Parameter Total Fosfat Parameter Amonia

Tabel 2.1 Karakteristik Limbah Laundry Parameter Nilai Satuan Hudori 2008 Padmanabha 2015 Suhu 23,6 – 26,0 - ⁰C pH 8,67-10,53 8,6 - Surfaktan 256,87-363,72 - mgL COD 599,44-754,35 346,84 mgL BOD - 182,78 mgL TSS - 48,65 mgL Total Fosfat 7,36 - 7,84 7,30 mgL Sumber : Hudori 2008; Padmanabha 2015 Tingginya nilai parameter pada air limbah laundry tentunya akan menyebabkan pencemaran lingkungan terutama pencemaran badan air. Kualitas air limbah laundry tersebut tidak sesuai dengan baku mutu baku mutu yang tercantum dalam peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2015 tentang Baku Mutu Air Limbah dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup.

2.2. Parameter Total Fosfat

Total fosfat merupakan parameter yang mengukur keseluruhan fosfat dalam air. Fosfat merupakan senyawa yang tersusun atas unsur P Fosfor dan O Oksigen. Menurut Suyasa 2015 bentuk utama dari fosfat dalam air alam atau air limbah adalah fosfor organik, orthofosfat dan polifosfat. Fosfor organis biasanya terdapat pada air buangan permukiman seperti tinja dan sisa makanan. Pada daerah pertanian biasanya orthofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke sungai melalui saluran drainase dan aliran hujan. Orthofosfat juga dapat menjadi senyawa fosfor organis melalui proses biologis oleh bakteri maupun tanaman. Sedangkan polifosfat berasal dari air buangan permukiman maupun industri yang menggunakan bahan deterjen yang mengandung fosfat seperti yang berasal dari industri pencucian, logam dan sebagainya Suyasa, 2015. Kadar fosfor yang diperkenankan bagi kepentingan air minum adalah 0,2 mgL sedangkan untuk perairan alami berkisar antara 0,005-0,02 mgL Suyasa, 2015. Fosfor merupakan bahan yang menjadi nutrient bagi mikroorganisme dalam menyeimbangkan bahan organik dalam air serta menjadi nutrisi bagi pertumbuhan tanaman air. Jumlah kandungan fosfor yang berlebih dalam perairan dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang tidak terkendali serta menyebabkan eutrofikasi. Pada keadaan eutrofikasi tanaman air dapat menghabiskan oksigen dalam air pada malam hari dan pada siang hari pancaran sinar matahari ke dalam air akan berkurang akibat terhalangnya sinar matahari oleh tanaman untuk masuk ke dalam air, sehingga proses fotosintesis berkurang dan oksigen yang terlarut dalam air juga berkurang Carty, et al, 1997; Sperling, 2007; Yunarsih, 2013. Bila kadar fosfat pada air alam sangat rendah 0,01 mgL, pertumbuhan tanaman dan ganggang akan terhalang, keadaan ini dinamakan oligotrofik Allaerts dalam Suyasa, 2013.

2.3. Parameter Amonia

Amonia merupakan senyawa yang terdiri atas unsur nitrogen dan hidrogen serta dikenal memiliki bau menyengat yang khas. Amonia NH 3 dapat terbentuk sebagai hasil penguraianpembusukan protein yang terdapat dalam limbah atau sampah organik, baik yang berasal dari limbah rumah tangga maupun industri. Gas Amonia NH 3 menimbulkan bau yang tidak normal dalam air dan jika terhirup dalam pernafasan oleh manusia dapat berakibat mengganggu kesehatan. Gas amonia yang menimbulkan bau menyengat dan bersifat racun dapat ditemukan pada pH tinggi basa sedangkan pada pH rendah asam akan terbentuk ion NH 4+ Wahyuni, 2014; Sari, 2013. Konsentrasi amonia dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan suhu. Pada musim panas saat suhu meningkat, konstentrasi amonia di perairan sangat rendah, disebabkan oleh aktivitas bakteri pada suhu ini meningkat sehingga proses nitrifikasi dan nitrafikasi berlangsung dengan baik. Sedangkan pada musim hujan saat suhu lingkungan rendah, menyebabkan pertumbuhan bakteri menurun sehingga proses nitrifikasi berjalan lambat menyebabkan konsentrasi amonia meningkat Titiresmi, 2006. Tingginya kadar amonia berkontribusi terhadap terjadinya proses eutrofikasi, sehingga menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam perairan dan mengganggu proses fotosintesis. Kondisi tersebut dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut pada air. Jika kadar oksigen terlarut dalam perairan menurun, maka dapat menyebabkan proses respirasi biota akan terganggu bahkan menyebabkan kematian Widiyanto dalam Wahyuni, 2014. Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 16 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup, standar baku mutu parameter Amonia untuk air limbah adalah 5 mgL.

2.4. Parameter pH