KESIAPAN SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR NEGERI SERAYU YOGYAKARTA.

(1)

KESIAPAN SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR NEGERI SERAYU YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Ferisya Nur Fitriana NIM 10110241013

PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

MOTTO

Faa inna ma’al ‘usri yusra. Inna ma’al ‘usri yusra

(Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Al-Insyirah: 5-6))

Hidup tanpa mempunyai TUJUAN bagai layang-layang putus. Maka tetaplah berusaha terus agar harapan tak putus


(6)

PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur kepada Allah SWT, atas karunia dan nikmat yang tak terhingga Sebuah karya ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua Orangtuaku tercinta, Alm. Bapak Dahron Helmi dan Ibu Isti Nurmawati yang telah memberikan kasih sayang, do’a dan dukungan yang tak pernah terputus untuk keberhasilan anakmu ini.

2. Almameter Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Agama, Nusa, dan Bangsa.


(7)

KESIAPAN SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR NEGERI SERAYU YOGYAKARTA

Oleh

Ferisya Nur Fitriana NIM 10110241013

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapan Kepala Sekolah, Guru serta dukungan Komite Sekolah yang dilakukan SD Serayu Yogyakarta dalam mempersiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Negeri Serayu Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru, komite, dan pengawas di SD Negeri Serayu. Analisis data dalam penelitian ini melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik berarti, hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara dicek dengan observasi dan kajian dokumen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan sekolah dilihat dari 3 aspek: 1) Kesiapan Kepala Sekolah, yaitu: (a) memotivasi guru baik fisik maupun mental, (b) melaksanakan diklat, (c) memfasilitasi pendistribusian buku dan pendanaan melalui APBS, BOSDA, dan BOSNAS, (d) melaksanakan supervisi dari penyiapan perangkat, pelaksanaan proses pembelajaran & penilaian; 2) Kesiapan Guru, yaitu: (a) guru siap merancang pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan scientific melalui kerjasama atau pembagian tugas dengan guru lain untuk menyusun RPP dengan penilaian autentik, (b) melaksanakan proses pembelajaran, (c) menyiapkan sumber belajar; 3) Dukungan Komite Sekolah, yaitu: (a) memberikan masukan dan dukungan tentang implementasi Kurikulum 2013, (b) melakukan mediasi, c) mendukung dan mengontrol pendanaan. Kendala yang dihadapi, yaitu keluhan guru tentang proses penilaian dan kurangnya partisipasi Komite Sekolah dalam mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013.


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, petunjuk, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Kesiapan Sekolah dalam Melaksanakan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Negeri Serayu Yogyakarta” ini disusun dalam rangka memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 pada Program Studi Kebijakan Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak skripsi ini tidak akan terwujud. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan

fasilitas untuk menimba ilmu selama masa studi di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian untuk keperluan Tugas Akhir Skripsi.

3. Ketua Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan yang telah memberikan pengarahan dalam penyelesaian Tugas Akhir Skripsi.

4. Bapak Dr. Arif Rohman, M. Si. dan Ibu Y. Ch. Nany Sutarini, M. Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian Tugas Akhir Skripsi.

5. Bapak Petrus Priyoyuwono, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah membimbing dan memberi pengarahan dalam menyelesaikan studi.

6. Bapak dan Ibu dosen dan pengajar di Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, yang telah memberikan banyak ilmu dan bekal pengalaman.

7. Bapak Dahron Helmi (Alm), Ibu Isti Nurmawati, adikku Marashinta Nimas Lailatul Sifa dan segenap keluarga besar yang telah mendukung dan mendoakan sampai selesai studi.

8. Ibu Kupiyosri, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Serayu yang telah mengijinkan dan memberikan bantuan serta pengarahan dalam melakukan penelitian.


(9)

(10)

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Landasan Teori ... 11

1. Kesiapan Sekolah ... 11

a. Pengertian Kesiapan ... 11

b. Pengertian Sekolah ... 12

c. Pengertian Kesiapan Sekolah ... 13

2. Kebijakan Pengembangan Kurikulum ... 15


(11)

d. Landasan Pengembangan Kurikulum ... 17

e. Komponen Kurikulum ... 19

f. Pengembangan Kurikulum... 19

3. Kurikulum 2013 ... 21

a. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013 ... 21

b. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ... 23

c. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 24

d. Struktur Kurikulum SD ... 26

e. Silabus ... 28

f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 28

g. Pembelajaran Tematik Integratif... 29

h. Proses Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ... 30

i. Penilaian Autentik ... 32

B. Penelitian Relevan ... 34

C. Kerangka Berfikir ... 39

D. Pertanyaan Penelitian ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

C. Subjek Penelitian ... 43

D. Teknik Pengumpulan Data ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 47

F. Teknik Analisis Data... 47

G. Keabsahan Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SD Serayu Yogyakarta ... 50

1. Visi dan Misi SD Serayu Yogyakarta ... 50

2. Sejarah SD Negeri Serayu Yogyakarta ... 52

3. Lokasi dan Keadaan SD Negeri Serayu Yogyakarta ... 53


(12)

2. Kesiapan Guru dalam Melaksanakan Kurikulum 2013 ... 71

3. Dukungan Komite dalam Melaksanakan Kurikulum 2013 ... 84

C. Pembahasan ... 87

1. Kesiapan Kepala Sekolah Melaksanakan Kurikulum 2013 ... 88

2. Kesiapan Guru dalam Melaksanakan Kurikulum 2013 ... 95

3. Dukungan Komite dalam Melaksanakan Kurikulum 2013 ... 103

D. Keterbatasan Penelitian ... 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 113


(13)

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Struktur Kurikulum SD ... 27

Tabel 2. Pedoman Observasi... 44

Tabel 3. Pedoman Wawancara ... 45

Tabel 4. Pedoman Kajian Dokumen ... 46

Tabel 5. Jumlah Peserta Didik ... 55

Tabel 6. Kelulusan dalam 5 Tahun Terakhir ... 56

Tabel 7. Data Prestasi Siswa ... 56

Tabel 8. Jumlah Tenaga Pendidik ... 59

Tabel 9. Pengamatan Pembelajaran ... 117

Tabel 10. Data Mentah dan Hasil Reduksi ... 177


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013 ... 30

Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian ... 40

Gambar 3. Ilustrasi Buku Pegangan Siswa ... 77

Gambar 4. Ilustrasi Buku Pegangan Siswa ... 77

Gambar 5. Ilustrasi Buku Pegangan Siswa ... 77


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Pedoman Observasi, Kajian Dokumen, Wawancara ... 115

Lampiran 2. Catatan Lapangan ... 125

Lampiran 3. Transkrip Hasil Wawancara ... 130

Lampiran 4. Dokumen Foto ... 193

Lampiran 5. RPP dan Penilaian ... 197

Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian ... 204


(16)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada hakikatnya mutu bangsa bergantung pada mutu pendidikan. Salah satu yang menentukan mutu pendidikan adalah kurikulum, sehingga dalam hal ini menuntut perubahan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kurikulum sebagai komponen penting dalam pendidikan juga mempengaruhi perubahan zaman untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan. Perubahan zaman menuntut kurikulum untuk selalu baru dan sering juga pengertian baru mengenai makna kurikulum itu sendiri. Dengan adanya kurikulum satuan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan suatu rencana yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 disebutkan bahwa:

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan belajar-mengajar”. (Kemendiknas, 2009: 6)

Jadi kurikulum adalah suatu perangkat yang dijadikan acuan dalam mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan siswa yang akan dapat diusahakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran khususnya dan tujuan pendidikan secara umum. Dengan kurikulum diharapkan dapat menjawab tantangan zaman yang terus berubah dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di


(17)

masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring perkembangan zaman maka kurikulum ikut diperbaharui seperti yang terjadi saat ini yaitu adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013.

Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014 dijelaskan bahwa berdasarkan hasil evaluasi kurikulum yang dilakukan oleh Pusat Kurikulum dan Buku (Puskurbuk) menunjukkan perlu ada penataan kembali kurikulum yang diterapkan Juli tahun ajaran 2013-2014 mencanangkan akan memberlakukan Kurikulum 2013 secara terbatas yang merupakan hasil dari penyempurnaan kurikulum sebelumnya. Hal ini dipertegas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui kebijakannya, bahwa Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. (Kemendikbud, 2013: 9) Dengan demikian, Kurikulum 2013 diharapkan dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada kurikulum sebelumnya.

Imas Kurniasih & Berlin Sani (2014) berpendapat, bahwa penyusunan kurikulum menitikberatkan pada penyederhanaan, mengacu pada Kurikulum 2006 yang masih terdapat berbagai kelemahan yaitu: 1) Konten kurikulum masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak; 2) Kompetensi belum


(18)

menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skill dan hard skill, serta kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; 3) Belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; 4) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) (Imas Kurniasih & Berlin Sani, 2014: 132).

