Apoteker mempunyai tanggung jawab penuh dalam menghadapi kasus self medication
atau mengobati sendiri dan pemakaian obat tanpa resep. Apoteker menentukan apakah self medication dari penderita itu dapat diberi obatnya atau
perlu pergi konsultasi ke dokter atau tidak. Pengobatan dengan non resep jelas akan makin bertambah.
Terhadap pelayanan resep, sebaiknya ada motto: ”Setiap resep yang masuk, keluarnya harus obat.” Artinya, yaitu bila ada pasien membawa resep dokter ke apotek,
diusahakan agar pasien itu jadi membeli obatnya di apotek tersebut. Jangan sampai hanya menanyakan harganya, lalu pergi ke apotek lain. Apabila terpaksa sampai
demikian, haruslah dicatat alasan-alasannya. Apakah dikarenakan si pasien kurang mampu, kurang uangnya, atau karena kita tidak mengertitidak dapat membaca
resepnya, apakah pelayanan kita kurang ramah, kurang luwes, dan sebagainya. Sebagai seorang pengelola, apoteker bertugas mencari tambahan langganan
baru, membina langganan lama, meningkatkan pelayanan dengan pembinaan karyawan, turut membantu mencairkan piutang-piutang lama, mencari sumber
pembelian yang lebih murah dengan jangka waktu kredit yang lebih lama, dan sebagainya.
2.3 Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek
Perubahan tata cara dalam mengurus Surat Izin Apotek ini ditetapkan oleh Kepmenkes RI No. 1332MenkesSKX2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek. Dengan demikian, maka tata cara mengurus izin apotek menjadi lebih sederhana lagi yaitu:
• Yang berwenang memberi izin SIA: Kadinkes Kabupaten Kota
• Yang berhak memperoleh izin : Apoteker Ketentuan pemberian izin apotek adalah sebagai berikut :
1. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota.
2. Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota selambat-lambatnya 6 enam hari kerja setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis
kepada Kepala Balai POM untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan kegiatan.
3. Tim Dinas Kesehatan KabupatenKota atau Kepala Balai POM selambat- lambatnya 6 enam hari setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala
Dinas Kesehatan KabupatenKota melaporkan hasil pemeriksaan setempat. 4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan 3
tidak dilaksanakan, apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota
setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi. 5. Dalam jangka waktu 12 hari kerja setelah diterima laporan hasil
pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat 3 atau pernyataan dimaksud ayat 4 Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota setempat mengeluarkan
surat izin. 6. Dalam hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan KabupatenKota atau
Kepala Balai POM dimaksud ayat 3 masih belum memenuhi syarat, Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota setempat dalam waktu 12 hari
kerja mengeluarkan surat penundaan.
7. Terhadap surat penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 6, Apoteker diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum
dipenuhi selambat-lambatnya dalam waktu 1 satu bulan sejak tanggal surat penundaan.
Untuk mendapatkan izin apotek, Apoteker atau Apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap
dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
Prosedur dan administrasi pemberian izin apotek: Apoteker mengajukan surat permohonan SIA kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kadinkes KabupatenKota setempat, dengan lampiran: • Fotokopi SP
• Fotokopi Kartu Tanda Penduduk KTP • Fotokopi denah bangunan dan keterangan kondisi bangunan
• Surat keterangan status bangunan hak milik atau sewa • Daftar tenaga kesehatan Asisten Apoteker
• Daftar alat perlengkapan apotek alat pengolahanperacikan, alat perlengkapan farmasi lemari, dan buku-buku standard
• Surat pernyataan tidak bekerja di perusahaan farmasi lain atau tidak menjadi APA di apotek lain
• Surat izin atasan untuk pegawai negeri dan ABRI • Akte perjanjian kerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek PSA
• Surat keterangan PSA tidak terlibat pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang obat
Apotek kemudian akan diberikan Surat Izin Apotek SIA yang merupakan izin untuk penyelenggaraan apotek di suatu tempat tertentu.
2.4 Manajemen Apotek