PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MENULIS KARANGAN MELALUI PEMBELAJARAN EXPLICIT INTRUCTION PADA SISWA KELAS V SDN 2 GEDONG TATAAN

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, merupakan sarana untuk saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dan meningkatkan kemampuan intelektual. Karena sangat penting penggunaan dan fungsinya Bahasa Indonesia sudah diberikan di Sekolah Dasar sejak kelas I sampai dengan kelas VI. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa yang baik dan benar, bahasa lisan maupun bahasa tulis.

Kemampuan dalam menuturkan bahasa lisan dapat dilaksanakan secara langsung dengan mengucapkan atau menirukan dari ucapan orang lain. Kemampuan dalam bahasa tulis tidak cukup dengan menirukan ucapan atau percakapan orang lain tetapi perlu mempelajari kaidah – kaidah bahasa tulis sehingga mengetahui maksud, tujuan dan pesan dari bahasa tulis tersebut. Oleh karena itu kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia perlu ditingkatkan secara terus menerus. Dalam proses pembelajaran diharapkan memenuhi standar kompetensi.

Adapun standar kompetensi dimaksud, tercantum dalam Kurikulum berbasis kompetensi yaitu :”Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa


(2)

Indonesia merupakan salah satu sarana yang dapat mengakses berbagai informasi dan kemajuan, untuk itu kemahiran dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia secara lisan dan tertulis harus benar – benar dimiliki dan ditingkatkan. (Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Depdiknas, 2004). Standar kompetensi tersebut yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan berbahasa lisan dan kemampuan berbahasa tulis.

Sesuai dengan pendapat Moeliono (2003: 6 – 7) yang mengatakan bahwa : “Ragam bahasa menurut sarananya lazim dibagi atas ragam lisan atau ujaran, dan ragam tulisan. Karena tiap masyarakat dalam berbahasa memiliki ragam lisan, sedangkan ragam tulisan baru muncul kemudian, maka soal yang perlu ditelaah ialah bagaimana orang menuangkan bentuk ujarannya ke dalam bentuk tulisan”.

Bahasa tulis fungsi grametikalnya seperti subjek, predikat, objek dan hubungannya diantara fungsi itu masing – masing harus nyata. Begitu juga dengan penggunaan huruf besar, pemakaian tanda baca, penulisan singkatan, pemenggalan kata, dan cara menyusun kalimat perlu memperhatikan kaidah – kaidah Bahasa Indonesia tulis yang benar.

Pada saat kita belajar, kadang – kadang kita mengalami perbedaan suasana tekanan jika dibandingkan dengan bahasa lisan yang bebas dari semua itu sehingga kalimat dalam ragam tulis itu harus lebih cermat sifatnya. Tetapi


(3)

dalam hal ini bukan berarti ragam lisan atau ujaran tidak perlu disusun secara cermat, hal ini karena ada ragam lisan atau ujaran yang lebih mudah dituangkan kedalam bahasa tulis.

Selanjutnya Moeliono (2003: 8) mengatakan : ragam tulisan juga mempunyai suatu kelebihan. Upaya seperti huruf besar, huruf miring, tanda kutip, paragraf atau alinia, tidak mengenal padanan yang sama jelasnya dalam ujaran. Ragam lisan dan tulisan masih mengenal kendala atau hambatan lain, misalnya laporan keuangan dengan tabel atau uraian kimia yang berisi lambang dari rumus hidrolis, lebih mudah disusun dan dibaca dalam bentuk tulisan. Demikian pula peraturan perundang – undangan yang bentuk kalimatnya sering bersusun – susun.

Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang menjadi pondasi untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu apabila anak usia SD telah memiliki kemampuan dalam berbahasa Indonesia dengan baik (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) maka akan mempermudah dalam berkomunikasi, menuangkan gagasan kedalam bentuk tulisan, memahami maksud dan tujuan wacana atau tulisan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar mempunyai peranan penting dalam pergaulan di masyarakat maupun mentrasformasi pengetahuan di sekolah.


(4)

Sepengetahuan penulis anak – anak lulusan SD pada umumnya belum mempunyai kemampuan yang memadai dalam berbahasa Indonesia terutama kemampuan menulis Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Begitu juga dengan anak – anak kelas V semester I SDN 2 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran masih belum mempunyai kemampuan menulis Bahasa Indonesia yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes mengarang yang penulis lakukan. Tes tersebut merupakan tes awal yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan menulis (mengarang) Bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa nilai yang diperoleh siswa kurang memuaskan.Dari 29 siswa, 4 siswa yang memperoleh nilai memuaskan yaitu 66-85, 6 siswa yang memperoleh cukup yaitu 56-65, 11 siswa yang memperoleh nilai kurang memuaskan yaitu 46-55, dan 8 siswa memperoleh nilai sangat tidak memuaskan yaitu 1-45. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Bahasa Indonesia belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan yaitu 70. Dari data tersebut, terlihat bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi.

Berdasarkan pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran kelas V SDN 2 Gedong Tataan adalah kurang menarik dan monoton. Sehingga hasil belajar yang diperoleh kurang maksimal karena pembelajarannya belum


(5)

menciptakan suasana yang dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar secara optimal dan aktif.

Salah satu upaya menciptakan keaktifan siswa saat proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan Pembelajaran Explicit Intruction. Pembelajaran

Explicit Intruction adalah pembelajaran secara langsung dengan pola selangkah demi selangkah. Yang menempatkan siswa untuk bekerja sama dengan siswa lainnya secara berkelompok.Dimana siswa akan lebih mudah dalam menemukan dan menangani konsep-kosep yang sulit jika mereka mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Siswa yang berkemampuan rendah mendapat kesempatan untuk dibimbing oleh temannya yang memiliki wawasan yang lebih tinggi. Sedangkan siswa yang lebih tinggi kemampuannya mempunyai kesempatan untuk menjadi tutor teman sebaya sehingga pemahamannya semakin baik. Berdasarkan uraian diatas maka agar hasil belajar Bahasa Indonesia dapat lebih baik dari sebelumnya, perlu dilakukan penelitian mengenai meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar Bahasa Indonesia melalui pembelajaran

Explicit Intruction pada siswa kelas V SDN 2 GedongTataan Kabupaten Pesawaran.

