47 sedang berain dengan anak-anak kecil disekitar rumah
partisipan. 4.2.2.7 Riset partisipan 7 RP7
Wawancara dengan RP7 dilaksanakan pada tanggal 04 Februari 2016 pukul 17.00-18.00 Wib. Bertempat di ruang
tamu RP7, partisipan sedang duduk diteras rumah. Saat itu beliau mengatakan kalau baru saja pulang dari bantu-
bantu tetangga yang sedang akan punya hajatan.
4.3 Hasil Penelitian
Hasil penelitian berupa hasil analisa tema yang mencakup deskripsi hasil wawancara semi terstruktur
dan catatan lapangan yang peneliti susun berdasarkan tema
– tema yang ditemukan tentang pola pemenuhan gizi anak pada orang tua single parent serta faktor
– faktor yang mempengaruhi pemenuhan gizi tersebut.
4.3.1 Tema 1 Pola Pemenuhan Gizi
Partisipan dalam penelitian ini memiliki pekerjaan yang berbeda
– beda dan juga cara pemenuhan kebutuhan gizi yang berbeda- beda pula. Dari semua
partisipan yang selalu menyiapkan hidangan makanan dengan sendiri atau memasaknya sendiri, hanya pada
situasi tertentu partisian tidak menyiapkan makanan.
48 Hal tersebut terlihat dari jawaban partisipan. Berikut
adalah ungkapan partisipan. “Ya mbak saya masak sendiri. Cuma kalau sore atau
anak saya pengen makan makanan lain ya kadang saya beli mbak, anak saya pengen apa nanti saya
belikan.” RP1, 25 “ Saya masak sendiri mbak, entah itu apa saja saya
selalu masak sendiri. Saya jarang sekali beli masakan diluar mbak, saya kurang suka membeli
masakan diluar lebih baik masak sendiri kan malah bisa sesukanya to mbak mau masak apa saja
sedangkan kalau beli kan gak bisa sesuai sama apa
yang kita pengen mbak” RP3, 17-20 “ Kalau anak saya biasakan untuk sarapan mbak kan
penting. Saya masak sendiri mbak, entah itu apa saja saya selalu masak sendiri. Saya jarang sekali
beli masakan diluar mba.” RP4, 17 “ Saya masak sendiri mbak, sebelum saya pergi
untuk membeli sayuran yang saya jual saya selalu siapkan dulu makan untuk anak saya. Saya kurang
suka membeli masakan diluar lebih baik masak
sendiri.” RP5, 17-20 “ Ya kadang masak sendiri mbak, tapi saya sempat
masak kalau pulang kerja. Kadang saya siapkan pagi sebelum berangkat kerja, tapi ya saya kadang beli
lauk juga.” RP6, 20 “ Saya masak sendiri mbak, sebelum saya pergi
untuk membeli sayuran yang saya jual saya selalu siapkan dulu makan untuk anak saya atau kalu tidak
ya sepulang dari jualan mbak.” RP7, 17 Namun 1 dari 7 partisipan RP2 yang selalu membeli
makanan jadi atau membeli. Hal tersebut terlihat dari jawaban partisipan. Berikut adalah ungkapan partisipan.
49 “ Hehehe..tertawa saya lebih sering membeli dek
karena waktu saya lebih banyak untuk di kantor.” RP2, 17-20
Ungkapan diatas menunjukkan bahwa pola makan tiap partisipan untuk memberikan gizi kepada anak berbeda
– beda. Hal tersebut dapat dinilai dari kebiasaan partisipan
di dalam memenuhi kebutuhan gizi sehari hari.
