3. METODE
Tahapan dalam penelitian ini meliputi: 1.
Identifikasi risiko: dilakukan berdasarkan studi pustaka, yang hasilnya ditampilkan pada Tabel 1, yang selanjutnya disesuaikan dengan konteks penelitian ini sehingga diperoleh 43
variable risiko yang bersumber dari lima sumber risiko yang kemudian digunakan untuk menyususn kuesioner.
2. Pemilihan responden dengan metode purposive sampling yang
meliputi kontraktor, konsultan dan pemilik proyek pihak operasional hotel yang sedang atau pernah
menangani proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sedang beroperasi.
3. Survei pendahuluan: untuk melakukan uji kuesioner dengan mengambil 22 sampel
responden. 4.
Survei utama: dari 100 kuesioner yang disebarkan, terkumpul 90 kuesioner yang terisi. 5.
Analisi data meliputi: analisis deskriptif kualitasif yang meliputi penentuan nilai probabilitasfrekuensi P terjadinya risiko dan nilai konsekuensi risiko I, berdasarkan
nilai modus masing-masing. Selanjutrnya, menghitung indeks penerimaan risiko RI =
Risk Acceptability
yang merupakan perkalian antara nilai modus dari frekuensi P=
Probability
dan Konsekuensi I=
impact
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil jawaban 90 responden yang diperoleh dari survei menggunakan kuesioner, dapat dianalisis tingkat penerimaan risiko dari masing-masing item risiko yang teridentifikasi, seperti
ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Analisis Tingkat Penerimaan RisikoRisk Accceptability
Risiko P
I RI
Risk Acceptability
A Aspek Teknis Proyek
A1 Perencanaan Desain
1 Perubahan desain dan spesifikasi akibat kurang tepatnya
mendefinisikan lingkup pekerjaan ketidaktepatan memprediksi kondisi di lapangan.
4 3
12 Undesirable
2 Perubahan desain dan spesifikasi atas permintaan keinginan klien
4 4
16 Unacceptable
3 Kesalahan memilih tim design
2 4
8 Undesirable
4 Kegagalan untuk menyelesaikan pekerjaan desain dan konstruksi
sesuai waktu yang direncanakan. 3
4 12
Undesirable 5
Kurang tepatnya penentuan prioritas kegiatan proyek agar tidak berbenturan dengan jam operasional hotel
4 4
16 Unacceptable
A2 Konstruksi Operasional
6 Kesalahan pemilihan teknologi metode kerja untuk tiap kegiatan.
3 4
12 Undesirable
7 Kurangnya kompetensi dari konsultan dan kontraktor
3 4
12 Undesirable
8 Rendahnya kualitas pekerjaan tidak sesuai standar spesifikasi
akibat lemahnya kontrol kinerja terhadap pekerjaan di lapangan 3
4 12
Undesirable 9
Kegagalan struktur
bangunan akibat
kesulitan kesalahan
pengidentifikasian struktur tanah. 1
4 4
Acceptable 10
Terbatasnya lahan parkir akses keluar-masuk ke lokasi proyek untuk pemindahan material bongkaran karena harus berbagi
dengan kendaraan operasional hotel. 4
3 12
Undesirable 11
Seringnya terjadi penghentian kegiatan proyek yang berbenturan dengan jam operasional hotel, yang mengakibatkan keterlambatan
Proyek. 4
4 16
Unacceptable
Risiko P
I RI
Risk Acceptability
A3 Keselamatan kerja Keamanan safety
12 Terjadinya pencurian material peralatan di lapangan
2 3
6 Acceptable
13 Kecelakaan kerja bagi pekerja selama masa konstruksi akibat
rendahnya kesadaran dan lemahnya pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja.
