PENDAHULUAN Keanekaragaman jenis capung di areal persawahan Subak Latu Abiansemal, Badung.

6 KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG DI AREA PERSAWAHAN SUBAK LATU ABIANSEMAL, BADUNG

BAB I. PENDAHULUAN

Areal persawahan dikatakan sebagai ekosistem buatan yang berfungsi sebagai menjaga tanah dari erosi dan sebagai tempat pencagaran gen padi. Persawahan juga tempat hidup dari berbagai jenis hewan, seperti serangga, moluska, cacing, burung dll. Salah satu jenis serangga yang sering dijumpai di daerah persawahan adalah capung Ordo Odonanta. Capung adalah kelompok serangga berukuran sedang sampai besar dan berwarna sangat menarik . Serangga ini sebagian besar hidupnya digunakan untuk terbang. Odonata memiliki dua pasang sayap dengan ukuran tubuh yang langsing, dan memiliki pembuluh darah jala. Capung juga memiliki antenna yang pendek berbentuk rambut, alat mulut tipe pengunyah, mata majemuk yang besar, abdomen panjang dan langsing, Serta kaki berkembang dengan baik Borror et al, 1992. Capung merupakan serangga dengan penyebaran luas, mulai dari hutan-hutan, kebun, sawah, sungai danau, dan lain-lain. Keberadaan capung banyak dijumpai dari tepi pantai sampai ketinggian lebih dari 3.000 m dpl. Pada beberapa jenis capung, memiliki kemampuan terbang yang baik dan memiliki daya jelajah wilayah yang luas, dan beberapa jenis lainnya merupakan penerbang yang lemah dan daya jelajahnya sempit. Capung merupakan salah satu serangga predator, baik dewasa maupun dalam bentuk nimfa, dan memangsa berbagai jenis serangga serta organisme lain termasuk serangga hama tanaman padi seperti, Chilo sp penggerek batang padi, Nilaparvata lugens wereng coklat, Leptocorisa acuta walang sangit Ansori, 2009. Capung memegang peranan yang sangat penting pada ekosistem persawahan. Disamping itu juga, bagi manusia capung juga memiliki peranan penting yaitu sebagai indikator pemantauan kualitas air disekitar lingkungan hidup. Nimfa capung pada air yang tercemar atau di sungai yang tidak ada tumbuhannya tidak akan bisa hidup, jadi keberadaan capung secara tidak langsung dapat menandakan perairan sekitarnya masih bersih Susanti, 1998. 7 Perairan seperti sawah, sungai, danau, kolam, atau rawa merupakan habitat hidup dari capung Sachran dkk, 2012. Capung sebagian besar beraktivitas dan sangat sulit di dekati pada siang hari karena capung terbang sangat lincah dibandingkan pada dini hari maupun sore hari. Suhu, pH, kelembaban udara, serta makanan dan ketersediaan air yang sesuai pada suatu habitatekosistem merupakan faktor lingkungan yang sangat diperlukan oleh capung untuk dapat mejalankan kehidupannya. Menurut Ansori 2009 pengaruh kualitas lingkungan suatu habitat, seperti: suhu, pH, kelembaban udara, ketersediaan makanan dan kondisi faktor kimia sebagai penyebab perbedaan jumlah individu odonata pada suatu daerah. Berdasarkan hal tersebut, maka tentu terdapat perbedaan faktor lingkungan pada ekosistem sawah dengan ekosistem ekosistem lainnya, yang memungkinkan terdapat perbedaan jenis capung yang hidup didalamnya, berdasarkan latar belakang tersebut penelitian mengenai inventarisasi keanekaragaman jenis capung yang terdapat pada ekosistem sawah perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keanekaragaman-jenis capung yang hidup pada areal ekosistem persawahan

BAB II. BAHAN DAN METODE