1.2 Identifikasi Masalah

Setelah mengadakan Identifikasi Masalah yang timbul dengan melakukan dokumentasi ulangan tengah semester I tahun pelajaran 2012/2013 dan


(6)

pengamatan dalam proses pembelajaran sehari – hari dan hasilnya sebagai berikut :

1. Masih banyak siswa yang belum mempunyai kemampuan menulis Bahasa Indonesia yang baik seperti penggunaan tanda baca, penggunaan huruf besar, penulisan singkatan, pemenggalan kata dan penyusunan kalimat.

2. Prestasi mata pelajaran Bahasa Indonesia masih di bawah KKM. 3. Minat belajar rendah disebabkan pembelajarannya kurang menarik dan

monoton.

4. Hasil belajar masih rendah karena kurangnya aktivitas dan minat belajar siswa.

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Aktivitas belajar Bahasa Indonesia siswa selama pembelajaraan berlangsung dengan menggunakan pembelajaran Explicit Intruction. 2. Prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa setelah pembelajaran

berlangsung menggunakan pembelajaran Explicit Intruction.

1.4 Rumusan Masalah dan Permasalahan

Pada bagian ini penulis merumuskan masalah berdasarkan hasil tes yang dilakukan. Penyusunan rumusan masalah ini bertujuan untuk


(7)

mendeskripsikan ruang lingkup masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabel. Hal ini penting agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, sehingga tingkat kepekaan dan kedalaman analisisnya cenderung lebih baik.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

“Rendahnya kemampuan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa Kelas V SDN 2 Gedong Tataan Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran”.

Adapun permasalahan penelitian yang diajukan adalah :

1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa melalui pembelajaran Explicit Instruction pada siswa kelas V semester I SDN 2 Gedong Tataan?

2. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran Explicit Instruction pada siswa kelas V semester I SDN 2 Gedong Tataan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :


(8)

1. Untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas menulis Bahasa Indonesia dengan menggunakan pembelajaran Explicit Intruction

siswa kelas V semester I SDN 2 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran 2. Untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi menulis Bahasa

Indonesia dengan menggunakan pembelajaran Explicit Intruction pada siswa kelas V semester I SDN 2 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

1.6 Manfaat atau Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan mempunyai kegunaan sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah, Bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan mengambil keputusan dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis Bahasa Indonesia.

2. Bagi Guru, Sebagai bahan masukan dan referensi yang berguna untuk menemukan metode dan strategi pembelajaran yang tepat guna meningkatkan kemampuan menulis Bahasa Indonesia.

3. Bagi Peneliti lainnya, Diharapkan bisa dipakai sebagai sumber referensi untuk melakukan penelitian tindakan kelas selanjutnya pada masalah upaya meningkatkan kemampuan menulis Bahasa Indonesia. 4. Bagi Siswa, diharapkan mampu menulis Bahasa Indonesia dengan baik

seperti penggunaan tanda baca, penggunaan huruf besar, penulisan singkatan, pemenggalan kata dan penyusunan kalimat.


(9)

2.1 Prestasi Belajar Bahasa Indonesia

Menurut Moeliono (2003: 7) jika kita menggunakan sarana tulisan, kita berpraanggapan bahwa orang yang diajak berbahasa tidak ada di hadapan kita. Akibatnya bahasa kita perlu lebih terang dan jelas, lebih eksplisit karena bahasa kita tidak dapat disertai oleh gerak isyarat, pandangan, atau anggukan sebagai tanda penegasan di pihak pembicara atau pemahaman di pihak pendengar. Itulah sebabnya, kalimat dalam ragam tulisan harus lebih cermat sifatnya. Fungsi gramatikal seperti subjek, predikat, dan objek, dan hubungan di antara fungsi itu masing-masing harus nyata, sedangkan di dalam ragam lisan,karena penutur bahasa berhadapan atau bersemuka, unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan.

Sedangkan prestasi belajar menurut Sudjana (2001: 22) prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dengan mengetahui prestasi belajar siswa, seorang guru dapat menentukan kedudukannya dalam kelas, apakah siswa tersebut termasuk ke dalam kategori siswa yang pandai, sedang, atau kurang.


(10)

Biasanya penilaian suatu prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kalimat. Dapat dipahami bahwa penilaian dalam arti komplek mencakup segala aspek psikologis siswa, sedangkan dalam arti sempit sebagai bentuk untuk mengukur keberhasilan siswa yang terformat dalam bentuk evaluasi.

Menurut Syarifuddin (2008: 14) menyatakan bahwa evaluasi berarti penilaian terhadap tingkat keberhasilan yang telah ditetapkan dalam tingkat pembelajaran. Salah satu tujuan di dalamnya evaluasi di antaranya adalah dapat dijadikan sebagai alat penetapan apabila siswa termasuk dalam kategori cepat, sedang dan ataupun lambat dalam kemampuan belajarnya.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dicapai siswa maka dapat diketahui tingkat keberhasilan siswa. Tingkat keberhasilan ini dapat diraih melalui proses pembelajaran yang diikuti siswa. Prestasi belajar berhubungan dengan penguasaan kompetensi.

Menurut Sukmadinata (2006: 33) kompetensi adalah perilaku atau performa yang diperlihatkan oleh seseorang dalam beraktivitas, melaksanakan tugas, penyelesaian pekerjaan dan pemecahan masalah yang dibagi 4 yaitu:


(11)

Kecakapan awal yang dikuasai siswa untuk menguasai kompetensi yang lebih tinggi.

2. Kompetensi Umum

Penguasaan kecakapan yang diperlukan dalam kehidupan baik secara sosial, kemasyarakatan dan lingkungan.

3. Kompetensi Operasional (teknis)

Penguasaan kecakapan yang berkenaan dengan penerapan atau aplikasi dari konsep, prinsip dan pengetahuan dalam kenyataan.

