ANALISIS PENEGAKAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENEGAKAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT

NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

BERBASIS MASYARAKAT

Oleh

Angga Leo Narizki

Peraturan Daerah (selanjutnya disingkat Perda) merupakan salah satu bentukan peraturan perundang-undangan yang diakui keberlakuannya sebagai hukum positif tertulis di Indonesia. Kabupaten Lampung Barat dianugrahi sumber daya alam milik bersama (common resources) seperti hutan, sungai, laut dan udara yang menghasilkan fungsi lingkungan yang dibutuhkan bagi kepentingan lokal dan global. Dengan demikian, diperlukan penegakan sanksi pidana terhadap pelanggaran Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 18 Tahun 2004 dan faktor-faktor yang menjadi penghambat penegakan sanksi pidana terhadap pelanggaran Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 18 Tahun 2004. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris, sedangkan data yang digunakan meliputi data primer, data sekunder, dan data tersier. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling, setelah data terkumpul, maka diolah dengan cara editing, interpretasi, dan sistematisasi. Selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Artinya menguraikan data yang telah diolah secara rinci ke dalam bentuk kalimat-kalimat (deskriptif).

Hasil penelitian menunjukan, bahwa (1) Penegakan sanksi pidana terhadap pelanggaran Peraturan Daerah di Kabupaten Lampung Barat yang memuat ketentuan pidana, dalam hal ini Perda Kabupatan Lampung Barat Nomor 18 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan berbasis Masyarakat tidak efektif. (2) Faktor-faktor penghambat penegakan sanksi pidana terhadap pelanggaran Perda Kabupatan Lampung Barat Nomor 18 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan berbasis Masyarakat


(2)

Angga Leo Narizki adalah sebagai berikut: (a) Faktor Hukum; Ketentuan pidana dalam Perda Kabupaten Lampung Barat nomor 18 Tahun 2004 yang lebih bersifat sanksi administratif. Serta rumusan sanksi pidana dalam Perda tersebut sangat umum, yaitu setiap pelanggaran terhadap Perda adalah tindak pidana, (b) Faktor Penegak Hukum; Penyidikan yang dilakukan oleh PPNS terdapat keterbatasan wewenang dan tidak mandiri dalam melakukan penyidikan, sehingga koordinasi yang dilakukan oleh PPNS dan Penyidik Polri dipandang tidak efektif dalam penegakan hukum, (c) Faktor Sarana atau Fasilitas; Proses penegakan hukum yang dilakukan oleh PPNS dan Penyidik Polri yang tidak maksimal karena permasalahan dana untuk operasional yang tidak memadai.

Berdasarkan kesimpulan maka dalam kesempatan ini disarankan (1) Agar para legislator Perda dalam memformulasikan ketentuan pidana perlu dirumuskan adanya strategi agar masyarakat dapat mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan, namun di saat yang sama masyarakat juga dapat tetap menjalankan mata pencaharian dan dorongan untuk dapat berbuat dan berbagi terhadap kelompok masyarakat di Kabupaten Lampung barat, serta benar-benar memperhatikan tujuan dan kemanfaatan bagi masyarakat yang diimbangi dengan kemampuan aparat penegak hukumnya. (2) Secara umum, materi muatan Perda tersebut harus menunjukan kesesuaian antara isi dengan dasar filosofis, sosiologis, dan politis yang melatarbelakanginya. Maka dapat diprediksikan, pada tataran pelaksanaannya Perda tersebut tidak akan menghadapi beberapa tantangan. (3) Pada tingkat pelaksana kebijakan, perlu adanya suatu strategi pendekatan untuk tidak hanya semata-mata melakukan penegakan hukum, akan tetapi dapat ditekankan pada konsistensi penegakan hukum sehingga tidak muncul kesan adanya tindakan yang dikategorikan sebagai tindakan diskriminatif. (4) Untuk pihak Kepolisian Resort Lampung Barat agar segera membentuk Unit Korwas sendiri dan terpisah dari Kaur Bin Ops (Kepala Urusan Bidang operasi) agar pelaksanaan koordinasi dan pengawasan dapat berjalan dengan lebih baik, pelaksanaan koordinasi hendaknya memperhatikan efisiensi waktu mengingat terdapatnya asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan maka dalam hal penyelesaian perkara pidana dalam penyidikan harus memperhatikan asas tersebut.


(3)

ANALISIS PENEGAKAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT

NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

BERBASIS MASYARAKAT (Skripsi)

Oleh

Angga Leo Narizki

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2010


(4)

DAFTAR ISI

Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan dan ruang lingkup ... 7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 12

DAFTAR PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penegakan Hukum Pidana ... 16

B. Ketentuan Pidana dalam Peraturan Daerah ... 17

C. Pengaturan tentang Pengolaan Sumber Daya Alam ... 20

D. Pihak-Pihak yang Terkait dalam Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan ... 21

E. Diskresi atau Kebijakan yang Dilakukan Oleh Penegakan Hukum ... 31

F. Upaya Penanggulangan Kejahatan. ... 33

G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Sanksi Pidana.. 35

DAFTAR PUSTAKA III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah ... 38

B. Sumber dan Jenis Data ... 38

C. Penentuan Populasi dan Sampel ... 40

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 41

E. Analisis Data ... 42 DAFTAR PUSTAKA


(5)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden ... 44 B. Penegakan sanksi pidana terhadap pelanggaran Peraturan

Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 18 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Berbasis Masyarakat ... 45 C. Faktor-faktor yang menjadi penghambat penegakan sanksi

pidana terhadap pelanggaran Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 18 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Berbasis Masyarakat ... 59 DAFTAR PUSTAKA

V. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 65 B. Saran. ... 67 LAMPIRAN


(6)

0

Tema:

Melalui Open Rekruitmen dan Halal bil halal

Kita Tingkatkan Silaturahmi dan Kinerja Organisasi

Dalam Suasana Kekeluargaan Untuk Kearah Yang Lebih

Baik

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG


(7)

LEMBAR PENGESAHAN

Bandarlampung, 4 Oktober 2010 Panitia Pelaksana PEDAR UKMF-MAHKAMAH

FAKULTAS HUKUM UNILA

Ketua Pelaksana Sekretaris Pelaksana,

Alian Setiadi Bayu Saputra

NPM.0612011082 NPM. 0612011113

Mengetahui,

Ketua Umum

UKMF Mahkamah FH Unila

. Riski Yanaro NPM: 0712011314

Menyetujui,

a.n. Dekan

Pembantu Dekan III FH Unila

Sudirman Mechsan S.H,M.Hum NIP : 131606527


(8)

DAFTAR ISI

I.

Pendahuluan

I.1

Latar Belakang

I.2

Dasar Kegiatan

I.3

Tujuan dan Hasil Kegiatan

II.

Pelaksanaan Mekanisme dan Rancangan Kegiatan

II.1 Nama Kegiatan

II.2 Tema Kegiatan

II.3 Waktu dan Tempat

II.4 Realisasi Peserta Kegiatan

II.5 Susunan Panitia

II.6 Pelaksanaan Kegiatan

II.7 Hasil Pelaksanaan

II.8 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

III.

Anggaran Biaya

III.1 Rancangan Biaya :

III.1.1. Rencana Pemasukan

III.1.2. Rencana Pengeluaran

III.2 Realisasi Anggaran Biaya :

III.2.1. Realisasi Pemasukan

III.2.2. Realisasi Pengeluaran

IV. Penutup

IV.1 Uraian Penutup

IV.2 Pengesahan

Lampiran


(9)

BAB I PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang

Organisasi yang baik adalah organisasi dimana setiap anggota dalam kepengurusan mampu melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Dan tanggung jawab tersebut akan terbentuk jika di dalam diri setiap anggota ditanamkan rasa pentingnya kewajiban untuk bertanggung jawab dalam berorganisasi.

Maka begitu pula halnya dengan HIMA PIDANA yang mempunyai tujuan membentuk mahasiswa hukum yang memiliki integritas tinggi, berwawasan luas, berkepribadian dan berintelektualitas tinggi sehingga terbinanya mahasiswa yang akademis, pencipta, dan pengabdi.

Untuk tetap dapat mempertahankan eksistensi ditengah tengah mahasiswa yang cenderung hedonis dan enggan untuk berorganisasi, HIMA PIDANA harus tetap melakukan proses kegiatan guna berjalannya roda organisasi dan anggota tetap konsisten dalam melakukan kegiatan yang dapat dipertanggung jawabkan.

Dan untuk menyikapi hal diatas, kami Himpunan Mahasiswa Pidana (HIMA PIDANA) Fakultas Hukum Universitas Lampung akan mengadakan kegiatan Open Rekrutmen dan Halal bil halal anggota HIMA PIDANA.

I. 2 Dasar Kegiatan

1.Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2.SK MENDIKNAS No.155/U/1998 tentang pedoman umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.

3.Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Garis-Garis Besar Haluan Program Kerja (GBHPKOM) HIMA PIDANA Fakultas Hukum Universitas Lampung.


(10)

I.3 Tujuan Kegiatan

1. Menciptakan mahasiswa Hukum yang berjiwa Dinamis, Kreatif, Profesional. 2. Membentuk kader mahasiswa yang antusias dalam menimba ilmu dan aktif

dalam berorganisasi dalam lingkup HIMA PIDANA Fakultas Hukum Universitas Lampung.

3. Meningkatkan Semangat emosional antar anggota-anggota.

I.4 Hasil Kegiatan

Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan kader HIMA PIDANA dapat membawa perubahan yang signifikan dalam ruang lingkup mahasiswa di Universitas Lampung khususnya Fakultas hukum kearah yang lebih baik, serta dapat ikut memberikan sumbangsihnya terhadap sosial masyarakat ketika terjun ke dunia kerja. Amin.