Atas dasar itu pula terjadi suatu pengembangan kurikulum yang diharapkan dapat memperbaiki kelemahan yang ada karena orientasi pengembangan Kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portofolio saling melengkapi.

Sebagai sesuatu yang dianggap baru, Kurikulum 2013 mengalami masalah dalam implementasinya. Ketika uji publik misalnya, pengembangan kurikulum 2013 sudah mendapat penolakan dari berbagai kelompok masyarakat peduli pendidikan. Hal ini diakibatkan oleh perubahan kurikulum yang terkesan mendadak, sehingga menyebabkan adanya ketidaksiapan sekolah dalam pengimplementasian Kurikulum 2013. Isu lain yakni menghapus mata pelajaran yang mendukung di


(19)

persaingan global (Bahasa Inggris dan TIK), mengabaikan guru dalam membuat silabus dan RPP. Silabus diberikan dari pusat harapanya guru dapat merancang dan mengembangkan RPP secara maksimal untuk proses pembelajaran (Kemendikbud, Pengembangan kurikulum 2013: 2). Banyak guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum ini karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, sehingga membutuhkan waktu untuk merubah mindset guru dan salah satu caranya melalui pelatihan-pelatihan agar merubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa (Imas Kurniasih & Berlin Sani, 2014: 42). Pada kenyataannya banyak guru yang belum memahami konsep pendekatan scientific dalam pembelajaran, selain itu juga guru belum menguasai penilaian dalam penerapan Kurikulum 2013 ini. Sosialisasi Kurikulum 2013 telah dilaksanakan sekitar bulan Januari hingga Juli 2013, yang diharapkan dari sosialisasi Kurikulum 2013 yaitu dapat memberikan pemahaman kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan orangtua mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013.

Pergantian Kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 telah diterapkan pada tahun pelajaran baru 2013/2014 tepatnya dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2013, sementara perangkat yang dipergunakan untuk pelaksanaan kurikulum tersebut masih belum ada gambarannya, seperti buku, metode mengajar serta tata cara penilaian hasil belajar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Serayu pada tanggal 25 Februari 2014 ada sekolah di Kota Yogyakarta yang ditunjuk sebagai sekolah


(20)

sasaran belum mendapatkan buku untuk pegangan siswa, namun ujicoba Kurikulum 2013 tetap dilaksanakan untuk 15 sekolah di Kota Yogyakarta pada tahun ajaran 2013-2014. Kemudian bagaimana kesiapan tentang sosialisasi Kurikulum 2013, kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, fasilitas dan sumber belajar (buku siswa, buku pegangan guru, silabus, RPP, dan perangkat lainnya), lingkungan akademik yang kondusif, dukungan komite sekolah dan partisipasi warga sekolah. Selain itu guru dituntut untuk lebih kreatif berkenaan dengan metode pembelajaran tematik integratif yang diunggulkan dalam Kurikulum 2013, jadi guru disyaratkan mampu mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam tema yang berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Masih diuntungkan dengan adanya media dalam bentuk internet yang memuat berbagai berita baru termasuk untuk mengetahui gambaran sederhana tentang Kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan di tahun pelajaran 2013/2014 ini.

Salah satu elemen penting dalam rangka peningkatan mutu pendidikan agar peserta didik mampu bersaing adalah elemen kurikulum. Melalui perbaikan kurikulum diharapkan proses pendidikan dapat menghasilkan lulusan yang cerdas dan kompetitif serta relevan dengan arah pembangunan di Indonesia. Untuk melihat keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013 maka perlu diiringi dengan kesiapan yang harus dilakukan sekolah meliputi kesiapan Kepala Sekolah, Guru dan dukungan Komite Sekolah. Untuk membuktikan hal tersebut maka dilakukan suatu


(21)

penelitian tentang “Kesiapan Sekolah dalam Melaksanakan Kurikulum 2013”

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Serayu Yogyakarta yang beralamat di Jalan Juadi nomor 2 Kotabaru Yogyakarta. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena SD Serayu merupakan salah satu sekolah sasaran yang ditunjuk Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta untuk menerapkan Kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Serayu pada tanggal 25 Februari 2014 menunjukkan bahwa kesiapan yang dilakukan sekolah yakni penyiapan sumber belajar seperti buku panduan, pegangan guru, pegangan siswa, bukti autentik yang harus dibuat guru sendiri sesuai tema yang ada. Bukti autentik dianggap merepotkan yaitu dalam penyiapan instrumen. Setiap kali pembelajaran harus mendokumentasikan hasil pembelajaran. Mengisi dokumentasi dirasakan berat oleh guru karena banyak yang harus dinilai, perlu kecermatan, dan harus detail. Pada kenyataanya penilaian memang harus dilakukan secara detail karena penilaian harus mencakup tiga aspek yaitu penilaian sikap, keterampilan, dan pengetahuan sehingga proses belajar siswa dapat dinilai secara menyeluruh dan utuh.

Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kesiapan sekolah dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Apabila ditemukan banyak ketidaksiapan dan terjadi permasalahan, maka dapat dijadikan suatu bahan


(22)

pertimbangan kebijakan di masa yang akan datang mengenai tata laksana dan pengembangan suatu kurikulum di Indonesia.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, diantaranya sebagai berikut:

1. Adanya penghapusan mata pelajaran yang mendukung di persaingan global yaitu Bahasa Inggris dan TIK.

2. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka pergantian Kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013.

3. Kurangnya kemampuan guru dalam mengintegrasikan dari berbagai kompetensi mata pelajaran melalui tema-tema yang berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia.

4. Belum jelasnya perangkat yang digunakan untuk pelaksanaan kurikulum seperti buku, metode mengajar serta tata cara penilaian hasil belajar.

5. Kurangnya pemahaman guru mengenai konsep pendekatan scientific

dalam pembelajaran.

6. Kurangnya persiapan kepala sekolah, guru, siswa dan orangtua dalam memahami dan menerapkan kurikulum 2013.


(23)

C. BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah. Mengingat keterbatasan kemampuan peneliti dan luasnya cakupan dalam permasalahan, maka dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah “Kesiapan Sekolah dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SD Serayu Yogyakarta.”

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kesiapan Kepala SD Serayu dalam melaksanakan Kurikulum 2013?

2. Bagaimana kesiapan Guru SD Serayu dalam melaksanakan Kurikulum 2013?

3. Bagaimana dukungan Komite Sekolah SD Serayu dalam menyiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013?

E. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

1. Kesiapan Kepala SD Serayu dalam melaksanakan Kurikulum 2013. 2. Kesiapan Guru SD Serayu dalam melaksanakan Kurikulum 2013. 3. Dukungan Komite Sekolah SD Serayu dalam menyiapkan pelaksanaan


(24)

F. MANFAAT

Manfaat yang dapat diharapkan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Teoritis

a. Memperkaya ilmu pengetahuan & pengembangan teori-teori tentang kebijakan dalam mengembangkan, menyiapkan dan melaksanakan Kurikulum 2013.

b. Memberikan sumbangan pemikiran tentang kesiapan aktor pelaksana pendidikan SD dalam melaksanakan Kurikulum 2013. 2. Praktis

a. Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dijadikan bahan informasi dan evaluasi untuk suatu kebijakan terkait dengan kesiapan sekolah yang meliputi kesiapan komite sekolah, kepala sekolah, dan guru dalam melaksanaan Kurikulum 2013 di SD Serayu Yogyakarta. b. Pengawas Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada Pengawas Sekolah sebagai evaluasi yang dapat dijadikan sebagai penilaian mengenai kesiapan sekolah dalam melaksanakan Kurikulum 2013.

c. Komite Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan evaluasi yang bermanfaat kepada pihak komite sekolah


(25)

mengenai kesiapan SD Serayu dalam melaksanakan Kurikulum 2013.

d. Kepala Sekolah

Sebagai masukan dan gambaran bagi kepala sekolah tentang sejauh mana sekolah telah siap dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Apabila ditemukan ketidaksiapan atau kendala maka dapat segera ditindak lanjuti agar permasalahan dapat cepat selesai. e. Guru

Sebagai masukan bagi guru agar dapat segera mempersiapkan diri dalam menerapkan Kurikulum 2013 sebagai pedoman dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar, sehingga tujuan kurikulum dapat berjalan optimal, efisien dan efektif.


