UPACARA PANGKU PALIARE SUKU SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM KECAMATAN WAY TENONG KABUPATEN LAMPUNG BARAT

ABSTRAK

UPACARA PANGKU PALIARE SUKU SEMENDE DI DESA
MUTAR ALAM KECAMATAN WAY TENONG KABUPATEN
LAMPUNG BARAT
Oleh:
Erni Oktaviani

Indonesia adalah merupakan negara yang memiliki berbagai macam suku bangsa
yang kaya akan kebudayaan, adat istiadat, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan
yang berbeda-beda. Salah satunya yaitu suku Semende yang memiliki kebudayaan
yang masih dipertahankan hingga saat ini. yaitu Upacara Pangku Paliare. Pangku
Paliare adalah upacara pembersihan benda pusaka puyang awak, dan do’a
bersama untuk keselamatan serta silahturahmi antar masyarakat.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana proses pelaksanaan
Upacara Pangku Paliare Suku Semende di desa Mutar Alam Kec. Way Tenong
Lampung Barat?”. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan tata
cara proses pelaksanaan Upacara sakral Pangku Paliare masyarakat Suku
Semende di desa Mutar Alam Kec. Way Tenong Lampung Barat. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pengimpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan upacara Pangku
paliare ini hanya dilaksanakan di desa Mutar Alam saja dan tidak dilaksanakan
ditempat lain. Proses pelaksanaanya dilihat dari tiga tahap, pertama tahap
persiapan yaitu menyiapkan berbagai perlengkapan Upacara. Kedua, tahap
pelaksanaan yaitu Upacara Pangku Paliare dilaksanakan dalam dua proses acara
yaitu proses pembersihan Benda Pusaka dan proses malam Paliare. ketiga tahap
penutupan yaitu tahap penyerahan benda pusaka kepada imam Paliare untuk
disimpan kembali di masjid babussalam, dan acara perayaan Upacara Pangku
Paliare. Pelaksanaan upacara tersebut berfungsi sebagai alat untuk
mempertahankan eksistensi suku semende, sebagai alat pemersatu dan sebagai
tindak agama di desa Mutar Alam kecamatan Way Tenong Lampung Barat.

UPACARA PANGKU PALIARE MASYARAKAT SUKU
SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM
KECAMATAN WAY TENONG
LAMPUNG BARAT
Oleh:
Erni Oktaviani

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012

Judul Skripsi

: UPACARA PANGKU PALIARE
MASYARAKAT SUKU SEMENDE
DI DESA MUTAR ALAM KECAMATAN
WAY TENONG LAMPUNG BARAT

Nama Mahasiswa


: ERNI OKTAVIANI

Nomor Pokok Mahasiswa

: 0743033020

Jurusan

: Pendidikan IPS

Program Studi

: Pendidikan Sejarah

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing


Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. H. Ali Imron, M.Hum.
NIP.19570817 198503 1 002

Drs. Syaiful M, M.Si.
NIP. 19610703 198503 1 004
2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial

Ketua Program Studi
Pendidikan Sejarah

Drs. Buchori Asyik, M.Si
NIP. 19560108 198503 1 002


Drs. Maskun, M.H.
NIP. 19591228 198503 1 005

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji
Ketua

: Drs. Ali Imron, M.Hum.

………………

Sekretaris

: Drs. Syaiful M, M.Si.

………………

: Drs. Maskun, M.H.


………………

Penguji
Bukan Pembimbing

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.
NIP. 19600315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi

: 1 Mei 2012

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukaraja, pada tanggal 9 Oktober 1989
merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan
Bapak Mulyono dan Ibu Mujiati.

Pada tahun 1995 penulis masuk SD Negeri Argosari dan selesai pada tahun 2001,
penulis melanjutkan ke sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri I Terbanggi
Besar dan selesai pada tahun 2004, kemudian penulis kembali melanjutkan
pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas di SMK Negeri I Terbanggi Besar
dan selesai pada tahun 2007.
Pada tahun 2007. Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Study Pendidikan
Sejarah Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung melalui jalur Non Reguler. Pada tahun 2011 penulis
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Muhammadiyah 2
Bandar Lampung.

MOTTO

Tiada yang Mulia di sisi Allah Selain
Do’a.
(HR. Abu Hurairah)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT yang tak terhingga kupersembahkan

Skripsi ini untuk:
Kedua orang tuaku Bapak Mulyono dan ibu Mujiati terimakasih atas semua
pengorbanan yang telah engkau berikan kepadaku dan semua do’a-do’a yang telah
engkau panjatkan demi keberhasilanku. Semoga kalian akan selalu dalam
lindungan Allah SWT.
Adiku Fitri Aprilia, terimakasih atas kebersamaan kita selama ini, aku sayang
kamu.
Heri Anwar, terimakasih atas semua kasih sayang dan motivasi yang telah
diberikan kepadaku. Semoga kita bisa bersama sampai akhir hayat.
Almamater Tercinta.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedungmeneng Bandarlampung 35145
Telepon (0721) 704 624 faximile (0721) 704 624

SURAT PERNYATAAN


Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:
1. Nama
: Erni Oktaviani
2. NPM
: 0743033020
3. Program Studi : Pendidikan Sejarah
4. Jurusan
: Pendidikan IPS
5. Alamat
: Jln. Bumi Manti 1. Gg Madidah 2 Kampung Baru,
Kedaton Bandar Lampung
Dengan ini membuat pernyataan, bahwa skripsi saya yang berjudul “Upacara
Pangku Paliare masyarakat Suku Semende di Desa Mutar Alam
Kecamatan Way Tenong Lampung Barat” bukan hasil penjiplakan a tau
dibuat oleh orang lain. Apabila dikemudian hari ditemukan kecurangan
dalam pembuatan skripsi tersebut di atas, maka saya bersedia untuk
menerima sanksi (maka gelar akademik yang telah saya peroleh, saya
bersedia untuk dicabut).
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.