3 3
9 Undesirable
14 Ancaman keselamatan kecelakaan bagi tamu staff hotel
akibat pelaksanaan proyek. 2
2 4
Acceptable
A4 Sumber daya manusia, material peralatan
15 Kegagalan dalam pengelolaan dan pengendalian sumber daya
manusia, material
dan peralatan
yang mengakibatkan
keterlambatan proyek. 4
4 16
Unacceptable 16
Kenaikan biaya tenaga kerja, harga material dan hargasewa peralatan
yang tidak
terprediksi yang
mengakibatkan pembengkakan biaya proyek
3 3
9 Undesirable
17 Terganggunya ketersediaan, mobilitas dan produktivitas peralatan
kegagalan peralatan. 3
3 9
Undesirable 18
Terganggunya ketersediaan, mobilitas, produktivitas, dan kualitas tenaga kerja termasuk mogok kerjasakit
3 3
9 Undesirable
19 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, dan kualitas material yang
tidak sesuai spesifikasi. 3
3 9
Undesirable
B Ekonomi Pasar
20 Bertambahnya beban pemilik hotelpemilik proyek akibat inflasi
peningkatan suku bunga bank jika pembangunan menggunakan dana pinjaman dari bank.
3 3
9 Undesirable
21 Kondisi pasar yang tidak menguntungkan Bad Market yang
mempengaruhi menurunnya pendapatan hotel dan berdampak pada kegagalan pihak owner dalam pembiayaan proyek.
3 4
12 Undesirable
22 Kesulitan pemasaran hotel penurunan pendapatan hotel selama
masa konstruksi misal: akibat turunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak proyek.
2 4
8 Undesirable
23 Penurunan harga jual kamar akibat ketatnya persaingan akibat
bertambahnya jumlah kamar dari pengembangan hotel. 3
3 9
Undesirable 24
Meningkatnya biaya proyek akibat harus membangun jalan akses khusus untuk pengangkutan material kendaraan proyek.
4 2
8 Undesirable
25 Penurunan keuntungan kontraktor akibat molornya waktu
penyelesaian proyek karena hotel tetap beroperasi selama pembangunan.
3 3
9 Undesirable
C Hubungan Koordinasi serta Risiko terkait operasional hotel selama masa konstruksi
26 Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan rendahnya
komitmen dari pihak-pihak terkait tim proyek dan klien terhadap penyelesaian desain final, strategi pencapaian target dari
pelaksanaan proyek biaya, mutu, waktu, serta penugasan dilapangan.
2 4
8 Undesirable
27 Terjadinya konflik di lapangan antara tim proyek, operasional
hotel dan klien akibat kurang koordinasi maupun akibat dilanggarnya hal-hal yang telah disepakati di lapangan, misalnya:
tidak melakukan penjualan terhadap kamar yang berada pada daerah yang terdampak oleh pekerjaan konstruksi.
2 2
4 Acceptable
28 Terganggunya operasional hotel, berkurangnya lahan parkir
kendaraan hotel menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi.
4 2
8 Undesirable
29 Menurunnya kepercayaan konsumen akibat terganggu saat tinggal
di hotel selama masa konstruksi 4
2 8
Undesirable 30
Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara dan ketidaknyamanan selama masa konstruksi
4 4
16 Unacceptable
Risiko P
I RI
Risk Acceptability
31 Adanya
tuntunan pemberian
biaya kompensasi
akibat ketidakpuasan tamu selama masa konstruksi.
2 2
4 Acceptable
32 Adanya komplain dan tuntutan kompensasi dari hotel terdekat
atau masyarakat sekitar yang terganggu akibat proses konstruksi. 2
2 4
Acceptable
D Lingkungan
33 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat cuaca buruk yang
sulit diprediksi 3
3 9
Undesirable 34
Keterlambatan proyek karena kondisi tanah buruk yang tidak terprediksi terjadi perbedaan kondisi di lapangan.
