b. Bagi guru BK Hasil penelitian ini dapat memberi informasi bagi guru BK tentang sejauh
mana kepercayaan trust siswa terhadap guru BK. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil tinggi atau rendahnya gambaran kepercayaan trust yang
diperoleh. Dengan demikian dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi guru BK dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kepada para siswa.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah : Bab I
Pendahuluan Berisi uraian singkat tentang latar belakang permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori
Berisi teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti, yaitu Kepercayaan trust, bimbingan dan konseling, guru BK, dan gambaran
dinamika variabel kepercayaan trust.
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai identifikasi variabel, defenisi operasional dari masing-masing variabel, sampel penelitian, teknik
pengambilan sampel, metode pengumpulan data, prosedur penelitian serta metode analisa data.
Universitas Sumatera Utara
Bab IV Analisis Data Dan Pembahasan
Terdiri dari analisis data dan pembahasan yang berisi tentang gambaran subjek penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan.
Bab V Kesimpulan Dan Saran
Merupakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II LANDASAN TEORI
II. A. KEPERCAYAAN TRUST
II. A.1. Definisi Kepercayaan Trust
Kepercayaan trust menggambarkan tindak keyakinan seseorang kepada orang lain untuk melakukan sesuatu dalam cara-cara yang wajar dan dapat diprediksi
Luhman, 1979. Tingkat kepercayaan atau rasa saling percaya diyakini berbeda sesuai tugas, situasi dan orangnya. Hal ini sesuai dengan konsep dasar mengenai
kepercayaan dan kecurigaan yang dikembangkan dalam penelitian Kee Knox
1970. Kepercayaan trust adalah suatu keadaan psikologis berupa keinginan untuk
menerima kerentanan berdasarkan pengharapan yang positif terhadap keinginan ataupun tujuan dari perilaku orang lain Rousseau, 2007.
Rotter 1967 mendefinisikan kepercayaan trust adalah keyakinan bahwa kata atau janji seseorang dapat dipercaya dan seseorang akan memenuhi
kewajibannya dalam sebuah hubungan pertukaran. Morgan dan Hunt 1994 mendefinisikan bahwa kepercayaan trust akan terjadi apabila seseorang memiliki
kepercayaan diri dalam sebuah pertukaran dengan mitra yang memiliki integritas dan dapat dipercaya.
Mayer et al. 1995 mendefinisikan kepercayaan trust adalah kemauan seseorang untuk peka terhadap tindakan orang lain berdasarkan pada harapan bahwa
Universitas Sumatera Utara
orang lain akan melakukan tindakan tertentu pada orang yang mempercayainya, tanpa tergantung pada kemampuannya untuk mengawasi dan mengendalikannya.
Kepercayaan trust juga merupakan suatu pilihan yang didasarkan pada persepsi bahwa pilihannya akan membuatnya untung, akan tetapi tidak selalu begitu.
Terkadang pilihan tersebut akan membuatnya rugi. Keuntungan dan kerugian tersebut adalah tergantung pada orang yang dipercaya dan ada kemungkinan bahwa kerugian
yang diperoleh lebih besar dari pada keuntungan, dan sebaliknya ada juga kemungkinan bahwa keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada kerugian
Deutsch dalam Johnson Johson, 2000. Johnson dan Johnson 2000 berpendapat bahwa kepercayaan trust adalah adanya keyakinan bahwa anggota lain akan
memberikan keuntungan dan terbentuk melalui sikap terbuka, menerima, mendukung, berbagi, dan kerja sama di antara anggota kelompok.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa kepercayaan trust adalah keyakinan seseorang terhadap orang lain untuk melakukan sesuatu dan
memenuhi kewajibannya dengan cara-cara yang wajar dan sesuai dengan yang diharapkan.
II. A. 2. Aspek-Aspek Kepercayaan Trust
Johnson dan Johnson 2000 mengemukakan bahwa kepercayaan trust terdiri dari 5 lima aspek, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Keterbukaan Openness
Keterbukaan meliputi kesediaan individu untuk berbagi informasi, ide, pemikiran, perasaan, pendapat, dan reaksi terhadap hal yang sedang dialami.
b. Berbagi Sharing
Berbagi berarti kesediaan individu untuk membagikan kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya kepada orang lain untuk membantu pencapaian
tujuan bersama. c.
Penerimaan Acceptance Penerimaan berarti melakukan komunikasi dengan orang lain dan menghargai
pendapat orang lain tersebut tentang suatu hal yang sedang dibicarakan. d.
Dukungan Support Dukungan meliputi komunikasi yang dilakukan individu dengan orang lain
sehingga orang lain mengenal kelebihannya dan percaya bahwa orang lain tersebut mampu mengatur secara produktif situasi di mana mereka berada.
e. Bekerjasama Cooperative Intentions
Bekerja sama meliputi harapan individu untuk bisa bersikap kooperatif dan bahwa orang lain juga akan bersikap kooperatif untuk mencapai tujuan
bersama.
II. A. 3. Membangun Kepercayaan Trust
Johnson Johnson 2000 menyatakan bahwa menerima dan mendukung kontribusi orang lain tidak berarti kita harus setuju dengan segala sesuatu yang
mereka katakan. Kita bisa mengungkapkan rasa menerima dan mendukung atas
Universitas Sumatera Utara
keterbukaan dan sharing dari anggota lain dan saat yang sama mengungkapkan ide dan pandangan yang berbeda. Kunci untuk membangun dan mempertahankan trust
adalah menjadi trustworthy. Semakin acceptance dan supportive seseorang terhadap orang lain, maka orang lain akan semakin dapat mengemukakan pemikiran-
pemikirannya, ide-ide, teori-teori, kesimpulan-kesimpulan, perasaan dan reaksinya. Jika seseorang dalam merespon keterbukaan orang lain bersifat trustworthy, maka
semakin dalam dan personal pemikiran yang akan dibagikan orang lain. Jika seseorang ingin meningkatkan trust, maka perlu ditingkatkan trustworthiness.