(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Kajian Kesiapan Sekolah

a. Pengertian Kesiapan

Pengertian kesiapan atau readiness adalah kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu. Readiness atau kesiapan seseorang itu merupakan sifat-sifat dan kekuatan pribadi yang berkembang. Perkembangan ini memungkinkan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya yang selanjutnya dapat dituangkan menjadi prinsip-prinsip kesiapan yang meliputi: 1) Semua aspek perkembangan berinteraksi; 2) Pengalaman sesorang mempengaruhi pertumbuhan fisiologis individu; 3) Pengalaman-pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi kepribadian individu, baik jasmani maupun rohani; dan 4) Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk pada diri seseorang merupakan masa perkembangan pribadinya (Wasty Soemarto, 2003: 191-192).

Sementara itu Slameto mendefinisikan bahwa “kesiapan” adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons atau jawaban dengan cara tertentu terhadap suatu situasi. Kondisi seseorang tersebut mencakup tiga aspek yaitu: 1) Kondisi fisik, mental dan emosional; 2) Kebutuhan, motivasi dan tujuan; dan 3) Keterampilan,


(27)

pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari (Slameto, 2003: 113). Ketiga aspek tersebut akan mempengaruhi seseorang untuk berbuat sesuatu. Berdasarkan pengertian kesiapan yang di kemukakan oleh Wasty dan Slameto di atas, ada perbedaan pengertian “kesiapan”. “Kesiapan” menurut Wasty lebih menekankan pada aktivitas seseorang untuk mengerjakan sesuatu tanpa dipengaruhi oleh keadaan orang tersebut. Sementara Slameto mendefinisikan “kesiapan” mencakup kesiapan fisik, mental, pegetahuan, dan keterampilan.

Jadi kesiapan dapat disimpulkan sebagai suatu keadaan seseorang yang secara keseluruhan siap melakukan sesuatu secara fisik, mental, pengetahuan dan keterampilan. Aspek-aspek kesiapan mencakup kematangan dan kecerdasan. Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan (Slameto, 2003: 115). Pengertian kecerdasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perbuatan mencerdaskan; kesempurnaan perkembangan akal budi (seperti kepandaian, ketajaman pikiran) (Ebta Setiawan. 2013. http://kbbi.web.id/cerdas).

b. Pengertian Sekolah

Pengertian sekolah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut


(28)

tingkatannya, ada) dasar, menengah, tinggi. (Ebta Setiawan. 2013. http://kbbi.web.id/sekolah)

c. Pengertian Kesiapan Sekolah

Kesiapan Sekolah adalah suatu keadaan dimana lembaga atau sekolah secara keseluruhan telah siap melakukan sesuatu secara fisik, mental, pengetahuan dan keterampilan. Kesiapan meliputi aspek kematangan dan kecerdasan.

Kesiapan sekolah meliputi kesiapan kepala sekolah, guru, dan dukungan komite sekolah dalam melaksanakan Kurikulum 2013. 1) Kesiapan Kepala Sekolah

Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang dapat menggerakkan semua sumber daya yang tersedia untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah yang dalam hal ini dapat menunjang pelaksanaan Kurikulum 2013. Salah satunya melalui kesiapan program-program yang dilaksanakan secara terencana.

Kesiapan Kepala Sekolah dalam melaksanakan kurikulum 2013 meliputi: a) Menyiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013; d) Melaksanakan program Kurikulum 2013; e) Memfasilitasi pelaksanaan Kurikulum 2013; f) Mensupervisi pelaksanaan Kurikulum 2013.


(29)

2) Kesiapan Guru

Kesiapan Guru dalam melaksanakan Kurikulum 2013 meliputi: a) Merubahan mindset berkenaan dengan keterbukaan, keyakinan, dan penerimaan terhadap Kurikulum 2013; b) Menyiapkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); c) Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran; d) Melaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan

saintiific, e) Melaksanaan penilaian atentik (authentic assessment); (Pedoman Diklat Kurikulum 2013, 2013: 14).

3) Dukungan Komite Sekolah

Komite Sekolah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan (Hasbullah, 2006: 92).

Atas dasar untuk pemberdayaan masyarakat itulah, maka digulirkan konsep komite sekolah berdasarkan Keputusan Mendiknas No. 004/U/2000, keberadaan komite sekolah berperan sebagai berikut: a) Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan. b) Pendukung (supporting agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. c) Pengontrol


(30)

(controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. d) Mediator antar pemerintah (eksekutif) dan dengan masyarakat di satuan pendidikan (Hasbullah, 2006: 92-93).

Maka dari itu dengan adanya penerapan kurikulum 2013 peran komite sekolah diharapkan dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013 di SD Serayu Yogyakarta.

2. Kebijakan Pengembangan Kurikulum

a. Pengertian Kebijakan

Kebijakan pendidikan merupakan keputusan berupa pedoman bertindak baik yang bersifat sederhana maupun kompleks, baik umum maupun khusus, baik terperinci maupun longgar yang dirumuskan melalui proses politik untuk suatu arah tindakan, program, serta rencana-rencana tertentu dalam menyelenggarakan pendidikan (Arif Rohman, 2009: 129).

Menurut Sudiyono (2007) kebijakan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan, yaitu dengan mengubah perilaku masyarakat melalui rekayasa sosial (Sudiyono, 2007: 2).


(31)

b. Pengertian Pengembangan

Pengertian pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menjadi bertambah sempurna ( pribadi, pikiran, pengetahuan, dsb) (Ebta Setiawan. 2013. http://kbbi.web.id/kembang).

c. Pengertian Kurikulum

Pengertian kurikulum telah banyak dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Menurut Dakir, kurikulum berasal dari bahasa Latin yang kata dasarnya “currere” secara harafiah berarti lapangan perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batas start dan finish. Dalam dunia pendidikan pengertian tersebut diartikan sebagai bahan belajar yang sudah ditentukan secara pasti, dari mana mulai diajarkan dan kapan diakhiri, dan bagaimana cara untuk menguasai bahan belajar agar mencapai tujuan (Dakir, 2004: 2).

Sedangkan di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedomn penyelenggara kegiatan belajar mengajar”. (Kemendiknas, 2009: 6)

Jadi kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan, dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam


(32)

proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pengembangan kurikulum adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh para pemangku kebijakan. Tujuannya adalah untuk menyempurnakan suatu kurikulum yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.

d. Landasan Pengembangan Kurikulum

Landasan pokok dalam pengembangan kurikulum adalah landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

1) Landasan Filosofis

Tujuan pendidikan Nasional Indonesia bersumber pada pandangan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yaitu Pancasila. Berarti pendidikan di Indonesia harus membawa peserta didik agar menjadi manusia yang ber-Pancasila. Dengan kata lain, landasan dan arah yang ingin diwujudkan oleh pendidikan di Indonesia adalah sesuai dengan kandungan falsafah Pancasila. Nilai-nilai filsafat Pancasila yang dianut bangsa Indonesia dicerminkn dalam rumusan tujuan pendidikan nasional seperti tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


(33)

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (Tim Pengembang MKDP, 2011: 20).

2) Landasan Psikologis

Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang berasal dari psikologi yang meliputi kajian tentang apa dan bagaimana perkembangan peserta didik, serta bagaimana peserta didik belajar. Atas dasar itu terdapat dua cabang psikologi yang sangat penting diperhatikan dalam pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Melalui kajian tentang psikologi perkembangan, diharapkan upaya pendidikan yang dilakukan sesuai dengan karakteristik peserta didik, penyesuaian kemampuan, materi, proses penyampaian atau pembelajarannya, dan penyesuaian dari segi evaluasi pembelajaran (Tim Pengembang MKDP, 2011: 26). Sedangkan melalui psikologi belajar merupakan suatu upaya mengenali kondisi objektif terhadap individu anak yang mengalami proses belajar dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaannya (Tim Pengembang MKDP, 2011: 29).

3) Landasan Sosiologis

Dipandang dari sosiologi, pendidikan adalah proses mempersiapkan individu agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan, pendidikan adalah proses sosialisasi. Tujuan, isi,


(34)

maupun proses pendidikan harus sesuai dengan kondisi, karakteristik kekayaan dan perkembangan masyarakat (Tim Pengembang MKDP, 2011: 36).

4) Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari berbagai kajian ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hardware

maupun software sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Tim Pengembang MKDP, 2011: 44).

e. Komponen Kurikulum

Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan kurikulum (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: 102).

f. Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai,


(35)

pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya.

Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat.

Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum, yaitu:

1) Prinsip relevansi, ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi proses penyampaian, dan penilaian.

2) Prinsip fleksibilitas, kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel. Pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.


(36)

3) Prinsip kontinuitas, yaitu kesinambungan. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. 4) Prinsip Praktis, yaitu mudah dilaksanakan, menggunakan

alat-alat sederhana dan biayanya juga murah.