2. Kompetensi profesional

Penguasaan kecakapan tingkat tinggi yang menyangkut proses analisis, sintesis, evaluasi, pemecahan masalah, dan menciptakan hal-hal baru.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan kompetensi seorang siswa yang merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Seseorang yang memiliki kompetensi dalam bidang tertentu bukan hanya mengetahui, tetapi juga dapat memahami, serta menghayati bidang tersebut yang dicerminkan dalam prilaku sehari-hari.

2.2 Aktivitas Belajar

Dalam prakteknya Pembelajaran Explicit Intruction tergolong baru diterapkan pada kelas V SDN 2 GedongTataan, sehingga ada beberapa hal


(12)

yang diamati dalam aktivitas belajar yaitu sebagai berikut: 1. Tentang cara belajar siswa bertanggung jawab.

2. Kemampuan siswa dalam menulis karangan dengan menggunakan ejaan Bahasa Indonesia yang benar.

3. Cara siswa kerjasama antara siswa yang lain, dimana siswa akan menjalin komunikasi, berbagi ide dan pendapat, dan saling mendiskusikan masalah.

2.3 Pembelajaran Expicit Intruction

Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani (2007: 32) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan pedoman berupa progam atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran . Pedoman tersebut memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

Menurut Kusnandar (2007: 54) salah satu tujuan dari penggunaan pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar, dengan pemilihan metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran yang diharapkan adanya perubahan dari menghafal kearah berfikir dan pemahaman.


(13)

Pembelajaran dengan Explicit Intruction adalah pembelajaran melalui pengajaran langsung yang dikemukakan oleh Rosenshina dan Stevens (1986) yaitu pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah ( Depdiknas:2010, Model-Model Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan ).

Langkah-langkah pembelajaran Explicit Intruction adalah:

1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa dalam kelompok dengan memperagakannya.

2. Siswa mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan . 3. Guru membimbing pelatihan.

4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.

5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk latihan lanjutan.

2.4 Kajian Teori-Teori Belajar

Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar.


(14)

Menurut Trianto, M.Pd dalam bukunya Mendesain Model Pembelajaran

Inovatif-Progresif dijelaskan seperti yang dikemukakan oleh George J. Mouly dalam bukunya Psychology for Effective Teaching, bahwa belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Pendapat senada disampaikan oleh Kimble dan Garmezi yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Garry dan Kingsley menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinal melalui pengalaman dan latihan-latihan.

Dalam bukunya Trianto, M,Pd menjelaskan beberapa teori-teori belajar : 1. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi komplek, mengecek informasi baku dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.

Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah dan menemukan segala sesuatu untuk dirinya. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner .

2. Teori Pemrosesan Informasi

Teori ini menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahun dari otak. Peristiwa-peristiwa mental diuraikan


(15)

sebagai transformasi-transformasi informasi dari input (stimulus) ke output (respon). Model pemrosesan informasi dapat digambarkan sebagai kumpulan kotak-kotak yang dihubungkan dengan garis-garis. Kotak ini menggambarkan fungsi-fungsi atau keadaan sistem, dan garis-garis menggambarkan transformasi yang terjadi dari suatu keadaan ke keadaan yang lain .

3. Teori Belajar Bermakna David Ausabel

Inti dari teori Ausabel tentang belajar adalah belajar bermakna. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Yakinilah ini dan ajarkan ia demikian. Pernyataan inilah yang menjadi inti dari teori-teori belajar Ausabel agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa.

4. Teori Pembelajaran Perilaku

Skinner adalah salah satu tokoh yang sangat berperan dalam teori pembelajaran perilaku yang telah mempelajari hubungan antara tingkah laku dan konsekuensinya mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku.

Dengan demikian, inti dari belajar adalah adanya perubahan tingkah laku karena adanya suatu pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan,


(16)

pemahaman dan apresiasi. Adapun pengalaman dalam proses belajar ialah bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan.

Berlakukan kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi yang menjadi roh bagi berlakunya Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya di lembaga pendidikan formal (persekolahan). Perubahan tersebut harus pula diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah didalam kelas ataupun diluar kelas.

Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada murid (student centered), metodologis yang semula lebih didominasi ekspositori berganti ke partisipatori dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah konstektual. Semua perubahan tersebut dimaksud untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan.

Untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang telah dijelaskan guru khususnya mengenai meningkatkan kemampua, keterampilan, serta kefasihan menulis Bahasa Indonesia dengan baik dan benar maka diterapkan dengan praktik belajar. Praktik belajar berarti suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa / peserta didik


(17)

memahami teori / konsep-konsep pengetahuan melalui pengalaman belajar.

2.5 Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah suatu alat berhubungan (komunikasi) yang dipergunakan secara resmi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terdiri dari dua bagian yang besar yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Bentuk Bahasa Indonesia adalah bagian dari bahasa yang dapat diserap panca indera entah dengan mendengar atau dengan membaca. Menurut Moeliono (2003: 54) bentuk bahasa selanjutnya dapat dibagi atas dua bagian yaitu unsur-unsur segmental dan unsur-unsur suprasegmental. Unsur-unsur segmental adalah bagian dari bentuk bahasa yang dibagi-bagi atas bagian-bagian (segmen-segmen) yang lebih kecil.

Sedangkan unsur-unsur suprasegmental adalah bagian dari bentuk bahasa yang kehadirannya tergantung dari unsur-unsur segmental. Unsur-unsur segmental bahasa, secara hirarkis dari yang paling besar hingga kebagian yang paling kecil adalah : wacana (yang dapat berwujud alinea, rangkaian alinea yang membentuk satu kesatuan, anak bab, bab, suatu karangan utuh), kalimat klausa, frasa, kata, morfem, suku kata dan fonim. Urutan-urutan diatas sekaligus menyatakan bahwa sebuah wacana besar dapat dibagi atas wacana-wacana yang lebih kecil berturut-turut, karangan utuh


(18)

dapat atas bab-bab. Bab dibagi atas anak-anak bab, anak bab dibagi atas rangkaian alinea-alinea, rangkaian alinea dibagi atas alinea sebagai wacana terkecil. Selanjutnya alinea dibagi atas kalimat, kalimat-kalimat dibagi atas klausa-klausa, klausa dibagi atas frasa, frasa dibagi atas kata, kata dibagi atas morfem, morfem atas suku kata dan suku kata atas fonem-fonem.