Johnson Johnson 1997 menyatakan bahwa untuk dapat bekerja secara efektif dan mencapai hasil maksimal, setiap individu harus mengembangkan
hubungan kepercayaan trust yang saling menguntungkan. Kepercayaan trust dibangun melalui tahap-tahap trust dan trustworthy. Misalnya jika seseorang A
mengambil resiko untuk membuka diri, dia mungkin akan mendapat konfirmasi atau tidak, tergantung pada apakah rekan kerjanya B merespon dengan penerimaan
ataupun penolakan. Jika rekan kerjanya B mengambil resiko dengan menerima, mendukung atau kooperatif, dia juga akan mendapat konfirmasi ataupun tidak,
tergantung apakah individu tadi A tertutup atau terbuka. Menurut Johnson Johnson 1997, untuk menyelesaikan tugas dan
mencapai tujuan, setiap anggota dalam kelompok diharapkan dapat saling mengemukakan ide-ide, pemikiran, kesimpulan, perasaan dan reaksi sesuai dengan
situasi. Sekali mereka melakukannya, anggota kelompok lain akan merespon dengan penerimaan, dukungan dan sifat yang kooperatif. Jika anggota kelompok menyatakan
Universitas Sumatera Utara
pendapatnya dan tidak menerima penerimaan yang dibutuhkannya, mereka mungkin akan menarik diri dari kelompok tersebut. Jika mereka diterima, mereka akan tetap
mengambil resiko dengan berani terbuka sehingga dapat mengembangkan hubungannya dengan anggota kelompok yang lain.
Interpersonal trust dibangun dengan resiko dan konfirmasi serta dihancurkan dengan resiko dan diskonfirmasi. Tanpa resiko tidak akan ada kepercayaan trust.
Langkah dalam membangun kepercayaan trust menurut Johnson Johnson 1997 adalah sebagai berikut :
1. Individu A mengambil resiko dengan mengemukakan pemikirannya, info,
kesimpulan, perasaan dan reaksi terhadap suatu situasi kepada individu B. 2.
Individu B mengkomunikasikan acceptance, support dan cooperativeness terhadap individu A.
Cara lain mengembangkan kepercayaan trust adalah : 1.
Individu B mengkomunikasikan acceptance, support dan cooperativeness terhadap individu A.
2. Individu A merespon dengan mengemukakan pemikirannya, informasi,
kesimpulan, perasaan dan reaksi terhadap situasi kepada individu B.
II. A. 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Trust
Menurut Mayer 1995 trustee penerima kepercayaanakan dapat dipercaya jika memiliki tiga unsur, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Kemampuan Ability
Ability adalah sekumpulan ketrampilan, kompetensi dan karakteristik yang membuat seseorang atau sekelompok orang memiliki kemampuan untuk
memengaruhi pihak lain dalam sebuah bidang tertentu. Trustor menjadi percaya kepada trustee karena berkaitan dengan kemampuan trustee dalam bidang tertentu.
2. Benevolence
Benevolence adalah tingkatan seberapa jauh trustee dipersepsikan akan berbuat baik kepada trustor tanpa adanya motif keuntungan bagi trustee. Trustee
dipersepsikan tetap akan berbuat baik walau saat trustee tidak mendapatkan reward. 3.
Integritas Integritas secara sederhana bermakna kesesuaian antara ucapan dan perbuatan
seseorang. Hubungan antara integritas dan kepercayaan trust juga melibatkan adanya kesamaan pandangan terhadap prinsip-prinsip tertentu antara trustor dan
trustee. Jika trustee memiliki perbedaan prinsip maka trustor akan menganggap trustee tidak memiliki integritas dalam pencapaian keinginan trustor. Beberapa hal
lain yang memengaruhi tingkat integritas adalah pengakuan dari pihak lain, keyakinan bahwa trustee bersikap adil, dan segala hal yang memengaruhi persepsi
integritas trustor kepada trustee. Mayer 1995 menyebutkan bahwa ada dua unsur yang harus ada pada diri
trustor pemberi Kepercayaan agar trustor mau memberikan kepercayaan trust kepada trustee. Unsur tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara
a Ability adalah kemampuan mengetahui apakah trustee memiliki skill dan
kemampuan yang dapat membuat tujuan atau keingninan trustor tercapai. b
Benevolence adalah kemampuan mempersepsikan bahwa trustee akan menggunakan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki untuk mewujudkan
keinginan atau kepentingan trustor. Individu mengembangkan harapannya mengenai tingkat bagaimana seseorang
dapat kepercayaan trust kepada orang lain, bergantung pada faktor-faktor dibawah ini Lewicki, dalam Deutsch dan Coleman, 2006:
a. Predisposisi Kepribadian Personality Presdiposition
Penelitian menunjukkan bahwa individu berbeda di dalam predisposisi mereka untuk percaya kepada orang lain. Semakin tinggi tingkat individu
dalam predisposisi untuk percaya, semakin besar harapan untuk dipercaya oleh orang lain.
b. Reputasi dan Stereotip Reputation and Stereotype
Meskipun individu tidak memiliki pengalaman langsung dengan orang lain, harapan individu dapat terbentuk melalui apa yang dipelajari dari teman
ataupun dari apa yang telah didengar. Reputasi orang lain biasanya membentuk harapan yang kuat yang membawa individu untuk melihat elemen
untuk trust dan distrust serta membawa pada pendekatan pada hubungan untuk saling percaya.
Universitas Sumatera Utara
c. Pengalaman Aktual Actual Experience
Pada kebanyakan orang, individu membangun faset dari pengalaman untuk berbicara, bekerja, berkoordinasi, dan berkomunikasi. Beberapa dari faset
tersebut sangat kuat di dalam kepercayaan trust, dan sebagian mungkin kuat pada distrust. Sepanjang berjalannya waktu, baik elemen trust maupun
distrust memulai untuk mendominasi pengalaman, untuk menstabilkan dan secara mudah mendefinisikan sebuah hubungan. Ketika polanya sudah stabil,
individu cenderung untuk menggeneralisasikan sebuah hubungan dan menggambarkannya dengan tinggi atau rendahnya trust atau distrust.
d. Orientasi Psikologis Psychological Orientation
Deutsch dalam Deutsch dan Coleman, 2006 menyatakan bahwa individu membangun dan mempertahankan hubungan sosial berdasarkan orientasi
psikologisnya. Orientasi ini dipengaruhi oleh hubungan yang terbentuk dan sebaliknya. Dalam artian, agar orientasinya tetap konsisten, maka individu
akan mencari hubungan yang sesuai dengan jiwa mereka.