Bandar Lampung, Mei 2012
Pembuat Pernyataan

Erni Oktaviani
NPM 0743033020

SANWACANA
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Upacara Pangku Paliare Suku Semende Di Desa Mutar

Alam

Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat” Pada Program Studi
Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga
banyak mendapatkan petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak,

maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku pembantu dekan I Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si Selaku pembantu dekan II Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. H. Iskandar Syah, M.H Selaku Pembantu dekan III Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
6. Bapak Drs Maskun, M.H Selaku ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus
penguji yang telah memberikan saran dan nasehat yang bermanfaat bagi
penulis demi terselesainya skripsi ini.
7. Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum selaku pembimbing I, terima kasih atas segala
masukan-masukan dan saran serta nasehat yang diberikan kepada penulis.
8. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si selaku pembimbing II sekaligus pembimbing
akademik, terimakasih atas segala bantuan dan bimbingan yang diberikan
kepada penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Bapak dn ibu dosen Pendidikan Sejarah semoga ilmu yang telah diberikan
kepada penulis selama ini dapat bermanfaat dan akan menjadi modal dimasa
depan.
10. Seluruh tokoh adat Didesa Mutar Alam, Terimakasih atas segal bantuanya.
11. Untuk Beb (Heri Anwar) Terimakasih atas dukungan dan kebersamaanya,
semoga apa yang menjadi cita-cita kita dapat tercapai.
12. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah angkatan
2007, Ariansyah, Desri, Aprilianti, Ceria Firah, Faradia , Sugesti, Merita, Iin,
Fajar, , Evi, Endah, Anis, Tia, Okta, Vera, Nunik, Kustono, Dwi, Utami, Devi,
Wahyu, Nur Apriadi, Fahmi, Rahmad Saleh Iska serta teman-teman lain yang
penulis tidak dapat sebutkan satu-persatu, terimakasih telah menjadi teman
yang baik bagi penulis.

13. Nuraini, Riska , Yanti, terimakasih atas kebersamaanya selama ini, aku saying
kalian.
14. Buat mb ve, mb Aya’, Karsini, Hedi kebersamaan kita pasti akan menjadi rasa
kangen dan akan mengingatkan kenangan yang pernah ada.
15. Buat Asrama putri Starla Beti, eka, Mb Shinta dan teman-teman yang lain,
terima kasih atas kebersamaan kita
16. Buat seluruh rekan-rekan mahasiswa pendidikan Sejarah, kalian adalah
saudara seperjuangan semoga keberhasilan akan dalam mencapai cita-cita
akan menyertai kalian.
17. Teman-teman PPL SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung, Mb Fatma,
Biyatmi, Nurani, Arianyah, Yogi Erlangga, Heri Anwar, Endah Prapti Utami,
terimakasih atas kebersamaanya, senang bertemu kalian.
18. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu atas terselesainya skripsi ini.
Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Mei 2012
Penulis

Erni Oktaviani

x

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................i
HALAMAN JUDUL .........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................iii
RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................iv
MOTTO ........................................................................................................v
PERSEMBAHAN .............................................................................................vi
SANWACANA ..................................................................................................vii
DAFTAR ISI......................................................................................................x
DAFTAR TABE ................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii
I.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..............................................................................6
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................6
1.4 Rumusan Masalah................................................................................6
1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................7
1.6 Kegunaaan Penelitian............................................................................7
1.7 Ruang Lingkup Penelitian.....................................................................8

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA
2.1 Tinjauan Pustaka...................................................................................9
2.1.1 Konsep Proses .............................................................................9
2.1.3 Konsep Tradisi.............................................................................10
2.1.3 Konsep Upacara ..........................................................................11
2.1.6 Konsep Pangku Paliare...............................................................11
2.1.6 Konsep Masyarakat .....................................................................13
2.1.6 Konsep Suku Semende ................................................................14
2.2 Kerangka Pikir ......................................................................................15
2.3 Paradigma .............................................................................................17
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode yang digunakan ........................................................................18
3.2 Lokasi Penelitian...................................................................................19
3.3 Variabel Penelitian dan definisi operasional Variabel..........................19
3.2.1 Variabel Penelitian......................................................................19
3.2.2 Definisi Operasional Variabel ....................................................20

xi

3.4 Informan................................................................................................21
3.5 Teknik Pengumpulan Data....................................................................22
3.5.1 Teknik Wawancara.....................................................................22
3.5.2 Teknik Observasi.........................................................................23
3.5.3 Teknik Dokumentasi .................................................................23
3.6 Teknik Analisis Data.............................................................................24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ........................................................................................................26
1. Gambaran Umum Daerah Penelitian.......................................................26
1. 1 Sejarah Singkat Desa Mutar Alam.................................................26
1. 2 Letak dan Batas Desa Mutar Alam ................................................29
1. 3 Luas Wilayah Desa Mutar Alam ...................................................29
1. 4 Keadaan Penduduk Desa Mutar Alam...........................................30
1. 4.1 Keadaan penduduk berdasarkan Jumlah Penduduk ...........30
1. 4.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama ...........................31
1. 4.3 Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ................32
1. 4.4 Keadaan Penduduk berdasarkan Suku ...............................32
2. Upacara Pangku Paliare suku Semende di Desa Mutar Alam
Kecamatan way Tenong Kabupaten Lampung barat.......................33
2. 1 Sejarah dan pengertian Pangku Paliare.........................................33
2. 2 Proses Pelaksanaan Upacara Pangku Paliare................................38
2. 2.1 Persiapan Pelaksanaan Upacara Pangku Paliare...............38
2. 2.2 Pelaksanaan Upacara Pangku Paliare ..............................44
1. Upacara pembersihan benda Pusaka Puyang
Awak.............................................................................47
2. Malam Paliare ...............................................................52
2.2.3 Penutup Pelaksanaan Upacara Pangku Paliare .................55
B. Pembahasan .............................................................................................60
1. Upacara Pangku Paliare di Desa Mutar Alam Kecamatan
Way Tenong lampung Barat....................................................................60
1. 1 Proses pelaksanaan Upacara Pangku Paliare...............................60
a Persiapan Upacara Pangku Paliare ........................................61
b Pelaksanaan Upacara Pangku Paliare ....................................61
c Penutupan Upacara Pangku Paliare .......................................62
1. 2 Fungsi pelaksanaan Upacara Pangku Paliare ...............................63
a. Mempertahankan Eksistensi Suku Semendo di desa
Mutar Alam. ............................................................................63
b. Alat Pemersatu di Desa Mutar Alam. ....................................65
c Tindak Agama di Desa Mutar Alam .....................................65
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan.............................................................................................67
5.2 Saran.......................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 1. Jumlah pemangku desa Mutar Alam Kecamatan
Way Tenong Kabupaten Lampung Barat. ..............................................30
Tabel 2. Keadaan penduduk berdasarka Jumlah penduduk di Desa Mutar
Alam Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat...................30
Tabel 3. Agama di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong kabupaten
Lampung Barat........................................................................................31
Tabel 4. Keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Mutar
Alam Kecamatan Way Tenong kabupaten Lampung Barat. ..................32
Tabel 5. Keadaan penduduk berdasarkan suku di Desa Mutar Alam
Kec.Way Tenong kabupaten Lampung Barat .........................................33

