zubaidah) yang saling mendukung dan memberi semangat hingga tugas akhir ini selesai.

6. Kepala SDN 2 Gedong Tataan dan rekan-rekan guru yang telah berusaha membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Teman-teman angkatan tahun 2010 Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.

8.


(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bagelen, Gedong Tataan pada tanggal 18 Juli 1987, terlahir dari pasangan ayahanda bernama Saman dan Ibunda Tukinah. Lulus SDN 4 Bagelen tahun1999, melanjutkan di SMP Negeri 1 Gedong Tataan lulus tahun 2002.

Kemudian melanjutkan di SMA Negeri 1 Gedong Taaan lulus tahun 2005 dan melanjutkan kuliah pada Program Studi D2 PGSD FKIP Universitas Lampung lulus tahun 2007.

Tahun 2008 penulis diterima sebagai CPNS dan mengajar di SDN 2 Gedong Tataan sampai dengan sekarang. Tahun 2010 penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING SISWA KELAS V SDN 1 NEGERI SAKTI GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 17 47

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING SISWA KELAS V SDN 1 NEGERI SAKTI GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 9 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA REALIA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KURUNGAN NYAWA GEDONG TATAAN

5 54 52

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SAINS PADA SISWA KELAS IV SDN BERNUNG PESAWARAN

0 14 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MENULIS KARANGAN MELALUI PEMBELAJARAN EXPLICIT INTRUCTION PADA SISWA KELAS V SDN 2 GEDONG TATAAN

0 8 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT SDN 5 CIPADANG PESAWARAN

0 13 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS VI SD NEGERI 3 GEDONG TATAAN KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 7 102

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SDN 2 TEMPELREJO KEDONDONG PESAWARAN

0 2 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU SOAL PADA SISWA KELAS V SDN 15 GEDONG TATAAN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 6 50

MENINGKATKAN AKTIVITAS DANHASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA KELAS V SD NEGERI 59 GEDONG TATAAN KECAMATAN GEDONG TATAAN PESAWARAN

0 3 70