Sub Tema 1.1 Kesadaran Ibu Single Parent mengenai Kebersihan, Kesehatan Bahan Makanan, pengolahan,
Penyajian, serta Lingkungan
Kebersihan dan kesehatan dari bahan makanan mentah, lingkungan, cara pengolahan, sampai dengan
cara penyajian sangat penting didalam menjaga gizi yang terkandung di dalam makanan agar menghasilkan
zat gizi yang baik pula bagi tubuh. Kesadaran seorang ibu akan hal tersebut berpengaruh didalam memberikan
makanan untuk
anaknya. Dari
hasil penelitian
menunjukkan bahwa partisipan memilliki kesadaran akan hal tersebut. Hal tersebut terlihat dari ungkapan
partisipan berikut ini. “Tapi saya itu sangat memperhatikan kebersihan
makanannya itu, benar-benar bersih apa gak. Selain itu juga cara masaknya, tempatnya bersih apa tidak,
penyajiannya gimana kan itu semua penting mbak.” RP1, 38-40
50 “saya selalu perhatikan betul. Apalagi sayur-sayuran
itu saya selalu cuci sampai benar-benar bersih mbak jorok kalau belum bersih kan kadang juga waktu
ditanam itu dikasih obat to mbak, jadi saya takut kalau masih pada nempel. Begitu juga sampai
matang soalnya saya itu walaupun orang yang biasa
tapi saya resikan mbak menjaga kebersihan .” RP3, 26-30
“ Ooo iya mbak,saya selalu perhatikan. Apalagi sayur-sayuran, buah itu saya selalu cuci sampai
benar-benar bersih mbak joro, kotor kalau belum bersih kan kadang juga waktu ditanam itu dikasih
obat to mbak, jadi saya takut kalau masih pada
nempel.” RP4, 27 ““ Oh nggih mbak,saya perhatikan. Sayur-sayuran
itu saya selalu cuci sampai benar-benar bersih. Sampai matang pun saya gatekke perhatikan.”
RP5, 27-30 ““ Ya selalu to mbak. Sayuran itu saya kumbah
nganti resik tenan.” cuci sampai benar-benar bersih.Proses sampai mateng matang saya juga
perhatikan mbak.” RP6, 36-40
““ Ooo iya mbak,saya selalu perhatikan betul. Apalagi sayur-sayuran itu saya selalu cuci sampai benar-
benar bersih. Begitu juga sampai matang.”.” RP7,
26-30 Dari ketujuh partisipan ada satu partisipan yang kurang
memperhatikan kebersihan dan kesehetatan makan. Hal tersebut dikarenakan partisipan lebih senang membeli
makanan diluar. Berikut ungkapan partisipan. “ Iya sih dek, kadang berpikir bersih tidak makanan
yang aku beli, sehat atau tidak. Tapi mau bagaimana lagi kami sudah terbiasa seperti itu. Yang penting anak saya
mau makan.” RP2, 36-40
51
Sub Tema 1.2 Penyediaan Hidangan Makanan
Tersedianya bahan makanan yang lengkap sesuai kebutuhan tubuh sangatlah penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan anak juga untuk mendapatkan gizi yang baik. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
partisipan telah
berusaha dengan
baik untuk
memberikan asupan gizi yang baik untuk anak partisipan. Hal tersebut dapat dilihat dari ungkapan
partisipan berikut ini. “Ya mbak sayur tu selalu saya usahakan ada setiap
hari, lauk juga, buah juga mbak,” RP1,66 “ Kalau pas masak sendiri iyaa..saya pada dasarnya
suka sayuran, lauk juga saya beli,seperti tempe, daging ayam, telur, dll. Susu saya juga siapkan
setiap hari karena anak saya minum susu. Kalau buah saya gak selalu siap dirumah, kalau pas
pengen atau anak saya minta saya baru beli dek,
karena kadang gak kemakan” RP2, 46-50 “ Yaa seperti pada umumnya to mbak nasi itu selalu
ada, sayur juga selalu ada karena anak saya suka sayuran, buah juga kalau saya pas setelah gajian
kadang saya belikan buah entah itu hanya pisang atau apa mbak, lauk juga gak usah yang mahal-
mahal mbak yang penting ada gizinya kaya tempe tahu sama telur itu mbak..ya kadang sekali-kali saya
beli daging ayam atau sapi saya masak kalau pas punya uang lebih mbak kan saya kerjanya juga pas-
pasan. Kalau susu saya juga sediakan mbak tapi
anak saya kurang suka dengan susu.” RP3, 36-40 “buah ya gak selalu mbak, paling sisa dagang gitu
kaya yang gak kejual jeruk gitu ya dimakan sendiri mbak. Lauk juga seadanya gak usah yang mahal-
mahal mbak yang penting ada gizinya kaya tempe tahu sama telur itu mbak..ya kadang sekali-kali saya
52 beli daging ayam atau sapi biar anak saya juga
seneng. Kalau susu saya juga sediakan mbak
tapi anak s aya kurang suka dengan susu.” RP5,37-
40 “ Yaa kalau disuruh lengkap setiap hari mungkin
saya kurang mampu ya mbak,kan saya juga cuma buruh to mbak yang penting cukup buat hari-harinya.