5) Prinsip efektivitas, meskipun kurikulum tersebut harus murah, sederhana, dan murah tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kuantitas maupun kualitas (Nana Sukmadinata, 2009: 150-151)

3. Kajian Kurikulum 2013

a. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013

Konsep Kurikulum 2013 berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Pada dasarnya konsep Kurikulum 2013 sebenarnya dapat dianggap tidak membawa sesuatu yang baru. Konsep kurikulum ini dinilai sudah pernah muncul dalam kurikulum yang dulu pernah digunakan. Ada tiga konsep tentang Kurikulum 2013, yaitu: 1) Kurikulum sebagai substansi, yaitu kurikulum dipandang sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk


(37)

kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal, dan evaluasi; 2) Kurikulum 2013 sebagai suatu sistem, sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu

kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan

menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis; 3) Kurikulum sebagai suatu bidang studi kurikulum, hal ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum (Nana Syaodih Sukmadinata, 2012: 27).

b. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan Kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis, dan konseptual sebagai berikut:


(38)

1) Landasan Filosofi

Landasan filosofis pengembangan kurikulum yaitu: a) Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan, nilai yang terkandung dalam Pancasila harus tumbuh dalam diri peserta didik. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan membawa amanah harus mampu menumbuhkan nilai Pancasila dalam diri peserta didik; b) Filosofi pendidikan yang berbasis pada budaya lokal bangsa, nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat, kurikulum berakar pada budaya lokal dan bangsa, memiliki arti bahwa kurikulum harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari budaya setempat dan nasional tentang berbagai nilai hidup yang penting. Kurikulum juga harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam mengembangkan nilai-nilai budaya yang digunakan sehari-hari yang dapat berguna bagi kehidupan di masa yang akan datang (Imas Kurniasih & Berlin Sani, 2014: 33).

2) Landasan Yuridis

Landasan yuridis pengembangan kurikulum yaitu: a) Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; b) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional; c) Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005; d) Peraturan


(39)

Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan; e) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi; (Dokumen Kurikulum 2013, 2013: 164) f) Permendikbud Nomor 71 tahun 2013 tentang buku teks pelajaran daan buku panduan guru; g) Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah (Imas Kurniasih & Berlin Sani, 2014: 35)

3) Landasan Konseptual

Aspek ini mencakup relevansi, model kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum lebih dari sekedar dokumen, proses pembelajaran mencakup aktivitas belajar, output belajar dan outcome belajar serta cakupan mengenai penilaian (Imas Kurniasih & Berlin Sani, 2014: 37).

c. Karakteristik Kurikulum 2013

Berikut ini adalah karakteristik Kurikulum 2013: 1) Pola manajemen kurikulum 2013 lebih sentralistik, dimana dokumen kurikulum, silabus, dan buku ajar dibuat oleh pusat, dengan harapan guru dapat fokus merancang pelaksanaan proses pembelajaran dengan lebih baik; 2) Ada pengurangan jumlah mata pelajaran, tetapi ada penambahan jam mengajar, sehingga memungkinkan guru untuk meningkatkan proses pembelajaran


(40)

yang lebih baik; 3) Untuk SD/MI kepedulian utama kurikulum adalah pembentukan sikap; 4) Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan tematik integratif dari kelas I - kelas VI; 5) Isi kurikulum, yaitu kompetensi dirumuskan dalam kompetensi inti kelas, dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) Mapel; 6) Kompetensi Inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif & psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik; 7) Kompetensi Inti merupakan kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif; 8) Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan: a) sikap keagamaan; b) sikap sosial; c) pengetahuan; dan d) penerapan pengetahuan; 9) Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif; 10) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi (pengikat) kompetensi dasar; 11) Kompetensi dasar mata pelajaran diturunkan dari kompetensi inti, sehingga rumusannya tidak hanya bersumber pada disiplin ilmu, tetapi bersifat terbuka; 12) Penilaian hasil belajar mencakup selurus aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan ketercapaian


(41)

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) (Kemendikbud, Pedoman Diklat Kurikulum: 2013).

d. Struktur Kurikulum SD

Struktur kurikulum 2013 terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar seminggu sekali untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD tahun I, II, dan III 30, 32, 34 sedangkan untuk tahun IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu.

Di dalam Kurikulum 2013 pembelajaran dilakukan secara holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya), jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6, jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.


(42)

Tabel. 1. Struktur Kurikulum SD

No Komponen I II III IV V VI

A. Kelompok A TEMATIK

1 Pen. Agama 4 4 4 4 4 4

2 Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan

5 6 6 4 4 4

3 B. Indo 8 8 10 7 7 7

4 Matematika 5 6 6 6 6 6

5 IPA 3 3 3

6 IPS 3 3 3

B Kelompok B

7 Seni Bud&Keterampilan (termasuk muatan lokal*)

4 4 4 5 5 5

8 Pen Jas, OR & Kes 4 4 4 4 4 4

JUMLAH 30 32 34 36 36 36

Sumber: (Dokumen Kurikulum 2013, 2013: 175)

Catatan :

1) Muatan lokal*) dapat memuat Bahasa Daerah

2) IPA dan IPS kelas I s.d. Kelas III diintegrasikan ke mata pelajaran lainnya.

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor (M. Naufal Alfarizi, dkk. 2013: 176).


(43)

e. Silabus

Berikut adalah komponen silabus yang dibuat untuk pelaksanaan Kurikulum 2013: 1) Identitas; 2) Tema, 3) Kompetensi Inti; 4) Kompetensi Dasar; 5) Indikator; 6) Tujuan; 7) Materi; 8) Metode; 9) Kegiatan Belajar; 10) Alat/Sumber; dan 11) Penilaian (Kemendikbud, Pedoman Diklat Kurikulum, 2013). f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP adalah singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pedoman umum pembelajaran untuk penerapan Kurikulum 2013 disebutkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus (Muhammad Faiq, 2013: http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/11/perancangan-RPP Kurikulum-2013.html).

RPP mencakup: Identitas Tema, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan: 1) Kompetensi Inti; 2) Kompetensi dasar dan Indikator yang akan dilaksanakan; 3) Tujuan; 4) Materi pokok (beserta uraian singkat yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator); 5) Pendekatan dan Metode; 6) Kegiatan Pembelajaran Alat dan Sumber; 7) Penilaian (Kemendikbud, Pedoman Diklat Kurikulum, 2013).


(44)

g. Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dan berbagai mata pelajaran. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan melalui tema.

Tema memberikan makna kepada konsep dasar tersebut sehingga peserta didik tidak mempelajari konsep dasar tanpa terkait dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, pembelajaran memberikan makna nyata kepada peserta didik.

Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Keduanya adalah pemberi makna substansial terhadap bahasa, PPKn, matematika dan seni budaya karena keduanya adalah lingkungan nyata dimana peserta didik dan masyarakat hidup. Disinilah kemampuan dasar/KD dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain yang memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang KD mata pelajaran lainnya.

Berdasarkan sudut pandang psikologis, tingkat perkembangan peserta didik tidak cukup abstrak untuk memahami konten mata pelajaran secara terpisah-pisah. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk


(45)

integrasi KD yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang trandisciplinarity maka pengkotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya (M. Naufal Alfarizi, dkk. 2013: 347). Ciri-ciri pembelajaran tematik meliputi: 1) Berpusat pada anak; 2) Memberikan pengalaman langsung; 3) Pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak; 4) Menyajikan konsep dari beberapa mata pelajaran dalam satu PBM; 5) Bersifat luwes; 6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (Kemendikbud, Pedoman Diklat Kurikulum, 2013).

h. Proses Pembelajaran dalam Kurikulum 2013

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.


(46)

Hasil belajar pada Kurikulum 2013 diharapkan dapat melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. (Kemendikbud, Pedoman Diklat Kurikulum, 2013)

Langkah – langkah dalam pebelajaran Kurikulum 2013 sebagai berikut: 1) Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah; 2) Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. (Kemendikbud, Pedoman Diklat Kurikulum, 2013)

Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2014: 141-150) menjelaskan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran antara lain: a) Mengamati, metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Mengamati memiliki keunggulan yaitu menyajikan objek secara nyata serta pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik; b) Menanya, fungsi dari bertanya yaitu membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong siswa untuk aktif belajar, membangkitkan keterampilan peserta didik berbicara, mengajukan pertanyaan, mendorong peserta didik untuk berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir dan menarik


(47)

kesimpulan, membisakan peserta didik berpikir spontan dan cepat; c) Menalar, penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan; d) Mencoba, untuk memperoleh hasil belajar yang nyata, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan (Kurniasih dan Berlin Sani, 2014: 141-150).

i. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)

Pada Kurikulum 2013, siswa tidak lagi menjadi obyek dari pendidikan, tetapi menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada. Dengan adanya perubahan ini, tentunya berbagai standar dalam komponen pendidikan akan berubah termasuk dalam penilaiannya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh mengatakan bahwa

“Standar penilaian pada kurikulum baru tentu berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Karena tujuan dari Kurikulum 2013 adalah mendorong siswa aktif di dalam setiap materi pembelajaran, maka salah satu komponen nilai siswa adalah jika anak banyak bertanya.”