Makna Bahasa Indonesia adalah isi yang terkandung dalam bentuk-bentuk tadi, yang dapat menimbulkan reaksi tertentu. Reaksi itu dapat timbul karena kita mendengar kata tertentu (makna kata atau makna leksikal), mendengar atau membaca rangkaian kata-kata yang membentu frasa klausal kalimat (makna sintaktis), atau reaksi itu timbul sesudah membaca atau mendengar sebuah wacana (makna wacana). Semua bidang makna ini dipelajari dalam cabang ilmu bahasa yang disebut semantik.

Departemen Pendidikan Nasional (2004), Kurikulum Berbasis Kompetensi Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dijelaskan :

A. Fungsi dan Tujuan Bahasa Indonesia 1. Fungsi Bahasa Indonesia

Fungsi Bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional dan bahasa negara serta sastra Indonesia sebagai hasil cipta intelektual, produk budaya yang berkonsekuensi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai berikut :


(19)

b. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya

c. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni

d. Sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk keperluan menyangkut berbagai masalah

e. Sarana pengembangan penalaran

f. Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusastraan Indonesia

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Siswa menghargai dan mengembangkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara

b. Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan

c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan kematangan sosial

d. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis)


(20)

e. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

f. Siswa menghargai dan menggunakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dari intelektual manusia Indonesia

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini meliputi aspek kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra.Aspek kemampuan berbahasa memiliki sub aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis berkaitan dengan teks-teks sastra.

C. Standar Kompetensi Bahan Kajian Bahasa Indonesia 1. Kemampuan Berbahasa

a. Menyimak

Mendengarkan, memahami dan memberikan tanggapan terhadap gagasan, pendapat, kritikan dan perasaan orang lain dalam berbahasa bentuk wacana lisan.

b. Berbicara

Berbicara secara efektif dan efisien untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, kritikan, perasaan dalam berbagai bentuk kepada berbagai mitra berbicara sesuai dengan tujuan dari konteks pembicaraan.


(21)

c. Membaca

Membaca dan memahami berbagai jenis wahana baik secara tersurat maupun tersirat untuk berbagai tujuan.

d. Menulis

Menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks. Dalam penulisan karangan siswa diharapkan mempunyai kemampuan-kemampuan yaitu :

a. Kemampuan menggunakan huruf besar atau huruf kapital dengan tepat dan benar.

b. Kemampuan menggunakan tanda baca (titik, koma, titik dua, tanda seru) dengan benar.

c. Kemampuan menuliskan singkatan dengan benar. d. Kemampuan pemenggalan kata dengan benar. e. Kemampuan cara menyusun kalimat dengan benar. 2. Kemampuan Bersastra

Berapresiasi sastra dalam berbagai jenis dan bentuk melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

D. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD

1. Berdaya tahan dalam konsentrasi, mendengarkan sampai dengan tiga puluh menit dan mampu menyerap gagasan pokok dan perasaan dari cerita, berita, petunjuk pengumuman serta perintah yang didengar dengan memberikan respons secara tepat.


(22)

2. Mengungkapkan gagasan dari perasaan, menyampaikan sambutan, berdialog, menyampaikan perasaan, menjelaskan suatu proses, mendeskripsikan dan bermain peran.

3. Membaca lancar berbagai teks dan mampu menjelaskan isinya serta merespon isi dengan kata-katanya sendiri.

4. Menulis karangan naratif dan non naratif dengan tulisan rapih dan jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, kosa kata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

5. Mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan, menonton, membaca dan melisankan hasil sastra berupa dongeng, puisi dan drama pendek serta menuliskan pengalaman dalam bentuk cerita dan puisi.

Penulisan sebuah karangan perlu memperhatikan kaidah – kaidah penulisan, sehingga lebih jelas tujuan, makna, serta kesan yang disampaikan dalam karangan.

Dalam buku Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Penulisan karangan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Pemakaian Huruf Besar atau Huruf Kapital

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat, misalnya :


(23)

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama. Unsur – unsur nama orang, misalnya :

Endah Dia Pratiwi ; Aswan Siregar

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung, misalnya :

Bapak bertanya “ Kapan kita pergi ?” ; ibu mengatakan “Pulanglah sekarang !”

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bulan, hari, misalnya :

Bulan Januari; Hari Selasa

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama geografi, misalnya : Lampung ; Propinsi Lampung

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah dan judul karangan, kecuali di, ke, dari, dan, yang dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal, misalnya : Saya telah membaca buku dari Ave Mariake Jalan Lain ke Roma; Bacalah majalah Bahasa dan Sastra !

7. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bahasa, suku bangsa dan bahasa.

Misalnya : Sudah lama aku ingin belajar Bahasa Belanda

8. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama, gelar,pangkat dan sapaan.

Misalnya : - S.Hum (Sarjana Humaniora) - S.H (Sarjana Hukum)


(24)

- Nn. Utami (Nona Utami) - dll

b. Pemakaian Tanda Baca 1. Tanda titik ( . )

a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seru. Misalnya : Ayahku tinggal di Madiun.

b) Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya :

Departemen Dalam Negeri., Direktorat Jenderal Agraria.

c) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit dan detik yang menunjukkan waktu. Misalnya : Pukul 01.35.

d) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, misalnya : Salah Asuhan

e) Tanda titik tidak dipakai dibelakang : (1) alamat pengirim dan tanggal surat; (2) Nama dan alamat penerima surat.

Misalnya : 1. Jalan Diponegoro 82 Jakarta

1 April 1998

2. Yth Sdr. Moh Hasan Jalan Arief 43 Palembang


(25)

2. Tanda koma ( , )

a) Tanda koma dipakai diantara unsur – unsur didalam suatu penelitian atau pembilang. Misalnya : Saya membeli kertas, penda dan tinta.

b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Misalnya : Kalau hari hujan, saya tidak anak datang.

c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya :

Kata ibu, “Saya gembira sekali”.

d) Tanda koma dipakai diantara : (1) nama dan alamat (2)bagian – bagian kalimat (3) tempat dan tanggal (4) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

3. Tanda titik dua ( : )

a.) Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemberian.

Misalnya : Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga : kursi, meja dan almari.

b) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian. Misalnya :

Tempat sidang : Ruang 105 Tanggal : 14 Agustus 1986


(26)

Hari : Selasa

Waktu : 09.30.

4. Tanda tanya ( ? )

Tanda seru dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya : Kapan Ia berangkat ?

5. Tanda seru ( ! )

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat, misalnya :

a) Alangkah seramnya peristiwa itu ! b) Bersihkan kamar itu sekarang juga !

c. Penulisan Singkatan

Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

1. Singkatan nama orang, nama sapaan diikuti dengan titik. Misalnya : a) Bpk. Dari Bapak. B) Sdr. Dari Saudara

2. Singkatan nama badan atau organisasi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.

Misalnya : a) PGRI : Persatuan Guru Republik Indonesia b) SMP : Sekolah Menengah Pertama


(27)

3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.

Misalnya : - dll. dan lain-lain - dsb. dan sebagainya - dst. dan seterusnya - Yth. Yang terhormat

4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang tidak diikuti tanda titik.

Misalnya : - CO2 karbondioksida - cm sentimeter - kg kilogram

d. Pemenggalan kata

Kegunaan pemenggalan kata berkaitan dengan pemakaian bahasa di dalam ragam tulis terutama untuk memisahkan bagian – bagian kata dalam pergantian baris. Antara bagian kata yang satu dan bagian yang lain dihubungkan dengan tanda hubung dan tidak didahului dengan spasi. Tanda hubung ditulis diujung baris, persis setelah bagian kata yang dipenggal. Bagian kata imbuhan yang hanya terdiri dari satu huruf hendaknya tidak dipenggal.

Contoh :

1. Jika ditengah kata terdapat dua buah vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan diantara kedua vokal itu.


(28)

Kata Pemenggalan kata Tidak baku

Kain ka – in kai – n

Riang ri – ang ria - ng

2. Jika ditengan kata terdapat huruf konsonan yang diapit oleh vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.

Misalnya :

Kata Pemenggalan kata Tidak baku

Supaya su – paya sup – aya

Kelas ke – las kel – as

3. Bila diapit oleh vokal yang berupa gabungan konsonan (seperti ng, ny, kh, dan sy ) pemenggalannya tetap dilakukan sebelum gabungan konsonan itu.

Misalnya :

Kata Pemenggalan kata Tidak baku

Dengar de – ngar den – gar

Mutakhir mutak – hir muta – khir

4. Gabungan vokal atau diftong unsur – unsurnya juga tidak dipanggil dalam pergantian baris.

Misalnya :

Kata Pemenggalan kata Tidak baku

Aula au – la a – ula

Gulai gu – lai gula – i


(29)

1. Pemenggalan kata ada vokal dasar dilakukan sebagai berikut : a) Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan. Pemenggalan

itu dilakukan diantara kedua vokal itu. Misalnya : ma – in; sa – at; bu –ah, hurung diftong ai, au, ui; tidak pernah diceraikan, misalnya :

Au – la bukan a – u – la Sau – da – ra bukan sa – u – da – ra Am – boi bukan am – bo – i

b) Jika ditengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, diantara dua vokal, pemenggalan dilakukan sebelum konsonan. Misalnya :

Ba – pak ba – rang, su – lit La – wan de – ngan ke – nyang

c) Jika ditengah kata ada huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan diantara kedua konsonan itu. Gabungan konsonan tidak pernah diceraikan, misalnya : Man – di som – bong swas – ta

Makh – luk ap – hel bang – sa

2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.


(30)

Berdasarkan kaidah – kaidah bahasa tentang pemenggalan kata seperti tersebut diatas jelaslah sekarang bahwa dalam memenggal kata harus sesuai dengan aturan – aturan yang telah dibakukan.

E. Cara Menyusun Kalimat

Kalimat menyusun kalimat adalah bukan satu hal yang mudah terutama bagi anak – anak ditingkat sekolah dasar. Hal yang demikian sering kita jumpai. Menurut (Moeliono, 2003 : 311) : Kalimat adalah susunan dari kata – kata yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titi nada, disela oleh jeda diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya atau tanda seru.

Oleh karena itu dalam menyusun kalimat dalam ragam tulis kalimat itu merupakan kesatuan bahasa terkecil yang menunjukkan pikiran secara lengkap dan penulisan dimulai dengan huruf kapital serta diakhiri dengan tanda titik, tanya atau tanda seru. Sebelum menyusun kalimat tentu saja terlebih dahulu harus menggunakan kosa kata mana yang akan digunakan serta tanda baca apa yang akan digunakan. Setelah itu barulah kosa kata


(31)

yang sudah dipilih itu disusun berdasarkan acuan ejaan yang disempurnakan.

Berdasarkan hasil tes awal yang dilakukan penulis, masih banyak siswa yang belum menguasai cara menyusun kalimat, pemakaian tanda baca, pemakaian huruf besar, pemilihan kosa kata sesuai dengan kaidah – kaidah penulisan Bahasa Indonesia.

2.2 Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal, guru belum memanfaatkan pembelajaran Explicit Intruction sehingga aktivitas dan prestasi belajar siswa kurang atau rendah. Selanjutnya guru melakukan tindakan kelas dengan memanfaatkan pembelajaran Explicit Intruction, yang terdiri dari 2 siklus.

Pada siklus I, guru memanfaatkan pembelajaran Explicit Intruction yang didemontrasikan, siswa melihat dan memahami. Pada siklus II dengan memanfaatkan pembelajaran Explicit Intruction yang didemontrasikan guru, siswa mengikuti.

Pada kondisi akhir, melalui pembelajaran Explicit Intruction dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.


(32)

2.3 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut diatas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Melalui Pembelajaran Explicit Intruction aktifitas belajar akan meningkat

2. Melalui Pembelajaran Explicit Intruction prestasi belajar menulis karangan akan meningkat.


(33)

BAB III

METODOLOGI / METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2007: 1.4).

3.2 Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Semester I Kelas V Tahun Pelajaran 2012/213. Penelitian ini bertempat di SDN 2 Gedong Tataan, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran yang difokuskan pada Kelas V sebagai objek penelitian dengan jumlah siswa 29 anak pada Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.