REFERENSI

Ihromi. 1987. Pokok-pokok Atropologi Budaya. PT. Gramedia Jakarta:
Halaman:18
Suparman.2003.Antropologi Budaya. Jakarta: Hal 94
Effendi, Ari.2006. Keberadaan Suku semende.Yogyakarta.Halaman 7

REFERENSI

Koentjaraningrat. 1984. Kamus Istilah Antropologi. Pusat Pengembangan `dan
Pembinaan Bahasa. Jakarta. Hal 41
Frick, Heinz. 2008. Penulisan Karya Ilmiah. Kanisius. Yogyakarta. Hal: 97
Effendi, Ari.2006. Keberadaan Suku Semende.Yogyakarta.Halaman 7
Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. Hal 41
Soekardijo, William. 1985. Antropologi I. Erlangga:Jakarta. Hal 333
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. PT Rineka Cipta. Jakarta:
Hal: 264

REFERENSI

Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan, Bumi Aksara: Jakarta. Hal 58
Nasir, Muhamad. 1988. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.hal 63
Arikunto, Suharsimi. 1986. Proses Penelitian Suatu Pendidikan Praktis.
Bina Aksara. Bandung.hal 78
Suryabrata, Sumadi, 1983, Metode Penelitian. Rajawali: Jakarta. Hal 126
Singarimbun, Masari dan sofyan Efendi, 1989, Metode Penelitian Survei.
Jakarta: LP3ES. Hal 177
Suprayoga, Imam. 2001, Metodologi Penelitian Sosial. Rosdakarya : Bandung.
Hal 36
Nasution, S. 1996 Metodologi Research. Bumi Aksara. Jakarta. Hal 107
Nawawi, Hadari. 1991. Metodologi Penelitian Sosial. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta. Hal 100
Basrowi, 2000, Startegi Penelitian Sosial, Yayasan Kampus Sina: Surabaya.
Halaman 142
Koentjaraningrat, 1997.Metode Penelitian UIP: Jakarta. Hal 162

REFERENSI

Hendropuspito.1983. Sosiologi Agama. Kanisius. Yogyakarta: Hal 40
Effendi, Ari.2006. Keberadaan Suku semende.Yogyakarta.Halaman 7
Nata, Abi dun. 2001 Metodologi studi islam. PT Grafindo persada. Jakarta: hal 73
Malinowski, Bronislaw. 1988. Tertib Hukum Dalam Masyarakat Terasing.
Erlangga. Jakarta: Hal 31
Hendropuspito. Op cit. hal 156
Ibid. Hal 159
Ruocek, Josephs dan Rolend L. Warren. 1885. Pengantar Sosiologo. PT. Bina Aksara
Jakarta : Hal. 26

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1986. Proses Penelitian Suatu Pendidikan Praktis.
Bina Aksara. Bandung.
Basrowi, 2000, Startegi Penelitian Sosial, Yayasan Kampus Sina: Surabaya.
Effendi, Ari.2006. Keberadaan Suku semende.Yogyakarta.
Frick, Heinz. 2008. Penulisan Karya Ilmiah.Kanisius. Yogyakarta.
Hendropuspito.1983. Sosiologi Agama. Kanisius. Yogyakarta
Ihromi. 1987. Pokok-pokok Atropologi Budaya. PT. Gramedia Jakarta:
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. PT Rineka Cipta. Jakarta:
Koentjaraningrat, 1980. Sejarah dan teori antropologi. UIP: Jakarta.
Koentjaraningrat. 1984. Kamus Istilah Antropologi. Pusat Pengembangan `dan
Pembinaan Bahasa. Jakarta.
Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta.
Koentjaraningrat, 1997.Metode Penelitian UIP: Jakarta.
Malinowski, Bronislaw. 1988. Tertib Hukum Dalam Masyarakat Terasing.
Erlangga. Jakarta
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan, Bumi Aksara: Jakarta.
Nasir, Muhamad. 1988. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nasution, s. 1996 Metodologi Research. Bumi Aksara. Jakarta.
Nawawi, Hadari. 1991. Metodologi Penelitian Sosial. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.
Nata, Abi dun. 2001 Metodologi studi islam. PT Grafindo persada. Jakarta:

Ruocek, Josephs dan Rolend L. Warren. 1885. Pengantar Sosiologo. PT. Bina Aksara
Jakarta : Hal. 26

Soekardijo, William. 1985. Antropologi I. Erlangga:Jakarta.
Suparman.2003.Antropologi Budaya. Jakarta
Suryabrata, Sumadi, 1983, Metode Penelitian. Rajawali: Jakarta.
Singarimbun, Masari dan sofyan Efendi, 1989, Metode Penelitian Survei. Jakarta:
LP3ES.
Suprayoga, Imam. 2001, Metodologi Penelitian Sosial. Rosdakarya : Bandung.

