C. Kepercayaan Trust Siswa terhadap Guru BK
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya adalah memberi bimbingan kepada individu atau sekelompok individu agar mereka dapat
berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kegiatan bimbingan dan konseling memiliki beberapa asas, salah satunya adalah asas keterbukaan.
Keterbukaan openness merupakan salah satu aspek dari kepercayaan trust dan dalam proses bimbingan dan konseling sangat dituntut terciptanya kepercayaan trust
antara guru BK dan siswa Priyatno, 1999. Moran Hoy 2000 menunjukkan bahwa kepercayaan memfasilitasi
kerjasama dan meningkatkan kohesivitas kelompok, kepemimpinan sekolah yang efektif, dan prestasi siswa. Selain itu kepercayaan dibangun secara dinamis yang
berubah dari waktu ke waktu dan adanya hubungan saling percaya serta berkontribusi pada iklim sekolah yang positif, komunikasi yang produktif, peningkatan belajar
siswa, dan efektivitas sekolah secara keseluruhan. Menurut Mayer 1995, trustee akan dapat dipercaya jika memiliki tiga
unsur, yaitu: kemampuan ability, kebaikan hati benevolence, dan integritas integrity. Ketiga unsur ini juga menentukan tinggi dan rendahnya trust siswa
terhadap Guru BK. Sebagai aturan umum, semakin tinggi trust seseorang untuk terlibat dalam suatu perilaku, maka semakin besar kecenderungannya untuk benar-
benar melakukan perilaku tersebut. Menurut Sukardi 2002, bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya
bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara konselor dan
Universitas Sumatera Utara
klien yang berisi usaha yang laras, unik, human manusiawi yang dilakukan dalam suasana keahlian yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku agar klien
memperoleh konsep diri dan kepercayaan siswa dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut
dapat diketahui bahwa kegiatan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan baik dan lancar serta sesuai dengan tujuan jika tercipta kepercayaan trust antara konselor
dengan klien. Apabila kepercayaan trust tidak terbangun, proses BK Bimbingan dan Konseling akan sia-sia dan akan merugikan pihak klien karena permasalahan
yang dihadapinya tidak akan dapat terselesaikan. Menurut teori yang dikemukakan oleh Johnson Johnson 2000 bahwa
kepercayaan trust seorang individu terhadap orang lain dapat ditunjukkan melalui kesediaan individu tersebut untuk mengungkapkan perasaannya, untuk menerima
keadaan orang lain, untuk berbagi pendapat dan sumber daya lainnya, untuk memberi dukungan, serta untuk bekerja sama dengan orang lain.
Johnson Johnson 2000 lebih lanjut menyatakan bahwa menerima dan mendukung kontribusi orang lain tidak berarti kita harus setuju dengan segala sesuatu
yang mereka katakan. Kita bisa mengungkapkan rasa menerima dan mendukung atas keterbukaan dan sharing dari anggota lain dan saat yang sama mengungkapkan ide
dan pandangan yang berbeda. Kunci untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan trust adalah menjadi trustworthy. Semakin acceptance dan supportive
seseorang terhadap orang lain, maka orang lain akan semakin dapat mengemukakan pemikiran-pemikirannya, ide-ide, teori-teori, kesimpulan-kesimpulan, perasaan dan
Universitas Sumatera Utara
reaksinya. Jika seseorang dalam merespon keterbukaan orang lain bersifat trustworthy, maka semakin dalam dan personal pemikiran yang akan dibagikan orang
lain. Jika seseorang ingin meningkatkan kepercayaan trust, maka perlu ditingkatkan trustworthiness.
Keterampilan utama yang penting dalam mengkomunikasikan acceptance, support, dan cooperativeness melibatkan pengekspresian kehangatan, pengertian
yang akurat, dan keinginan untuk bekerja sama. Ada bukti-bukti yang menyatakan bahwa ekspresi semacam itu dapat meningkatkan kepercayaan trust dalam suatu
hubungan, meskipun individu terlibat dalam konflik yang tidak terselesaikan Johnson Johnson, 2000.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN