mortar dalam bentuk seperti angka delapan. Benda uji ini setelah keras kemudian ditarik dengan uji cemen briquettes. Nilai kuat tarik yang diperoleh dihitung dari besar
beben tarik maksimum N dibagi dengan luas penampang m
2
Tjokrodimulyo, 1996.
Kelemahan struktur berbahan dasar betonmortar adalah kuat tarik yang rendah sehingga akan segera retak jika mendapat tegangan tarik. Beberapa penelitian
terdahulu telah mengadakan percobaan-percobaan untuk memperbaiki sifat kurang baik, yaitu kuat tarik yang rendah dengan cara penembahan bahan tambahan, baik
yang sifat kimiawi maupun fisikal pada adukkan McCormac, 2003. Kuat tarik mortar dapat diperoleh dengan rumus, sebagai berikut :
2.2
Sumber : Timoshenko, 2000
Dengan : = Kuat tarik MPa
F = Gaya beban maksimum N
A = Luas bidang tarik m
2
2.8. Sifat Fisis Mortar
2.8.1. Penyerapan Air
Tanti Kartika Sitorus : Pengaruh Penambahan Silika Amorf Dari Sekam Padi Terhadap Sifat Mekanis Dan Sifat Fisis Mortar, 2009
USU Repository © 2008
Daya serap air adalah persentase berat air yang mampu diserap oleh suatu agregat jika direndam dalam air. Pori dalam butir agregat mempunyai ukuran dengan variasi cukup
besar. Pori-pori tersebar di seluruh butiran, beberapa merupakan pori-pori yang tertutup dalam materi, beberapa yang lain terbuka terhadap permukaan butiran.
Beberapa jenis agragat yang sering dipakai mempunyai volume pori tertutup sekitar
0 sampai 20 dari volume butirnya Tjokrodimulyo, 1996.
Dalam adukan beton atau mortar, air dan semen membentuk pasta yang disebut pasta semen. Pasta semen ini selain mengisi pori-pori antara butir-butir
agregat halus, juga bersifat sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan, sehinga butiran-butiran agregat saling terikat dengan kuat dan terbentuklah suatu
massa yang kompak atau padat. Penyebab semakin meningkatnya daya serap air adalah semakin meningkatnya porositas mortar semen akibat kelebihan air yang tidak
bereaksi dengan semen. Air ini akan menguap atau tinggal dalam mortar semen yang akan menyebabkan terjadinya pori-pori pada pasta semen sehingga akan
menghasilkan pasta yang porous, hal ini akan menyebabkan semakin berkurangnya kekedapan air mortar semen.
Persentase penyerapan air dapat diperoleh dengan rumus, sebagai berikut : Penyerapan Air =
x 100 2.3
Sumber : Van Vlack, 1994
Dengan : m
b
= Massa basah dari benda uji gram m
k
= Massa kering dari benda uji gram
2.8.2. Porositas
Tanti Kartika Sitorus : Pengaruh Penambahan Silika Amorf Dari Sekam Padi Terhadap Sifat Mekanis Dan Sifat Fisis Mortar, 2009
USU Repository © 2008
Porositas merupakan persentase volume ruang pori atau ruang sempit dan kecil di antara butiran material. Rapat penumpukan dan porositas juga penting, bagian-bagian
volume yang berpengaruh atas jumlah air atau pasta semen yang bercampur dengan agregat.
Pengujian porositas dilakukan untuk mengetahui besarnya porositas yang terdapat pada benda uji. Semakin banyak porositas yang terdapat pada benda uji maka
semakin rendah kekuatannya Van Vlack, 1994. Porositas dari benda uji dapat diperoleh menggunakan rumus sebagai berikut :
Porositas = X
X 100 2.4
Sumber : Anwar Dharma Sembiring
Dengan : m
b
= Massa basah dari benda uji gram m
k
= Massa kering dari benda uji gram V
b
= Volum benda uji cm
3
= Massa jenis air 1 grcm
3
Tanti Kartika Sitorus : Pengaruh Penambahan Silika Amorf Dari Sekam Padi Terhadap Sifat Mekanis Dan Sifat Fisis Mortar, 2009
USU Repository © 2008
Bab 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. ALAT DAN BAHAN