(11)

BAB II

PELAKSANAAN MEKANISME DAN RANCANGAN KEGIATAN

II.1 Nama Kegiatan

Nama : Open Rekrutmen dan Halal bil halal anggota HIMA PIDANA.

II.2 Tema Kegiatan

Tema : “Melalui Open Rekruitmen dan Halal bil halal Kita Tingkatkan Silaturahmi dan Kinerja Organisasi Dalam Suasana Kekeluargaan Untuk Kearah Yang Lebih Baik Lagi”

II.3 Waktu dan Tempat

Kegiatan Pelatihan Dasar Anggota MAHKAMAH ini direncanakan dilaksanakan

pada :

Waktu : Rabu - Jumat, 22-24 September 2010 Tempat : Gedung A FH Unila

II.4 Peserta Kegiatan

Peserta kegiatan Open Rekrutmen HIMA Pidana ini berasal dari mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2007 dan 2008 yang telah mengambil mata kuliah bagian hokum pidana, sebanyak Empat Puluh Orang yaitu :

1. Garth Iqbal Tawakkal 0812011174 2. Iqbal A Basrie 0812011191

3. M.Rizky W 0812011229

4. Rangga Canvarianda 0812011250 5. Rido Thamrin P 0812011269 6. Tommy Verdian S G 0852011220 7. Yanus Shomadi Y 0812011310 8. Yogi Aprianto 0812011312


(12)

10.Zaini Arlansyah 0812011319 11.Nadia Raissofi H 0812011063 12.M. Insan Kamil N 0812011213 13.Asrul Septian 0812011121

14.Wahbi Rahman 0812011304

15.Ike Ari Kesuma 0812011186 16.Hendri Widiono 0812011179 17.Tomy Prayoga 0812011299 18.Suntan Satriareva 0812011255 19.Azam Akhmad A 0812011112 20.Ratih Rohmanita 0812011253

21.Feni Ayu N 0812011027

22.Hendra Dwi G 0812011158 23.Ahmad Fatoni 0812011096 24.Andri Timur 0812011115 25.Mushab Robbani 0812011210 26.M. Rezwanda Mesya 0812011198 27.M. Aditya P 0812011183

28.Ayu Safitri 0812011010

29.Tectona Wicaksono 0712011342 30.Supran Elliyadi 0712011337 31.Anisa Maharani 0712011115

32.Fida Fillia 0712011031

33.Devita Andriani 0712011160

34.Dian Asri 0712011166

35.Riani Devi 0712011066

36.Febri Tri H 0712011183

37.Abdi Vodka Deni 0812011089 38.Nurwinda Ayutilla 0712011058 39.Adi Wiratama 08912011091 40.Hari Saputra R 0812011155


(13)

II.5 Susunan Panitia

Susunan Kepanitiaan Kegiatan

Open Rekrutmen HIMA Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung Bandarlampung, 22-24 September 2010

Pelindung

Dekan Fakultas Hukum : Adius Semenguk S.H,M.S (NIP: 130934469)

Penasihat

Pembantu Dekan III Fakultas Hukum : Sudirman Mechsan S.H,M.Hum (NIP : 131606527)

Penanggung Jawab

Angga Leo Narizki (0612011091)

(Ketua Umum)

Panitia Perlaksana

Ketua : (Pemimpin pelaksana kegiatan)

Alian Setiadi (0612011082) Sekretaris : (penangung jawab berkas)

Bayu Saputra (0612011113)

Bendahara : (pemegang kas dana)

Juharmansyah Adsany (0712011158) Seksi Acara : (penyusun agenda acara)

Mushab Rabbani (0912011210) Seksi Konsumsi : (penangung jawab masalah makanan)

Lia Anggraini (0912011180) Seksi Pubdekdok : (publikasi, dekorasi dan dokumentasi

Verdy Firmansyah (0912011262) Seksi Perlengkapan : (alat-alat dalam kegiatan)


(14)

II. 6 Pelaksanaan Kegiatan

Dalam acara Open Rekrutmen HIMA Pidana ini dilaksanakan pada tanggal 22-24 September 2010, pada acara tersebut setiap anggota diberi materi-materi tentang tata cara berorganisasi serta tugas-tugas setiap bagian yang diberikan kepada setiap anggota HIMA Pidana.

II.7 Hasil Pelaksanaan

Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh HIMA Pidana adalah berupa kegiatan Open Rekrutmen yang pada dasarnya merupakan suatu syrat bagi setiap anggota HIMA Pidana yang akan menempuh keanggotaan yang baru. Dari kegiatan tersebut diharapkan bagi setiap anggota dapat mengerti tugas-tugas yang akan diembannya di kepengurusan ini.

II.8 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Manual Acara

Open Rekrutmen dan Halal Bihalal Hima Pidana Fakultas Hukum Unila Lampung, 22-24 September 2010

Rabu, 22 September 2010 :

Waktu

Kegiatan

08.00 - 08.30 WIB Pembukaan Stan Open Rekrutmen 08.30 - 14.30 WIB Pengambilan Formulir

Kamis, 23 September 2010

Waktu

Kegiatan

08.00 - 08.30 WIB Pembukaan Stan Open Rekrutmen 08.30 - 14.30 WIB Pengembalian Formulir


(15)

Kamis, 23 September 2010

Waktu

Kegiatan

09.00 - 09.15 WIB Persiapan

09.15 - 10.00 WIB Pembukaan dan Sambutan-sambutan 10.00 - 11.30 WIB Acara Inti

11.30 - 12.00 WIB Perkenalan Pengurus Dan Anggota Baru

BAB III

ANGGARAN BIAYA

III.1 Rencana Anggaran Biaya III.1.1. Rencana Pemasukan

Rincian Pendapatan :

 Sumbangan Para Anggota 60 X Rp. 3.000 Rp. 180.000

 Dana Kemahasiswaan Rp.3.060.000 +

Rp.3.240.000

III.1.2. Rencana Pengeluaran

Kesekretariatan

 Pembuatan Proposal 8 X Rp 50.000 Rp. 400.000

 FotoCopy Surat Menyurat Rp. 200.000 +

Rp. 600.000

Konsumsi

 Snack Peserta 60 X 2 X Rp. 3.000 Rp. 360.000  Makan Siang 60 X 2 XRp. 15.000 Rp. 1.800.000

 Aqua 4 X Rp.15.000 Rp. 60.000 +


(16)

Publikasi, Dekorasi, Dokumentasi

 CD Kosong Rp 5.000 X 4 Rp 20.000

 Film + Cuci Cetak Rp. 150.000

 Banner Rp. 150.000

 Biaya Fotografi Rp 150.000+

Rp 420.000

KEBUTUHAN DANA

Kesekretariatan Rp 600.000

Konsumsi Rp 2.220.000

Pubdekdok Rp 420.000+

Jumlah Rp 3.240.000

III.2 Realisasi Anggaran Biaya III.2.1. Realisasi Pemasukan

Rincian Pendapatan :

 Sumbangan Para Anggota 60 X Rp. 3.000 Rp. 180.000

 Dana Kemahasiswaan Rp.2.000.000 +

Rp.2.180.000

III.2.2. Realisasi Pengeluaran

Kesekretariatan

 Pembuatan Proposal 3 X Rp. 30.000 Rp. 70.000

 Materai 10 X Rp. 7.000 Rp 70.000

 Pembuatan Stempel Rp. 200.000

 FotoCopy Surat Menyurat Rp. 40.000 +


(17)

Konsumsi

 Snack Peserta 60 X Rp. 5.000 Rp. 300.000  Nasi+Ayam+Sayur 60 X Rp. 15.000 Rp. 900.000

 Aqua 4 X Rp.15.000 Rp. 60.000 +

Rp.1.260.000

Dokumentasi

 Cuci Cetak Rp. 100.000

 Biaya Fotografi Rp 150.000

 Banner Rp. 150.000

 CD Dokumentasi Rp. 75.000 +

Rp. 475.000 Transportasi

 Bensin panitia Rp. 65.000

Rekapitulasi Dana

1. Kesekretariatan Rp. 380.000

2. Konsumsi Rp. 1.260.000

3. Dokumentasi Rp. 475.000

4. Transportasi Rp. 65.000 +

Total Rp. 2.180.000


(18)

BAB IV PENUTUP

IV. Penutup

Demikian proposal ini kami susun untuk dipergunakan sebagai kerangka dasar dalam menjalankan kegiatan dan bisa menjadi dasar pertimbangan serta pegangan bagi seluruh pihak yang ikut serta dalam melaksanakan kegiatan Open Rekrutmen ini. Atas perhatian dan partisipasi semua pihak kami mengucapkan terima kasih dan semoga kegiatan ini mendapat ridho Allah SWT.

Bandarlampung, 4 Oktober 2010

Ketua Pelaksana Sekretaris Pelaksana,

Alian Setiadi Bayu Saputra


(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional tidak bisa dilepaskan dari prinsip otonami daerah dan daerah mempunyai kewenangan dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat berdasarkan prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat, dan tanggung jawab kepada masyarakat. (Undang-Undang Otonomi Daerah Tahun 2004). Undang - Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengatakan bahwa prinsip penyelenggarakan Pemerintah Daerah adalah digunakannya asas desentralisasi, dekonsentralisai, dan tugas perbantuan. Salah satu prinsip pemberian otonomi daerah adalah untuk meningkatkan kemampuan kerja dan hasil yang bermanfaat yang menyelenggarakan pemerintahan di daerah, terutama pelaksanaan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat serta untuk meningkatkan pembinaan ketertiban politik dan kesatuan bangsa.

