54
4.3.2 Tema 2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ibu
Single Parent didalam Memenuhi Gizi Anak
Single parent atau orang tua tunggal sebagian besar memenuhi kebutuhan hidupnya secara sendirian tanpa dibantu
oleh anggota keluarga yang lain. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi
partisipan didalam memenuhi gizi anak partisipan. Tidak adanya pasangan membuat partisipan erasa sedikit kesulitan
dalam memperhatikan anak dan juga mengawasi waktu makan anak. Berikut adalah ungkapan partisipan mengenai hambatan
partisipan dalam memenuhi gizi anak. “Iya mbak saya sendiri. Pasti ada ya mbak, gak usah
munafik. Saya sendirian tanpa ada pasangan yang membantu saya, terutama dalam mengawasi anak
saya, saya pulang kerja sudah sore jadi saya merasa
anak saya kurang diperhatikan.” RP1, 156-160 Selain tidak adanya pasangan hidup yang mebantu
memperhatikan anak,
salah satu
partisipan juga
mengungkapkan bahwa kurang waktu dalam menyiapkan makan anak karena kesibukan bekerja juga pengaruh
pemenuhan gizi anak bagi partisipan, sulitnya anak partisipan saat makan juga berpengaruh, seperti ungkapan partisipan
berikut ini. “ Kesulitannya ya itu dek, saya jarang bisa longgar
waktunya dirumah, kerjaan saya banyak, selalu pulang sore, saya kurang memberikan waktu saya kepada
anak saya, anak saya juga makannya susah, saya juga
55 gak ada waktu untuk menyiapkan kebutuhan makan
anak sa ya.” RP2, 102-105
Hasil penelitian juga menunjukkan tentang penghasilan seseorang. Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi
seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup, seperti ungkapan partisipan berikut ini.
“ Iya mbak saya sendiri. Kesulitannya ya itu mbak pendapatan saya tidak seberapa, untuk mencukupi
kebutuhan makan saja saya sudah harus benar-benar membagi dengan teliti, belum kebutuhan yang lainnya.
Ya itu mbak kalau saja pendapatan saya banyak ya mungkin kesulitan itu tidak terlalu berat un
tuk saya.” RP3, 90
“ Iya saya sendiri. Kesulitannya penghasilan saya gak tetap, saya masih kurang-kurang. Kalau pendapatan
saya tinggi, ya mungkin kesulitan itu tidak terlalu berat untuk saya.” RP5,98-100
““ Iya saya sendiri. Lha mau jaga’ke siapa lagi to. Kesulitannya pendapatan saya tidak seberapa.
Kalau pendapatan saya banyak, ya mungkin kesulitan itu tidak terlalu berat untuk saya.”” RP6, 88-90
Adapun bentuk bantuan dari anggota keluarga namun tidak berbentuk secara materi melainkan dengan bentuk
bantuan secara moral. Partisipan mengungkapkan bahwa bentuk dukungan keluarga secara moral sudah sangat
membantu partisipan. Hal tersebut dapat dilihat dari ungkapan partisipan berikut.
“Ya mbak mereka menyemangati saya, tidak lupa untuk mengingatkan saya dalam berbagai hal karena saya
single parent, terkadang juga membantu saya dalam
56 memperhatikan makan anak saya. Dengan begitu saja
saya sudah merasa sangat terbantu. Saya sudah senang sekali.” RP1,177-180
“Ya kalau keluarga membantu dek. Karena setiap hari anak saya titipkan dirumah orang tua saya, karena saya
sudah keluarga sendiri. Masalah makan anak saya ya saya pasrahkan sama ibu saya, kalau gak mau makan
masakan rumah saya biasa memberikan uang kepada ibu saya untuk anak saya kalau pengen makan apa
yang lainnya.” RP2, 112-115 “Keluarga saya selalu mengingatkan saya untuk
menjaga anak saya, terutama makannya karena anak saya makannya susah, selalu mengingatkan saya untuk
menjaga kesehatan anak saya, mengingatkan untuk memberikan kasih sayang yang sepenuhnya karena
mengingat saya hanya sebdirian dan berperan dobel
tidak hanya ibu juga sebagai ayah, itu dek.” RP2, 123- 125
“ Kalau secara materi tidak ya mbak, hanya saja mereka memperhatikan saya..menyayangi anak saya itu saja
saya sudah merasa sangat terbantu kok mbak. Kan saya tinggal juga gak deket mbak dengan keluarga.
Memberi saya semangat, mendukung secara moril itu saja saya sudah sangat ter
bantu.” RP3, 106-110
4.4 Pembahasan