II. A. 5. Cara Meningkatkan Kepercayaan Trust
Menurut Robbins 2001, terdapat 8 delapan cara untuk meningkatkan kepercayaan trust, diantaranya:
a. Bersikap terbuka
Bersikap terbuka akan membuat orang lain percaya terhadap kita. Bersikap terbuka yang dimaksud dalam hal ini adalah bersikap terbuka terhadap
Universitas Sumatera Utara
informasi yang dimiliki, memberitahu secara rasional bagaimana suatu keputusan dibuat dan berterus terang dalam menyatakan masalah yang sedang
dihadapi. b.
Bersikap adil Sebelum membuat suatu keputusan, harus mempertimbangkan bagaimana
orang lain akan menilai objektivitas dan keadilan keputusan kita.
c. Menyatakan perasaan dengan terus terang
Menyatakan perasaan yang sebenarnya tanpa memandang jabatan atau posisi kita dalam suatu organisasi akan membuat orang lain lebih menghargai kita,
karena semua orang adalah manusia yang memiliki masalah dan perasaan. d.
Memberitahukan hal yang sebenarnya Bersikap jujur berarti kita bisa dipercaya. Apabila kejujuran merupakan hal
yang penting dalam membangun kepercayaan trust, maka kita harus menjunjung tinggi kejujuran.
e. Menunjukkan konsistensi
Semua orang menginginkan sesuatu yang bisa diprediksi. Ketidakjujuran terjadi karena kita tidak mampu memprediksi sikap orang tersebut.
Pikirkanlah tentang nilai dan kepercayaan yang dimiliki, kemudian biarkan nilai dan kepercayaan tersebut menjadi panduan dalam mengambil tindakan.
Apabila telah diperoleh suatu tujuan yang jelas, maka sikap yang dimiliki juga bisa diprediksi.
Universitas Sumatera Utara
f. Menepati janji
Salah satu dari aspek kepercayaan trust adalah orang tersebut bisa diharapkan, tapi tepatilah setiap komitmen dan janji yang telah diucapkan.
g. Bersikap percaya diri
Setiap orang akan mempercayai orang yang bijaksana dan bisa dipercaya. Apabila kita memberitahukan suatu rahasia kepada orang lain, maka orang
lain juga akan meragukan kita, dan tidak akan memberitahu rahasianya kepada kita karena kita dianggap sebagai orang yang tidak bisa dipercaya.
h. Menunjukkan kompetensi
Salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan trust adalah dengan membuat orang lain menghargai dan mengagumi kita. Sehingga kita harus
mengembangkan kompetensi kita dalam hal komunikasi, negoisasi, dan kemampuan interpersonal lainnya.
Johnson Johnson 2000 mengemukakan bahwa ciri-ciri individu dengan level kepercayaan trust tinggi adalah cenderung lebih terbuka dalam
mengekspresikan pikiran, perasaan, reaksi, pendapat, informasi, dan ide-ide yang dimilikinya. Sedangkan ciri-ciri individu dengan level kepercayaan trust yang
rendah adalah cenderung melakukan penolakan dan tidak jujur dalam melakukan komunikasi dengan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
II. B. Pengertian dan Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling. II. B. 1. Pengertian Bimbingan.
Surya 1988 mengungkapkan bahwa bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari yang pembimbing kepada yang
dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang
optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang atau
sekelompok orang agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan
oleh pribadi mandiri, yaitu: a mengenal diri sendiri dan lingkungannya, b menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis, c mengambil
keputusan, d mengarahkan diri, dan e mewujudkan diri Prayitno, dalam Sukardi Kusmawati, 2008.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan dalam penelitian ini merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar
dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya self understanding, menerima dirinya self acceptance,
mengarahkan dirinya self direction, dan merealisasikan dirinya self realization.
Universitas Sumatera Utara
1. Pengertian Konseling.
Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal-balik antara dua orang individu, dimana guru BK berusaha membantu siswa untuk mencapai pengertian
tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang Natawidjaja, dalam Sukardi Kusmawati, 2008.
Surya 1988 mengungkapkan bahwa konseling itu merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada siswa supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan
diri sendiri, untuk dimamfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang. Dalam pembentukan konsep diri ini berarti bahwa dia
memperoleh konsep yang sewajarnya mengenai: a dirinya sendiri, b orang lain, c pendapat orang lain tentang dirinya, d tujuan-tujuan yang hendak dicapainya, dan
e kepercayaan. Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh guru BK kepada siswa yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh siswa Prayitno, 1997.
Dengan demikian, pengertian konseling adalah upaya bantuan yang diberikan kepada siswa yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi oleh siswa.
2. Sasaran bimbingan dan konseling.
Menurut Sukardi Kusmawati 2008, pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, bertujuan agar siswa secara individual mencapai perkembangan optimal
Universitas Sumatera Utara
melalui kemampuan pengungkapan-pengenalan penerimaan diri dan lingkungan, pengambilan keputusan, pengarahan diri, dan perwujudan diri.
3. Jenis-jenis Bimbingan dan Konseling
Ditinjau dari masalah yang dihadapi para siswa, bimbingan dan konseling di sekolah mencakup 4 bidang berikut: 1 bimbingan pribadi, 2 bimbingan social, 3
bimbingan belajar, 4 bimbingan karir.
4. Fungsi Bimbingan dan Konseling.
Menurut Sukardi Kusmawati 2008, pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling. Fungsi-fungsi tersebut adalah: a Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik. Pemahaman ini meliputi: 1 pemahaman
diri peserta didik, terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan guru pembimbing dan konseling konselor. 2 pemahaman tentang lingkungan
peserta didik termasuk didalamnya lingkungan keluarga dan sekolah, terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan guru pembimbing
konselor 3 pemahaman tentang lingkungan “yang lebih luas” termasuk
didalamnya informasi pendidikan, informasi jabatanpekerjaan, dan informasi sosial dan budayanilai-nilai, terutam oleh peserta didik.