2 3
6 Acceptable
35 Terjadinya pencemaran lingkungan polusi udara, suara, tanah
4 2
8 Undesirable
36 Potensi tanah longsor karena proyek terletak di lahan yang tidak
datar lereng bahaya force majeur lainnya banjir, gempa, dll 2
3 6
Acceptable 37
Berkurangnya lahan hijau akibat pembangunan proyek. 3
3 9
Undesirable
E Legalitasperijinan, Kontrak Politik
38 Terjadinya
perubahan regulasi
perubahan pemerintahan
perubahan hukum perubahan persyaratan untuk perijinan dan persetujuan, serta lamanya waktu pengurusan perijinan yang
menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek. 2
3 6
Acceptable
39 Kegagalan dalam perijinan untuk memenuhi standar teknik yang
disyaratkan untuk kualitas, fungsi, kesesuaian dengan tujuan, keamanan safety dan kelestarian lingkungan.
2 3
6 Acceptable
40 Tidak memperoleh ijin dari pemerintah desa setempat
mendapat penolakan
dari masyarakat
sekitar terhadap
pembangunan proyek tersebut. 3
4 12
Undesirable 41
Kesalahan pada kontrak kontrak tidak lengkap. 2
4 8
Undesirable 42
Adanya klaim tuntutan dari kontraktor kepada klien akibat pembengkakan biaya yang disebabkan oleh keterlambatan
penyelesaian detail perencanaan maupun terjadinya perubahan desain di lapangan.
2 3
6 Acceptable
43 Adanya klaim tuntutan dari kontraktor kepada klien akibat
pembengkakan biaya tenaga kerja lembur karena harus menyesuaikan waktu kerja dengan waktu operasional hotel.
2 3
6 Acceptable
Pada Tabel 2 diatas, dapat dilihat tingkat penerimaan dari setiap risiko. Risiko dengan kategori
unacceptable
dan
undesirable
adalah merupakan risiko-risiko dominan
major risks
. Sedangkan risiko dengan kategori
acceptable
dan
negligible
merupakan risiko minor
minor risks
. Risiko dengan kategori mayor memerlukan perhatian dan penanganan yang baik karena dapat berdampak
pada kualitas proyek, yaitu dapat mempengaruhi biaya, mutu maupun waktu pelaksanaan proyek. Dari 43 risiko yang teridentifikasi, terdapat 22 risiko dominan
major risks
yang berdampak pada biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek, yaitu 5
unacceptable risks
dan 26
undesirable risks,
yang sebagian besar bersumber dari aspek teknis proyek. Dari risiko mayor tersebut, terdapat risiko baru yang ditemukan pada penelitian ini meliputi:
Undesirable Risks:
- Terbatasnya lahan parkir dan akses keluar-masuk ke lokasi proyek untuk pemindahan
material dan bongkaran karena harus berbagi dengan kendaraan operasional hotel P10. -
Kesulitan pemasaran hotel dan penurunan pendapatan hotel selama masa konstruksi misal: akibat turunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak proyekP22.
- Penurunan harga jual kamar akibat ketatnya persaingan dan akibat bertambahnya jumlah
kamar dari pengembangan hotel P23.
- Meningkatnya biaya proyek akibat harus membangun jalan akses khusus untuk
pengangkutan material kendaraan proyek P23. -
Penurunan keuntungan kontraktor akibat molornya waktu penyelesaian proyek karena hotel tetap beroperasi selama pembangunan P25.
- Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan rendahnya komitmen dari pihak-pihak
terkait tim proyek dan klien terhadap penyelesaian desain final, strategi pencapaian target dari pelaksanaan proyek biaya, mutu, waktu, serta penugasan dilapangan P26.
- Terganggunya operasional hotel, berkurangnya lahan parkir kendaraan hotel dan
menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi P28. -
Menurunnya kepercayaan konsumen akibat terganggu saat tinggal di hotel selama masa konstruksi P29.
- Tidak memperoleh ijin dari pemerintah desa setempat dan mendapat penolakan dari
masyarakat sekitar terhadap pembangunan proyek tersebut P40.
Unacceptable Risks:
- Seringnya terjadi penghentian kegiatan proyek yang berbenturan dengan jam operasional
hotel, yang mengakibatkan keterlambatan Proyek P11. -
Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara dan ketidaknyamanan selama masa konstruksi P30.
5. KESIMPULAN