Pembangunan mempunyai tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat khusunya bangsa Indonesia, Oleh karena itu sejalan dengan perkembangan zaman telah menyebabkan banyak perubahan yang terjadi dalam masyarakat akibat krisis multidimensional di awal tahun 1997 (ekonomi dan peradaban atau sosial budaya) yang melanda Negara Indonesia, yang telah membuktikan bahwa kultural sosial bangsa yang hilang di masa - masa akhir orde baru telah menjadi


(20)

penyebab keburukan dan lumpuhnya sendi-sendi sosial ekonomi bangsa di segala sektor kehidupan. Arus investasi mengalami penurunan yang drastis, perusahaan-perusahaan besar mengalami kebangkrutan atau pailit, pengangguran meningkat tajam, penyakit sosial tumbuh dengan pesat dimana-mana dan Negara kita yaitu bangsa Indonesia di ambang kehancuran (Son Diamar, 2004 : 7).

Dalam rangka mengantisipasi lajunya pembangunan fisik dan sosial kemasyarakatan di wilayah Kabupaten Lampung Barat, maka perlu penyempurnaan salah satu sarana dan prasarana di bidang perundang_undangan yang ada. Salah satu contoh atau hasil dari pra-riset yang dilakukan di wilayah Kabupaten Lampung Barat, bahwa seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di wilayah tersebut yang mengakibatkan meningkatnya taraf kebutuhan hidup masyarakat setempat, maka hal ini menimbulkan suatu kewajiban bagi Pemerintah Daerah Lampung Barat untuk memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah guna mengakomodir seluruh kebutuhan yang ada di masyarakat sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Oleh karena sebagian besar wilayah Lampung Barat adalah hutan yang memiliki pemusatan aktivitas dalam roda ekonomi. Sehingga menjadi point tersendiri bagi pihak pemerintah. Ini dapat dilihat dari penerimaan pendapatan asli daerah yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan realitas tersebut sesuai dengan tuntutan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan dengan tetap menghargai, mengakui, dan melindungi budaya dan tradisi lokal masyarakat serta kewajiban Pemerintah Kabupaten Lampung Barat berdasarkan kewenangan daerah otonom dalam


(21)

mengatur dan mengurus sumber daya alam dan lingkungan guna meminimalisir terjadinya penyalahgunaan dan pelanggaran dalam pengelolaan potensi daerah tersebut, maka dibentuk suatu Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat No: 18 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Berbasis Masyarakat.

Dari uraian pada latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam penulisan skripsi dengan judul “ Analisis Penegakkan Sanksi Pidana Terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat No.18 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berbasis Masyarakat”.

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Bagaimanakah penegakan sanksi pidana terhadap PERDA Kabupaten Lampung Barat No.18 Tahun 2004?

2. Faktor - faktor apa sajakah yang menghambat upaya penegakan sanksi pidana terhadap PERDA Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004? 2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari pembahasan ini hanya dititikberatkan pada analisis penegakan sanksi pidana terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat


(22)

No. 18 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Berbasis Masyarakat. Daerah penelitian juga penulis batasi hanya di wilayah Kabupaten Lampung Barat.

C. Tujuan Dan Kegunaan Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tentang penegakan hukum pidana terhadap PERDA Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004.

2. Untuk mengetahui faktor - faktor yang menghambat penegakan hukum pidana terhadap PERDA Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004. 2. Kegunaan Penelitian

Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini adalah untuk menambah wawasan masyarakat pada umumnya, selain itu dapat mengungkapkan secara obyektif mengenai penegakan sanksi pidana terhadap PERDA Kabupaten Lampung Barat.

2. Secara praktis, kegunaan penelitian ini diharapkan dapat di jadikan bahan pertimbangan dalam ketentuan pidana pasal 57 yang telah diatur dalam PERDA Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004.


(23)

D. Kerangka Teoris dan Konseptual

1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah konsep - konsep yang merupakan abstraksi dari hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap dimensi - dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti (Soerjono Soekanto, 1986 : 123).

Dalam upaya penanggulangan kejahatan penulis menggunakan teori penanggulangan kejahatan menurut G. P. Hoefnagels yang dikutip oleh Barda Nawawi Arif (1998 : 48), penanggulangan kejahatan di terapkan dengan cara pendekatan Penal dan Non Penal yaitu :

1. Upaya Penal

Upaya penal yaitu denagn menggunakan pendekatan represif dengan sistem peraturan pidana mulai dari proses perundang - undangan dan hukum pidana yang meliputi :

A. Hukum pidana materiil (subtantif) yang memuat tiga masalah pokok yaitu: 1. Perumusan perbuatan yang bersifat melawan hukum.

2. Pertanggung jawaban pidana.

3. Sanksi yaitu sanksi pidana (bersifat pembahasan dan pidana yang dijatuhkan kepada orang - orang yang mampu bertanggung jawab), dan sanksi tindakan (bersifat mendidik dan tindakan dijatuhkan kepada orang yang kurang atau yang tidak mampu bertanggung jawab).


(24)

B. Hukum Acara Pidana (The Criminal Law Prosedure) yang berfungsi untuk mempertahankan dan menerapkan hukum pidana materiil.

C. Hukum pelaksanan pidana, merupakan cara bagaimana pidana dilaksanakan. 2. Pendekatan Non Penal

Pendekatan Non Penal lebih bersifat tindakan pencegahan untuk terjadinya kejahatan, maka sasaran utamanya adalah mengenai faktor-faktor kondusif penyebab terjadinya kejahatan dengan mengedepankan upaya preventif dan upaya pre-emtif.

Upaya preventif, meliputi rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mencegah secara langsung terjadinya kasus kejahatan. Mencakup kegiatan peraturan, penjagaan, patroli, dan pengawalan di lokasi-lokasi yang diperkirakan

mengandung ”police hazard”, termasuk juga kegiatan pembunaan masyarakat

yang ditujukan dapat berpartisifasi aktif dalam upaya pencegahan, menangkal dan memerangi kejahatan.

Upaya pre-emtif, berupa rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk menangkal atau menghilangkan fakto-faktor kriminogen pada tahap sedini mungkin. Termasuk upaya mengeliminasi faktor-faktor kriminogen yang ada dalam masyarakat yang bentuk kegiatannya sangat bervariasi, mulai dari analisis terhadap kondisi wilayah berikut potensi kerawanan yang terkandung di dalamnya sampai dengan upaya koordinasi dengan setiap pihak dalam rangka mengantisipasi kemungkinan timbulnya kejahatan.


(25)

2. Konseptual

Konseptual adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antar konsep-konsep khusus yang merupakan kumpulan dari arti yang berkaitan dengan istilah yang diteliti (Soejono Soekanto, 1994 : 132).

Adapun pengertian dasar dari istilah - istilah yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa karangan, perbuatan, dan sebagainya untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya, sebab musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990:32)

2. Penegakan Hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan nilai – nilai yang terjabarkan dalam kaidah – kaidah atau pandangan – pandangan, menilai yang mantap dan sikap yang tidak sebagai rangkaian penjabaran nilai akhir, untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan (sebagai social control), dalam kedamaian pergaulan hidup (Soerjono Soekamto, 1983 : 13).

3. Pidana adalah penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi syarat – syarat tertentu itu (Muladi dan Barda Nawawi, 1998 : 2).

4. PERDA Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup adalah tentang pengelolaan, perencanaan, pemanfaatan perencanaan, perlindungan dan rehabilitasi,


(26)

pengawasan pengelolaan, serta evaluasi pengelolaan sumber daya alam dalam wilayah Lampung Barat.

E. Sistematika Penulisan

Guna memudahkan pemahaman terhadap skripsi ini secara keseluruhan, maka disajikan sistematika penulisan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN

Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Permasalahan, Ruang Lingkup, Tujuan dan Kegunaan Penulisan, Kerangka Teoritis dan Kerangka Konseptual, dan Sistematika Penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menguraikan tentang Penegakan Hukum Pidana, Pengaturan Pengelolan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Pihak – pihak yang terkait dalam penegakan hukum pidana terhadap PERDA Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004, Diskresi atau kebijakan yang dilakukan oleh Polisi dan aparat penegak hukum dalam Penegakan Hukum, serta upaya penanggulangan pelanggaran terhadap PERDA Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004.

III. METODE PENELITIAN

Menguraikan metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, yang memuat Pendekatan Masalah, Sumber da jenis Data, Penentuan populasi, dan Sampel, Prosedur Pengumpulan dan pengelolaan Data, Analisis Data.


(27)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan bagaimanakah penegakan hukum pidana terhadap PERDA Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004, serta sektor apakah yang menghambat penegakan hukum pidana terhadap PERDA Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004.

V. PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan dan saran – saran dari penulis yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Son Diamar, Dkk. 2004. Pengarusutamaan Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan, CV Cipruy. Jakarta.

C. F. G. Sunryati Hartono. 1994. Penelitian hukum Di Indonesia Pada Abad Ke-20. Alumni. Bandung.

Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum dan Survey. Universitas Indonesia press. Jakarta.

Soejono. 1986. Kejahatan dan Penegakan hukum Di Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta.

Kunarto. 1991. Tugas – tugas Kepolisian Di Masa Kini. Sinar grafika. Jakarta. Muladi dan Barda Nawawi Arif. 1998. Teori – teori Kebijakan Pidana Cet – 8.

Alumni. Bandung.