Universitas Sumatera Utara
b Fungsi pencegahan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai
permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya. c Fungsi pengentasan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik. d Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi bimbangan dan
konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangankannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara
mantap dan berkelanjutan.
5. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling.
Penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip bimbingan, juga dituntut untuk memenuhi
sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan asas-asas akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanankegiatan. Menurut Sukardi Kusmawati
2008, asas-asas bimbingan dan konseling yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1
Kerahasiaan. Segala sesuatu yang dibicarakan peserta didik kepada pembimbing tidak boleh disampaikan kepada orang lain. Asas kerahasiaan
Universitas Sumatera Utara
merupakan kunci keberhasilan bimbingan dan konseling karena akan mendasari kepercayaan peserta didik kepada pembimbing.
2 Kesukarelaan. Pelaksanan bimbingan dan konseling berlangsung atas dasar
kesukarelaan dari kedua belah pihak, baik dari peserta didik maupun pembimbing
3 Keterbukaan. Bimbingan dan konseling dapat berhasil dengan baik jika
peserta didik yang bermasalah mau menyampaikan masalah yang dihadapi kepada pembimbing dan pembimbing bersedia membantunya.
4 Kekinian. Masalah yang ditangani oleh bimbingan dan konseling adalah
masalah sekarang walaupun ada kaitannya dengan masalah yang lampau dan yang akan datang. Selain itu juga hendaknya pembimbing sesegera
mungkin menangani masalah peserta didik. 5
Kemandirian. Bimbingan dan konseling membantu agar peserta didik dapat mandiri atau tidak tergantung baik kepada pembimbing dan orang lain.
6 Kegiatan. Bimbingan dan konseling harus dapat membantu membangkitkan
peserta didik agar berusaha melakukan kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
7 Kedinamisan. Bimbingan dan konseling hendaknya dapat membantu
terjadinya perubahan yang lebih baik dan mampu kearah pembaharuan pada diri peserta didik.
Universitas Sumatera Utara
8 Keterpaduan. Bimbingan dan konseling hendaknya dapat memadukan
berbagai aspek kepribadian peserta didik dan proses layanan yang dilakukan.
9 Kenormatifan. Usaha bimbingan dan konseling harus sesuai dengan norma-
norma yang berlaku, baik norma agama, norma adat, norma hukum atau negara, norma ilmu, dan norma kebiasaan sehari-hari.
10 Keahlian. Bimbingan dan konseling adalah layanan profesional sehingga
perlu dilakukan oleh ahli yang khusus dididik untuk melakukan tugas ini. 11
Alih tangan. Bila usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya di luar kewenangannya, maka penanganannya dapat
dialihtangankan pihak lain yang berwenang. 12
Tutwuri handayani. Bimbingan dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberikan rasa aman, mengembangkan keteladanan,
memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju sesuai dengan potensinya.
6. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling.
Menurut Prayitno dalam Sukardi Kusmawati, 2008, jenis-jenis layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling antara lain sebagai berikut:
a Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik klien memahami lingkunganya seperti sekolah
Universitas Sumatera Utara
yang baru dimasukinya. Layanan orientasi ini ditujukan kepada siswa baru dan untuk pihak lain tertutama orang tua atau wali siswa guna memberikan
pemahaman dan penyesuaian diri siswa terutama terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya.
b Layanan informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik klien menerima dan memahami berbagai informasi seperti: informasi pendidikan, informasi karier, yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik klien. Layanan ini bertujuan untuk membekali
individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk dirinya.
c Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat misalnya: penempatan dan penyaluran di dalam kelas,
kelompok belajar dan lainnya yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta kondisi pribadi.
d Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik klien mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar
lainnya. e
Layanan konseling perorangan, layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik klien mendapat layanan langsung tatap muka
Universitas Sumatera Utara
secara perorangan dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dialaminya.
f Layanan bimbingan kelompok, layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari berbagai narasumber tertentu
terutama dari guru pembimbing dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu guna menunjang pemahaman kehidupannya sehari-hari atau
perkembangannya dalam kehidupan sehari-hari. g
Layanan konseling kelompok, layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik klien memperoleh kesempatan untuk
membahas dan mengentaskan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah masalah pribadi yang
dialami masing-masing anggota kelompok.
7. Peranan Guru dalam Bimbingan dan Konseling
Menurut Uno 2007 menyatakan bahwa guru dalam bimbingan dan konseling dituntut untuk mengadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan instruksional
akan tetapi dibarengi dengan pendekatan yang bersifat pribadi personal approach dalam setiap proses bimbingan dan konseling berlangsung. Dengan pendekatan
pribadi semacam ini guru BK akan secara langsung mengenal dan memahami peserta didiknya secara lebih mendalam sehingga dapat membantu dalam keseluruhan proses
belajarnya dan guru BK diharapkan akan dapat merespons segala masalah tingkah
Universitas Sumatera Utara
laku yang terjadi dalam proses pembelajaran. Oleh karna itu guru BK harus dipersiapkan agar:
a Dapat menolong peserta didik siswa memecahkan masalah-masalah yang
timbul antara peserta didik siswa dengan orang tuanya. b
Bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungannya yang manusiawi dan dapat mempersiapkan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang
lain.
8. Kompetensi Guru BK
Sesuai rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal Depdiknas, 2008, kompetensi guru BK tersebut adalah:
a Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani
b Mengusai landasan teoritik bimbingan dan konseling
c Menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan
d Mengembangkan pribadi dan profesionalitas secara berkelanjutan
Kesemua kompetensi di atas dijadikan sebagai standard kompetensi bagi guru BK di Indonesia. Bentuk kompetensi tersebut disusun sedemikian rupa agar profesi
guru BK bimbingan dan konseling dapat terjaga baik mutu, teknis dan hasilnya. Seorang yang akan menjadi seorang guru BK diharuskan sudah memenuhi
syarat dan mencapai tingkat kompetensi sesuai yang ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
C. Kepercayaan Trust Siswa terhadap Guru BK
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya adalah memberi bimbingan kepada individu atau sekelompok individu agar mereka dapat
berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kegiatan bimbingan dan konseling memiliki beberapa asas, salah satunya adalah asas keterbukaan.