3.3 Subjek Penelitian

Perlu diketahui bahwa untuk menentukan objek penelitian diharapkan adanya pertimbangan dan kebijakan yang konstruktif sehingga kelas yang dijadikan subjek penelitian adalah Kelas V yang diharapkan dapat


(34)

meningkatkan prestasi yang lebih baik dan mengangkat nama sekolah dimasa yang akan datang.

Subjek penelitian adalah semua siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dengan jumlah 29 siswa terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Karena itu siswa Kelas V diharapkan sudah mempunyai dan menguasai standar kompetensi sehingga sudah siap menempuh pengetahuan di kelas yang lebih tinggi yaitu Kelas VI.

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk proses pembelajaran berdaur siklus yang terdiri dari dua siklus dan empat tahapan dasar yang saling berkaitan yaitu:

1. Perencanaan (planning) 2 Pelaksanaan (acting) 3. Pengamatan (observing) 4. Refleksi (reflecting)

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data


(35)

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan kepada siswa secara langsung melalui tes tertulis, dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan menulis karangan.

b. Non Tes

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan kepada siswa dengan melakukan pengamatan dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa, yaitu kemampuan menulis karangan.

3.5.2 Alat Pengumpulan Data

- Pada teknik pengumpulan data dengan tes yang dilakukan kepada siswa secara langsung melalui tes tertulis maka alatnya adalah lembar kerja siswa.

- Pada teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan wawancara pada siswa, maka alatnya adalah lembar observasi atau pedoman pengamatan.

3.6 Intrumen Penelitian

Tabel 3.1 Kisi-kisi intrumen aktivitas belajar siswa

No Aktivitas yang diamati Kode Aktivitas

1. Memperhatikan Penjelasan Guru 1

2. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan guru

2

3. Mengerjakan LKS atau tugas 3

4. Berdiskusi antar siswa dalam kelompok 4 5. Mempresentasikan hasil diskusi atau

menanggapi diskusi kelas

5 Jumlah Aktivitas


(36)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen tes prestasi belajar siswa

Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi,dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk Surat Pribadi, Karangan dan Dialog Tertulis.

Kompetensi Dasar : Menulis Surat Pribadi dengan tema pengalaman liburan semester menggunakan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan.

No Indikator KKO Jumlah

Soal

Nomor Soal

Siklus 1. Menggunakan huruf

besar dengan benar

C3 1 1 1

2. Menggunakan tanda baca dengan benar

C3 1 2 1

3. Memilih kosakata dengan benar

C1 1 3 1

4. Menyusun kalimat C1 1 5 1

5. Menggunakan pemenggalan kata

C3 1 4 1

Jumlah 5

Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi,dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk Surat Pribadi, Karangan dan Dialog Tertulis.

Kompetensi Dasar : Menulis Karangan berdasarkan pengalaman liburan semester menggunakan kalimat efektif dan memperhatikan penggunaan ejaan.

No Indikator KKO Jumlah

Soal

Nomor Soal

Siklus 1. Menulis dialog sederhana

/ wawancara

C1 1 3 2

2. Membuat kalimat sesuai gambar seri

C4 1 1 2

3. Menggunakan tanda baca dengan benar

C3 1 5 2

4. Menyusun kalimat C1 1 4 2

5. Menggunakan pemenggalan kata

C3 1 6 2

6. Memilih kosakata C1 1 2 2


(37)

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data yang berupa perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Untuk menanamkan pengetahuan tentang penulisan karangan Bahasa Indonesia yang baik penulis membuat 2 kegiatan rencana pembelajaran.

Setiap pembelajaran merupakan siklus perencanaan yang dirancang untuk menambah pengetahuan baru tentang kemampuan menulis (mengarang) Bahasa Indonesia, siklus tersebut adalah Menulis karangan berdasarkan gambar seri yang diacak dengan tema pengalaman liburan semester. Dari setiap siklus pembelajaran dilakukan tes untuk mengetahui rata-rata kelas.

Kemudian hasil tes tersebut direkapitulasi sebagai berikut : Tabel 3.3 Rekapitulasi hasil tes awal siswa

No Kriteria Nilai Nilai Jumlah

Siswa Persentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat memuaskan Memuaskan Cukup Kurang memuaskan Sangat tidak memuaskan

86-100 66-85 56-65 46-55 1-45 0 4 6 11 8 0% 13,79% 20,69% 37,93% 27,59%


(38)

Dengan rekap inilah penulis mengetahui peningkatan kemampuan menulis Bahasa Indonesia.

Dengan tambahan pengetahuan baru dari setiap siklus itu akan menambah pengetahuan siswa menulis karangan. Bentuk rancangan siklus perencanaan ulang tersebut sebagai berikut : rencana pembelajaran yang dilakukan diharapkan siswa memiliki kemampuan sesuai dengan yang diharapkan. Selanjutnya menarik kesimpulan setelah dilakukan proses pembelajaran yang dilakukan pengulangan pembelajaran dengan memperhatikan refleksi (analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan) untuk melakukan rencana dan tindakan selanjutnya.

3.8 Indikator Penelitian

Kriteria keberhasilan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia didasarkan pada pencapaian siswa untuk membangun pengetahuan dan kemampuan menulis yang difasilitasi guru. Sehingga dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa dapat menulis menggunakan ejaan yang benar seperti penggunaan tanda baca, pemenggalan kata, penggunaan huruf besar, penulisan singkatan, dan penyusunan kalimat.

Selain itu juga diharapkan siswa mempunyai pengalaman belajar yang cukup yang bermanfaat untuk diri dan lingkungannya. Tolak ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari:


(39)

1. Persentase jumlah siswa yang aktif mencapai sekurang-kurangnya 70% dari 29 siswa yang ada.

2. Persentase siswa yang tuntas belajar mencapai 70 % dari 29 siswa yang ada.


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas V mata pelajaran Bahasa Indonesia SDN 2 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dapat disimpulkan :

1. Pada tahap awal sebagian besar siswa kelas V SDN 2 Gedong Tataan kemampuan menulisnya rendah.

2. Cara yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan menulis Bahasa Indonesia dengan melakukan pembelajaran yang terdiri dari 2 siklus dengan menggunakan pembelajaran Explicit Intruction.