W. J. S. Poerwadarminta. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berbasis


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penegakan Hukum Pidana

Penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan nilai – nilai yang terjabarkan dalam kaidah – kaidah atau pandangan – pandangan, menilai yang mantap dan sikap yang tidak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan (sebagai social control), dalam kedamaian pergaulan hidup (soerjono Soekanto, 1983 : 13).

Prinsip dasar dari proses penegakan hukum dalam hal ini adalah sikap dan cara pandangan aparatur adalah abdi masyarakat atau kelompok pelayanan, yang bertugas dalam proses penegakan hukum. Aparatur hukum harus selalu menyadari, meyakini bahwa kekuasaan atau wewenang tersebut dimiliki sebagai abdi masyarakat atau abdi negara untuk melindungi dan mengayomi masyarakat. Di samping kesadaran, keyakinan pada dirinya sendiri sebagai abdi negara, abdi masyarakat untuk selalu mengayomi, melindungi masyarakat dengan kewenangan, kekuasaan yang dimilikinya (Soerjono, 1995 : 4).

Menurut Muchtar Kusumaatmadja menekankan, bahwa hukum itu tidak hanya terdiri dari norma – norma tapi juga merupakan proses dan terdiri dari lembaga – lembaga yang harus menegakkan norma – norma itu, karena norma – norma itu harus di laksanakan oleh manusia – manusia (penegak hukum), metode – metode


(30)

penelitian sosial memenga tidak boleh dilupakan dalam penelitian hukum yang menyangkut masalah penegak hukum (Sunaryati Hartono, 1994 : 28).

Menurut Nanik Widiyanti Yulius Waskita, adalah usaha penegakan hukum itu dilakukan oleh pihak swasta maupun pemerintah secara individual maupun kelompok. Pelaksanannya dilakukan berpedoman atau berdasarkan suatu sistem tertentu. Dan masyarakat harus menyadari bahwa dalam proses penegakan hukum, bukan merupakan tanggung jawab penegak hukum semata, tetapi merupakan tanggung jawab masyarakat dalam upaya menghadapi, menanggulangi berbagai bentuk kejahatan yang merugikan dan meresahkan masyarakat itu sendiri, dalam proses penegak hukum, anggota masyarakat sangat berperan dalam mengungkapkan pelanggaran atau kejahatan yang terjadi selaku saksi dalam perkara tersebut (Soerjono, 1995 : 3).

B. Pengaturan tentang Pengolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat

Menurut Peraturan Daerah atau PERDA Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, jelas sudah diatur dalam Pasal 57 dan Pasal 58 yang menyebutkan bahwa :

Pasal 57 yaitu :

(1) Larangan penanggung jawab usaha atau pihak lain yang melakukan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan termasuk pengendalian dampak negatif pengelola sumber daya alam dan lingkungan tidak memberikan keterangan yang diminta petugas pengawas atau masyarakat dan atau memberikan keterangan tidak benar.


(31)

(2) Larangan bagi Aparatur Pemeintah Daerah yang tidak menetapkan dalam peta wilayah terhadap pengakuan dan pengukuhan wilayah masyarakat adat yang merupakan kewajibannya.

(3) Larangan kepada Petugas atau Pejabat yang ditunjuk tidak mengumumkan secara periodik pendataan sumber daya alam dan lingkungan atau mengumumkan secara tidak benar baik cara maupun substansinya serta tidak mengumumkan jumlah dana yang masuk ke kas daerah.

(4) Larangan kepada Aparatur Pemerintah Daerah dan atau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikan data dan informasi mengenai sumber daya alam dan lingkungan yang dibutuhkan masyarakat.

(5) Larangan bagi Aparatur Pemerintah Daerah dan atau Pejabat yang ditunjuk melakukan pungutan biaya untuk mendapatkan data dan informasi.

(6) Larangan kepada Aparatur Pemerintah Daerah dan atau Pejabat yang ditunjuk yang memberikan izin atau merekomendasi untuk memberikan izin pemenfaatan sumber daya alam dan lingkungan kepada pengelola yang persyaratannya belum lengkap.

(7) Larangan melakukan suap kepada Aparatur Pemerintah Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.

(8) Larangan kepada para pihak yang mengalihkan surat izin pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan kepada pihak ketiga.


(32)

Pasal 58 yaitu :

(1) Semua denda yang ditetapkan berdasarkan ketentuan pasal 57 Peraturan Daerah ini disetorkan pada kas daerah.

(2) Pemerintah daerah wajib mengumumkan setiap tahunnya jumlah dana yang masuk dalam Kas Daerah sebagai akibat ditetapkannya hukuman denda.

C. Pihak – Pihak yang Terkait dalm Penegakan Hukum Pidana Terhadap PERDA Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004

1. Polri

Polri adalah alat negara penegak hukum, memelihara serta meningkatkan tertib hukum, bersama – sama dengan segenap komponen kekuatan pertahanan keamanan dari tertib masyarakat. Menurut pasal 1 Ayat 1 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Undang – Undang Kepolisian), kepolisian adalah segala hal ikhwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang – undangan.

Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk menjamin tertib dan tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman masyarakat guna mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka terpeliharanya fungsi pertahanan keamanan negara, dan tercapainya tujuan nasional dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia (Pasal 2 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia).


(33)

Berdasarkan Undang – Undang Kepolisian di atas, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat danb melayani masyarakat. Polri dituntut mampu memberikan bimbingan bagi terciptanya kondisi yang menunjang stabilitas nasional, untuk itu selain memiliki penguasaan hukum yang baik dan cara bertindak profesional, polri dituntut memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat menumbuhkan simpati masyarakat yang pada akhirnya akan terwujud polri yang berwibawa dan dicintai rakyat.

Fungsi polri adalah salah satu fungsi pemerintah negara di bidang penegak hukum, perlindungan dan pelayanan masyarakat serta membimbing masyarakat dalam rangka terjaminnya tertib dan tegaknya hukum serta terbinannya ketentraman masyarakat guna terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat (Pasal 3 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002).

Dari pasal di atas dapat dikatakan fungsi polri meliputi empat bidang yaitu : 1. Sebagai penegak hukum.

2. Perlindungan dan pelayanan masyarakat.

3. Pembimbing masyarakat dalam rangka terjaminnya tertib dan tegaknya hukum. 4. Membina ketentraman masyarakat.

Jika berbicara tentang fungsi, maka hal ini berkaitan dengan tugas dan wewenang yang dimiliki kepolisian baik selaku alat negara yang memelihara keamanan maupun sebagai alat pemerintah yang berperan menegakkan hukum dan pelayanan kepada masyarakat. Untuk mengetahui fungsi tersebut, maka secara


(34)

normatif harus dilihat secara detail ketentuan yang mengatur hal tersebut. Sebagai penegak hukum polri menjamin tertib dan tegaknya hukum serta dapat membina ketentraman masyarakat untuk mewujudkan keamanan masyarakat, sehingga merasa dilindungi hak – haknya sesuai dengan hukum yang berlaku.

Menurut KUHAP dalam menjalankan fungsinya kepolisian memiliki wewenang sebagai mana diatur dalam pasal 13 yaitu :

1. Menerima pengaduan, 2. Memeriksa tanda pengenal,

3. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang, 4. Menangkap orang,

5. Menahan orang sementara, 6. Menggeledah badan,

7. Menggeledah halaman, rumah, alat pengangkutan, 8. Mengambil orang untuk di dengar dan di periksa, 9. Menyita barang untuk bahan bukti,

10. mengambil tindakan – tindakan lainnya.

Perkembangan tugas – tugas polri sejalan dengan perkembangan zaman dan permasalahan – permasalahan yang berkembang secara kompleks yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Untuk mengantisipasi setiap perkembangan dan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, maka jajaran kepolisian


(35)

selalu menyiapkan aparatnya agar selalu siap dan waspada dalam mengemban pelaksaan tugas – tugas kepolisian dilapangan. Perkembangan masyarakat yang demikian cepat pada era globalisasi telah membuat bertambah kompleksnya persoalan yang bekaitan dengan penegak hukum, yang tidak saja berdimensi nasional tapi juga trans-nasional dan bahkan internasional.

Berkaitan dengan hal tersebut maka tugas pokok fungsi kepolisian merupakan salah satu bagian daripada fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan kertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindumgan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

Menurut pasal 13 Undang – Undang N0m0r 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian, maka tugas pokok polri adalah :

1. Memelihara keamanan, 2. Menegakkan hukum, dan

3. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan berdasarkan pada pasal 14 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, maka tugas pokok Kepolisian Negara Repiblik Indonesia meliputi hal – hal sebagai berikut :

1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai dengan kebutuhan,


(36)

2. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu – lintas di jalan,

3. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat, serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang – undangan,

4. Turut serta dalam membina hukum nasional,

5. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum,

6. Melakukan koordinasi, pengawasan dan membina teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk – bentuk pengamanan swakarsa,

7. Melakukan penyidikan dan penyelidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang – undangan lainnya,

8. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian,

9. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,


(37)

10.Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara, sebelum ditangani oleh instansi dan atau pihak yang berwenang,

11. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup kepolisian, serta

12. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang – undangan. Di dalam Undang – Undang Negara kita dan juga negara lain tugas polri adalah membimbing dan mengayomi masyarakat, serta menjadi pelindung dan penegak hukum, agar tercipta keteraturan dan ketertiban dalam masyarakat, sebagai pembimbing dan pengayom, polri dituntut agar senantiasa tampil simpatik, tetapi juga harus bertindak tegas berdasarkan prosedur hukum yang berlaku.