Tentunya banyak lagi komponen penilaian dalam kurikulum ini, seperti proses dan hasil observasi siswa terhadap suatu masalah yang diajukan guru, kemudian kemampuan siswa menalar suatu masalah juga menjadi komponen penilaian sehingga anak terus diajak untuk berpikir logis, dan kemampuan anak


(48)

berkomunikasi melalui presentasi mengenai tema yang dibahas melalui kelas.

Istilah penilaian (assessment) dalam Bahasa Inggris memiliki arti taksiran, penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Jadi assessment dalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Authentic memiliki arti asli, nyata, valid, atau reliabel. Jadi penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna asli, nyata, valid secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian autentik juga dapat diartikan sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan teman melalui debat, dll.

Jenis-jenis penilaian autentik, yaitu: 1) Penilaian kinerja; 2) Penilaian projek; 3) Penilaian portofolio; 4) Penilaian tertulis (Kemendikbud, 2013: Konsep Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar).


(49)

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian Pudji Muljono (2006) yang berjudul “Kesiapan Sekolah dalam Mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP): Kasus Beberapa SMA di Kota dan Kabupaten Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesiapan sekolah dalam menerapkan Kurikulum KTSP. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan merode survei dan analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriprif AHP dan SWOT Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum SMA di Kota dan Kabuparen Bogor, baik swasta maupun negeri memiliki tingkat pemahaman yang cukup tentang Kurikulum KTSP dan mereka menyatakan siap untuk melaksanakan Kurikulum KTSP. Hal ini menunjukkan bahwa SMA-SMA di Kabupaten dan Kota Bogor telah memperoleh informasi yang cukup tentang Kurikulum KTSP, baik informasi dari Dinas Pendidikan setempat, informasi dari media massa, akses ke internet, dan sebagainya. Namun demikian, kesiapan implementasi tersebut belum dapat diwujudkan secara konkrit di tingkat lapangan karena berbagai kendala antara lain kualitas SDM guru yang tidak menunjang, sarana pembelajaran yang terbatas, input kualitas awal siswa yang rendah, tingkat pemahaman yang beragam tentang Kurikulum KTSP dan sebagainya. Strategi dan langkah langkah operasional yang perlu ditempuh dalam mempersiapkan penerapan KTSP utamanya adalah


(50)

dengan meningkatkan kualitas manajemen sekolah. (Pudji Muljono. 2006: 1)

2. Penelitian Amat Jaedun (2014) yang berjudul Evaluasi Kesiapan Sekolah Dasar di Kabupaten Kulon Progo dalam mengimplementasikan Kurikulum 2004 hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari dukungan konteks sekolah, input pendidikan di sekolah, kondisi output pendidikan di sekolah saat ini, dan pemahaman kepala sekolah mengenai Kurikulum 2004 dan prinsip-prinsip pembelajaran serta penilaiannya, maka dapat dinyatakan bahwa semua Sekolah Dasar di kabupaten Kulon Progo telah siap untuk mengimplementasikan Kurikulum 2004 tersebut secara baik.

Sebagai indikator kualitatif dari kesiapan sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum 2004 tersebut antara lain ditunjukkan oleh: 1) besarnya dukungan, baik dari Dinas Pendidikan kabupaten Kulon Progo maupun orangtua siswa dan komite sekolah terhadap implementasi kurikulum tersebut; 2) tingkat kesiapan sumber daya manusia (terutama guru) dan sumber daya yang lain di sekolah; 3) kondisi output pendidikan yang telah dicapai oleh sekolah saat ini; dan 4) pemahaman kepala sekolah mengenai kurikulum 2004 dan prinsip-prinsip pembelajaran serta penilaiannya (Amat Jaedun. 2014: 1)

Namun demikian, jika ditinjau dari indikator proses menunjukkan bahwa sebagian besar (lebih dari 60 %) Sekolah Dasar di


(51)

kabupaten Kulon Progo dapat dikategorikan belum cukup untuk mengimplementasikan Kurikulum 2004 tersebut secara baik. Hal ini ditunjukkan oleh indikator proses bahwa praktik pembelajaran yang dilakukan pada sebagian besar sekolah masih konvensional, guru kurang termotivasi untuk melakukan perbaikan praktik pembelajaran, karena alasan tugas yang sudah cukup berat, implementasi Kurikulum 2004 saat ini terkesan baru asal jalan, dan pemahaman dari sebagian besar guru dan para pelaksana pendidikan tentang Kurikulum 2004 serta prinsip-prinsip pembelajaran serta penilaiannya masih bervariasi dan sering kurang tepat (Amat Jaedun. 2014: 1)

3. Penelitian Muhammad Makki (2008) yang berjudul Kesiapan Madrasah Aliyah Negeri dalam Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Kabupaten Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kesiapan Madrasah Aliyah Negeri dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, adapun variabel dalam penelitian ini yaitu pemahaman kurikulum, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, sistem pembiayaan, dan partisipasi masyarakat terhadap MAN di Kabupaten Bantul.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan subjek penelitian 214 orang yang terdiri dari 3 orang Kepala Madrasah, 66 orang guru, 15 Komite Madrasah, 100 orang siswa dan 30 orang tata usaha. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah diujicobakan serta memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Dalam


(52)

penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan bantuan SPPSS 12 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a) pemahaman kurikulum dalam melaksanakan Kurikulum KTSP di MAN Kabupaten Bantul sudah cukup baik. Hal ini tampak dari seluruh Madrasah sudah menyusun Kurikulum KTSP mulai dari perencanaan kerangka kurikulum, struktur kurikulum, beban belajar, dan kalender pendidikan sudah dilaksanakan, selain itu pihak Madrasah ikut serta forum MGMP khususnya dalam pembahasan kurikulum; b) Sumber daya manusia yang dimiliki oleh MAN di Kabupaten Bantul sudah rata-rata berkualifikasi akademik sarjana (S1) bagi guru bahkan sudah ada yang S2 dan sedang mengambil program pascasarjana diberbagai perguruan tinggi, sedangkan karyawan sebagian besar sarjana muda (D3).

Jumlah antara pendidik, karyawan, dan siswa sudah proporsional; c) sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MAN di Kabupaten Bantul baik dari kualitas maupun kuantitas sudah cukup memadai. Hal tersebut tampak dari seluruh madrasah sudah memiliki ruang kepala dan wakil kepala madrasah, ruang guru yang cukup besar, ruang belajar dengan kondisi ruangannya sudah baik, laboratorium IPA dan Bahasa yang dilengkapi dengan fasilitas layak pakai, perlengkapan olahraga yang cukup lengkap, musholla, serta kamar mandi dan WC cukup bersih; d) Sistem pembiayaan MAN di Kabupaten Bantul dilakukan dengan membuat perencanaan pemasukan


(53)

dan pengeluaran sehingga dalam pelaporan tidak terjadi kesalahan, sehingga dapat dikatakan pembiayaan di madrasah sudah berjalan baik; dan e) Partisipasi masyarakat dan orangtua dalam mensukseskan program-program madrasah.

4. Penelitian yang telah dilakukan dengan judul Kesiapan Sekolah dalam Melaksanakan Kurikulum 2013 di SD Serayu Yogyakarta bertujuan untuk mendeskripsikan kesiapan Kepala Sekolah, Guru serta dukungan Komite Sekolah yang dilakukan SD Serayu Yogyakarta dalam mempersiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 di SD Serayu Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan sekolah dilihat dari 3 aspek: 1) Kesiapan Kepala Sekolah, yaitu: (a) memotivasi guru baik fisik maupun mental; (b) melaksanakan diklat; (c) memfasilitasi pendistribusian buku dan pendanaan melalui APBS, BOSDA, dan BOSNAS; (d) melakukan supervisi dari penyiapan perangkat, pelaksanaan proses pembelajaran & penilaian. 2) Kesiapan Guru, yaitu: (a) guru siap merancang pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan scientific melalui kerjasama atau pembagian tugas dengan guru lain untuk menyusun RPP dengan penilaian autentik; (b) melaksanakan proses pembelajaran; (c) menyiapkan sumber belajar. 3) Dukungan Komite Sekolah, yaitu: (a) memberikan masukan dan dukungan tentang implementasi Kurikulum 2013; (b) melakukan mediasi; c) mendukung dan mengontrol pendanaan. Kendala yang dihadapi, yaitu keluhan guru tentang proses


(54)

penilaian dan kurangnya partisipasi Komite Sekolah dalam mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013.

