pengolahan air limbah laundry, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan uji tersebut untuk menambah alternatif dalam pengolahan air limbah.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diketahui perumusan masalah dalam penelitian ini adalah maraknya usaha laundry akan berdampak pada
peningkatan beban pencemaran air serta pengolahan air limbah dari kegiatan laundry yang ada di Bali khususnya di Kabupaten Badung sebagian besar belum terlaksana
optimal, oleh karena itu dalam penelitian ini diketahui bagaimanakah efektivitas pengolahan air limbah constructed wetlands yang memanfaatkan media lokal yang
murah dan mudah untuk didapatkan seperti batu vulkanik dan arang sebagai media filterdalam mengolah air limbah laundry berdasarkan penurunan nilai parameter Total
Fosfat, Amonia dan pH.
1.3. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana kualitas air limbah yang dihasilkan kegiatan laundry sebelum
pengolahan berdasarkan nilai parameter Total Fosfat, Amonia dan pH? 2.
Berapakah nilai parameter Total Fosfat, Amonia dan pH pada air limbah laundry setelah diolah dengan menggunakan sistem Constructed Wetlands
yang menggunakan media filter batu vulkanik dan arang? 3.
Berapakah persentase efektivitas dari model Constructed Wetlands dengan menggunakan media filter batu vulkanik dan arang dalam pengolahan air
limbah laundry berdasarkan penurunan nilai parameter Total Fosfat dan Amonia sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan?
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pengolahan air limbah constructed wetlands menggunakan media filter batu vulkanik dan arang dalam
pengolahan air limbah kegiatan laundry di Kabupaten Badung.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui nilai Total Fosfat, Amonia dan pH yang terdapat pada air
limbah kegiatan laundry. 2.
Mengetahui nilai parameter Total Fosfat, Amonia dan pH pada air limbah laundry setelah diolah dengan sistem constructed wetlands menggunakan
media filter batu vulkanik dan arang. 3.
Mengetahui persentase efektivitas dari model constructed wetland dengan menggunakan media filter batu vulkanik dan arang dalam pengolahan air
limbah laundry berdasarkan besar penurunan nilai parameter Total Fosfat dan Amonia sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan terhadap air
limbah laundry.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis
1. Dapat digunakan sebagai tambahan alternatif sistem pengolahan air limbah
laundry, terutama penerapan media batu vulkanik dan arang sebagai media filter pengolahan air limbah laundry.
2. Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian terkait tentang
pengolahan air limbah.
1.5.2. Manfaat Praktis
1. Dapat membantu sebagai bahan masukan kepada pihak-pihak terkait yang
ingin membangun instalasi pengolahan air limbah laundry dan limbah cair dari jenis kegiatan lainnya dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
2. Membantu mengurangi beban pencemaran lingkungan yang disebabkan
oleh air limbah laundry sehingga dapat menjadi alternatif pemecahan masalah kesehatan lingkungan.
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
1. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan 3 tiga kali
pengulangan yang dilakukan secara langsung di salah satu usaha laundry di Kabupaten Badung.
2. Air limbah yang digunakan dalam penelitian ini adalah air limbah laundry
yang dihasilkan salah satu usaha laundry di Kabupaten Badung. 3.
Parameter kualitas air limbah laundry yang dipantau dalam penelitian ini adalah Total Fosfat, Amonia dan pH.
4. Sistem Constructed Wetland yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Vertical Flow Subsurface Flow Constructed Wetland atau sistem lahan basah buatan dengan tipe aliran bawah permukaan secara vertikal.
5. Batu vulkanik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Batu Vulkanik
Kintamani. 6.
Jenis arang yang digunakan dalam penelitian ini adalah arang kayu. 7.
Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman serai Cymbopogon citratus.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air Limbah Laundry
Pengertian air limbah menurut Ehless dan Steel, sebagaimana dikutip Chandra 2007 adalah cairan buangan dari rumah tangga, industri dan tempat-tempat umum
lain yang mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan makhluk lainnya serta mengganggu kelestarian lingkungan
Sumantri, 2015. Air limbah memiliki karakteristik secara fisika, kimia, dan biologi. Secara fisik, air limbah memiliki karakteristik yang diamati suhu, warna, bau dan
kekeruhan. Karakteristik air limbah secara kimia yaitu terdapat berbagai macam kandungan dalam air limbah seperti bahan-bahan organik dan anorganik. Kandungan
tersebut mencakup pH, BOD, COD dan bahan kimia berbahaya seperti fosfor, nitrogen, dan klorida. Pada karakteristik biologi umumnya terkandung berbagai
macam organisme seperti bakteri, jamus, dan organisme air sejenis Sperling, 2007. Berdasarkan sumber penghasilnya, air limbah dibagi menjadi dua jenis yaitu air
limbah industri dan air limbah domestik Helmer dan Hespanhol, 1997. Air limbah domestik menurut Suyasa 2015 adalah air hasil buangan dari perumahan, bangunan,
perdagangan, perkantoran dan sarana sejenisnya. Air limbah domestik
dikarakteristikan sebagai grey water dan black water. Grey water adalah limbah domestik yang berasal dari air bekas cucian piring, air bekas mandi dan cuci pakaian.