Keterbukaan openness merupakan salah satu aspek dari kepercayaan trust dan dalam proses bimbingan dan konseling sangat dituntut terciptanya kepercayaan trust
antara guru BK dan siswa Priyatno, 1999. Moran Hoy 2000 menunjukkan bahwa kepercayaan memfasilitasi
kerjasama dan meningkatkan kohesivitas kelompok, kepemimpinan sekolah yang efektif, dan prestasi siswa. Selain itu kepercayaan dibangun secara dinamis yang
berubah dari waktu ke waktu dan adanya hubungan saling percaya serta berkontribusi pada iklim sekolah yang positif, komunikasi yang produktif, peningkatan belajar
siswa, dan efektivitas sekolah secara keseluruhan. Menurut Mayer 1995, trustee akan dapat dipercaya jika memiliki tiga
unsur, yaitu: kemampuan ability, kebaikan hati benevolence, dan integritas integrity. Ketiga unsur ini juga menentukan tinggi dan rendahnya trust siswa
terhadap Guru BK. Sebagai aturan umum, semakin tinggi trust seseorang untuk terlibat dalam suatu perilaku, maka semakin besar kecenderungannya untuk benar-
benar melakukan perilaku tersebut. Menurut Sukardi 2002, bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya
bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara konselor dan
Universitas Sumatera Utara
klien yang berisi usaha yang laras, unik, human manusiawi yang dilakukan dalam suasana keahlian yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku agar klien
memperoleh konsep diri dan kepercayaan siswa dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut
dapat diketahui bahwa kegiatan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan baik dan lancar serta sesuai dengan tujuan jika tercipta kepercayaan trust antara konselor
dengan klien. Apabila kepercayaan trust tidak terbangun, proses BK Bimbingan dan Konseling akan sia-sia dan akan merugikan pihak klien karena permasalahan
yang dihadapinya tidak akan dapat terselesaikan. Menurut teori yang dikemukakan oleh Johnson Johnson 2000 bahwa
kepercayaan trust seorang individu terhadap orang lain dapat ditunjukkan melalui kesediaan individu tersebut untuk mengungkapkan perasaannya, untuk menerima
keadaan orang lain, untuk berbagi pendapat dan sumber daya lainnya, untuk memberi dukungan, serta untuk bekerja sama dengan orang lain.
Johnson Johnson 2000 lebih lanjut menyatakan bahwa menerima dan mendukung kontribusi orang lain tidak berarti kita harus setuju dengan segala sesuatu
yang mereka katakan. Kita bisa mengungkapkan rasa menerima dan mendukung atas keterbukaan dan sharing dari anggota lain dan saat yang sama mengungkapkan ide
dan pandangan yang berbeda. Kunci untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan trust adalah menjadi trustworthy. Semakin acceptance dan supportive
seseorang terhadap orang lain, maka orang lain akan semakin dapat mengemukakan pemikiran-pemikirannya, ide-ide, teori-teori, kesimpulan-kesimpulan, perasaan dan
Universitas Sumatera Utara
reaksinya. Jika seseorang dalam merespon keterbukaan orang lain bersifat trustworthy, maka semakin dalam dan personal pemikiran yang akan dibagikan orang
lain. Jika seseorang ingin meningkatkan kepercayaan trust, maka perlu ditingkatkan trustworthiness.
Keterampilan utama yang penting dalam mengkomunikasikan acceptance, support, dan cooperativeness melibatkan pengekspresian kehangatan, pengertian
yang akurat, dan keinginan untuk bekerja sama. Ada bukti-bukti yang menyatakan bahwa ekspresi semacam itu dapat meningkatkan kepercayaan trust dalam suatu
hubungan, meskipun individu terlibat dalam konflik yang tidak terselesaikan Johnson Johnson, 2000.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan
data, analisis data, dan pengambilan kesimpulan hasil penelitian Hadi, 2000. Penelitian mengenai gambaran kepercayaan trust siswa SMA Negeri 4
Medan terhadap guru Bimbingan dan Konseling ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Azwar 2000, metode deskriptif merupakan metode
yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.
III. A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel diartikan sebagai sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam gejala yang diamati. Variabel
merupakan sebuah simbol di mana angka-angka atau nilai ditetapkan dan suatu konsep atau pengertian dapat dikatakan sebagai variabel bila menunjukkan adanya
variasi Kerlinger, 2000. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Gambaran kepercayaan trust Siswa SMA Negeri 4 Medan terhadap guru Bimbingan dan
Konseling, maka terdapat 1 satu variabel saja, yaitu kepercayaan trust terhadap guru Bimbingan dan Konseling.
Universitas Sumatera Utara
III. B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Kepercayaan trust terhadap guru BK yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keyakinan siswa dalam diri siswa bahwa guru BK akan menunjukkan perilaku
yang memberikan keuntungan dan terbentuk melalui sikap terbuka, menerima, mendukung, berbagi, dan kerja sama di antara anggota kelompok. Kepercayaan
trust terhadap guru BK ini diukur berdasarkan 5 lima aspek kepercayaan trust yang dikemukakan oleh Johnson dan Johnson 2000, yang terdiri dari:
1.Keterbukaan Bersikap terbuka yang dimaksud dalam hal ini adalah bersikap terbuka
terhadap informasi yang dimiliki, memberitahu secara rasional bagaimana suatu keputusan dibuat dan berterus terang dalam menyatakan masalah yang sedang
dihadapi.. 2.
Berbagi Berbagi berarti kesediaan individu untuk membagikan kemampuan dan
sumber daya yang dimilikinya kepada orang lain untuk membantu pencapaian tujuan bersama.
3. Penerimaan
Penerimaan berarti melakukan komunikasi dengan orang lain dan menghargai pendapat mereka tentang suatu hal yang sedang dibicarakan.
Universitas Sumatera Utara
4. Dukungan
Dukungan meliputi komunikasi yang dilakukan individu dengan orang lain sehingga orang lain tersebut mengenal kelebihannya dan percaya bahwa mereka
mampu mengatur secara produktif situasi di mana mereka berada. 5.