C. Kerangka Pikir

Kurikulum 2013 merupakan hasil pengembangan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum 2004 dan Kurikulum 2006 sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 didasari pemikiran tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, kompetensi masa depan, dan fenomena negatif yang mengemuka. Penyempurnaan Kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013 menuntut adanya kesiapan sekolah dalam mengimplementasikan penerapan Kurikulum 2013 di sekolah. Kesiapan sekolah meliputi kesiapan Kepala Sekolah, Guru serta dukungan Komite Sekolah. Kesiapan sekolah tersebut sangatlah penting untuk dilakukan karena keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013 bergantung pada bagaimana kesiapan sekolah dalam menghadapi Kurikulum 2013.

Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan kerangka penelitian sebagai berikut:


(55)

Gambar. 2: Kerangka Pikir Penelitian Kesiapan Kepala

Sekolah

Kesiapan Guru

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I

Kurikulum 2013

Kesiapan SD Serayu dalam Melaksanakan Kurikulum 2013

Dukungan Komite Sekolah

Keberhasilan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Implementasi Kurikulum 2013


(56)

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana langkah – langkah Kepala SD Serayu untuk menyiapkan pelaksanaan kurikulum 2013 ?

2. Bagaimana Kepala SD Serayu mengatasi kendala-kendala yang dihadapi ketika mempersiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013?

3. Bagaimana langkah yang dilakukan Guru SD Serayu dalam menyiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013?

4. Bagaimana Guru SD Serayu mengatasi kendala-kendala yang dihadapi ketika mempersiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013?

5. Bagaimana langkah Komite Sekolah dalam mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013?

6. Bagaimana Komite Sekolah mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam mempersiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013?


(57)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai dibalik data tampak. Penelitian ini digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sumber instrumen kunci (Sugiyono, 2011: 15).

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif karena berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan secara terperinci tentang kesiapan sekolah meliputi kesiapan kepala sekolah, kesiapan guru, dan dukungan komite dalam melaksanakan Kurikulum 2013 di SD Serayu yang diperoleh dari data di lapangan dari data berbentuk lisan maupun data tertulis.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di SD Serayu Yogyakarta. Adapun alasan pengambilan lokasi penelitian di sekolah ini karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah sasaran dari 15 sekolah sasaran yang ditunjuk dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta untuk menerapkan Kurikulum 2013. Melalui penelitian ini diharapkan dapat


(58)

melihat dan mendeskripsikan kesiapan sekolah dalam melaksanakan Kurikulum 2013 di SD Serayu Yogyakarta.

Persiapan penelitian ini telah dilakukan sejak Desember 2013. Pengumpulan data yang berupa wawancara dilakukan April - Mei pada tahun 2014.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian kualitatif bersifat selektif yakni memilih narasumber atau informan yang mengetahui informasi yang ingin digali. Subjek dalam penelitian ini adalah Pengawas Sekolah, Komite Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru Kelas SD Negeri Serayu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa (Drs. S. Margono, 2009: 158).

Dalam hal ini peneliti bermaksud untuk melihat pelaksanaan Kurikulum 2013 seperti RPP, pembelajaran, dan lain-lain. Untuk


(59)

memudahkan peneliti melakukan observasi maka dibuat pedoman observasi. Pedoman observasi disajikan pada tabel 2 berikut:

Tabel.2 Pedoman Observasi No Aspek

yang dikaji

Indikator yang dicari Teknik Pengumumpulan Data 1. Kesiapan

Guru

a. Pelaksanaan

pembelajaran dengan penerapan

pendekatan saintiific, b. Penyiapan Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). c. Penyiapkan sumber

belajar dan media pembelajaran. (Buku pegangan guru, buku pegangan siswa)

d. Silabus

Observasi

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti terhadap narasumber atau sumber data. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, juga apabila peneliti ingin mengetahui informasi dari narasumber secara mendalam (Sugiyono, 2011: 317). Wawancara dilakukan kepada Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Guru, dan Komite Sekolah untuk memperoleh data yang mendalam mengenai kesiapan sekolah dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Untuk


(60)

memudahkan peneliti melakukan wawancara maka dibuat pedoman wawancara. Pedoman wawancara disajikan pada tabel 3 berikut:

Tabel. 3 Pedoman Wawancara No Aspek yang

dikaji

Indikator yang dicari Teknik

Pengumpulan Data 1. Kesiapan Kepala

Sekolah

1. Menyiapkan pelaksanaan kurikulum 2013.

2. Menyiapkan program pelaksanaan kurikulum 2013.

3. Memfasilitasi pelaksanaan kurikulum 2013.

4. Mensupervisi pelaksanaan kurikulum 2013

Wawancara

2. Kesiapan Guru 1. Merubahan mindset

berkenaan dengan

keterbukaan, keyakinan, dan penerimaan terhadap kurikulum 2013.

2. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran. 4. Melaksanaan pembelajaran

dengan penerapan

pendekatan saintiific

5. Melaksanaan penilaian otentik (authentic assessment)

3. Dukungan Komite Sekolah

1. Mendukung penyusunan program pelaksanaan Kurikulum 2013

2. Mendukung program

pelaksanaan Kurikulum 2013

3. Mendukung pendanaan pelaksanaan Kurikulum 2013


(61)

3. Telaah dokumen

Telaah dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain (Sugiyono, 2011: 29). Peneliti bermaksud untuk menelaah informasi yang berbentuk dokumen tulisan, seperti profil sekolah, keadaan sekolah, dan peraturan di SD Serayu. Untuk memudahkan peneliti melakukan telaah dokumen maka dibuat pedoman telaah dokumen. Pedoman telaah dokumen disajikan pada tabel 4 berikut:

Tabel. 4 Pedoman Telaah Dokumen No Aspek yang

dikaji

Indikator yang dicari Teknik

Pengumpulan Data 1. Profil Sekolah a. Visi dan Misi Sekolah

b. Struktur Organisasi c. Jumlah pegawai sekolah d. Jumlah siswa

Telaah dokumen 2. Sarana dan

prasarana

a. Luas bangunan b. Jumlah ruang c. Bangunan sekolah 3. Penataan dokumen/adm inistrasi sekolah yang mendukung keterlaksanaan kurikulum 2013

a. Buku Pegangan Guru b. Buku Pegangan Siswa c. Silabus

d. RPP


(62)

E. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri (Sugiyono, 2011: 305). Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono, 2011: 306). Peneliti sebagai instrumen utama dibantu dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan telaah dokumen dalam mengumpulkan data.

F. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data kualitatif menurut teori Miles dan Huberman dilakukan secara interaktif melalui proses sebagai berikut:

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, sesuai tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2011: 338).


(63)

2. Penyajian data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Penyajian data dalam penelitian kualitatif biasanya adalah teks naratif. Pemaparan data akan mudah memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami (Sugiyono, 2011: 341-342).

3. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan analisis data yang terakhir adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan diperoleh dari reduksi data dan pemaparan data. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan (Sugiyono, 2011: 345).

G. Keabsahan Data

Untuk melihat keabsahan data dari penelitian ini dapat dilihat melalui triangulasi data, triangulasi data adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang


(64)

sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2011: 330).

Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik berarti, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi (Sugiyono, 2011: 373).


(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SD Serayu Yogyakarta

1. Visi dan Misi SD Serayu Yogyakarta

Sekolah Dasar (SD) Negeri Serayu Yogyakarta merupakan tempat untuk menyelenggarakan layanan pendidikan berwawasan IPTEK, peduli lingkungan dan unggul dalam rangka ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dengan mengedepankan prestasi dan budaya bangsa Indonesia dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui keberhasilan dalam pendidikan keagamaan.

Visi dari SD Serayu Yogyakarta adalah “Terwujudnya Generasi Muda yang Sehat, Cerdas, Kompetitif, Berwawasan IPTEK, dan Peduli Lingkungan” dengan berbagai indikator-indikatornya sebagai berikut: a. Berhasil dalam pendidikan keagamaan.

b. Unggul dalam kebersihan dan kesehatan lingkungan. c. Unggul dalam perolehan nilai UAS dan UN.

d. Unggul dalam kompetisi kreativitas siswa. e. Unggul dalam kompetisi olympiade MIPA. f. Unggul dalam kompetisi keagamaan. g. Unggul dalam kompetisi siswa berprestasi.

h. Unggul dalam kompetisi bidang olahraga dan seni. i. Unggul dalam pembelajaran berbasis IPTEK.