Gambar Proses Pelaksanaan Upacara Pembersihan
Benda Pusaka Puyang Awak

Gambar 1. Sambutan Raja Adat

Keterangan: Sambutan sebelum melakukan Upacara pembersihan benda Pusaka oleh raja
adat Pangku paliare

Gambar 2. Penyerahan Benda Pusaka Puyang Awak

Keterangan: Penyerahan benda pusaka dari Raja Adat kepada Imam Paliare untuk
dimandikan/dicuci

Gambar 4. Pembersihan benda Pusaka Puyang Awak

Keterangan: Proses pencucian benda pusaka Puyang Awak dengan menggunakan air
segar tuyung.
Gambar 5. Pengeringan Benda Pusaka Puyang Awak

Keterangan: Proses pengeringan benda pusaka menggunakan bedak setelah dicuci
menggunakan air segar tuyung agar tidak berkarat bila disimpan kembali.

Gambar 6. Raja Adat

Keterangan: Raja adat Pangku Paliare yang memimpin jalanya Upacara Pangku Paliare

Gambar 7. Imam Paliare

Keterangan: Imam Paliare (Bapak Rahidi) yang memimpin jalanya Upacara Pangku Paliare

Gambar Pelaksanaan Upacara Malam Paliare

Gambar 8. Malam Paliare

Keterangan: Sambutan Raja Adat paliare saat malam Pangku Paliare yang dilaksanakan di
Masjid Babussalam

Gambar 9. Do’a Paliare

Keterangan: Pembacaan do’a Paliare yang dibawakan oleh imam Paliare

Gambar 10 . Syarat Malam Paliare

Dulang 4

Serabi

Lemang

Bukhetih

Bubur 9

Keterangan: syarat-syarat yang digunakan dalam Malam Paliare

Gambar 3. Syarat Pembersihan Benda Pusaka
Jeruk Nipis, kencur, dan Jerangau

Air Segar Tuyung

Keterangan: Syarat-syarat yang digunakan dalam upacara Pembersihan Benda Pusaka
Puyang Awak

Gambar 11. Benda Pusaka Puyang Awak

Keterangan: Berbagai Benda pusaka Puyang awak yang diletakkan didalam peti dan disimpan
di Masjid Babussalam.

Gambar acara Penutupan Upacara Pangku Paliare

Gambar 12. Acara Penutupan Upacara Pangku Paliare

Masjid babussalam yaitu masjid asli suku semende yang digunakan sebagai tempat
menyimpan benda pusaka titipan puyang Awak.

Kuburan ibu Nurdiyah, orang yang mendirikan Masjid babussalam.

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan
memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita
sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia
merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan
budaya.
Budaya atau Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Suatu Kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai
dan cara berlaku (artinya kebiasaan) yang di pelajari yang pada umumnya dimiliki
bersama oleh para warga dari suatu masyarakat. Kebudayaan menunjuk pada

2

berbagai aspek kehidupan , kepercayaan-kepercayaan, sikap-sikap dan juga hasil
dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok tertentu.
(Ihromi, 1987:18)
Wujud kepercayaan tersebut dilakukan dengan berbagai ritual-ritual adat, ada juga
yang berkembang menjadi upacara-upacara adat yang mengandung unsur magis
sebagai penghubung antara manusia dengan alam ghaib. Pelaksanaan ritual adat
ini mengandung usur-unsur ajaran agama, nilai-nilai norma yang berlaku dalam
masyarakat yang disampaikan kepada semua warganya.
Ritual-ritual adat biasanya dilakukan oleh masyarakat yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat, hubungan masyarakat dan sistem mata pencaharian hidup,
keselamatan dan kebahagiaan. Biasanya kejadian-kejadian ritual tersebut
dilakukan dengan memberikan sesajen ataupun dengan benda-benda pusaka yang
dianggap keramat dan merupakan warisan nenek moyang.
Kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap keramat dan memiliki
kekuatan ghaib merupakan kebudayaan Indonesia yang dimiliki sejak dahulu.
Konsep kepercayaan dari animism adalah pemujaan terhadap roh ghaib
(supranatural), terutama roh nenek moyang atau roh-roh halus lainya.
(Suparman,2003: 94).
Salah satu unsur kebudayaan dan kepercayaan yang masih dilestarikan bangsa
Indonesia sebagai warisan budaya adalah suatu tradisi yang dilaksanakan dalam
masyarakat Semende yang berupa upacara-upacara sakral, yang hingga saat ini
masih dilaksanakan dan diyakini oleh masyarakat suku semende di Desa Mutar
Alam Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat, seperti

upacara

3

Pangku Paliare yaitu suatu upacara pembersihan benda pusaka puyang Awak
serta do’a bersama tolak balak masyarakat adat Semende,yang dilakukan untuk
berbagai keperluan adat.
Upacara Pangku Paliare hingga saat ini masih dilaksanakan setiap tahunnya
dilaksanakan setiap tanggal 25 Muharam, di mana hari itu diyakini sebagai hari
yang tenang, benda pusaka yang dimaksud merupakan benda amanat dari Puyang
Awak, yaitu seseorang yang mengaku telah menanam keturunan suku Semende.
Adapun benda pusaka adat Semende itu berupa: Sekin, Buk Panjang, Buk Pendek
Khotbah, Pecahan Batu Penyanggah Hajar Aswat, Cap Stami, Cap Bulan
Temanggal, Dan Kain. Benda pusaka tersebut merupakan milik anak cucu Puyang
Awak yang dititipkan kepada Abidun dengan ketentuan yaitu benda pusaka
tersebut ditempatkan di Ulu Way Besai, dimana tempat tersebut akan menjadi
permukiman baru bagi anak cucu Puyang Awak (penanam suku Semende).(Efendi
Ari,2006:7)
Upacara ritual yang disebut pangku peliare yaitu pembersihan benda
pusaka berupa: sekin, buk panjang, buk pendek khotbah, pecahan batu
penyanggah Hajar Aswat, cap stami, cap bulan temanggal, dan kain.
serta doa bersama memohon keselamatan dan tolak bala masyarakat
adat Semende yang dilaksanakan setiap 25 Muharam, di mana hari itu
diyakini sebagai hari yang tenang.( Rahidi, wawancara dengan ketua
adat atau datuk pangku paliare didesa Mutar Alam kecamatan way
tenong April:2011)
Upacara Pangku Paliare ini pada dasarnya adalah upacara suku Semende, akan
tetapi karena sekarang sudah banyak terdapat suku pendatang di Desa Mutar
Alam

maka

upacara

Pangku Paliare

ini dilaksanakan

bukan

hanya

masyarakat suku Semende saja, akan tetapi masyarakat suku Jawa ataupun suku
lain pun ikut serta dalam upacara Pangku paliare tersebut. Hal tersebut

4

dikarenakan Adat istiadat dan kebudayaan Semende ini tidak terbatas oleh suku
Semende saja , dan juga upacara pangku paliare ini adalah merupakan salah satu
upacara yang sangat dipengaruhi oleh ajaran islam (ilmu tauhid dan syariat islam)
yaitu untuk keselamatan dunia akhirat.

Jadi Adat Semende itu termasuk

kebudayaan Islam. (Anas Toha. Wawancara langsung derngan tokoh Masyarakat:
Desember 2011). Di dalam Alquran berbunyi “ittaqullah” artinya bertaqwalah
kepada Allah dengan mengerjakan yang diperintah dan meninggalkan yang
dilarang.
Upacara Pangku Paliare ini hanya dilaksanakan di desa Mutar Alam Kecamatan
Way Tenong Lampung Barat saja dan tidak dilaksanakan ditempat lain. Tempat
pelaksanaan upacara tersebut dilaksanakan di masjid
merupakan

Babussalam yang

masjid asli suku Semende, yang dibangun untuk melaksanakan

upacara tersebut dan sebagai tempat menyimpan benda pusaka titipan Puyang
Awak.
Tempat pelaksanaan dan penyimpanan benda pusaka Puyang Awak tersebut, yang
dibangun berupa masjid mempunyai simbol yang masing-masing dari symbol
tersebut mempunyai makna yang berbeda, yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat Semende Di Desa Mutar Alam. Symbol tersebut seperti terletak pada
soko guru tunggal yang melambangkan ketauhidan suku Semende yang hanya
mengesakan Allah SWT. serta menara masjid yang berlambang matahari dan
timbangan, matahari menandakan bahwa orang Semende diharapkan mempunyai
sifat seperti matahari yaitu hatinya terang dipancari Nur Ilahi. Dan symbol
timbangan yang bermakna bahwa dalam segala aktifitas sosialnya msyarakatnya
harus berlaku adil berdasarkan aturan-aturan yang ada baik berdasarkan aturan

5

fikih islam maupun atuaran yang sudah ditetapkan bersama-sama.( Efendi
Ari.2006:7)
Upacara tersebut

dilaksanakan terus-menerus hingga saat ini dan menjadi

upacara yang rutin dilaksanakan satu kali setiap tahunya yaitu setiap tanggal 25
Muharram, Karena upacara pangku paliare ini dilaksanakan berdasarkan amanat
dari puyang awak, yang dilaksanakan oleh Masyarakat di Desa Mutar Alam
dengan melibatkan seluruh Masyarakatnya, yang mempunyai tujuan yang baik,
yaitu sebagai do’a memohon keselamatan dan kebahagiaaan khususnya bagi
masyarakat suku semende dan umumnya masyarakat di desa Mutar Alam
Kecamatan Way Tenong.
Dalam pelaksanaanya, Upacara Pangku Paliare ini tardapat tiga tahap kegiatan
yang harus dilakukan, serta terdapat beberapa macam syarat yang harus dipenuhi
yang berdasarkan pedoman dan amanat dari puyang awak. Dari tiga tahap tersebut
dilaksanakan dengan waktu yang terpisah, yaitu dimulai dari tahap persiapan yaitu
menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, pelaksanaan Upacara dan terakhir
penutupan Upacara pangku Paliare.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis bermaksud
mengadakan penelitian untuk mengetahui bagaimana Tata Cara Pelaksanaan
upacara Pangku Paliare di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung
Barat.

6

1.2 Identifikasi Masalah
Berdadasrkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Upacara Pangku Paliare Memiliki Fungsi Pokok yang khas bagi Masyarakat
di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat.

2.

Upacara Pangku Paliare ini memiliki Makna dan Simbol yang khas bagi
masyarakat Di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat

3.

Pangku Paliare masyarakat suku Semende bersifat kontinu atau berlangsung
terus menerus satu kali setiap tahun di Desa Mutar Alam Kecamatan Way
Tenong Lampung Barat.

4.

Upacara Pangku Paliare memiliki proses pelaksanaan dengan tahapantahapan yang teratur di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung
Barat.

1.3 Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis membatasi
masalah dalam penelitian yaitu pada proses pelaksanaan Upacara Pangku Paliare
Suku Semende di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah proses pelaksanaan Upacara Pangku Paliare
masyarakat Suku Semende di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong
Lampung Barat?”.

7

1.5 Tujuan penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui tata cara
pelaksanaan Upacara Pangku Paliare masyarakat Suku Semende di Desa Mutar
Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat
1.6 Kegunaaan Penelitian
Setiap penelitian tentunya mempunyai kegunaan pada pihak yang membutuhkan,
adapun kegunaan dalam penelitian ini antara lain diharapkan bermanfaat untuk:
1.

Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan budaya, dan
informasi mengenai proses pelaksanaan Upacara Pangku Paliare masyarakat
Suku Semende di desa Mutar Alam Kec. Way Tenong Lampung Barat

2.

Bagi Pendidikan
Para pembaca serta instansi terkait lainya, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai tambahan wawasan budaya , ilmu pengetahuan serta sebagai masukan
informasi dalam ilmu Antropologi Budaya.

3.

Bagi dinas kebudayaan
Bagi dinas kebudayaan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam
mengambil kebijakan atau keputusan serta pemahaman budaya Semende
sebagai pedoman penelitian lain yang berhubungan dengan desa Mutar Alam
Keamatan way Tenong Lampung Barat.

4.

Bagi masyarakat Desa Mutar Alam
Bagi masyarakat Desa Mutar Alam penelitian ini dapat dijadikan salah satu
bahan bacaan yang mengulas mengenai tata cara proses pelaksanaan Upacara

8

Pangku Paliare masyarakat Suku Semende di Desa Mutar Alam Kecamatan
Way Tenong Lampung Barat
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
a.

Obyek Penelitian : Tata cara proses pelaksanaan Upacara Pangku
Paliare masyarakat Suku Semende

b.

Subjek penelitian : Masyarakat Semende di Desa Mutar Alam
Kecamatan Way Tenong Lampung Barat.

c.

Tempat penelitian : Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong
Lampung Barat.

d.

Waktu Penelitian : Tahun 2011

e.

Bidang Ilmu

: Antropologi Budaya

9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan
dijadikan topic penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori-teori
ata konsep-konsep atau generalisasi-generalisasi yang akan dijadikan landasan
teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam
penelitian ini adalah:
2.1.1 Konsep Proses
Dalam penelitian ini subjek yang akan diteliti yaitu masyarakat di Desa Mutar
Alam. Khususnya masyarakat Semende yang masih melaksanakan kebudayaanya,
seperti kebudayaan Pangku Paliare.
Menurut Muhamad ali, proses adalah rentetan, perubahan peristiwa dan lain-lain
dalam perkembangan sesuatu. (Muhamad Ali. :325). Menurut Koentjraningrat
proses adalah berlangsungnya peristiwa dalam ruang waku dan perkembangan
yang mengandung serangkaian perubahan. (Koentjaraningrat, 1984:154).
Berdasarkan pengertian di atas proses adalah suatu peristiwa yang didalamnya
terdapat rentetan kegiatan ataupun tahap-tahap kegiatan yang saling berhubungan
dalam perkembangan sesuatu. Seperti yang dijelaskan oleh Heinz Frick konsep

10

penahapan dalam penelitian adalah peralatan yang penting untuk mengaturnya
yaitu tahap awal, tahap kerja dan tahap penutupan. ( Heinz Frick. 2008: 97)
Dalam penelitian ini yaitu pada Upacara Pangku Paliare, proses penelitian
dilakukan dimulai dari tahap persiapan upacara, pelaksanaan upacara dan tahap
penutupan.
2.1.2 Konsep Tradisi
Dalam wikipedia Indonesia ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia tradisi berasal
dari bahasa latin yaitu tradition, adalah kebiasaan dan pengertian yang paling
sederhana adalah sesuatu yang dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian
dari kehidupan seautu kelompok masyarakat. Hal yang paling mendasar dari
tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi kegenerasibaik
tertulis maupun lisan. (Wikipedia Indonesia, insiklopedia berbahasa Indonesia:
2007).
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah melaksanakan perbuatan yang
tertentu menurut adat kebiasaan atau agama.( W.J.S Poerwadarminta. 1976:1132).
Sedangkan menurut Badudu tradisi adalah adat kebiasaan yang dilakukan turuntemurundan terus dilaksanakan pada masyarakat yang ada. (J.S. Badudu.
2003:349)
Jadi Tradisi adalah suatu kegiatan bagian dari masyarakat yang dilakukan secara
turun-Temurun dan terus menerus menurut adat kebiasaan dari masyarakat
tertentu.

11

2.1.3 Konsep Upacara
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa upacara merupakan
rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan aturan tertentu
menurut adat atau agama. Menurut Koentjcaraningrat upacara adalah merupakan
system aktifitas atau rangkaian tidakan yang ditata oleh adat atau hukum yang
berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam peristiwa
tetap

yang

biasanya

terjadi

dalam

masyarakat

yang

bersangkutan.

(Koentjaraningrat, 1984, 241).
Sedangkan menurut Hasan Sadely yang dimaksud dengan upacara adalah kegiatan
atau serangkaian tindakan yang dilakukan menurut adat kebiasaan atau
keagamaan yang menandai kesucian atau kehidupan atau peristiwa. (Hasan
Sadely. 1980: 371).
Jadi upacara adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekumpulan orang yang
dilakukan pada waktu tertentu dan mempunyai aturan- aturan dan tujuan tertentu
yang dianggap penting oleh masyarakat tersebut. Seperti Upacara Pangku Paliare
di Desa Mutar Alam yang hingga saat ini masih dilaksanakan rutin setiap tahunya
dan dianggap suci oleh masyarakat Semende serta dilakukan menurut aturan –
aturan dan tujuan tertentu yang disertai do’a bersama tolak bala masyarakat adat
Semende serta dilambangkan menurut adat kebiasaan atau agama.
2.1.4 Konsep Pangku Paliare
Bardasarkan kata-kata dalam bahasa Semende Pangku Paliare terdiri dari dua
kata Pangku dan Peliare. Pangku Artinya Membawa dan Menyimpan, Peliare
artinya merawat atau memelihara. Pangku Paliare yang dimaksud disini adalah

12

berupa beberapa benda pusaka yang dititipkan oleh puyang Awak untuk disimpan
dan dipelihara. Pangku paliare adalah upacara memohon kepada Allah SWT, agar
anak cucu puyang dijauhkan dari bala bencana serta mendapat karunia
kebahagiaaan dunia dan akherat.(Efendi Ari, 2006:7)
Pangku peliare yaitu pembersihan benda pusaka berupa: Sekin, Buk Panjang, Buk
Pendek Khotbah, Pecahan Batu penyanggah Hajar Aswat, Cap Stami, Cap Bulan
Temanggal, dan Kain. serta do’a bersama tolak bala masyarakat adat Semende
yang dilaksanakan setiap tanggal 25 Muharram, di mana hari itu diyakini sebagai
hari yang tenang.( Bpk. Rahidi, wawancara dengan ketua adat atau datuk pangku
paliare. April:2011)
Upacara Pangku paliare ini adalah suatu upacara adat suku Semende di Desa
Mutar Alam yang dilaksanakan sebagai upacara pembersihan benda pusaka dan
do’a bersama tolak-balak masyarakat suku semende. adapun tujuan dari Upacara
Pangku Paliare ini adalah untuk melaksanakan amanat dari puyang Awak dan
sebagai suatu Upacara untuk memohon keselamatan dan kebahagiaan anak cucu
puyang Awak.
Dalam Upacara Pangku Paliare ini terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan
dalam Upacara Pangku Paliare, yaitu Tahap persiapan Upacara Pangku Paliare
yaitu tahap menyiapkan beberapa perlengkapan yang diperlukan dalam
pelaksanaan Upacara Pangku Paliare. Setelah persiapan perlengkapan Upacara
Pangku Paliare diperoleh maka langkah selanjutnya yaitu dengan melaksanakan
upacara Pangku Paliare, yaitu yang dilaksanakan dengan dua tahap acara yaitu