Bekerja sama Bekerja sama meliputi harapan individu untuk bisa bersikap kooperatif dan
bahwa orang lain juga akan bersikap kooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Tingkat kepercayaan trust terhadap guru BK dapat dilihat dari skor yang
diperoleh individu dari skala kepercayaan trust terhadap guru BK. Jika semakin tinggi skor skala kepercayaan trust terhadap guru BK yang diperoleh, maka
semakin tinggi tingkat kepercayaan trust yang dimiliki oleh seorang siswa terhadap guru BK. Demikian sebaliknya, jika semakin rendah skor skala kepercayaan trust
terhadap guru BK yang diperoleh, maka semakin rendah tingkat kepercayaan trust yang dimiliki oleh seorang siswa terhadap guru BK.
III. C. POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL III. C. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang
sama Hadi, 2000. Kelompok yang besar yang berkepentingan dalam penelitian adalah populasi, kelompok kecil individu yang berpartisipasi dalam penelitian adalah
sampel Gravetter, 2006. Agar informasi yang diperoleh dari sampel benar-benar
Universitas Sumatera Utara
mewakili populasi, sampel tersebut harus mewakili karakteristik populasi yang dimilikinya Kuncoro, 2003.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dan XII SMA Negeri 4 Medan yang pernah mengikuti kegiatan bimbingan dan koseling dengan guru BK
yang jumlahnya 112 orang. Semua siswa tersebut direncanakan akan digunakan dalam penelitian ini. Namun pada saat diadakan penelitian disekolah sedang ada
kegiatan MOS masa orientasi siswa, oleh karna itu tidak seluruh siswa hadir, sehingga jumlah siswa yang dapat diikut sertakan dalam penelitian ini berjumlah 91
orang.
III. D. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode self-reports. Menurut Hadi 2000, metode self-report berasumsi bahwa :
1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya. 3.
Interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada subjek adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang relevan, akurat dan memadai. Pentingnya prosedur adalah baik
buruknya penelitian tergantung pada teknik-teknik pengumpulan datanya Hadi, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepercayaan trust terhadap guru BK yang disusun oleh peneliti berdasarkan 5 lima aspek
kepercayaan trust yang dikemukakan oleh Johnson dan Johnson 2000, yang terdiri dari: keterbukaan, berbagi, penerimaan, dukungan, dan bekerja sama.
Berikut dalam tabel 1 akan dirangkum blue print skala kepercayaan trust terhadap guru BK sebelum di uji coba.
Tabel 1. Blue Print Skala Kepercayaan Trust terhadap guru BK Sebelum Diuji
coba
Aspek Aitem
Favourabl Aitem
Unfavourable Total
Bobot
Keterbukaan 9
10 19
23. 2 Berbagi
7 7
14 17. 1
Penerimaan 8
9 17
20. 7 Dukungan
9 9
18 21. 9
Bekerja sama 5
9 14
17. 1
Jumlah 38
44 82
100
Skala kepercayaan trust terhadap guru BK ini menggunakan model skala Likert yang disederhanakan dengan membuat 4 empat pilihan respon, yaitu SS
Sangat Sesuai, S Sesuai, TS Tidak Sesuai, STS Sangat Tidak Sesuai. Aitem dalam skala ini terbagi dalam dua arah, yaitu favourable dan unfavourable. Setiap
pilihan alternatif respon memiliki skor masing-masing tergantung dari jenis aitem,
Universitas Sumatera Utara
apakah favourable dan unfavourable. Untuk aitem favourable, SS diberi skor 4, S diberi skor 3, TS diberi skor 2, dan STS diberi skor 1. Sedangkan skor untuk aitem
yang unfavourable adalah 4 untuk jawaban STS, 3 untuk jawaban TS, 2 untuk jawaban S, dan 1 untuk jawaban SS Azwar, 2000. Selain aitem-aitem tersebut, di
dalam alat ukur ini juga tertera identitas diri yang harus diisi oleh responden. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek maka semakin tinggi kepercayaan
trust yang dimiliki oleh subjek terhadap guru BK. Begitu juga sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek maka semakin rendah kepercayaan trust yang
dimiliki oleh subjek terhadap guru BK.
III. E. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR
Validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian sangat menetukan keakuratan dan keobjektifan hasil penelitian yang dilakukan. Suatu
alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai suatu tes Azwar, 2001.
Peneliti akan melakukan uji coba pada alat ukur berupa skala kepercayaan trust terhadap guru BK pada sejumlah subjek, dengan tujuan memperoleh alat ukur yang
valid dan reliabel.
III. E. 1. Uji Validitas
Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat
Universitas Sumatera Utara
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan pengukuran Azwar,
2004. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi content
validity. Menurut Azwar 2000 Validitas isi menunjukkan sejauh mana aitem-aitem dalam skala telah komprehensif mencakup semua aspek dalam penelitian dan tingkat
relevansinya. Validitas isi dalam penelitian ini diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional kesesuaian dengan blue print yang telah disusun oleh
peneliti dan diperkuat lewat professional judgement yang dilakukan oleh Dosen pembimbing.
Setelah skala kepercayaan trust terhadap guru BK diujicobakan pada sejumlah sampel, peneliti akan melakukan uji daya beda aitem untuk mendapatkan
aitem-aitem yang memenuhi persyaratan. Uji daya beda aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan tidak memiliki atribut yang diukur. Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini adalah memilih aitem-aitem yang fungsi
ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes sebagaimana yang dikehendaki oleh penyusunnya Azwar, 2000.
Peneliti menggunakan korelasi Pearson Product Moment untuk menguji daya beda dari aitem-aitem dalam skala kepercayaan trust terhadap guru BK. Prosedur
pengujian ini menghasilkan koefesien korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem Azwar, 2000. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
SPSS versi 17.00 for Windows akan diperoleh aitem-aitem yang memenuhi persyaratan.
Menurut Azwar 1991 semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal r
ix
≥ 0,300, daya pembedanya dianggap memuaskan. Semakin tinggi harga kritik, maka aitem tersebut semakin baik.
III. E. 2. Uji Reliabilitas
Menurut Azwar 2004 reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.
Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedan skor yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh
faktor eror kesalahan daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Reliabilitas alat ukur dapat dilihat dari koefisien reliabilitas yang merupakan indikator konsistensi
aitem-aitem tes dalam menjalankan fungsi ukurnya bersama-sama Azwar, 2007. Uji reliabilitas skala penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi
internal, di mana tes dikenakan sekali saja pada sekelompok subyek. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien realibilitas r
xx
` yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka satu
menandakan semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki Azwar, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Teknik estimasi reliabilitas yang digunakan adalah teknik koefisien alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS Versi 17.00 for Windows.
III. F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR
Sebelum menjadi alat ukur yang sebenarnya, skala kepercayaan trust terhadap guru BK diuji cobakan terlebih dahulu kepada sejumlah responden yang
sesuai dengan karakteristik sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Tujuan dilakukannya uji coba alat ukur adalah untuk mengetahui apakah kalimat dalam aitem
mudah dan dapat dipahami oleh responden sebagaimana diinginkan oleh peneliti Azwar, 2009.
Pelaksanaan uji coba alat ukur berlangsung pada tanggal 14 juni 2013 dan diujicobakan pada 50 siswa-siswi SMAN 7 Medan. Dari 50 skala yang disebarkan,
terdapat 42 skala yang layak untuk dianalisis. Peneliti memilih SMAN 7 Medan sebagai tempat untuk mengujicobakan skala kepercayaan trust terhadap guru BK
karena sekolah ini juga menerapkan kegiatan bimbingan dan konseling sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler. Dalam skala kepercayaan trust yang disebarkan,
terdapat 82 aitem. Tabel 2 menunjukkan distribusi aitem skala kepercayaan trust sebelum uji coba.
Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Kepercayaan Trust terhadap guru BK
Sebelum Diuji Coba Aspek
No. Aitem Favorabel No.
Aitem Tidak
Favorabel Jumlah
Keterbukaan 1, 11, 21, 31, 41, 51, 6, 16, 26, 36, 46, 56, 65, 66, 19
Universitas Sumatera Utara
61, 71, 72 75, 76
Berbagi 2, 12, 22, 32, 42 52, 62, 7, 17, 27, 37, 47, 57, 67,
14 Penerimaan
3, 13, 23, 33, 43, 53, 63, 73
8, 18, 28, 38, 48, 58, 68, 77, 78
17 Dukungan
4, 14, 24, 34, 44, 54, 55, 64, 74
9, 19, 29, 39, 49, 59, 69, 79, 81
18 Bekerja sama
5, 15, 25, 35, 45, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70,
80, 82 14
Jumlah
38 44
82 Dari hasil uji coba alat ukur penelitian diperoleh reliabilitas alat ukur yang
sebesar 0.946 dengan nilai r
xx
` yang bergerak dari 0.303 sampai 0.707 dan semua aitem telah memiliki indeks daya beda aitem di atas 0.300.
Terdapat 64 buah aitem yang dapat digunakan dalam penelitian dengan reliabilitas alat ukur sebesar 0.946. Distribusi aitem skala kepercayaan trust beserta
aitem-aitem yang gugur dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Kepercayaan Trust terhadap guru BK Setelah
Diuji Coba Aspek
No. Aitem Favorabel No.
Aitem Tidak
Favorabel Jumlah
Keterbukaan 1
, 11, 21, 31, 41, 51, 61
, 71, 72 6, 16, 26, 36, 46, 56, 65, 66,
75, 76 13
Berbagi 2, 12, 22, 32, 42 52, 62, 7, 17, 27, 37, 47, 57, 67,
12 Penerimaan
3, 13, 23, 33, 43, 53, 63, 73
8, 18, 28, 38, 48, 58, 68, 77, 78
16 Dukungan
4 , 14, 24, 34, 44, 54,
55, 64, 74 9, 19, 29, 39, 49, 59, 69, 79,
81 13
Bekerja sama
5 , 15, 25, 35, 45,
10 , 20, 30, 40, 50, 60, 70,
80, 82
10
Jumlah 38
44 64
Keterangan : Nomor yang ditebalkan berarti memiliki daya beda yang rendah dan merupakan aitem yang gugur.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya 64 aitem yang lolos seleksi dikompilasi menjadi alat ukur penelitian yang sesungguhnya dan akan disusun kembali distribusi aitem pada skala
penelitian seperti yang ditunjukkan pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Distribusi Aitem dengan Penomoran Baru yang Digunakan pada Skala Penelitian
Aspek No. Aitem Favorabel
No. Aitem
Tidak Favorabel
Jumlah
Keterbukaan 21, 31, 51, 72
6, 26, 36, 46, 56, 65, 66, 75, 76
13 Berbagi
2, 12, 32, 42 52, 62, 7, 17, 27, 47, 57, 67,
12 Penerimaan
3, 13,33, 43, 53, 63, 73 8, 18, 28, 38, 48, 58, 68, 77,
78 16
Dukungan 24, 44, 54, 55,
9, 19, 29, 39, 49, 59, 69, 79, 81
13 Bekerja sama 15, 25, 45,
20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 10
Jumlah
24 40
64
III. G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Adapun ketiga tahap tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data.
III. G. 1. Tahap Persiapan Penelitian
Dalam rangka pelaksanaan penelitian ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh peneliti, antara lain :
a. Rancangan alat ukur penelitian
Universitas Sumatera Utara
Pada tahap ini peneliti menyusun alat ukur penelitian, yaitu skala kepercayaan trust terhadap guru BK yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek
kepercayaan trust yang dikemukakan oleh Johnson dan Johnson 2000. Skala ini berupa skala Likert dengan pilihan respon yang telah disederhanakan oleh peneliti
menjadi 4 pilihan respon, yaitu SS Sangat Sesuai, S Sesuai, TS Tidak Sesuai, STS Sangat Tidak Sesuai. Penyusunan skala ini didahului dengan membuat blue
print yang kemudian dilanjutkan dengan operasionalisasi dalam bentuk aitem-aitem pernyataan. Skala kepercayaan trust terhadap guru BK dibuat dalam bentuk booklet
ukuran kertas A4 yang terdiri dari 82 pernyataan dan setiap pernyataan memiliki 4 alternatif jawaban. Aitem dalam skala kepercayaan trust terhadap guru BK
didistribusikan sedemikian rupa, seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 2. b. Permohonan izin
Sebelum peneliti melakukan pengambilan data, terlebih dahulu diawali dengan meminta izin kepada kepala sekolah SMA Negeri 4 dan SMA Negeri 7
Medan untuk melaksanakan penelitian dan uji coba penelitian. Permintaan izin ke sekolah ini dilakukan peneliti dengan membawa surat pengantar dari fakultas
psikologi juga surat dari dinas pendidikan dan menjelaskan gambaran kegiatan penelitian yang akan dilakukan.
