Keenam, input manajemen. Kepala sekolah dalam mengatur dan mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen. Kelengkapan dan kejelasan
input manajemen akan membantu kepala sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif.
Input menajemen yang dimaksud meliputi: tugas yang jelas, rencana yang rinci dan sistematis, program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana,
ketentuan-ketentuan aturan main yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk bertindak, dan adanya sistem pengendalian mutu yang efektif
dan efisien untuk menyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai.
2.4. Kesiapan Sekolah dalam Melaksanakan MBS
Kesiapan sekolah dalam melaksanakan MBS dapat ditelaah dari komponen- komponen sebagaimana diuraikan berikut ini. Pertama, kesiapan sumberdaya
manusia. Mempersiapkan sumberdaya manusia dapat dilaksanakan dalam bentuk penataran-penaratanpelatihan bagi kepala sekolah, guru, staf TU, dan komite
sekolah. Dapat juga dengan mensosialisasikan melalui dengan media masa forum ilmiah diskusi dan seminar. Demikian juga dapat diadakan uji coba terhadap
pelaksanaan komponen MBS di sekolah. Kedua, kemampuan sekolah yang meliputi kemampuan mengubah pola
pikir, dan kriteria wilayah sekolah yaitu perkotaan, pinggiran kota dan pedesaan. Wilayah ini diperlukan untuk menentukan pendapatan.
Ketiga, pedoman pelaksanan MBS yang terdiri atas : 1 pedoman dari pusat berupa seperangkat peraturan yang diperlukan untuk melaksanakan otonomi
masing-masing unsur sekolah; dan 2 pedoman pelaksanaan MBS yang telah
dirumuskan mencakup kerangka nasional dan otonomi daerah Fattah, 2003. Pedoman ini meliputi rencana sekolah, pembiayaan dan monitoringevaluasi.
Keempat, rencana sekolah yang disusun oleh sekolah dan komite sekolah. Rencana program sekolah memuat visi, misi dan tujuan sekolah, serta kegiatan
yang ingin dicapai. Rencana sekolah dibuat dalam bentuk proposal dan dikerjakan bersama-sama atas partisipasi warga sekolah.
Kelima, rencana pembiayaan. Dalam hal ini, sekolah menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah RAPBS berdasarkan program,
menggunakan prinsip efektifitas dan skala prioritas. Anggaran berfungsi mengendalikan dan menganalisis kesenjangan rencana anggaran dengan realita.
Dalam rencana keuangan harus terlihat jumlah keperluan dana untuk melaksanakan kegiatan program yang dirinci dalam volume satuan dan perkiraan
biaya setiap unit kegiatan. Keenam, monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi sangat
diperlukan baik sekolah sendiri, orang tua, masyarakat maupun Dinas Pendidikan. Monitoring internal oleh kepala sekolah diperlukan untuk mengukur
keberhasilan program feedback. Sedangkan monitoring eksternal yang dilakukan oleh pengawas perlu adanya tindak lanjut.
Ketujuh, perlaporan. Dalam hal ini sekolah bersama komite sekolah melaporkan dan mempertanggungjawabkan segala program kegiatan kepada
Dinas Pendidikan, orang tua dan masyarakat. Laporan berisi keberhasilan, hambatan dan kegagalan dalam pelaksanaan program kegiatan.
Dalam laporan hendaknya dilampirkan data hasil yang telah dicapai berdasarkan monitoring dan evaluasi diri. Laporan ditulis secara komunikatif,
mudah dibaca dan dimengerti oleh semua orang. Laporan merupakan bagian penting perwujudan akuntabilitas sekolah.
2.5. Implementasi MBS