Berdasakan Pasal 15 Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian, Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum berwenang :

1. Menerima laporan dan pengaduan.

2. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian.

3. Mengambil sidik jari dan identitas serta memotret seseorang. 4. Mencari keterangan dan barang bukti.

5. Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional.

6. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum.


(38)

8. Mengawasi aliran kepercayaan yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

9. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain serta kegiatan masyarakat.

10. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam melakukan pencegahan.

11. Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.

12. Mengeluarkan surat izin atau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat.

13. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewengan administrasi kepolisian yang mengikat warga masyarakat.

Berdasarkan keterangan di atas, jelas bahwa polri mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang besar untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. Dalam menjalankan kewenangannya polri harus berpegang teguh pada Undang – Undang.

2. Polisi Pamong Praja

Menurut Peraturan daerah Kabupaten Lampung Barat No. 2 tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Pamong Praja Bupati Lampung Barat sebagai berikut:


(39)

Bagian Kesatu tentang Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi yaitu menerangkan: Pasal 58

(1) Satuan Polisi Pamong Praja adalah Perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah.

(2) Satuan Polisi Pamong Praja di pimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggungajwab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.

Pasal 59

Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum serta untuk menegakkan Peraturan Daerah.

Pasal 60

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada Pasal 59, Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi:

a. Menyusun rencana kebijakan dan program pemberian, bimbingan pembinaan teknis dan pengamanan terhadap kegiatan di bidang ketentraman dan ketertiban.

b. Koordinasi dan kerja sama dengan semua Instansi terkait dalam rangka memantapkan memelihara stabilitas keamanan.


(40)

c. Menganalisa dan mengevaluasi serta menyusun kebijaksanaan di bidang pembinaan, ketentraman dan ketertiban di Daerah.

d. Mengadakan kegiatan pengawasan, pengendalian dan pengamanan gangguan terutama di bidang ketentraman dan ketertiban umum.

e. Melaksanakan perencanaan, evaluasi dan pelaporan dalam bidang ketenrtaman dan ketertiban umum.

3. Lembaga Pengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan (LPSDAL)

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup sebagai berikut : Bagian Pertama tentang Kelembagaan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup dalam Pasal 18 yaitu menerangkan bahwa :

2. Lembaga Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (LPSDAL) meliputi dinas – dinas instansi terkait pada Pemerintah Kabupaten Lampung Barat yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

3. Lembaga Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan berkedudukan di ibukota Kabupaten Lampung Barat dan wilayah kerjanya meliputi di seluruh wilayah Kabupaten Lampung Barat.

4. Lembaga Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Bupati.


(41)

5. Lembaga Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan mempunyai tugas:

a. Membantu tugas Bupati dalam bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

b. Membuat program kerja pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. c. Membuat laporan berkala kepada Bupati dan diumumkan kepada

masyarakat.

5. Lembaga Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan mempunyai wewenang :

a. Mengembangkan kebijaksanaan penataan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan sesuai tugas dan fungsinya.

b. Membuat program pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengembangan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

c. Membuat program dan mekanisme perbuatan hukum dan hubungan hukum antara orang dan atau subyek hukum lainnya berkenaan dengan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

d. Membuat program pemulihan terhadap kerusakan sumber daya alam dan lingkungan.

e. Mengembangkan pendanaan untuk pembiayaan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan


(42)

6. Pembentukan LPSDAL dengan Keputusan Bupati.

Bagian Kedua tentang Koordinasi Kelembagaan dalam Pasal 19 yaitu :

1. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan dilaksanakan secara terpadu, oleh Lembaga Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan dengan melakukan koordinasi berkenaan dengan perencanaan, pemanfaatan, perlindungan, pemulihan, pengawasan dan evaluasi.

2. Koordinasi pengelolaan sumber Daya alam dan lingkungan dibawah koordinasi langsung oleh Bupati dan dilakukan dengan mengadakan pertemuan secar berkala dengan keputusan Bupati.

3. Lembaga Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.

Berdasarkan keterangan diatas, jelaslah bahwa ketiga instansi ini harus berjalan beriringan antara polri, polisi pamong praja maupun lembaga pengelola sumber daya alam.

D. Diskresi atau Kebijakan yang Dilakukan Oleh Polisi dan Polisi Pamong Praja dalam Penegakan Hukum

Penegak hukum pada hakekatnya merupakan penerapan diskresi (kebijakan) yang membuat keputusan hukum itu tidak secara ketat diatur Undang – Undang melainkan juga berdasarkan kebijakan antara hukum dan etika. Oleh karena itu pertimbangan secara nyata hanya dapat diterapkan selektif dan masalah penanggulangan kejahatan (Kunarto, 1991 : 80).


(43)

Hal tersebut sependapat dengan Riduan Hippy yang menyatakan ”penyelesaian

masalah – masalah hukum yang terjadi di masyarakat (termasuk hukum pidana),

tidak seluruhnya diselesaikan melalui prosedur berdasarkan ketentuan hukum”

(Riduan Hippy, 1986 : 12).

Dari pendapat di atas, dalam penerapan kebijakan atau diskresi harus mempertimbangkan beberapa faktor yang menyangkut masalah pelanggaran, apabila penegak hukum bertindak, apakah ada pihak – pihak lain yang akan mengalami gangguan, adakah yang dirugikan atau tidak, kalau dilakukan penindakan tertentu, apakah akan menghasilkan situasi yang lebih baik daripada sebelumnya, apabila penegak hukum terpaksa melanggar perintah atasan untuk memperbaiki keadaan yang dapat menimbulkan akibat lain.

Masalah diskresi yang ada pada polisi bukanlah masalah yang sangat sederhana, karena dapat juga menjadi konflik kepentingan antara hukum dan masyarakat, dengan demikian dalam penggunaan diskresi harus berhati – hati, penerapannya harus dengan pertimbangan dan dilakukan oleh anggota polisi yang mempunyai dedikasi dan intelektual yang tinggi serta menyangkut masalah diskresi, Soerjono Soekanto menyatakan bahwa ”Diskresi merupakan pengambilan keputusan untuk mengatasi masalah yang dihadapi, dengan tetap berpegang pada peraturan. Walaupun pada diskresi yang memungkinkan tanpa berpegang pada peraturan,

karena belum ada peraturannya” (Soerjono Soekanto, 1994 : 6).

Dalam menerapkan diskresi dalam hal ini harus dipertimbangkan beberapa faktor yang menyangkut masalah :


(44)

1. Apabila penegak hukum bertindak, apakah ada pihak – pihak lain yang akan mengalami gangguan,

2. Adakah yang dirugikan atau tidak,

3. Kalau dilakukan penindakan tertentu, apakah akan menghasilkan situasi yang lebih baik daripada sebelumnya,

4. Apabila penegak hukum terpaksa melanggar perintah atasan untuk mmperbaiki keadaan dan akibatnya bagaimana,

5. Bagaiman menghadapi gangguan keamanan di jalan raya dalam keadaan tidak bertugas,

6. Bagaiman menindak pihak bersalah yang ternyata masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan atasan atau rekan kerja,

7. Apakah yang diharapkan dari penegak hukum.

Persoalan penggunaan diskresi seperti diuraikan di atas, dialami pula oleh polisi dalam melaksanakan tugasnya di Amerika Serikat. Diuraikan Jerome H. Skoinick, polisi yang menjalankan tugasnya dalam kerangka susunan negara

demokrasi, disatu pihak dituntut untuk menjamin berjalannya ”ketertiban”,

sedangkan di lain pihak untuk menjalankannya dalam kerangka ”rule of law”. Diterimanya kedua hal tersebut yaitu hukum dan ketertiban (law and order) yang menyebabkan timbulnya komplikasi dalam pelaksanaan penegakan hukum oleh polisi.


(45)

Hukum dan ketertiban memiliki posisi yang bertentengan karena di dalam hukum terkandung pembatasan – pembatasan terhadap tata kerja untuk mencapai ketertiban. Skoinick seperti apa yang dikutip oleh Kunarto mengatakan bahwa,

”seorang polisi cenderung untuk memelihara praduga bersalah, jika ia melakukan

penahanan dan memutuskan untuk memperoses seseorang tersangka telah melakukan kejahatan sebagaimana yang telah disangkakan. Ia percaya bahwa seorang spesialis dalam kejahatan ia mempunyai kemampuan untuk membedakan antara yang bersalah dan yang tidak bersalah (Kunarto, 1991 : 71).

E. Upaya Penanggulangan Pelanggaran Terhadap Perda Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004

Dalam hal penanggulangan pelanggaran terhadap Peraturan Daerah No. 18 Tahun 2004 tidak lepas dari pengaruh lingkungan dan instrumen yang meliputi rekayasa masyarakat dalam mengantisipasi kejahatan. Tinjauan dari faktor tersebut penting untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perkembangan pelanggaran ada tidaknya peningkatan baik kuantitas maupun kualitasnya dilihat dari pelaku dan tempat pelanggaran tersebut.

Menurut G. P Hoefnagels yang dikutip oleh Barda Nawawi Arief (1998 : 48), Penanggulangan kejahatan diterapkan dengan cara :

1. Penerapan hukum pidana. 2. Pencegahan tanpa pidana.

3. Mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan pemidanaan lewat medi masa.


(46)

Upaya penegakan hukum pidana terhadap Perda kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004 dapat dilakukan dengan sarana Penal dan Non Penal. Sarana Penal dasarnya adalah Pasal 10 KUHP, khususnya yang mengatur jenis – jenis hukuman, hukuman pidana formal, maupun hukuman pelaksanaan pidana yang dilaksanakan melalui sistem peradilan pidana untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu. Tujuan – tujuan tersebut dalam jangka pendek adalah resosialisasi (memasyarakatkan kembali) pelaku tindak pidana, jangka menengah adalah untuk mencegah kejahatan dan jangka panjang merupakan tujuan akhir dan untuk mencapai kesejahteraan sosial.