c. Uji Coba Alat Ukur
Setelah alat ukur selesai disusun, maka selanjutnya peneliti mendiskusikan aitem yang telah dikonstruksi dengan dosen pembimbing untuk melihat validitasnya.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Untuk melihat
Universitas Sumatera Utara
validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan professional judgement yakni oleh dosen pembimbing. Kemudian skala kepercayaan trust terhadap guru BK tersebut
diujicobakan terlebih dahulu kepada sejumlah responden yang sesuai dengan karakteristik sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Pelaksanaan uji coba alat
ukur berlangsung pada tanggal 14 juni 2013 pada siswasiswi SMA Negeri 7 Medan yang mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling dengan guru BK dengan
memberikan skala kepercayaan trust terhadap guru BK kepada 50 siswa. Untuk memudahkan proses pelaksanaan uji coba ini, peneliti dibantu oleh 1 orang
mahasiswa Fakultas Psikologi USU untuk membimbing responden dalam mengisi skala tersebut.
Total skala yang disebarkan berjumlah 50 skala. Namun, terdapat 42 skala yang layak untuk dianalisis.
d. Penyusunan Alat Ukur Penelitian Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur pada subjek, peneliti menguji
korelasi aspek dalam skala kepercayaan trust terhadap guru BK. Aspek dalam skala kepercayaan trust terhadap guru BK merupakan aspek yang mengungkapkan
subdomain yang sama yang disebut atribut tunggal. Pada skala yang dibuat untuk mengukur atribut tunggal interkorelasi antar aspeknya diharapkan tinggi karena
memang aspek tersebut dirancang untuk mengukur hal yang sama. Dalam seleksi aitem-aitemnya, akan dipilih daya beda aitem tertinggi yang ada dengan
membandingkan indeksnya secara keseluruhan Azwar, 2004. Korelasi ini
Universitas Sumatera Utara
menggunakan korelasi Pearson product moment dan untuk mempermudah perhitungannya peneliti menggunakan bantuan program SPSS 17.00 for Windows.
Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi dengan batasan r
ix
≥ 0,300. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,300 daya bedanya
dianggap memuaskan. Namun, bila aitem yang lolos memiliki indeks daya diskriminasi ≥ 0,300 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk
menjadi skala, maka dapat dipilih aitem-aitem yang mempunyai indeks daya diskriminasi tertinggi. Sebaliknya bila jumlah aitem yang lolos tidak mencukupi
jumlah yang diinginkan, maka dapat dipertimbangkan untuk menurunkan kriteria 0,300 menjadi 0,250 Azwar, 2004.
Setelah diketahui aitem-aitem mana saja yang memenuhi indeks daya diskriminasinya, peneliti kemudian mengambil aitem-aitem tersebut dan disusun
kembali dengan penomoran yang baru. Skala inilah yang akan diberikan pada siswasiswi SMA Negeri 4 Medan untuk mengambil data penelitian.
III. G. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah skala penelitian lulus dalam uji validitas dan reliabilitas, maka aitem- aitem dalam skala tersebut disusun kembali. Selanjutnya, aitem-aitem yang sudah
lulus penyaringan dijadikan alat pengumpulan data pada sampel penelitian yang sesungguhnya.
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 2 Juli dan 4 Juli 2013 di SMA Negeri 4 Medan dengan memberikan skala kepada 91 siswa. Untuk memudahkan proses
Universitas Sumatera Utara
pengambilan data ini, peneliti dibantu oleh 1 orang mahasiswa Fakultas Psikologi USU untuk membimbing responden dalam mengisi skala tersebut. Dalam penelitian
ini, semua skala yang disebarkan tersebut kembali dan semuanya layak untuk dianalisis lebih lanjut.
III. G. 3. Tahap Pengolahan Data
Data diolah dengan analisis deskriptif dengan menghitung frekuensi, nilai maksimum, nilai minimum, range, standard
deviasi σ, serta mean µ untuk masing- masing aspek dari kepercayaan trust terhadap guru BK. Kemudian seseorang
dikatakan memiliki kepercayaan trust terhadap guru BK yang tinggi dan rendah dilihat dari mean dan standart deviasi yang dibuat dalam tiga rentang, yaitu kategori
rendah, kategori sedang, dan kategori tinggi. Berikut adalah rumus untuk masing-masing kategori.
x µ - 1,0 σ
kategori rendah µ - 1,0
σ ≤ x µ + 1,0σ kategori sedang µ +1,0
σ ≤ x kategori tinggi
Johnson Johnson 2009 mengemukakan bahwa individu dengan level kepercayaan trust tinggi cenderung lebih terbuka dalam mengekspresikan pikiran,
perasaan, reaksi, pendapat, informasi, dan ide-ide yang dimilikinya. Sedangkan individu dengan level kepercayaan trust yang rendah cenderung melakukan
penolakan dan tidak jujur dalam melakukan komunikasi dengan orang lain. Untuk
Universitas Sumatera Utara
mempermudah penganalisaan data, data diolah dengan menggunakan SPSS 17.00 for Windows.
III. H. METODE ANALISIS DATA
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Azwar 2000 menyatakan bahwa uraian kesimpulan dalam penelitian
deskriptif didasari oleh angka yang diolah secara tidak terlalu mendalam. Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan yang
akan disajikan adalah ukuran tengah meliputi nilai mean dan ukuran variasi meliputi standar deviasi, minimum dan maksimum. Seseorang dikatakan memiliki
kepercayaan trust tinggi atau rendah berdasarkan masing-masing aspek dari kepercayaan trust terhadap guru BK, berdasarkan klasifikasi tinggi dan rendah dari
mean dan standard deviasi yang dibuat dalam tiga rentang, yaitu kategori rendah, kategori sedang, dan kategori tinggi. Data diolah dengan menggunakan SPSS 17.00
for Windows.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN