Uji Normalitas Uji Linieritas
Dengan melakukan pemantauan secara rutin diharapkan siswa akan melaksanakan praktik industri dengan sungguh
– sungguh, sehingga pengalaman praktik industri siswa akan menjadi efektif dan bermanfaat, dengan
demikian kesiapan kerja siswa pun akan menjadi tinggi. Selain itu, perlu dipertimbangkan pelaksanaan kegiatan praktik industri bagi siswa. Kegiatan
praktik industri hendaknya berjalan dengan efektif sehingga betul – betul
memberikan pengalaman kepada siswa untuk memasuki dunia kerja atau dunia industri yang sesungguhnya, penyelenggaraan praktik industri perlu
mendapatkan penanganan secara lebih baik, misalnya dengan pemberian pembekalan praktik industri, penentuan tempat praktik industri, metode
bimbingan, sistem penilaian, ujian kegiatan praktik industri, dan lain – lain.
Kesiapan mental kerja mempunyai arti bahwa suatu kemantapan yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sikap tenang
tanpa rasa emosi, rasa percaya diri serta mempunyai pertimbangan- pertimbangan yang logis sehingga tidak mengalami hambatan. Berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan skor yang paling banyak dicapai berada pada interval 86
– 79 yang dicapai oleh 35 siswa 39,33 dan nilai tersebut menunjukkan bahwa kecenderungan data kesiapan mental kerja berpusat pada
kategori tinggi. Indikator yang mempunyai nilai tinggi adalah rasa percaya diri, sedangkan indikator yang mempunyai nilai terendah adalah memiliki
pertimbangan yang logis dan obyektif. Kesiapan mental kerja siswa selain dipengaruhi oleh faktor prestasi
praktik kerja industri juga dipengaruhi faktor-faktor penunjang lainnya. Faktor
lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar meliputi faktor internal berupa aspek jasmani struktur tubuh dan panca indra dan aspek psikologis lainnya
kecerdasan, bakat, minat, dan kecakapan, serta faktor eksternal berupa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan bengkel. Selain itu
tingkat kesiapan mental kerja siswa juga dapat disebabkan oleh proses belajar mengajar yang kurang efektif serta kurangnya sarana dan prasarana untuk
kegiatan belajar mengajar siswa sehingga dapat menyebabkan tingkat pengetahuan siswa menurun dan mempengaruhi mental siswa dalam
menghadapi dunia kerja. Aspek mental sangat berpengaruh terhadap psikologis siswa, apabila
siswa telah mempunyai mental yang kuat siswa tersebut akan lebih merasa percaya diri dalam menghadapi tantangan tetapi apabila mental siswa masih
rendah maka siswa akan lebih cenderung minder dalam menghadapi tantangan. Untuk itu perlu adanya upaya dari pihak sekolah, khususnya guru untuk selalu
memberikan motivasi, bimbingan, informasi, penyediaan fasilitas praktik yang lebih lengkap, pengkajian kembali terhadap kurikulum yang digunakan,
maupun pengetahuan tentang otomotif yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Dengan demikian semakin banyak pengetahuan yang diperoleh, maka akan
dapat meningkatkan kesiapan kerja siswa untuk bekerja di industri. Perhitungan korelasi antara prestasi praktik kerja industri dengan
kesiapan mental kerja siswa menunjukan bahwa korelasi yang terjadi adalah korelasi positif, jadi apabila prestasi praktik kerja industri siswa semakin tinggi
maka tingkat kesiapan mental kerja siswa semakin tinggi pula. Dengan