84
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan deksripsi hasil penelitian dan pembahasannya sebagaimana dituangkan dalam bab keempat, dapat disimpulkan bahwa kesiapan SMP Negeri 1
Petarukan melaksanakan MBS, terkait dengan sejumlah komponen yang masih memerlukan peningkatan intensitas dan kualitasnya. Sesuai dengan urutan pertanyaan
penelitian, komponen-komponen tersebut disimpulkan sebagai berikut: 1.
Dalam kerangka pelaksanaan MBS di SMP Negeri 1 Petarukan, telah dilakukan usaha-usaha sosialisasi konsep dan program MBS, termasuk
upaya perumusan dan komunikasi visi sekolah oleh kepala sekolah kepada segenap warga sekolah; pencanangan program peningkatan mutu; dan
peningkatan aspek-aspek pendukung mutu pendidikan. Program-program peningkatan mutu yang dicacangkan di SMP Negeri 1 Petarukan meliputi
peningkatan kualitas dan kompetensi guru, peningkatan sarana pendidikan, peningkatan perolehan nilai kelulusan UAN dan pengayaan kegiatan
ekstrakurikuler, penambahan jam belajar untuk siswa kelas akhir, dan pelayanan bimbingan tes siswa. Program-program peningkatan mutu
tersebut didukung oleh peningkatan mutu pengelolaan bidang-bidang pendanaan, sumberdaya manusia, rekrutmen siswa baru, transparansi dan
akuntabilitas, partisipasi warga sekolah dan masyarakat. 2.
Transparansi dan akuntabilitas penyelengaraan pendidikan di SMP Negeri 1 Petarukan diwujudkan dalam bentuk pelaporan secara periodik mengenai
perkembangan sekolah, perolehan dan penggunaan sumber-sumber dana
pendidikan. Pelaporan itu ada yang disampaikan melalui rapat komite sekolah, rapat dinas di Kantor Dinas Pendidikan, dan laporan bulanan
serta tahunan kepda Dinas Pendidikan. Dengan cara itu, SMP Negeri 1 Petarukan berupaya memelihara akuntabilitasnya, baik kepada warga
sekolah maupun komite sekolah, dan dinas pendidikan. Hal itu berarti pula bahwa warga SMP Negeri 1 Petarukan memahami akuntabilitas sebagai
peningkatan rasa tanggung jawab, atas tuntutan pemenuhan kepuasan dari pihak lain. Dengan kata lain, akuntabilitas merupakan indikator kinerja
sistem pendidikan yang parameternya melibatkan seluruh komponen atau unsur, masukan-proses-hasil yang kemudian diukur tingkat kesesuaiannya
dengan persyaratan ambangnya. 3.
Peranserta masyarakat dalam pelaksanaan MBS di SMP Negeri 1 Petarukan terkait dengan upaya memperbaiki mutu pendidikan di sekolah. Melalui
pengerahan peraserta tersebut dimungkinkan: 1 menghasilkan pembelajaran masyarakat, kesadaran yang lebih besar tentang potensi pendidikan dan
keterlibatan masyarakat yang lebih besar dalam pendidikan; 2 peningkatan dukungan masyarakat untuk program-program dan komitmen yang lebih besar
dalam menentukan keberhasilannya; 3 peningkatan bantuan partisipatif dalam pengembangan pemahaman tentang kebutuhan masyarakat, kepentingan, dan cara
mengenal sumber-sumber untuk peningkatan program pendidikan sekolah. Adapun masyarakat yang berpartispasi dalam kerangka pelaksanaan MBS di SMP
Negeri 1 Petarukan terdiri atas berbagai komponen masyarakat yang diwadahi dalam Komite Sekolah. Komponen yang dimaksud merupakan perwakilan
kelompok orang tua siswa, dunia usaha dan industri, organisasi profesi, tokoh
masyarakat, dan kalangan pemerhati pendidikan. Komposisi anggota masyarakat yang diikutsertakan ke dalam kepengurusan Komite Sekolah di SMP Negeri 1
Petarukan terdiri atas tokoh masyarakat, pengusaha, dan akademisi. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu wujud pelaksanaan konsep manajemen berbasis
sekolah yang menghendaki pelibatan seluruh stakeholders ke dalam pengelolaan pendidikan di sekolah. Sedangkan bentuk-bentuk peranserta tersebut terdiri atas:
1 peranserta dalam ikut menentukan kebijakan dan program sekolah; 2 peranserta dalam ikut mengawasi pelaksanaan kebijakan dan program sekolah; 3
peranserta dalam pertemuan rutin sekolah; 4 peranserta dalam kegiatan ekstrakurikuler; 5 peranserta dalam pengawasan mutu sekolah; 6 peranserta
dalam pertemuan Komite Sekolah; 7 peranserta dalam membiayai pendidikan; 8 peranserta dalam mengembangkan iklim sekolah; dan 9 peranserta dalam
pengembangan sarana dan prasaran fisik sekolah.
5.2. Implikasi