3. Dengan menggunakan pembelajaran Explicit Intruction dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas V SDN 2 Gedong Tataan.

5.2 Saran

1. Diharapkan dalam proses pembelajaran yang menggunakan pembelajaran

Explicit Intruction guru dan siswa melakukan pembelajaran dengan siklus berdaur yaitu melakukan pembelajaran yang dirancang untuk menambah pengetahuan baru dengan memperhatikan refleksi (analisis, sintesis dan


(41)

hasil pengamatan) untuk selanjutnya maka membuat perencanaan ulang, tindakan observasi ulang dan memperhatikan refleksi ulang.

2. Diharapkan dalam proses pembelajaran guru menggunakan alat peraga untuk meningkatkan kemampuan menulis Bahasa Indonesia.

3. Penelitian Tindakan Kelas diharapkan dapat dijadikan pegangan dan pedoman bagi guru sebagai solusi dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar mengajar.


(42)

Depdiknas.2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Moeliono, Anton M, dan Dardjo Widiojo, Soejono, 2003. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Trianto, M.Pd.2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta. Kencana Prenada Media Group

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia. 2010. Redaksi Trans Media

.

Sudjana. 2011. Media Pengajaran. Sinar Baru Algesindo.Jakarta Sukmadinata. 2006. Jenis-jenis Penelitian. PT. Bina Ilmu. Surabaya

Syarifuddin. Muhammad, dkk. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Wardhani, IGAK, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional, 2010. Model-Model Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan. Jakarta


(43)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MENULIS KARANGAN MELALUI PEMBELAJARAN EXPLICIT INTRUCTION PADA SISWA KELAS V

SDN 2 GEDONG TATAAN

Oleh

DYAH RIRIN KUSUMAWATI

Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan (1) peningkatan aktivitas belajar pada siswa kelas V SDN 2 Gedong Tataan pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pembelajaran Explicit Intruction, (2) Peningkatan prestasi belajar menulis karangan pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN 2 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan pembelajaran Explicit Intruction.

Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas dengan 2 siklus dilakukan di kelas V SDN 2 Gedong Tataan. Data penelitian diperoleh melalui observasi, catatan lapangan, dan tes pada setiap siklus. Data dianalisis secara diskritif kuantitatif.

Hasil penelitian adalah (1) Aktivitas belajar dengan ketuntasan belajar pada siklus I berjumlah 5 siswa (17,24%) dan meningkat pada siklus II menjadi 29 siswa (100%) dari 29 siswa (2) Prestasi belajar siswa dengan nilai siklus I pertemuan I sebesar 57,8 dan pertemuan II sebesar 78. Pada siklus II pertemuan III sebesar 89,8 dan pertemuan IV sebesar 98,6.Kemudian nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dari siklus I sampai siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata siklus I 61,7 dan siklus II 79,8.


(44)

KARANGAN MELALUI PEMBELAJARAN

EXPLICIT INTRUCTION

PADA SISWA KELAS V SDN 2 GEDONGTATAAN

(Skripsi)

Oleh

DYAH RIRIN KUSUMAWATI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan

S1 PGSD DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(45)

PADA SISWA KELAS V SDN 2 GEDONGTATAAN

(Skripsi)

Oleh

DYAH RIRIN KUSUMAWATI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan

S1 PGSD DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(46)

Penulis bernama Dyah Ririn Kusumawati dan lahir di Magetan, Jawa Timur pada tanggal 4 mei 1983, terlahir dari pasangan Ayahhanda bernama Diran Wirjoatmodjo dan Ibunda Siti Sundari. Lulus SD Negeri 2 Bendo Kabupaten Magetan Jawa Timur pada tahun 1995 melanjutkan di SMP Negeri 1 Kawedanan Kabupaten Magetan Jawa Timur dan lulus pada tahun 1998. Kemudian melanjutkan di SMU Negeri 1 Waru Kalimantan Timur dan lulus pada tahun 2001.

Pada tahun 2005 melanjutkan kuliah di Universitas Jambi dengan jurusan D II PGSD dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2009 diterima sebagai CPNS dan mengajar di SDN 2 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran sampai sekarang. Tahun 2010 penulis melanjutkan kuliah pada Progam Studi S1 PGSD Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.


(47)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2Identifikasi Masalah ………. 5

1.3Pembatasan Masalah ……… 6

1.4Rumusan Masalah dan Permasalahan ………. 6

1.5Tujuan Penelitian ………. 7

1.6Manfaat atau Kegunaan Penelitian ……….. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prestasi Belajar Bahasa Indonesia….. ……… 9

2.2 Aktivitas Belajar.. ……….. 11

2.3 Pembelajaran Explicit Intruction ……….……….. 12

2.4 Kajian Teori-teori Belajar……… 13

2.5 Pengertian Bahasa Indonesia……… 17

2.6 Kerangka Berpikir... 31

2.7 Hipotesis Tindakan... 32

BAB III METODOLOGI / METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian… ……… 33

3.2 Setting Penelitian ………. 33

3.3 Subjek Penelitian……… 33

3.4 Prosedur penelitian... ……… 34

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data………. 34

3.6 Intrumen Penelitian... 35

3.7 Teknik Analisis Data………. 37

3.8 Indikator Penelitian……… 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 40

4.1.1 Siklus I... 40

4.1.2 Siklus II... 51

4.2 Pembahasan... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 65

5.2 Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(48)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Intrumen Aktivitas Belajar Siswa... 35

3.2 Kisi-kisi Intrumen Tes Prestasi Belajar Siswa... 36

3.3 Rekapitulasi hasil tes awal siswa... 37

4.1 Rekapitulasi Menulis Karangan Bahasa Indonesia Pada Tes Awal Siswa Kelas V SDN 2 Gedong Tataan... 42

4.2 Rekapitulasi Menulis Surat Pribadi Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 2 Gedong Tataan... 43

4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan I... 44

4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan II... 45

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I. ... 48

4.6 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I. ... 49

4.7 Rekapitulasi Prestasi Belajar Pada Siklus I. ... 50

4.8 Rekapitulasi Menulis Wawancara Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 2 Gedong Tataan... 53

4.9 Rekapitulasi Menulis Karangan Gambar Seri Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN 2 Gedong Tataan... 55

4.10 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan III... 56

4.11 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan IV... 56

4.12 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan III dan Pertemuan IV... 58

4.13 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II... 60

4.14 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus II... 61


(49)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya tugas akhir ini dapat terselesaikan.