13

tahap pembersihan benda pusaka dan dilanjutkan dengan tahap malam Paliare
yaitu acara ini dari Upacara Pangku Paliare
Tahap selanjutnya setelah pelaksanaan Upacara Pangku Paliare

yaitu tahap

penutupan. Yaitu dengan penyerahan benda pusaka untuk disimpan kembali, serta
acara perayaan acara Pangku Paliare dengan diadakan pengajian yang dihadiri
oleh seluruh masyarakat di Desa Mutar Alam.
2.1.5 Konsep Masyarakat
Masyarakat pada kesatuan manusia tentunya memiliki ikatan-ikatan seperti
interaksi diantara warganya. Adanya norma-norma atau hukum-hukun dan aturanaturan yang khas mengatur seluruh warganya. Istilah masyarakat dalam bahasa
Inggris dipakai istilah Society yang berasal dari kata latin Socius yang berarti
kawan.
Berdasarkan Uraian tersebut di atas, Koentjaraningrat dalam buku Pengantar Ilmu
Antropologi masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi
menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinuitas, dan yang
terikat oleh suatu rasa identitas yang sama. (Koenjaraningrat, 1986: 146)
Dalam ilmu Antropologi, beberapa strukturalis sosial berupaya menjelaskan
struktur masyarakat dengan merumuskan beberapa kaidah tertentu yang menjadi
landasan organisasi. Dalam struktur sosial maka kita akan melihat kontinuitas
masyarakat, dari kontinuitas itu pula perubahan sosial akan menjelaskan secara
bersamaan. (William dan Soekardijo, 1985;333).

14

Jadi masyarakat adalah merupakan sekelompok manusia yang saling berinteraksi
dan mempunyai cirri khas dan kebudayaan masing-masing yang hidup bersama
dan mempunyai aturan-aturan yang mengikat satu sama lain. Masyarakat yang
diteliti ini adalah masyarakat suku Semende yang berdiam didaerah Lampung
bagian Barat tepatnya di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung
Barat yang juga telah hidup bermasyarakat dalam waktu yang lama, sehingga
kontinuitas yang berlangsung dalam masyarakat ini adalah sebuah warisan budaya
nenek moyang suku Semende yang masih berlangsung hingga saat ini.
2.1.6 Suku Semende
Suku adalah merupakan sebuah identitas yang digunakan sebagai pengenalan bagi
seseorang sebagai bagian dari suatu golongan yang dilakukan berdasarkan
serangkaian ciri-ciri yang merupakan satu kesatuan yang bulat.Menurut
Koentjaraningrat, suku adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh
kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan, yang seringkali (tapi tidak
selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa juga. (Koentjaraningrat, 2002:264)
Berdasarkan pengertian diatas suku adalah suatu golongan manusia yang terikat
oleh suatu identitas kesatuan kebudayaan, yang biasanya dibedakan dengan
melihat latar belakang, kebiasaan dan bahasa yang mereka pakai.
Semende terdiri dari dua suku kata yaitu Seme dan Ende dengan pengertian Seme
yaitu sama dan Ende yaitu Harga. Semende yaitu Sama Harga menurut logat
Semende same rege yaitu antara laki-laki dan perempuan itu mempunyai derajat
yang sama. Makna Semende menurut bahasa semende adalah suatu adat
masyarakat yang harus memiliki rasa memiliki, rasa mencintai dan menjaga

15

keutuhan adat-istiadat suku semende. dan merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan yang lainya. (aliana, Arifin, Zainal, dkk, 1985:98)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat suku semende adalah
suatu sistem atau kesatuan hidup manusia yang terikat oleh suatu kesatuan
kebudayaan yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain
mempunyai rasa memiliki, rasa mencintai dan menjaga keutuhan adat-istiadat
suku semende yang terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
2.2 Kerangka Fikir
Menurut masyarakat suku semende adat-istiadat dan budaya selalu dipegang
teguh oleh setiap masyarakatnya, seperti halnya Upacara Pangku Paliare Suku
Semende di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat yang
sampai sekarang masih dilaksanakan setiap tahunya tanpa merubah tata cara
pelaksanaan, waktu dan tempatnya yaitu tepatnya pada bulan Muharam di Desa
Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat.
Upacara Pangku Paliare ini dilaksanakan oleh para tokoh adat serta masyarakat
suku Semende di Desa Mutar Alam, yaitu tepatnya di masjid Babussalam, yaitu
masjid asli suku semende. upacara ini dilaksanakan dengan tujuan dan tata cara
pelaksanaan yang semuanya merupakan rangkaian dalam upacara adat Semende,
yaitu mempunyai tujuan bahwa upacara tersebut dilaksanakan karena untuk
melaksanakan amanat dari Puyang Awak dan sebagai do’a bersama memohon
keselamatan dan kebahagiaan bagi anak cucu Puyang Awak.

16

Dalam melaksanakan Upacara Pangku Paliare terdapat beberapa tahap kegiatan
yang harus dilaksanakan, yaitu dimulai dengan tahap persiapan upacara Pangku
Paliare dengan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan dalam upacara,
dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan upacara Pangku paliare yaitu dengan
dilaksanakan melalui dua tahap acara yaitu tahap pembersihan benda pusaka
dengan cara membersihkan benda pusaka berupa keris dengan air Segar Tuyung
dan Jeruk Nipis dan dilanjutkan dengan tahap malam paliare yaitu acara inti dari
Upacara pangku Paliare, dengan cara membacakan do’a Paliare. setelah
pelaksanaan Upacara tersebut terakhir yaitu tahap penutup Upacara Pangku
Paliare, dalam tahap penutupan ini dilakukan acara penyerahan benda pusaka
sebagai symbol dan bukti bahwa benda pusaka tersebut telah dibersihkan dan
untuk disimpan kembali di dalam menara masjid Babussalam. serta acara
perayaan Upacara pangku paliare dengan mengadakan pengajian yang dihadiri
oleh seluruh masyarakat Desa Mutar Alam.
Dalam pelaksanaan upacara Pangku Paliare ini dilaksanakan di Masjid
Babusaalam. Masjid tersebut merupakan masjid tempat dimana benda pusaka
tersebut disimpan, dan merupakan masjid asli suku semende.

