Kerangka Teoritis Konsep perpajakan menurut Abu Yusuf - Repository UIN Sumatera Utara Tesis M. Fauzan

b. Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah tentang konsep perpajakan menurut Abu Yusuf yang kemudian gagasan-gagasan beliau yang baik dapat diterapkan pada pemerintahan. c. Sebagai bahan evaluasi atas kinerja pemerintah terhadap sistem perpajakan negara. 3. Bagi Peneliti a. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori yang diperoleh di bangku kuliah. b. Sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti terutama yang berhubungan dengan bidang kajian yang termasuk dalam penelitian ini. c. Penelitian ini merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar magister di jurusan ekonomi Islam Pasca Sarjana IAIN SU Medan.

F. Kerangka Teoritis

Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga, perekonomian negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos pengeluaran. Pajak merupakan sumber utama pnerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit puskesmas, kantor polisi, semua dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Dengan demikian, jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan pembangunan. Disamping fungsi budgetair fungsi penerimaan, pajak juga melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat yang kemampuannya lebih rendah. Oleh karena itu tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya secara baik dan benar merupakan syarat mutlak untuk tercapainya fungsi redistribusi pendapatan. Sehingga pada akhirnya kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada dalam masyarakat dapat dikurangi secara maksimal. Pajak dalam ekonomi Islam, menurut Abdul Qadim Zallum adalah harta yang diwajibkan Allah SWT kepada kaum Muslim untuk membiayai berbagai kebutuhan dan pos-pos pengeluaran yang memang diwajibkan atas mereka, pada kondisi baitul mal tidak ada uang harta. 12 Abu Yusuf memilki sumbangan yang cukup besar terhadap kemajuan ekonomi pada masa Harun ar-Rasyid, karena beliau telah meletakkan dasar-dasar kebijakan fiskal yang berbasis kepada keadilan dan maslahah. 13 Dalam kitab al- Kharaj, Abu Yusuf menjelaskan tentang bagaimana sistem pemerintahan yang baik, agar rakyat bisa hidup makmur dan tidak terzhalimi. Kekuatan utama pemikiran Abu Yusuf adalah dalam masalah public finance keuangan publik. Dalam konsep keuangan publik, penerimaan negara menurut Abu Yusuf dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori utama, yaitu ghanimah, shadaqah, harta fa’i yang didalamnya termasuk jizyah, usyur dan kharaj. Ghanimah adalah harta yang diperoleh pasukan Islam dari musuh setelah melalui peperangan. 14 Penerimaan negara ini sifatnya tidak rutin sehingga digolongkan sebagai pemasukan tidak tetap. Teknis pendistribusiannya sesuai dengan panduan dalam Alquran surat al-Anfal ayat 41.

G. Kajian Terdahulu