Horizontal Flow Subsurface Flow Constructed Wetland HFSFCW Vertical Flow Subsurface Flow Constructed Wetland VFSFCW

air limbah pada sistem SFCW mengalir diatas permukaan air secara horizontal. Pada SFCW menggunakan luas tertentu dengan komposisi tanah, air, serta berbagai jenis tanaman air dan makrophyta dengan berbagai sifatnya di dalam air baik itu jenis tanaman air yang mengapung, tidak muncul ke atas permukaan air, maupun yang muncul ke atas permukaan air Gauss, et al, 2008; Cattin, 2012. Menurut Vymazal 2010, FWS atau bisa disebut dengan SFCW efisien dalam menghilangkan senyawa organik melalui degradasi mikroba dan pengendapan partikel koloid. Padatan tersuspensi secara efektif dihilangkan melalui pengendapan dan penyaringan melalui vegetasi yang lebat Vymazal, 2010.

2.5.2. Subsurface Flow Constructed Wetland SSFCW

SSFCW umumnya dibangun dengan bahan yang berpori misalnya tanah, pasir, atau krikil sebagai substratnya. Aliran air limbah pada sistem ini mengalir dibawah permukaan air dan masuk melalui substrat secara horizontal maupun vertikal. Berdasarkan sistem aliran dasar SSFCW dapat dibedakan menjadi dua, yaituHorizontal Flow Subsurface Flow Constructed Wetland HFSFCW dan Vertical Subsurface Flow Constructed Wetland VFSFCW Halverson, 2004.

2.5.2.1. Horizontal Flow Subsurface Flow Constructed Wetland HFSFCW

Teknologi instalasi pengolahan air limbah dengan HFSFCW pertama kali diteliti di Jerman pada tahun 1960. Konstruksi pada instalasi ini terdiri dari cekungan dangkal yang dipenuhi dengan pasir kasar atau kerikil sebagai media filternya. Tanaman yang digunakan dalam instalasi ini adalah tanaman yang muncul diatas permukaan dan tidak memungkinkan untuk menggunakan tanaman yang mengapung maupun tanaman yang tidak munculdi permukaan air Gauss, et al, 2008. Peran penting dari tanaman dalam Gambar 2.2 Horizontal Flow Subsurface Flow Constructed Wetland instalasi ini adalah untuk penyediaan substrat akar untuk pertumbuhan bakteri yang menempel dan menyerap unsur hara. HFSFCW memiliki aliran yang sama dengan SFCW yaitu mengalir secara horizontal namun melalui bagian bawah permukaan air. Pada instalasi ini air limbah akan masuk melalui inlet kemudian melalui media filter pada bawah permukaan secara horizontal kemudian akan keluar melalui saluran outlet dan air limbah setelah dilakukan pengolahan akan dikumpulkan atau dibung Vymazal, 2010. Berdasarkan hasil penelitian Vymazal 2014 yang menerapkan HFSFCW sebagai instalasi pengolahan air limbah domestik, efisiensi penurunan nilai parameter COD sebesar 87, BOD sebesar 96 dan TSS sebesar 93. Sedangkan, pada penelitian Albuquerque, et al2009 memiliki efisiensi penurunan nilai parameter Amonia sebesar 62 dan nitrat sebesar 90-100. Sumber : Gauss, et al 2008

2.5.2.2. Vertical Flow Subsurface Flow Constructed Wetland VFSFCW

VFSFCW dikembangkan sebagai alternatif dari instalasi HFSFCW. Konstruksi instalasi ini sama dengan konstruksi yang digunakan dalam HFSFCW. VFSFCW dan HFSFCW juga memiliki pengaruh yang sama dalam fungsi menghilangkan kontaminan namun terdapat perbedaan pada sistem alirannya. Intsalasi ini memiliki sistem aliran dibawah permukaan air secara vertikal melalui media filter Halverson, 2004; Gauss,et al, 2008. Namun, pada instalasi ini penyebaran air tidak berlangsung secara cepat bila dibandingkan dengan HFSFCW Vymazal, 2010. Jenis tanaman air yang digunakan dalam instalasiini sama dengan jenis tanaman yang digunakan pada instalasi HFSFCW. Fungsi tanaman dalam instalasi ini sebagai pendukung proses penyerapan air limbah. Pada instalasi ini biasanya menggunakan pasir, bebatuan ataupun kerikil sebagai media filter. Pada lapisan filter, terjadi proses pengolahan air limbah serta adanya penambahan hidrolik yang berselang-seling sehingga lapisan filter terisi dengan air yang meningkatkan proses nitrifikasi. Menurut Vymazal 2010, VFSFCW sangat efektif dalam menghilangkan kontaminan organik dan padatan tersuspensi Gauss, et al, 2008; Vymazal, 2010. Berdesarkan penelitian Pillai 2012 yang menggunakan tanaman serai Cymbopogon flexuosus dalam pengolahan air limbah domestik menggunakan instalasi VFSFCW, dapat menurunkan kekeruhan sebesar 76, COD sebesar 73, BOD sebesar 80, fosfat sebesar 41 dan TSS sebesar 73. Gambar 2.3 Vertical Flow Subsurface Flow Constructed Wetland Sumber : Gauss, et al 2008

2.6. Batu Vulkanik