Sedangkan upaya Non Penal meliputi bidang – bidang yang sangat luas di seluruh kebijakan sosial. Tujuan utama dari usaha – usaha Non Penal ini adlah memperbaiki kondisi – kondisi sosial tertentu, namun secara tidak langsung mempunyai pengaruh repentif terhadap pelanggar yang melakukan pelanggaran. Usaha – usaha Non Penal ini misalnya penyantunan dan pendidikan sosial dalam rangka mengembangkan tanggung jawab, penggarapan kesejahteraan jiwa masyarakat melalui pendidikan moral, agama, serta meningkatkan usaha kesejahteraan anak dan remaja.

F. Faktor – faktor yang Menghambat Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perda Kabupaten Lampung Barat bo. 18 tahun 2004

Di dalam pelaksanaan tugas penegak hukum baik secara preventif maupun pre – entif terhadap faktor penghambat, dapat dilihat berdasarkan :


(47)

1. Faktor Penegak Hukum

Dalam hal aparat penegak hukum, memang secara kualitas diakui masih terdapat kekurangan – kekurangan khususnya kurang kecepatan di dalam menangani perkara yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu aparat penegak hukum harus dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku dan telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini sesuai dengan pendapat R. Wahyudi B. Wiriodiharjo (1975 : 12) yang mengatakan bahwa, tugas polisi itu meliputi :

1. Mengawasi secara pasif terhadap pelaksanaan kewajiban – kewajiban publik warga negara

2. mendidik secara aktif terhadap tidak dilaksanakannya kewajiban – kewajiban publik waga negara.

3. Memaksa wagra negara dengan bantuan peradilan agar kewajiban – kewajiban publiknya dipenuhi.

4. Melakukan paksaan wajar kepada warga negara agar melaksanakan kewajiban – kewajiban publik, tanpa bantuan peradilan.

5. Mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang telah dilakukan atau tidak dilakukannya.

2. Faktor Peraturan Perundang - Undangan

Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Berbasis Masyarakat dalam wilayah Kabupaten lampung Barat yang saat ini sudah terealisasikan. Demikian pula dengan Peraturan daerah Kabupaten Lampung Barat No. 2 tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Pamong Praja yang mengatur kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Polisi Pamong Praja serta Lembaga Pengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan (LPSDAL) masih memerlukan beberapa peraturan pelaksanaan.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Masri Sangaribun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3S. Jakarta.

Husin Sanusi. 2001. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung Press. Bandar Lampung.

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 1994. Penelitian Hukum Normatif. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(49)

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Masalah

Untuk membahas permasalahan yang penulis ajukan dalam skripsi ini, pendekatan yang dilakukan secara yuridis normatif dan yuridis empiris guna memperoleh suatu hasil penelitian yang benar dan objektif. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan mempelajari dan menelaah teori-teori, konsep-konsep serta peraturan yang berkaitan dengan permasalahan. Pendekatan secara yuridis empiris yaitu penelitian di lapangan untuk memperoleh gambaran dari data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, dilakukan dengan cara wawancara yang berpatokan berupa mengajukan pertanyaan langsung pada responden.

B. Sumber dan Jenis Data

Sumber data yang diperoleh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini adalah : 1. Data primer diperoleh langsung dari lapangan yaitu data yang penulis

dapatkan secara langsung dari pemberi data, responden atau orang yang terlibat langsung dalam memberikan data dan memberikan informasi atau keterangan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.


(50)

2. Data sekunder berupa badan hukum sekunder yang terdiri dari peraturan – peraturan pelaksanaan yang diperoleh dari bahan kepustakaan yang terdiri dari :

a. Bahan hukum primer yaitu bahan – bahan hukum yang mengikat yaitu : 1. Undang – undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang –

undang Hukum Acara Pidana.

2. Undang – undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia.

3. Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

4. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Berbasis Masyarakat.

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan – bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer berupa, peraturan pemerintah, Kepres, Inpres, Kepment, Inment, dan Peraturan Daerah sebagai peraturan yang menjabarkan lebih lanjut dari Undang – Undang.

c. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan informasi, petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, yaitu meliputi literatur – literatur, kamus, hasil penelitian, surat kabar, dan pendapat para ahli sebagai pelengkap.


(51)

C. Penentuan Populasi dan Sampel

1. Penentuan Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri – cirinya akan diduga (Masri Sangaribun, 1987 : 152). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Aparat Kepolisian Daerah Lampung, Dewan Pengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Masyarakat Adat dan Masyarakat pada Umumnya yang menangani pelanggaran PERDA Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

2. Penentuan Sampel

Metode sampling digunakan purposive sampling, yaitu sample ditetapkan karena dianggap mengetahui dan menguasai masalah yang akan dibahas. Adapun responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Polri Lampung Barat : 2 orang

2. Lembaga Pengelola SDA dan Lingkungan (LPSDAL) : 1 orang 3. Dewan Pengelola SDA dan Lingkungan Hidup : 1 orang

4. Masyarakat Adat Lampung Barat : 2 orang

6 orang D. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data


(52)

Dalam upaya pengumpulan data yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis menggunakan prosedur studi lapangan dan studi kepustakaan.

1. Studi lapangan

Studi lapangan yang dilakukan dengan pengumpulan data terhadap data primer yang sifatnya menunjang terhadap data sekunder yang dilakukan secara lisan dengan berpedoman pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu.

2. Studi Kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan terhadap data sekunder melalui serangkaian kegiatan dengan cara membaca, mencatat, mengutip buku – buku, menelaah peraturan perundang – undangan, dokumen dan informasi yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

3. Wawancara

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan sebagai penunjang agar data benar – benar valid maka peneliti juga menggunakan teknik wawancara sebagai penunjang data untuk mendapatkan hasil – hasil yang belum terungkap. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara.

2. Prosedur Pengolahan Data

Data yang terkumpul melalui kegiatan pengumpulan data, diproses melalui pengolahan data dan menyajikan data dengan memeriksa dan meneliti kembali


(53)

data yang diperoleh mengenai kelengkapan, kejelasan maupun kebenarannya sehingga terhindar dari kekurangan dan kesalahan. Kemudian dilakukan evaluasi yaitu memeriksa ulang dan meneliti kembali data yang diperoleh baik mengenai kelengkapan maupun kejelasan atas jawaban dengan masalah yang diteliti.

E. Analisis Data

Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, kemudian diadakan analisis dengan menggunakan anlisis kualitatif dilakukan dengan cara menguraikan data – data yang diperoleh dari hasil penelitian dalam bentuk kalimat – kalimat yang disusun secara sistematis, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti. Selanjutnya ditarik suatu kesimpulan dengan berpedoman pada cara berfikir dari deduktif ke induktif yaitu suatu cara berfikir dalam mengambil kesimpulan secara umum yang didasarkan atas fakta – fakta yang bersifat khusus guna menjawab permasalahan yang dikemukakan.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Kunarto. 1991. Tugas – Tugas Kepolisian di Masa Kini. Sinar Grafika. Jakarta. Riduan Hippy. 1986. Permassalahan Hukum Dalam Masyarakat. Bina Aksara.

Jakarta.

Soerjono Soekanto. 1984. Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Rajawali. Jakarta.

Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang–Undang Hukum Acara Pidana.

Undang–Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Peraturan daerah Kabupaten Lampung Barat No. 2 tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Pamong Praja Bupati Lampung Barat


(55)

(56)

Analisis Penegakan Sanksi Pidana Terhadap Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor: 18 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya

Alam Dan Lingkungan Berbasis Masyarakat (Proposal Judul)

NAMA : Angga Leo Narizki NPM : 0612011091

PROGRAM SARJANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG


(57)

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Abdilah, Pius. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Muladi dan Barda Nawawi Arif. 1998. Teori-teori Kebijakan Pidana Cet – 8.

Alumni. Bandung.

Soekanto, Soerjono. 1981. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja wali, Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 1984. Pengantar Penelitian Hukum dan Survey. Universitas Indonesia press. Jakarta.

Wahyudin Y. 2005. Kerusakan Lingkungan Pesisir dan Laut. Wacana pada Kolom Teras WARTA Pesisir dan Laut Edisi Nomor 01/Th.VI/2005, ISSN 1410-9514.

Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat No. 18 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Berbasis

Masyarakat”.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

C. F. G. Sunaryati Hartono. 1994. Penelitian hukum Di Indonesia Pada Abad Ke-20. Alumni. Bandung

Hippy Riduan. 1986. Permasalahan Hukum Dalam Masyarakat. Bina Aksara. Jakarta.

Kunarto. 1991. Tugas- Tugas Kepolisian di Masa Kini. Sinar Grafika. Jakarta. Muladi dan Barda Nawawi Arif. 1998. Teori-teori Kebijakan Pidana Cet – 8.

Alumni. Bandung.

Sudarto, 1981. Hukum dan Hukum Pidana. Alumni. Bandung

Soekanto Soerjono. 1981. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Rajawali. Jakarta.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Undang–Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Peraturan daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Pamong Praja Bupati Lampung Barat


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Husin Sanusi. 2001. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung Press. Bandar Lampung.

Masri Sangaribun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3S. Jakarta.