Tugas akhir dengan judul ” Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Menulis Karangan Melalui Pembelajaran Explicit Intruction Pada Siswa Kelas V SDN 2 Gedong Tataan ”

adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Studi S 1 PGSD FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd selaku Ketua Progam Studi S 1 PGSD FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Djalaludin Genap, M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan telah bersedia meluangkan waktu serta mencurahkan pikirannya dalam membimbing penulis selama menyusun tugas akhir ini.

5. Ibu Dr. Hj. Herpratiwi, M.Pd selaku dosen pembahas yang dengan sabar memberikan masukan, arahan dan bimbingan bagi penulis selama menyusun tugas akhir ini.

6. Kepala Sekolah SDN 2 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran yang telah bersedia memberikan waktu serta izin dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Dewan Guru SDN 2 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan motivasi dan dukungannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(50)

khususnya Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

GedongTataan, Agustus 2012 Penulis


(51)

” Kejarlah ilmu selagi ada kemauan ”


(52)

1. Tim Penguji

Penguji :

Drs.Djalaludin Genap, M.Si

...

Penguji

Bukan Pembimbing :

Dr. Hj. Herpratiwi, M.Pd

...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si

NIP 19600315 198503 1 003


(53)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Dyah Ririn Kusumawati NPM : 1013109089

Progam Studi : S-1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Lokasi Penelitian : SDN 2 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang berjudul ” Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Menulis Karangan Melalui Pembelajaran Explicit Intruction Pada Siswa Kelas V SDN 2 Gedong Tataan ” tersebut adalah asli hasil penelitian

saya, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku.

Gedong Tataan,Agustus 2012 Yang Membuat Pernyataan

Dyah Ririn Kusumawati NPM 1013109089


(54)

EXPLICIT INTRUCTION PADA SISWA KELAS V SDN 2 GEDONGTATAAN.

2. Identitas Peneliti :

- Nama : Dyah Ririn Kusumawati - NPM : 1013109089

- Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Program Studi : Program S1 PGSD Dalam Jabatan

Menyetujui

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Drs. Djalaludin Genap, M.Si NIP. 19510507 198103 1 002 NIP. 19450406 197703 1 001


(55)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini, kepada :

1. Kedua Orang Tuaku, yang selalu mendoakan dan memberi semangat,nasehat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Suamiku yang tercinta yang selalu menyayangi dengan penuh cinta dan kasih sayang serta selalu memberi semangat dan mendoakan demi keberhasilan penulis.

3. Kepala Sekolah SDN 2 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan rekan-rekan guru yang telah berusaha membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, serta ; 4. Almamater tercinta Universitas Lampung.


(1)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga PTK ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua khususnya Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

GedongTataan, Agustus 2012 Penulis


(2)

MOTTO

” Kejarlah ilmu selagi ada kemauan ”


(3)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs.Djalaludin Genap, M.Si

...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Hj. Herpratiwi, M.Pd

...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si

NIP 19600315 198503 1 003


(4)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Dyah Ririn Kusumawati NPM : 1013109089

Progam Studi : S-1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Lokasi Penelitian : SDN 2 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang berjudul ” Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Menulis Karangan Melalui Pembelajaran Explicit Intruction Pada Siswa Kelas V SDN 2 Gedong Tataan ” tersebut adalah asli hasil penelitian saya, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku.

Gedong Tataan,Agustus 2012 Yang Membuat Pernyataan

Dyah Ririn Kusumawati NPM 1013109089


(5)

1. Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MENULIS KARANGAN MELALUI PEMBELAJARAN

EXPLICIT INTRUCTION PADA SISWA KELAS V SDN 2

GEDONGTATAAN.

2. Identitas Peneliti :

- Nama : Dyah Ririn Kusumawati - NPM : 1013109089

- Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Program Studi : Program S1 PGSD Dalam Jabatan

Menyetujui

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Drs. Djalaludin Genap, M.Si NIP. 19510507 198103 1 002 NIP. 19450406 197703 1 001


(6)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini, kepada :

1. Kedua Orang Tuaku, yang selalu mendoakan dan memberi semangat,nasehat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Suamiku yang tercinta yang selalu menyayangi dengan penuh cinta dan kasih sayang serta selalu memberi semangat dan mendoakan demi keberhasilan penulis.

3. Kepala Sekolah SDN 2 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan rekan-rekan guru yang telah berusaha membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, serta ; 4. Almamater tercinta Universitas Lampung.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING SISWA KELAS V SDN 1 NEGERI SAKTI GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 17 47

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING SISWA KELAS V SDN 1 NEGERI SAKTI GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 9 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KURUNGAN NYAWA GEDONG TATAAN

0 7 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT SISWA KELAS IV SDN 2 GEDONG TATAAN PESAWARAN

0 9 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION SISWA KELAS VI SD NEGERI 3 GEDONG TATAAN KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 7 102

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU SOAL PADA SISWA KELAS V SDN 15 GEDONG TATAAN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 6 50

MENINGKATKAN AKTIVITAS DANHASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA KELAS V SD NEGERI 59 GEDONG TATAAN KECAMATAN GEDONG TATAAN PESAWARAN

0 3 70

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA ASPEK MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Aspek Menulis Karangan Melalui Media Gambar Berseri Siswa Kelas V SDN 2 Karangnongko Tahun Ajaran 2013

0 1 15

PENDAHULUAN Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Aspek Menulis Karangan Melalui Media Gambar Berseri Siswa Kelas V SDN 2 Karangnongko Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 6

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INTRUCTION DENGAN PEMANFAATAN Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Explicit Intruction Dengan Pemanfaatan Alat Peraga Garis Bilangan Pada Siswa Kelas Iv

0 0 15