Buah ya gak selalu mbak, kalau pas habis gajian gitu kadang tak belikan buah, kalau gak ya kadang tak
belikan jus mbak buat gantinya buah. Lauk juga seadanya gak usah yang mahal-mahal mbak yang
penting ada gizinya mbak..ya kadang sekali-kali saya beli daging ayam atau sapi biar anak saya juga
seneng. Kalau susu saya juga selalu sediakan mbak karena anak saya tia
p hari harus disediain susu.” RP6, 46-50
Selain hidangan yang lengkap, upaya ibu didalam menarik perhatian anak agar mau makan dan tertarik makan makanan
yang dihidangkan agar kebutuhan gizi terpenuhi dengan baik juga berpengaruh. Berikut uraian dari partisipan.
“Terutama kalau saya libur, saya selalu ajak anak saya untuk nyiapin makanan, jadi mereka biar tambah tertarik
saat makan nanti.” RP1,115 “ Ya saya bujuk mbak..saya kasih tau kalau makanan ini itu
mengandung vitamin bagus buat kamu biar pintar, ibu sudah menyiapkan ini masak gak mau dimakan, ibu sudah capek-
capek lho nyiapin ini semua..paling tak omongin kaya gitu mbak. Kalau gak ya saya ajak memasak biar dia tahu cara
buatnya biar lebih tertarik mbak.” RP3,70 Makanan pengganti perlu disiapkan agar makanan yang
disajikan dapat bervariasi. Hal itu juga dipengaruhi oleh kreativitas ibu dan merupakan salah satu upaya agar anak
53 tidak bosan dan tetap mau makan. Hal tersebut dapat dilihat
dari uraian berikut. “Iya mbak, kadang saya siapkan roti, atau saya rebuskan
pisang, membuatkan makanan – makanan yang saya buat
dalam bentuk lain, kaya perkedel tahu, roti yang dibuat dari kentang biar gak bosen mbak,jadi bervariasi gak Cuma itu-
itu aja.” RP1,150
Sub Tema 1.3 Upaya yang Dilakukan Ibu Single Parent dalam Menjaga Gizi Anak
Gizi yang dibutuhkan anak sangat bergantung ada ibu didalam memberikan asupan gizi bagi anaknya. Namun peneliti ingin
memperoleh gambaran upaya partisipan didalam menjaga gizi anak partisipan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
partisipan memberikan jawaban yang relatif sama antara satu dengan yang lainnya, yaitu dengan memberikan asupan
makanan yang sesuai dengan kebutuhan secara lengkap seperti sayur, lauk
– pauk, buah, susu dan telur. Berikut adalah ungkapan partisipan.
“Ya itu mbak, saya selalu berusaha memberikan makanan yang dibutuhkan tubuh, seperti sayur
– sayuran, buah, lauk – pauk, susu itu semua selalu saya sediakan mbak.”
RP1,140 “ Yah saya berusaha memberikan sesuai apa yang
dibutuhkan oleh anak saya dek, kaya sayur, buah,susu.” RP2,85
“Ya saya berusaha mencukupi semua mbak..makanan juga seperti sayur-sayuran, buah, lauk walaupun dengan
makanan yang tidak harus mahal yang penting saya usaha untuk mencukupi itu semua” RP4, 70
54
4.3.2 Tema 2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ibu