Moeljatno. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 1994. Penelitian Hukum Normatif. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Seidman,B, Robert 1995 mekanisme pembentukan dan pengawasan Peraturan Daerah, Citra Aditva Bakti.Bandung.

Rahadrjo, Satjipto . 1999, Konstruksi penegak hukum dan keyakinan politik Sinar Bhakti, Alumni Bandung.

Sjarif ,Amiroeddin 1999. pembentuk perundang-undangan progresif ,Sinar Baru, Bandung,

Hamzah, Andi 2002. Rancangan Perubahan strategis Rancangan Undang-undang hukum indonesia. Sinar Grafika, Penerbit Universitas Diponegoro, Jakarta.

Marzuki, H.M. Laica, 2001. desentralisasi penyerahan wewenang pemerintahan daerah, Penerbit Universitas Diponegoro, Jakarta.

Rachman, Taufik. 1999. Asas Legalitas dalam Hukum Pidana Formil, Bina Aksara, Jakarta.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Undang–Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Peraturan daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Pamong Praja Bupati Lampung Barat


(62)

ANALISIS PENEGAKAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT

NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

BERBASIS MASYARAKAT

Oleh

Angga Leo Narizki

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum

Pada

Bagian Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2010


(63)

ANALISIS PENEGAKAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT

NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

BERBASIS MASYARAKAT (Skripsi)

Oleh

Angga Leo Narizki

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2010


(64)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Eko Raharjo, S.H.,M.H. ...

Sekretaris/Anggota : Maya Shafira, S.H.,M.H. ...

Penguji Utama : Shafruddin, S.H.,M.H. ...

2. Dekan Fakultas Hukum

Hi. Adius Semenguk, S.H.,M.S. NIP. 130934469


(65)

MOTTO

Ada dua cara menjalani hidup, yaitu menjalaninya dengan keajaiban-keajaiban atau menjalaninya dengan biasa-biasa saja

(Albert Einstein)

Jangan selalu katakan apa yang kaukatahui, tapi selalu ketahui apa yang kaukatakan (Claudius, Kaisar Romawi,10BC-54AD)

Manusia yang paling lemah ialah orang yang tidak mampu mencari teman. Namun yang lebih lemah dari itu ialah orang mendapatkan banyak teman tapi menyia-yiakannya.

(Ali bin Abu Thalib)

Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu mestinya kita juga berdoa saat kegembiraan dan rezeki melimpah.

( Kahlil Gibran )

Jika Anda tak pernah memutuskan berhenti, Anda tak akan pernah terkalahkan (Ted Turner)

Nikmat adalah ujian, musibah adalah pengalaman, hidup adalah cobaan, kematian adalah tujuan.

Yakin Usaha Sampai (Angga Leo Narizki)


(66)

Bismillahirohmanirrohim...

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

Bapak dan Ibu maupun Keluarga Besarku.

Dengan Kesabaran yang

setia menemani hariku ….

Selalu menyalakan cahaya-

cahaya yang redup dalam hidupku…

Selau menaruh sepotong harapannya agar dunia semakin bersyukur dan bersyukur

atas nikmat yang Tuhan berikan kepadaku

Dan selalu mengajarkan dunia untuk mngerti aku

Dengan ini kupersembahkan buat kalian.


(67)

Judul Skripsi : ANALISIS PENEGAKAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN

LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT Nama Mahasiswa : Angga Leo Narizki

No.Pokok Mahasiswa : 0612011091

Bagian : Hukum Pidana

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Eko Raharjo, S.H., M.H Maya Shafira, S.H.,M.H NIP. 196109121986031003 NIP. 197706012005012002

2. Ketua Bagian Hukum Pidana

Diah Gustiniati M, S.H.,M.Hum. NIP. 196280172987032003


(68)

-RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 21 Agustus 1988, anak ketiga dari empat bersaudara oleh pasangan Bapak A.Maxxim Gaffar dengan Ibu Nurliani.

Penulis menempuh pendidikan di Taman Kanak-kanak Bakti Ibu, Kedaton, Bandar Lampung. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Labuhan ratu, Kedaton, Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2000. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Budaya Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2003. Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 14 Bandar Lampung selesai pada tahun 2006.

Pada Tahun 2006, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Lampung, melalui melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2009 penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan Hukum (PKLH) di Lembaga Bantuan Hukum Bandar Lampung (LBH).


(69)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr, Wb. Bismillahirrahmanirrahim

Segala Puji Syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusannya, Tuhanku yang telah menciptakanku dengan segala kelebihan dan kekuranganku. Dan karena rahmat dan kehendak-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “ANALISIS PENEGAKAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung. Alhamdulillah, selesainya skripsi ini merupakan ikhtiar penulis yang tak bisa lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Adius Semenguk, S.H.,M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung

2. Ibu Diah Gustiniati, S.H.,M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas lampung

3. Ibu Firganeffi, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis 4. Bapak Eko Raharjo, S.H.,M.H. selaku Pembimbing I yang telah memberikan

masukan dan berkenan meluangkan waktu dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu Maya Shafira, S.H.,M.H. selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan masukan, mencurahkan perhatian dan pemikiran, meluangkan waktu membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(70)

6. Bapak Shafruddin, S.H.,M.H. dan Ibu Rini Fatonah, S.H.,M.H. selaku Pembahas I dan Pembahas II yang telah memberikan saran dan kritik yang sangat berarti buat penulisan skripsi ini.

7. Para Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang tak bisa disebutkan satu persatu, atas bimbingan dan pengajarannya selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung.

8. Seluruh Karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah membantu penulis dalam proses akademis dan kemahsiswaan.

9. Bapak Ir. Amirian (Sekretaris Dinas Kehutanan & SDA Lampung Barat), Bripol Juherdi (Kanit Polres Lampung Barat), M. Hendri Faisal (Kabid PPNS Dinas Kehutanan & SDA Lampung Barat). Terima kasih atas keterangan, data-datanya maupun wawancarannya untuk pembahasan didalam skripsi ini. 10.Ayah dan Ibu, Yuk Echy dan Kak Mgs Helmi, Yuk Iyang, Adikku Ogi,

dan keponakan tercinta Msy Kinara Alfathiya yang tak pernah berhenti

memberikan cinta kasih, berdo‟a dan sembah sujudnya terhadap ALLAH

SWT, untuk keberhasilan aku, semangat, dukungan serta materi untukku. Yang tak pernah lelah berharap dan menunggu saat-saat indah ini, dan yang tak pernah lelah mendukung aku hingga selesainya skripsi ini.

11.Almamater-ku tercinta yang sudah memberi banyak wawasan dan pengalaman berharga.

12.Sobat-sobatku di Fakultas, Andre, Agung, Erlangga, Anes, Bambang, Gery, Ibnu Purbo, Andri Bramahesa, Dila, Furqon, Ade, Kaisar, Rio, Bobi, Gandi, Nicky, Risman, Rida, Icha, Albert. Teman-teman alumni SMAN 14 Bandar Lampung, Dita, Vicca, Rama, Kiay Weh, Uwak Rifki, Ichan, Jerry, Irwan,


(71)

Nanda, Juta, Evan, Adit, Erni, Dini, Nova, Sinta, Noversi, Merry, Hesti. Serta teman-teman di Perum BKP, Azis, Yukanang, Topik, Redi, Rendra. Terima Kasih atas pengertian, dukungan, support moril, dan bantuannya.

13.Saudara-saudaraku seperjuangan angkatan 06 HMI Komisariat Hukum Unila, Ketum Alian, Sekum Hamami, Kabid P3A Jo, Kabid Kekaryaan Bayu, Ndo, Wahyu, Awank, Tirta, Zaihan, dan Tori. Sangat membanggakan memiliki tim sehebat kalian yang bisa membuat segala hal menjadi prestasi & sejarah tersendiri di zaman kita.

14.Kepada Keluarga Besar HMI Komisariat Hukum Unila, Bang Triadi, Bang Erdy, Bang Novan, Bang Aleh, Bang Yusdianto, Bang Badri, Bang Ade, Bang Jo, Bang Wendy, Bang Fauzi, Bang Heri, Bang Ronal, Bang Fajar, Bang Abul, Bang Andi, Mba Novis, (Khususnya Alm. Mba Metha), Muamar, Aswan, Yoni, Febri, Novandra, Galang, Altop, Dodi, Negra, Rahmat, Uni, Martini, Mirayanti, dan semuanya. Terimakasih atas didikan dan ilmu yang kalian berikan kepada penulis saat masih diawal pintu masuk rumah hijau hitam tercinta.

15.Adik-adikku di rumah hijau hitam, Diandra, Azis, Uphyl, Yanu Melow, Kiki Naro, Arista, Tektona, Sany, Supran, Hendri, Yogi, Ike, Acunk, Nadia, Rateh, Agus, Arif, Ayu, Cindy, Wisnu, Kamil, Tomi Barong, Tomi S, Kadir, Rizki, Abdi, Wahbi, Yuda, Kamal, Riki, Fyar, Yosi, Fahrul, Iqbal, Randy, Mogin, Riza, Santo, Cholip, Herdi, Andri Sisnur, Azam, Suntan, Toni, Todi, Feni, Adi, Andriawan, Maliki, Uyung, Galuh, Intan, Margana, Sutono, Putra Perdana, M.Ruchiyat, Rian Rana, dan dinda-dinda yang tidak bisa disebutkan


(72)

semuanya. Teruslah berjuang dengan kekuatan kekeluargaan sesuai dengan ideologi kita demi eksistensi hijau hitam tercinta.