17

2.3 Paradigma

Upacara Pangku Paliare suku
Semende

Proses pelaksanaan upacara Pangku Paliare

Persiapan

Pelaksanaan

Keterangan:
: Garis Pengaruh
: Garis Aktivitas

Penutup

18

III. METODE PENELITIAN

3.3 Metode yang digunakan
Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam suatu
penelitian. Menurut Maryaeni metode adalah cara yang ditempuh oleh peneliti
dalam menemukan pemahaman sejalan denmgan fokus dan tujuan yang
ditetapkan. (Maryaeni,2005:58). Dari pengertian tersebut maka dapat diartikan
metode adalah : cara yang paling tepat yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan dari penelitian yang dilakukan.
Dilihat dari tujuannya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tata cara
pelaksanaan upacara Pangku Paliare Suku Semende di Desa Mutar Alam
kecamatan Way Tenong lampung Barat. Maka metode yang yang digunakan oleh
penulis dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Menurut Moh. Nazir,
metode deskriptif adalah suatu metode untuk meneliti status kelompok, status
obyek status kondisi suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. (Moh. Nazir, 1988:63). Sedangkan menurut Muhammad Ali
metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah
yang sedang dihadapi pada situasi sekarang yang dilakukan dalam menempuh
langkah-langkah pengumpulan data, klarifikasi dan analisis pengolahan data

19

membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif dan suatu deskriptif. (
Muhammad Ali, 1985:120).
Dari beberapa pendapat diatas maka metode deskriptif adalah metode yang
digunakan untuk meneliti suatu kelompok atau suatu obyek yang ditunjukan pada
pemecahan masalah yang ada pada situasi sekarang, yang dilakukan dengan
pengumpulan data, klasifikasi, analisis, pengolahan data dan pembuat kesimpulan
yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong
Kabupaten Lampung Barat. Di desa Mutar Alam mayoritas penduduknya suku
Semende, tetapi tidak sedikit pula dari suku lain seperti suku Jawa, Sunda,
Lampung dan Batak. Lokasi ini ditentukan karena Upacara pangku Paliare ini
hanya dilakukan di Desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong Kabupaten
Lampung Barat saja, dan tidak dilaksanakan ditempat lain.
Informan yang dipilih sebanyak 5 Orang berdasarkan kriteria yang diinginkan
peneliti dan menguasai tentang subjek yang diteliti. Informan dalam penelitian ini
adalah masyarakat di Desa mutar Alam Kecamatan Way Tenong Lampung Barat.
3.3 Variabel Penelitian, Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang menjadi objek penelitian atau factor-faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Ari Kunto:78), sedangkan

20

menurut Suryabrata bariabel adalah suatu gejala yang akan menjadi obyek
pengamatan (Suryabrata, 1983:126).
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa variable penelitian adalah
suatu konsep atau obyek yang diberi nilai untuk diteliti. Disamping itu variable
penelitian sering juga dinyatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala- gejala dalam suatu peristiwa yang diteliti.
Variable yang digunakan dalam peneliatian ini adalah variabel tunggal dengan
fokus penelitian pada tata cara pelaksanaan upacara pangku paliare di desa Mutar
Alam kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.
3.3.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variable adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara mengukur suatu variable dengan kata lain definisi variabel adalah
semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana mengukur suatu variabel. (Mansri
sangarimbundan Sofian Efendi, 1987:46).
Sedangkan menurut Nasir definisi operasional variable adalah suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel atau konsep dengan cara memberikan arti atau
dengan menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variable tertentu. (Muhamad Nasir, 1988:152)
Dari pendapat di atas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa definisi
operasional variable adalah definisi yang memberikan arti lebih spesifik tentang
variable yang diteliti, agar variabel yang diteliti lebih jelas. Dalam penelitian ini
penulis merumuskan definisi operasional variabel pada tata cara pelaksanaaan

21

upacara Pangku Paliare yaitu pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan tahap
penutup Upacara Pangku Paliare di desa Mutar Alam Kecamatan Way Tenong
Lampung Barat.
3.4 Informan
Informan adalah sejumlah orang yang memberi respon atau tanggapan terhadap
apa yang diminta atau di tentukan oleh peneliti. Informan adalah pelaku yang ikut
menentukan

berhasil

tidaknya

penelitian

berdasarkan

informasi

yang

diberikan.(Imam Suprayoga, 2001) sedangkan menurut Moleong informan adalah
orang yang mempunyai banyak pengetahuan tentang latar penelitian dan bersedia
untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian.
Dari beberpa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa informan yaitu
orang yang bersedia memberi informasi yang ditentukan oleh peneliti dan benarbenar mengerti tentang objek yang diteliti. Informan dalam penelitian ini dipilih
secara Purposive Sumpling (mengambil orang-orang secara cermat oleh peneliti.
Informan didasarkan atas subjek yang menguasai permasalahan, memiliki data
dan bersedia memberikan infomasi yang relevan dengan objek penelitian.
Oleh karena itu peneliti menetapkan informan dengan kriteria sebagai berikut:
1.

Tokoh adat, Tokoh adat yang dimaksud yaitu orang yang dianggap
memahami secara mendalam tentang adat-istiadat suku semende.

2.

Orang yang dapat dipercaya atas apa yang dikatakan.

3.

Penduduk asli

4.

Memiliki pengetahuan mendalam mengenai objek yang akan diteliti.

5.

Memiliki kesediaan waktu yang cukup.

22

Berdasarkan criteria