(66)

Sedangkan untuk Misi dari SD Serayu Yogyakarta yaitu: a. Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif.

b. Menciptakan lingkungan sekolah hijau, berwawasan lingkungan. c. Meningkatkan mutu lulusan yang mempunyai daya saing yang tinggi. d. Mengembangkan pembelajaran berbasis TIK.

e. Mengembangkan kepribadian yang agamis. f. Mengembangkan potensi setiap individu. g. Membekali siswa dengan kecakapan hidup.

h. Meningkatkan profesionalisme tenaga guru dan karyawan.

Dalam mewujudkan visi dan misi, SD Serayu Yogyakarta mempunyai arah tujuan yang terbagi sebagai berikut:

a. Meningkatkan mutu akademik dan non akademik di atas kriteria ketuntasan minimal berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.

b. Terwujudnya sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan atau sekolah adiwiyata.

c. Meningkatkan kemampuan penelitian sederhana sesuai dengan pengembangan mata pelajaran.

d. Meningkatkan prestasi siswa dibidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Budaya.

e. Terwujudnya suasana komunikasi yang santun berdasarkan pengalaman agama yang diyakininya.


(67)

g. Terwujudnya sarana dan prasarana yang mampu digunakan untuk mengembangkan pembelajaran.

h. Terwujudnya hubungan harmonis dan dinamis baik dalam sekolah maupun dengan masyarakat.

2. Sejarah SD Serayu Yogyakarta

Pada mulanya cikal bakal SDN Serayu berawal pada tahun 1927, dengan nama SRP (Sekolah Rakyat Perempuan), sebuah sekolah yang didirikan Pemerintah Belanda. Sekolah tersebut pada tanggal 2 Mei 1947 oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan diganti menjadi SD jalan Serayu dan akhirnya menjadi SD Serayu. Dikarenakan respon dan minat dari masyarakat sangat luar biasa, maka pada tanggal 2 Mei 1957 berdiri SD Serayu 1 dan SD serayu 2.

Dalam perkembangannya SD Serayu selalu menjadi favorit sehingga oleh masyarakat diberi predikat sebagai SD Favorit di Propinsi DIY. Dengan adanya otonomi daerah, oleh bapak Walikota Yogyakarta H. Heri Zudianto pada tanggal 26 Mei 2003 meresmikan Penggabungan SD Serayu 1 dan SD Serayu 2 menjadi SD Serayu Yogyakarta. SD Negeri Serayu sendiri berlokasi di tengah Kota Yogyakarta tepatnya di Jalan Juadi No.2 kotabaru, atau berdampingan dengan SMPN 5 Yogyakarta dan Kantor Telekomunikasi. Profil SD Serayu. 2014. http://www.sdnserayuyogya.sch.id/html/profil


(68)

3. Lokasi dan Keadaan SD Serayu Yogyakarta

SD Serayu Yogyakarta merupakan salah satu dari 15 sekolah yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan, sekolah lain diantaranya yaitu SD Pujokusuman 1, SD Ungaran, SD Jetisharjo, SD Glagah, SD Lempuyangwangi, SD Tegalrejo, SD Muh. Sukonandi 2, SD Muh. Sapen, SD Muh. Suronatan, SD Muh. Demangan, SD Kristen Kalam Kudus, SD Kanisius Baciro dan SD IT Luqman Al Hakim sebagai sekolah sasaran yang menerapkan Kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta pada tahun ajaran 2013-2014. SD Serayu Yogyakarta yang beralamat di Jalan Juadi no. 2 Kotabaru Yogyakarta. Tepatnya di kecamatan Gondokusuman. Lokasi SD Serayu Yogyakarta berdampingan dengan SMPN 5 Yogyakarta dan Kantor Telekomunikasi.

Jika dilihat dari depan pintu gerbang, SD Serayu Yogyakartta terlihat luas dan megah karena gedung yang ditempati berlantai 2. Gedung SD Serayu Yogyakarta berbentuk persegi panjang dan memiliki lapangan luas yang biasa digunakan untuk upacara berolahraga dan aktivitas peserta didik di luar ruangan. Di area lapangan ditanami beberapa pohon dan di depan kelas terdapat pot tanaman, sehingga sekolah terkesan sejuk dan tidak panas. Suasana belajarpun menjadi nyaman. Sesuai dengan misinya yaitu menciptakan sekolah hijau, berwawasan lingkungan.

SD Serayu Yogyakarta memiliki 16 kelas, yang terdiri dari kelas I terdapat 2 kelas, kelas II terdapat 2 kelas, kelas III terdapat 3 kelas, kelas IV terdapat 3 kelas, kelas V terdapat 2 kelas dan kelas VI terdapat 3 kelas.


(69)

Sedangkan kelas yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013-2014 yaitu kelas I dan IV.

4. Sumber Daya yang Dimiliki SD Serayu Yogyakarta

SD Serayu Yogyakarta ini merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project dari 15 sekolah di Kota Yogyakarta. Penunjukkan ini diujicobakan kepada SD Serayu yang diharapkan dapat siap dalam melaksanakan Kurikulum 2013 dan menjadi contoh bagi sekolah lain yang belum melaksanakan Kurikulum 2013. SD Serayu memiliki banyak prestasi di bidang akademik dan non akademik dengan didukung berbagai sumber daya yang berkualitas baik dari segi peserta didik, tenaga pendidik, dan juga ditunjang dengan sarana prasarana. Berikut ini merupakan sumber daya yang dimiliki oleh SD Serayu Yogyakarta yaitu:

a. Data Peserta Didik

Peserta didik atau siswa merupakan komponen yang paling utama untuk memajukan kualitas dan mutu sekolah. Memajukan kualitas dan mutu sekolah melalui penerapan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling melengkapi. Harapannya dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi seimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, di samping cara pembelajarannya yang holistik dan


(70)

menyenangkan. Ada pun perkembangan jumlah peserta didik ada pada tabel dibawah ini:

Tabel. 5 Perkembangan Jumlah Peserta Didik dalam 6 Tahun Terakhir

No Jumlah Peserta Didik per-tahun

L P Jumlah

1. Tahun ajaran 2008/2009 124 251 497

2. Tahun ajaran 2009/2010 240 260 500

3. Tahun ajaran 2010/2011 250 250 500

4. Tahun ajaran 2011/2012 250 243 493

5. Tahun ajaran 2012/2013 249 232 481

6. Tahun ajaran 2013/2014 233 223 456

Jumlah Peserta Didik rentang tahun 2008-2013

1346 1459 2927

Sumber: Dokumen Profil SD Serayu Yogyakarta.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah pendaftar/peminat yang ingin masuk ke SD Serayu Yogyakarta dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan tiga tahun terakhir mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan banyak sekolah menjadi unggulan di Wilayah Yogyakarta yang menjadi pilihan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. SD Serayu terus menerus meningkatkan keunggulan sekolah baik unggul dalam akademik ataupun non akademik. Salah satunya kualitas peserta didik SD Serayu Yogyakarta dapat terlihat dari tingkat kelulusan di setiap tahunnya yang disajikan dalam tabel berikut ini:


(71)

Tabel. 6 Kelulusan dalam 5 Tahun Terakhir

Tahun ajaran Jumlah

Peserta Lulus

Tidak Lulus

2008 / 2009 84 84 -

2009 / 2010 104 104 -

2010 / 2011 83 83 -

2011 / 2012 92 92 -

2012 / 2013 99 99 -

2013 / 2014 71 71 -

Sumber: Dokumen Profil SD Serayu Yogyakarta

Selain angka kelulusan tiap tahun, berikut prestasi-prestasi peserta didik di SD Serayu yang telah dicapai dari tahun 2010-2014.