16.Teman-teman HMI sirkum unila, Andra FP, Dewi Fkip, Hardian Fisip, Bayu FT, Agus FE, Rizon Fisip, Ersad Fisip, Misfi Fkip. Terimakasih telah banyak berbagi wawasan selama berproses dikampus.

Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara, para mahasiswa, pemerhati dan pengguna hukum, akademisi, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan terutama bagi penulis. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan, dan akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan kebaikan bagi kita semua. Amin

Billahitaufik Walhidayah Wassalamualaikum Wr,Wb.

Bandar Lampung, 14 November 2010

Penulis,

Angga Leo Narizki


(73)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr, Wb. Bismillahirrahmanirrahim

Segala Puji Syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusannya, Tuhanku yang telah menciptakanku dengan segala kelebihan dan kekuranganku. Dan karena rahmat dan kehendak-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “ANALISIS PENEGAKAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung. Alhamdulillah, selesainya skripsi ini merupakan ikhtiar penulis yang tidak bisa lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Adius Semenguk, S.H.,M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung

2. Ibu Diah Gustiniati, S.H.,M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas lampung

3. Ibu Firganeffi, S.H.,M.H. selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis

4. Bapak Eko Raharjo, S.H.,M.H. selaku Pembimbing I yang telah memberikan masukan dan berkenan meluangkan waktu dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu Maya Shafira, S.H.,M.H. selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan masukan, mencurahkan perhatian dan pemikiran, meluangkan waktu membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(74)

6. Bapak Shafruddin, S.H.,M.H. dan Ibu Rini Fatonah, S.H.,M.H. selaku Pembahas I dan Pembahas II yang telah memberikan saran dan kritik yang sangat berarti buat penulisan skripsi ini.

7. Para Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang tak bisa disebutkan satu persatu, atas bimbingan dan pengajarannya selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung.

8. Mbak Sri, atas bantuan selama penyusunan skripsi ini.

9. Seluruh Karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah membantu penulis dalam proses akademis dan kemahsiswaan.

10.Bapak Ir. Amirian (Sekretaris Dinas Kehutanan & SDA Lampung Barat), Bripol Juherdi (Kanit Polres Lampung Barat), M. Hendri Faisal (Kabid PPNS Dinas Kehutanan & SDA Lampung Barat). Terima kasih atas keterangan, data-datanya maupun wawancarannya untuk pembahasan didalam skripsi ini. 11.Ayah dan Ibu, Kakakku Deasy Anggraini, Mgs Helmi, dan Dian Novriza,

Adikku Ogi Nurazani, dan keponakan tercinta Msy Kinara Alfathiya yang tak pernah berhenti memberikan cinta kasih, berdoa dan sembah sujudnya terhadap ALLAH SWT, untuk keberhasilan aku, semangat, dukungan serta materi untukku. Yang tak pernah lelah berharap dan menunggu saat-saat indah ini, dan yang tak pernah lelah mendukung aku hingga selesainya skripsi ini. 12.Keluarga Besar di Lampung Barat. Bang Panijar, Bang Fauzi, Bang Sunandar,

Terima kasih atas doa serta Inspirasinya, yang slalu membuatku ceria yang menjadi obat saat penelitian.

13.Almamater-ku tercinta yang sudah memberi banyak wawasan dan pengalaman berharga.


(1)

b. Faktor Penegak Hukum

Penyidikan yang dilakukan oleh PPNS terdapat keterbatasan wewenang dan tidak mandiri dalam melakukan penyidikan. Penyidikan yang dilakukan oleh PPNS harus dalam koordinasi dan dibawah pengawasan Penyidik Polri. Koordinasi yang dilakukan yaitu dengan menentukan perencanaan secara bersama-sama, tukar menukar informasi, bantuan terhadap sarana dan prasarana, maupun bantuan taktis berupa tenaga dan peralatan dipandang tidak efektif dalam penegakan hukum.

c. Faktor Sarana atau Fasilitas

Proses penegakan hukum yang dilakukan oleh PPNS dan Penyidik Polri membutuhkan alat-alat perlengkapan untuk kebutuhan komunikasi dan transportasi dalam koordinasi yang diperlukan, serta permasalahan dana untuk operasional yang tidak memadai.

d. Faktor Masyarakat

Tidak efektifnya penegakan sanksi pidana terhadap pelanggaran Perda Kabupaten Lampung Barat nomor 18 Tahun 2004 dikhawatirkan dapat mengakibatkan kurangnya respon dari masyarakat setempat mengenai pelanggaran pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang terjadi. Sehingga pengaruh lingkungan dan instrumen yang meliputi rekayasa masyarakat dalam penanggulangan kejahatan tidak tercapai.


(2)

e. Faktor Kebudayaan

Budaya masyarakat yang sering mengabaikan hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari ternyata juga berakibat negatif terhadap peranan kontrol masyarakat atas pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam yang berada di wilayah Kabupaten Lampung Barat, sehingga memperhambat dalam proses penegakan sanksi pidana terhadap pelanggaran Perda Kabupaten Lampung Barat nomor 18 Tahun 2004 tentang pengelolaan SumberDaya Alam dan Lingkungan Berbasis Masyarakat.


(3)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis penegakan sanksi pidana terhadap pelanggaran Peraturan Daerah Kabupatan Lampung Barat Nomor 18 Tahun 2004, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan yang dilakukan di Kabupaten Lampung Barat, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Penegakan sanksi pidana terhadap pelanggaran Perda Kabupaten Lampung Barat Nomor 18 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan berbasis Masyarakat dalam hal ini tidak efektif. Disimpulkan demikian, karena:

a. Tidak adanya tindakan yang dilakukan oleh Aparatur Daerah dan pihak Kepolisian terkait pelanggaran terhadap Perda Kabupaten Lampung Barat Nomor 18 Tahun 2004 yang terjadi di masyarakat.

b. Pelanggaran terhadap Perda Kabupatan Lampung Barat Nomor 18 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan berbasis Masyarakat merupakan tindak pidana yang diancam pidana denda maksimal Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) atau kurungan maksimal 6 (enam) bulan, tetapi pada kenyataannya tidak diberlakukan karena dianggap Tindak Pidana Ringan. Padahal Pasal 205 ayat (1) KUHAP


(4)

menetukan, bahwa yang diperiksa menurut acara pemeriksaan tindak pidana ringan ialah perkara yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan paling lama 3 (tiga) bulan, dan denda sebanyak-banyaknya Rp. 7.500,00 (tujuh ribu lima ratus rupiah).

2. Faktor-faktor penghambat penegakan sanksi pidana terhadap pelanggaran Perda Kabupatan Lampung Barat Nomor 18 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan berbasis Masyarakat adalah sebagai berikut :

a. Faktor Hukum

Ketentuan pidana dalam Perda Kabupaten Lampung Barat nomor 18 Tahun 2004 yang lebih bersifat sanksi administratif. Serta rumusan sanksi pidana dalam Perda tersebut sangat umum, yaitu setiap pelanggaran terhadap Perda adalah tindak pidana.

b. Faktor Penegak Hukum

Penyidikan yang dilakukan oleh PPNS terdapat keterbatasan wewenang dan tidak mandiri dalam melakukan penyidikan. Sehingga koordinasi yang dilakukan oleh PPNS dan Penyidik Polri dipandang tidak efektif dalam penegakan hukum.

c. Faktor Sarana atau Fasilitas

Proses penegakan hukum yang dilakukan oleh PPNS dan Penyidik Polri yang tidak maksimal karena permasalahan dana untuk operasional yang tidak memadai.


(5)

d. Faktor Masyarakat

Tidak efektifnya penegakan sanksi pidana terhadap pelanggaran Perda tersebut dikhawatirkan dapat mengakibatkan kurangnya respon dari masyarakat setempat mengenai pelanggaran pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang terjadi.

e. Faktor Kebudayaan

Budaya masyarakat yang sering mengabaikan hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari ternyata juga berakibat negatif terhadap peranan kontrol masyarakat atas pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam.

B. Saran

1. Agar para legislator Perda dalam memformulasikan ketentuan pidana perlu dirumuskan adanya strategi agar masyarakat dapat mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan, namun di saat yang sama masyarakat juga dapat tetap menjalankan mata pencaharian dan dorongan untuk dapat berbuat dan berbagi terhadap kelompok masyarakat di Kabupaten Lampung barat, serta benar-benar memperhatikan tujuan dan kemanfaatan bagi masyarakat yang diimbangi dengan kemampuan aparat penegak hukumnya.

2. Secara umum, materi muatan Perda tersebut harus menunjukan kesesuaian antara isi dengan dasar filosofis, sosiologis, dan politis yang melatarbelakanginya. Maka dapat diprediksikan, pada tataran pelaksanaannya Perda tersebut tidak akan menghadapi beberapa tantangan.


(6)

3. Pada tingkat pelaksana kebijakan, perlu adanya suatu strategi pendekatan untuk tidak hanya semata-mata melakukan penegakkan hukum, akan tetapi dapat ditekankan pada konsistensi penegakkan hukum sehingga tidak muncul kesan adanya tindakan yang dikategorikan sebagai tindakan diskriminatif. 4. Untuk pihak Kepolisian Resort Lampung Barat agar segera membentuk Unit

Korwas sendiri dan terpisah dari Kaur Bin Ops (Kepala Urusan Bidang operasi) agar pelaksanaan koordinasi dan pengawasan dapat berjalan dengan lebih baik, pelaksanaan koordinasi hendaknya memperhatikan efisiensi waktu mengingat terdapatnya asas peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan maka dalam hal penyelesaian perkara pidana dalam penyidikan harus memperhatikan asas tersebut.