Tabel. 7 Data Prestasi Siwa SD Serayu

No Prestasi Siswa Bidang Akademik

Nama Jenis Kejuaraan Tingkat Tahun

1 Hasna Nadila Juara I Mengarang, Bidang studi Bahasa Indonesia

Tingkat Kota Yogyakarta

2010

2 Sekar Cantika Juara II Cipta Lagu Anak

Tingkat Kota 2010 3 Sekar Cantika Juara I Cipta Lagu

Anak

Tingkat Propinsi DIY

2010 4 Fatin Sakinah 10 Besar Olimpiade

Matematika

Tingkat Propinsi DIY

2010 5 Hasna Nadila Juara I Transliterasi

Bahasa Jawa

Tingkat Propinsi DIY

2010 6 Ida Ayu Ketut

Mikla Tasyaseni, Anak Agung Sagung Alit PP, Ni Luh Dhita Manik Puspaka

Juara III CCA Hindu Tingkat Propinsi DIY

2011

7 Alya Mafaza Juara III Olimpiade Matematika IMARIA JATENG-DIY Tingkat Propinsi DIY 2013


(72)

Tabel. 8 Data Prestasi Siwa SD Serayu

No Prestasi Bidang Non Akademik

Nama Jenis Kejuaraan Tingkat Tahun

1 Cakka Kawekas

Nuraga

12 Finalis Idola Cilik Nasional 2009

2 Queen Choirunisa Juara II Lomba Karate Tingkat Kota

Yogyakarta

2009 3 Kinanthi Truly Indri

Hadyani

Juara I Lomba Menggambar Bulan Buku Kantor Arsip Daerah dan Perpustakaan Kota

Tingkat Kota Yogyakarta

2009

4 Andika Mahendra Juara I Lomba Karate

Pekan Olahraga SD

Tingkat Propinsi DIY

2009

5 Andika Mahendra Juara I Lomba Karate

Gunung Kidul Cup

Tingkat Propinsi DIY

2009

6 Andika Mahendra Juara II Lomba Karate

Gunung Kidul Cup

Tingkat Propinsi DIY

2009

7 Andika Mahendra Juara III Lomba

Karate Kejurda Karate Junior II

Tingkat Propinsi DIY

2009

8 Swastyasta Nur Indrsajaya

Juara I Badminton Tingkat Kota

Yogyakarta

2010 9 Swastyasta Nur

Indrsajaya

Juara III Badminton Tingkat Propinsi DIY

2010 10 Kinanthi Truly Indri

Hadyani

Juara I Lomba Lukis Tingkat Propinsi DIY

2010 11 Fadhlan Adi

Maulana

Juara I Karate Tingkat

Propinsi DIY

2011 12 Nugrahani Anisa

Nursantari, Kinanthi Truly, Nadia Rustiana Devi

Juara I Lukis Medical

Action Week FKU UGM

Tingkat Propinsi DIY

2011

13 Naufal Ghoza, Prawesta, Daniswara Rafi Ramadhan, Rif’at Maulana Inra Nugraha, Milzam, Dzulfiqar Setyowiyoto, Adiyuwono Daffa Ridwansyah, Lirandieo Aziztya Putra Suratna, Jordan Hafiz, Jeffry Caesario R, Edo Bagus Rachmad D, Ramzy Izdihar Widiyanta

Juara I Lomba Futsal SMP BOPKRI

Tingkat Kota Yogyakarta


(73)

Lanjutan Tabel

No Nama Prestasi Bidang Non Akademik

Jenis Kejuaraan Tingkat Tahun

15 Kinanthi Truly Juara I Lukis

Keagamaan, se-UPT Yogyakarta Utara

Tingkat Kota Yogyakarta

2012

16 PRAMUKA SD

SERAYU

Juara I Putra LT 2 TRIKWARAN dari KA MABIRAN Kecamantan Jetis Tingkat Kota Yogyakarta 2012

17 PRAMUKA SD

SERAYU

Juara II Putra LT 2 TRIKWARAN dari KA MABIRAN Kecamantan Jetis Tingkat Kota Yogyakarta 2012

18 Kinanthi Truly Juara I Musabaqoh

Seni Lukis Islami dalam rangka MTQ SD/SMP/SMA

Tingkat Provinsi DIY

2012

19 Zahra Starisa Ayu Nastiti

Juara I Karya terbaik Seni Kriya Anyaman

Tingkat Nasional

2012 20 Tim Basket Putri Juara III Visitasion

Basket Ball dalam rangka PL CUP 2013

Tingkat Kota Yogyakarta

2013

21 Ainayya Nur

Azzahra

Pemain Terbaik dan Top Scor Basket Ball visitasion dalam rangka PL CUP 2013

Tingkat Kota Yogyakarta

2013

22 Zahra Starisa Ayu Nastiti

Juara II Lomba Cerita Bergambar Tingkat Sekolah Dasar FLS2N

Tingkat Provinsi DIY

2013

23 Reyhan Baihaqi

Purnawan

Juara I Tunggal Usia Dini Putra Madya Kejuaraan Bulu Tangkis Djarum Multicabang DIY seri II Gunungkidul

Tingkat Provinsi DIY

2013

24 Nurul Juara II Kejuaraan

Sepatu Roda Kabupaten/Kota

Tingkat Kota Yogyakarta

2013

25 Nurul Juara III Kejuaraan

Sepatu Roda Kabupaten/Kota

Tingkat Provinsi DIY

2013

26 Alya Mafaza Pemenang Konferensi

Anak Msajalah Bobo

Tingkat Lokal 2013

27 Ainayya Nur

Azzahra

Juara I Lompat Katak O2SN

Tingkat Kota Yogyakarta

2013

28 Ainayya Nur

Azzahra

Juara I Lomba Cerita Bergambar O2SN

Tingkat Kota Yogyakarta

2013

29 Ainayya Nur

Azzahra

Juara III Lomba Atletik/Sprint Gawang O2SN

Tingkat Kota Yogyakarta


(74)

Yogyakarta

31 Starissa Azzahra Juara Harapan II

Lomba Poster Dinas Kesehatan Provinsi DIY

Tingkat Provinsi DIY

2013

32 Shafandra Lazuardi Juara III Aliterasi Bahasa Jawa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Tingkat Daerah

2013

33 Ainayya Nur

Azzahra

Juara III Lomba Formula/ Pi O2SN

Tingkat Kota Yogyakarta

2013

34 Inge Juara I Lomba

Catur/Pi O2SN

Tingkat Kota Yogyakarta

2014

35 Anisa Juara I Lomba

Presenter Cilik

Tingkat Nasional

2014 36 Tim bola basket

Putri

Juara I Lomba Basket/Pi

Tingkat Kota Yogyakarta

2014 Sumber: Dokumen Profil SD Serayu Yogyakarta

b. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik dan tenaga kependidikan sangat diperlukan dalam membantu kelancaran siswa di sekolah, baik dari proses kegiatan belajar mengajar ataupun administrasi siswa. Pendidik merupakan aspek yang sangat penting demi terciptanya proses pembelajaran yang dinamis agar siswa dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat untuk bekal di masa depan. Adapun keadaan tenaga pendidik di SD Serayu Yogyakarta adalah sebagai berikut:

Tabel. 9 Tabel Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan

No Nama Jabatan

1 Dra. Noor Asrida Guru Pembina

2 Muji Wismaningsih, S.Pd Guru Kelas

3 M. Prihati Wiyani, BA Guru Kelas

4 Prayitna Guru Kelas

5 Waluyo, S.Pd Guru Kelas

6 Dra. Sri Dwi Windartini Guru Kelas

Sri Wantutik, S.Pd Guru Kelas

8 Sugiyanto, S.Pd Guru Kelas

9 Hj. Istiani, S.Pd Guru Kelas


(75)

Lanjutan Tabel

Sumber: Dokumen Profil SD Serayu Yogyakarta

c. Sarana dan Prasarana

Sumber daya manusia di sekolah sangatlah mempunyai peran penting dan utama dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan, selain sumber daya manusia diperlukan juga kelengkapan sarana dan prasarana sebagai sumber daya penunjang dalam terlaksananya kegiatan belajar mengajar siswa juga untuk pengembangan diri siswa di sekolah. SD Serayu memiliki 16 ruang kelas, namun yang digunakan untuk proses belajar mengajar hanya 13 kelas.

Kelas terbagi menjadi paralel kelas I terdapat 2 kelas, kelas II terdapat 2 kelas, kelas III terdapat 2 kelas, kelas IV

No Nama Jabatan

12 Sri Hartini Guru Kelas

13 Hanik Nur Hazizah, S.Ag Guru Kelas

14 Maryani Guru Kelas

15 Nafsiyah,S.Pd Guru Kelas

16 Drs. Gino Amanto Guru Penjaskes

17 Suparman, S.Pd.I Guru Agama Islam

18 Rustini, S.Pd.I Guru Agama Islam

19 Samsudi, A.Ma.Pd Guru Agama Islam

20 Siti Aminah, S.Ag Guru Agama Islam

21 Yuni Purwanti Guru Agama Kristen

22 Ni Nyoman Guru Agama Hindu

23 Endang Werdiningsih, S.Pd Guru Kelas

24 Rrtno Ariningtyas, S.Pd Guru SBK Musik

25 Evi Giasofa, S.Pd Guru Bahasa Inggris

26 Eddy Jati Supraptowo Guru SBK Lukis

27 Slamet Jumiyono, MG Pembina Pramuka

28 Aiptu Suryanto Pembina Pramuka

29 Wibowo, DW Pembina Pramuka

30 Kupiyosari, S.Pd Kepala Sekolah


(1)

(2)

LAMPIRAN 6 Surat Ijin Penelitian


(3)

(4)

(5)

(6)